Senin, 16 Oktober 2017

POLIP RAHIM



Pengertian Polip Rahim

Polip rahim adalah pertumbuhan jaringan yang tidak normal pada dinding dalam rahim atau endometrium. Karena pertumbuhan terjadi pada endometrium, polip rahim terkadang disebut juga sebagai polip endometrium.

Polip rahim dapat berbentuk bulat maupun lonjong, dengan ukuran mulai dari beberapa milimeter hingga sentimeter. Seseorang dapat memiliki satu atau beberapa polip rahim. Sebagian besar polip rahim bersifat jinak. Dan sebagian kecilnya dapat berkembang menjadi kanker atau disebut juga polip prakanker.

Gejala Polip Rahim

Gejala polip rahim pada tiap penderita berbeda-beda. Beberapa gejala umum yang mungkin dialami penderita meliputi:

·         Menstruasi yang tidak teratur, misalnya jarak siklus menstruasi yang terlalu dekat. Jarak siklus menstruasi yang normal adalah 21 hingga 35 hari.

·         Menstruasi dengan durasi atau volume perdarahan yang berlebihan (menorrhagia).

·         Perdarahan di luar siklus menstruasi.

·         Perdarahan setelah menopause.

·         Sulit atau tidak bisa hamil (infertilitas).

Tidak semua penderita polip rahim mengalami gejala yang sama. Terkadang ada penderita yang bahkan sama sekali tidak merasakan gejala apa pun. Karena itu, pemeriksaan secara berkala juga sangat penting.

Penyebab dan Faktor Resiko Polip Rahim

Penyebab polip rahim belum diketahui secara pasti. Salah satu faktor yang diduga dapat memicu munculnya penyakit ini adalah perubahan kadar hormone estrogen setiap bulan.

Selain faktor yang diduga menjadi penyebabnya, terdapat beberapa kondisi yang dapat meningkatkan risiko polip rahim pada seorang wanita. Beberapa di antaranya meliputi:

·         Usia. Risiko penyakit polip rahim lebih tinggi terjadi pada wanita dalam masa pre-menopause atau sudah mengalami menopause, yaitu sekitar usia 40-50 tahun.

·         Obesitas.

·         Konsumsi obat kanker payudara, seperti tamoxifen.

·         Hipertensi.

Diagnosis Polip Rahim

Dalam proses diagnosis, dokter akan menanyakan gejala-gejala yang pasien alami, terutama yang menyangkut siklus menstruasi setiap bulan. Jika terdapat kecurigaan adanya polip rahim, dokter biasanya akan menganjurkan pemeriksaan yang lebih mendetail untuk memastikan diagnosis. Jenis pemeriksaan yang dapat dilakukan, antara lain:

·         USG transvaginal.

Untuk melihat keadaan lapisan dinding dalam rahim atau endometrium. Polip akan terlihat sebagai penebalan pada dinding dalam rahim.

·         Histeroskopi.

Pemeriksaan ini dilakukan untuk memeriksa kondisi di dalam rahim dan mendeteksi adanya polip dengan bantuan alat berupa kamera dan lampu kecil yang terpasang pada selang halus. Gambar yang tertangkap oleh kamera kemudian ditampilkan melalui monitor.

·         Kuret atau biopsi dindingrahim.

Dalam pemeriksaan ini, sampel jaringan endometrium akan diambil guna diteliti lebih lanjut di laboratorium.

Pengobatan Polip Rahim

Pengobatan polip rahim baru dilakukan saat muncul gejala yang sangat mengganggu kesehatan, seperti perdarahan yang berlebihan saat menstruasi, atau jika pasien dicurigai menderita polip prakanker.

Salah satu penanganan yang dapat dilakukan adalah pemberian obat untuk menyeimbangkan hormon, termasuk hormon progestin dan gonadotropin. Obat penyeimbang hormon ini dapat meredakan gejala secara sementara, Namun, gejala biasanya akan muncul kembali setelah konsumsi obat dihentikan.

Cara penanganan lainnya adalah dengan mengangkat polip rahim. Tindakan ini perlu dilakukan terutama pada polip rahim yang muncul saat wanita sedang hamil atau berencana hamil, serta pasca menopause. Pengangkatan polip dapat dilakukan dengan tindakan histeroskopi.

Sedangkan untuk menghilangkan polip rahim yang berukuran kecil, dapat dilakukan kuretase. Selanjutnya, jaringan yang terangkat dalam proses kuretase ini akan diperiksa di laboratorium guna mendeteksi keberadaan sel kanker.

Untuk penanganan polip yang mengandung sel kanker, tindakan yang dapat dilakukan adalah histerektomi atau pengangkatan rahim secara keseluruhan. Polip terkadang dapat tumbuh kembali seusai pengaobatan. Oleh karena itu, pasien dianjurkan untuk memeriksakan kondisinya secara berkala.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar