Senin, 12 Juni 2017

SLEEP APNEA



Pengertian Sleep Apnea

Sleep apnea atau apnea tidur adalah terganggunya pernapasan karena dinding tenggorokan yang rileks dan menyempit ketika kita sedang tidur. Saat tidur, otot-otot tenggorokan menjadi rileks dan lemas. Biasanya pelemasan otot tenggorokan ini tidak berpengaruh pada kebanyakan orang, tapi bagi penderita apnea tidur, otot menjadi terlalu lemas hingga menyebabkan penyempitan atau bahkan menutup saluran udara.

Selain sleep apnea, terdapat gangguan pernapasan lainnya, bernama hipopnea. Hipopnea adalah kondisi ketika terdapat lebih dari 50 persen hambatan pada saluran pernapasan. Hipopnea dan sleep apnea bisa terjadi sekitar sepuluh detik atau lebih.

Sleep apnea sendiri terbagi menjadi dua jenis, sleep apnea obstruksi yang muncul akibat otot tenggorokan yang mengalami relaksasi berlebihan dan apnea tidur sentral yang muncul karena otak tidak mengirimkan sinyal kepada otot untuk mengatur pernapasan.

Gejala Akibat Sleep Apnea

Orang yang menderita Sleep apnea tidak akan menyadari bahwa dia mengalami gangguan ketika tidur atau pun gejala yang muncul saat dia terjaga. Kondisi ini biasanya diketahui jika ada pasangan, teman, maupun keluarga yang menyadarinya.

Saat mengalami sleep apnea, otak yang kekurangan oksigen bisa membangunkan Anda dengan tujuan membuka kembali saluran pernapasan dan Anda bisa bernapas kembali. Anda akan terbangun dengan setengah sadar atau sadar sepenuhnya.

Biasanya Anda tidak akan mengingat jika tidur Anda mengalami gangguan. Gangguan ini akan membuat tubuh merasa lelah pada siang harinya. Berikut ini adalah beberapa gejala yang mungkin Anda alami ketika tertidur:

·         Mendengkur dengan keras.

·         Sering mengalami henti napas dan kemudian terengah-engah.

·         Bernapas dengan berat dan berisik.Kesulitan tidur di malam hari atau insomnia.

·         Berkeringat secara berlebihan di malam hari.

·         Sering terbangun di malam hari untuk buang air kecil.

Gejala yang mungkin muncul saat Anda terbangun adalah:

·         Merasa mengantuk di siang hari.

·         Terbangun dengan mulut kering atau tenggorokan terasa sakit.

·         Tidak merasa segar saat terbangun.

·         Sakit kepala, terutama pagi hari setelah bangun tidur.

·         Konsentrasi dan daya ingat menurun.

·         Depresi.

·         Penurunan gairah seksual atau disfungsi ereksi pada pria.

·         Mudah marah atau suasana hati berubah-ubah.

Jika Anda mengalami beberapa gejala di atas, terutama jika gejala tersebut sudah mengganggu rutinitas sehari-hari, maka segera temui dokter. Hal ini untuk mengetahui dengan pasti apa penyebabnya, terutama jika Anda mendengkur dengan keras karena banyak orang menganggap mendengkur merupakan hal yang biasa.

Apa Saja Penyebab Sleep Apnea

Sleep apnea disebabkan oleh adanya reaksi relaksasi dan penyempitan berlebihan pada jaringan lunak dan otot-otot tenggorokan yang berfungsi membantu berbicara, menelan, dan bernapas.

Pada kebanyakan orang, relaksasi jaringan lunak dan otot-otot ini tidak mengganggu pernapasan. Tapi bagi orang yang mengalami apnea tidur, otot dan jaringan lunak mempersempit saluran pernapasan pada tenggorokan secara berlebihan hingga akhirnya tersumbat. Kondisi ini mengganggu pasokan oksigen ke seluruh tubuh, dan memicu otak untuk membangunkan Anda agar tersadar dan bisa kembali bernapas dengan normal.

Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko Anda mengalami Sleep apnea

·         Jenis kelamin.

Sleep apnea lebih cenderung terjadi pada pria.

·         Memiliki leher yang besar.

Ukuran leher yang lebih besar dari 43 cm lebih berisiko mengalami sleep apnea.

·         Obesitas atauberat badan yang berlebihan.

Adanya lemak berlebihan di jaringan lunak leher dan perut bisa mengganggu Anda dalam bernapas.

·         Mengonsumsi obat dengan efek penenang.

Contohnya obat bius dan obat tidur.

·         Berusia 40 tahun atau lebih.

Sleep Apnea lebih umum terjadi pada orang-orang di usia ini, meski bisa juga terjadi pada usia berapa pun.

·         Kelainan pada struktur leher bagian dalam.

Misalnya amandel yang besar, saluran pernapasan kecil, rahang bawah kecil, dan adenoid yang besar.

·         Hidung tersumbat.

Orang mengalami penyumbatan pada hidung lebih berisiko menderita apnea tidur, misalnya karena polip dan kelainan struktur tulang hidung.

·         Riwayat keluarga.

Jika terdapat keluarga Anda yang mengalami apnea tidur, risiko Anda menderita juga akan meningkat.

·         Merokok.

Merokok dapat meningkatkan risiko inflamasi dan penumpukan cairan di saluran pernapasan atas.

·         Mengonsumsi minuman keras.

Kebiasaan ini jika dilakukan sebelum tidur akan memperburuk apnea tidur dan juga dengkuran Anda.

Diagnosis Sleep Apnea

Disarankan sebelum menemui dokter, tanyakan kepada pasangan atau keluarga di rumah untuk mengamati apakah Anda menderita apnea tidur. Jika Anda mengalami gangguan tidak bisa bernapas, mungkin mereka bisa memberi tahu Anda.

Saat bertemu dengan dokter, Anda akan ditanyai mengenai gejala-gejala yang dialami akibat apnea tidur. Selain pemeriksaan fisik, mungkin tes darah akan dilakukan untuk melihat apakah ada kondisi lain yang bisa mengakibatkan gejala yang dialami.

Jika penyebab apnea tidur masih belum jelas, dokter bisa melakukan observasi tidur malam Anda. Dalam observasi ini, pola pernapasan, detak jantung dan kadar oksigen tubuh akan di monitor. Salah satu tes yang dapat dilakukan dikenal dengan nama polisomnografi. Prosedur ini dilakukan dengan mengamati beberapa bagian tubuh ketika Anda sedang tertidur. Berikut ini beberapa tes lain yang menyertai prosedur polisomnografi: 

·         Elektromiografi (EMG) untuk memeriksa dan merekam aktivitas sinyal otot. 

·         Elektroensefalografi (EEG) untuk mengamati gelombang otak.

·         Elektrokardiografi (ECG) untuk mengamati jantung.

·         Catatan gerakan pada dada dan perut.

·         Catatan aliran udara melalui mulut dan hidung.

·         Rekaman suara dan video.

Pengobatan Sleep Apnea

Apnea tidur adalah penyakit jangka panjang yang mungkin memerlukan penanganan seumur hidup. Perubahan gaya hidup dan alat bantu pernapasan ketika tidur adalah beberapa teknik pengobatan yang bisa dilakukan. Berikut ini adalah beberapa cara pengobatan apnea tidur, beserta penjelasannya:

·         Perubahan gaya hidup.

Anda akan disarankan untuk menjalani pola hidup sehat sebagai awal dari pengobatan apnea tidur, beberapa di antaranya adalah:

1.      Menghindari obat-obatan penenang dan obat tidur.

2.      Menurunkan berat badan jika Anda mengalami kelebihan berat badan.

3.      Hindari tidur terlentang, usahakan untuk tidur dengan posisi miring.

Berhenti merokok bagi yang memiliki kebiasaan merokok.Membatasi konsumsi minuman keras, terutama pada waktu sebelum tidur. CPAP (Continuous Positive Airway Pressure) CPAP adalah alat untuk meniupkan udara bertekanan positif ke dalam hidung saja atau ke dalam hidung dan mulut. Udara bertekanan positif ini akan mencegah tenggorokan menutup dan meredakan gejala-gejala yang muncul akibat apnea tidur. Beberapa efek samping dari teknik pengobatan ini meliputi:

1.      Hidung tersumbat.

2.      Hidung berair atau iritasi.

3.      Sakit kepala.

4.      Sakit telinga.

5.      Sakit perut dan perut kembung.

·         MAD (Mandibular Advancemend Device).

Alat ini didesain untuk menahan rahang dan lidah untuk mencegah penyempitan pada saluran pernapasan yang menyebabkan seseorang mendengkur. Alat ini dipakai di atas gigi saat Anda sedang tidur.

·         Prosedur operasi.

Langkah ini hanya dilakukan jika tidak ada cara lain untuk mengatasi apnea tidur yang diderita dan kondisinya yang cukup parah. Berikut ini beberapa prosedur operasi yang dilakukan untuk menangani apnea tidur:

1.      Bedah bariatrik.

Operasi pengecilan ukuran lambung yang dilakukan untuk orang obesitas.

2.      Trakeostomi.

Prosedur memasukkan pipa ke tenggorokan agar Anda mudah bernapas.

3.      Tonsilektomi

Operasi pengangkatan amandel ketika amandel terlalu besar dan menghalangi saluran pernapasan saat sedang tidur.

4.      Adenoidektomi.

Operasi pengangkatan adenoid ketika adenoid terlalu besar dan menghalangi saluran pernapasan saat Anda tidur.

Komplikasi Akibat Sleep Apnea

Berikut ini adalah beberapa komplikasi yang mungkin terjadi karena apnea tidur:

·         Hipertensi atau tekanan darah tinggi.

Kondisi ini tidak menimbulkan gejala khusus, tapi meningkatkan risiko Anda mengalami serangan jantung dan stroke. Upayakan untuk menjalani pola hidup sehat dengan rutin berolahraga dan mengonsumsi makanan sehat.

·         Kecelakaan.

Orang dengan apnea tidur yang cukup parah berisiko mengalami kecelakaan saat beraktivitas di siang hari karena rasa kantuk akibat terganggunya waktu tidur di malam hari. Hal ini terutama dapat terjadi pada orang yang harus mengemudikan kendaraan dan mengoperasikan alat berat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar