Minggu, 18 Juni 2017

TEANIASIS



Pengertian Teaniasis

Taeniasis adalah penyakit parasit yang disebabkan infeksi cacing pita, menjangkiti manusia dan hewan.  Parasit adalah organisme yang menempelkan dirinya pada organisme lainnya untuk bertahan hidup.

Beberapa cacing pita dapat terus tumbuh hingga memiliki panjang 9 meter. Tapi umumnya, seseorang tidak menyadari jika di dalam tubuhnya terdapat cacing pita sampai ia melihat bagian tubuh cacing yang berwarna putih seperti biji beras pada kotorannya.

Beberapa faktor yang menyebabkan seseorang lebih berisiko terkena taeniasis adalah:

·         Kebersihan buruk.

Jarang membersihkan diri dan mandi akan meningkatkan risiko tertular cacing pita melalui mulut.

·         Kontak dengan kotoran hewan.

Risiko ini akan lebih besar bagi seseorang yang bekerja di peternakan di mana pembuangan kotoran manusia dan hewan tidak sebagaimana mestinya.

·         Bepergian ke negara-negara berkembang.

Sanitasi yang buruk meningkatkan risiko untuk terkena infeksi.

·         Mengonsumsi daging mentah atau kurang matang.

Cara memasak yang tidak benar tidak bisa membunuh telur dan larva cacing pita yang ada dalam daging.

·         Hidup di kawasan endemik teaniasis.

·         Orang-orang yang terkena HIV, AIDS, penerima transplantasi organ, diabetes, menjalani kemoterapi sangat rentan terhadap infeksi cacing ini bahkan dapat berkomplikasi karena ada pelemahan sistem kekebalan tubuh.

Jika tidak ditangani dengan benar, penderita taeniasis bisa saja terkena beberapa komplikasi seperti:

·         Penyakit hidatidosa.

Penyakit ini disebabkan oleh larva cacing pita anjing. Dua organ yang paling banyak terkena efeknya adalah paru-paru dan hati, meskipun larva juga bisa mengendap di tulang atau otak.

·         Pencernaan tersumbat.

Jika cacing pita berkembang terlalu besar, maka ia akan menyumbat saluran pencernaan.

·         Gangguan system syaraf pusat dan otak.

Merupakan komplikasi berbahaya dari infeksi invasif cacing pita yang berasal dari babi.

·         Terganggunya fungsi organ.

Ketika larva cacing bermigrasi ke organ tubuh, mereka akan berubah menjadi kista yang membesar, sehingga bisa mengganggu kerja organ tubuh. Migrasinya larva cacing pita ke luar dari sistem pencernaan biasa disebut sistiserkosis.

Gejala Teaniasis

Gejala adalah sesuatu yang dirasakan dan diceritakan oleh penderita. Pada banyak kasus, penderita taeniasis tidak merasakan gejala apa pun. Jenis gejala yang dirasakan akan bergantung pada jenis cacing pita yang masuk ke dalam tubuh.

Namun, kalaupun ada, gejala-gejala yang umumnya dirasakan para penderita taeniasis, yaitu: 

·         Rasa nyeri pada perut bagian atas.

·         Berat badan turun tanpa sebab yang jelas.

·         Mual dan muntah.

·         Nafsu makan menurun.

·         Gangguan pencernaan (diare).

·         Insomnia.

·         Iritasi pada sekitar anus.

·         Sakit kuning.

·         Pada tinja terlihat cacing atau telur cacing.

·         Kelelahan.

·         Pusing.

Jika larva cacing bermigrasi keluar dari usus dan membentuk kista pada jaringan tubuh lain, maka penderita akan merasakan beberapa gejala seperti:

·         Munculnya benjolan.

·         Sakit kepala.

·         Infeksi bakteri.

·         Batuk atau nyeri pada paru-paru akibat abses (nanah).

·         Reaksi alergi terhadap larva.

·         Demam.

·         Gejala neurologis, termasuk kejang-kejang.

Penyebab Teaniasis

Taeniasis akan dimulai ketika seseorang menelan telur atau larva cacing pita. Jika seseorang mengonsumsi makanan atau minuman terkontaminasi kotoran manusia atau hewan yang mengandung cacing pita, maka ia menelan telur cacing pita berukuran kecil. Setelah tertelan, telur akan berkembang menjadi larva di saluran pencernaan.

Manusia juga bisa menelan larva cacing pita yang tersembunyi pada daging hewan yang mentah atau dimasak tidak matang. Cacing pita dewasa bisa memanjang sampai 15 meter dan mampu bertahan hidup hingga 30 tahun dalam tubuh inangnya.

Beberapa jenis cacing pita yang bisa menginfeksi manusia adalah: 

·         Cacing pita daging sapi dan daging babi.

Larva cacing pita jenis ini bisa masuk ke dalam tubuh jika manusia mengonsumsi daging yang tidak matang.

·         Cacing pita ikan.

Infeksi dari cacing pita ikan bisa terjadi apabila seseorang mengonsumsi daging ikan yang tidak dimasak dengan benar.

·         Cacing pita kerdil.

Telur-telur dari cacing pita kerdil bisa berpindah dari satu orang ke orang lainnya jika tingkat kebersihan lingkungan rendah. Serangga seperti lalat dapat membawa telur cacing untuk ditularkan kepada manusia melalui makanan.

·         Cacing pita anjing.

Kadang, manusia bisa terinfeksi cacing pita anjing yang biasa disebut penyakit hidatidosa.

Diagnosis Teaniasis

Diagnosis merupakan langkah dokter untuk mengidentifikasi penyakit atau kondisi berdasarkan gejala dan tanda-tanda yang dialami oleh pasien. Untuk mendiagnosis taeniasis dokter akan melakukan beberapa tindakan seperti:

·         Diagnosis sampel tinja.

Pengambilan sampel tinja penderita untuk meneliti telur dan larva cacing dalam tinja di laboratorium.

·         Tes darah.

Dokter akan meminta sampel darah untuk diteliti jika penderita diduga mengidap infeksi invasif. Dan memeriksa apakah sudah terbentuk antibodi terhadap infeksi yang terjadi.

·         Uji pencitraan.

Dokter bisa menggunakan beberapa tes pencitraan seperti CT-scan, sinar-X, MRI, atau ultrasound untuk mengidentifikasi infeksi invasif.

·         Evaluasi fungsi organ.

Memeriksa apakah organ-organ tubuh berfungsi dengan normal.

Pengobatan dan Pencegahan Teaniasis

Pada beberapa kasus, penderita taeniasis bisa sembuh tanpa pengobatan. Cacing pita akan keluar dari tubuh dengan sendirinya. Untuk menangani taeniasis, biasanya dokter akan meresepkan beberapa obat-obatan seperti praziquantel, albendazole, dan nitazoxanide. Namun, obat-obat ini hanya membasmi cacing pita dewasa saja.

Untuk infeksi invasif akan ditangani berdasarkan lokasi dan efek infeksi. Beberapa langkah penanganan untuk infeksi invasif adalah: 

·         Antelmitik.

Obat jenis ini bisa membunuh parasit cacing dan membuat cacing keluar dari saluran pencernaan bersama dengan kotoran.

·         Pemasangan shunt.

Jika infeksi invasif menyebabkan penimbunan cairan pada otak, dokter akan menyarankan pemasangan tabung permanen untuk mengeringkan cairan.

·         Terapi anti-epilepsi.

Jika taeniasis sampai menyebabkan kejang-kejang, dokter akan menyarankan terapi anti-epilepsi.

·         Pembedahan.

Tindakan pembedahan juga bisa dilakukan dokter untuk mengangkat kista cacing pita yang mengganggu fungsi organ tubuh.

·         Terapi anti-inflamasi.

Terapi ini diperlukan karena kista cacing pita yang akan mati bisa menyebabkan peradangan pada jaringan atau organ.

Ada beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk mencegah teniasis yaitu:

·         Hindari mengonsumsi daging, ikan dan daging babi yang tidak matang sempurna.

·         Cuci dan masaklah semua buah-buahan serta sayuran sebelum dimakan.

·         Bagi yang memiliki peternakan, buanglah kotoran hewan dan manusia  dengan benar, agar tidak mencemari makanan dan minuman.

·         Harap berhati-hati saat mengonsumsi makanan dan minuman ketika berada di kawasan rawan cacing pita (biasanya di negara berkembang).

·         Bawalah hewan peliharaan ke dokter hewan jika terinfeksi cacing pita.

·         Masaklah daging hingga benar-benar matang.

·         Bekukan daging setidaknya 12 jam, dan ikan minimal 24 jam untuk membunuh telur dan larva cacing pita.

·         Cucilah tangan dengan sabun sebelum dan sesudah mengolah makanan, sebelum makan, dan setelah keluar dari toilet.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar