Rabu, 11 Januari 2017

DEGENERASI MAKULA




Pengertian Degenerasi Makula

Degenerasi makula atau age-related macular degeneration (AMD/ARMD) adalah penurunan penglihatan pusat, yaitu kemampuan Anda memandang lurus ke depan. Makula adalah suatu area kecil di tengah lapisan bagian dalam retina mata dengan jumlah sel batang dan kerucut terbanyak. Area ini berperan penting bagi manusia untuk bisa melihat dengan baik di kala terang maupun gelap. Penglihatan sisi (peripheral vision) tidak memiliki jumlah sel yang sama dengan makula sehingga menghasilkan penglihatan yang tidak fokus atau tidak tajam.

Makula membantu manusia lebih mandiri dan waspada terhadap benda atau keadaan di sekitar diri sendiri. Kondisi ini memengaruhi kemampuan membaca, menyetir, menulis, atau mengenali wajah seseorang, namun tidak berpengaruh kepada penglihatan sisi atau sekeliling. Selanjutnya, kondisi ini berkembang secara bertahap tergantung kepada tingkat keparahannya.

Degenerasi makula merupakan penyebab gangguan penglihatan paling umum di negara-negara maju. Di asia sendiri, sekitar 6 dari 100 orang ditemukan menderita degenerasi makula.

Penyebab Degenerasi Makula

Penyebab degenerasi makula belum diketahui dengan pasti namun gejala-gejalanya selalu berkembang seraya usia bertambah.

Ada dua jenis utama degenerasi makula (AMD) dengan penyebab yang berbeda, yaitu degenerasi makula basah dan kering. AMD kering adalah jenis yang paling sering ditemui dan kemungkinan baru terdeteksi ketika penderita melakukan pemeriksaan mata. Namun, meskipun menyebabkan kondisi yang lebih parah, AMD basah lebih bisa di tangani. 

1.      Degenerasi makula kering / AMD kering.

AMD kering diawali dengan munculnya penumpukan zat sisa di bawah  retina yang disebut drusen. Penumpukan drusen yang semakin banyak akan berpengaruh pada penglihatan. Pada tahap lanjut, hal ini dapat menyebabkan degenerasi dan menipisnya sel yang berada di lapisan bagian luar retina (retinal pigment epithelium/RPE). RPE adalah sel yang menutrisi dan menjaga sel batang dan kerucut di lapisan bagian dalam retina.

2.      Degenerasi makula basah / AMD basah.

Selain disebabkan oleh menurunnya kondisi RPE, kondisi ini juga disebabkan oleh tumbuhnya pembuluh darah baru yang rapuh dari pembuluh darah kecil yang terdapat di belakang lapisan makula. Pembuluh darah yang rapuh ini cenderung mudah bocor dan mengeluarkan darah dan cairan yang dapat merusak sel batang dan kerucut, serta menyebabkan jaringan parut di makula. AMD basah dapat mengganggu penglihatan pusat dalam waktu yang lebih cepat dari AMD kering, yaitu dalam kurun waktu minggu hingga bulan. Bahkan jika terjadi perdarahan, penglihatan dapat hilang secara tiba-tiba dalam hitungan jam atau hari saja.

Selain jenis kelamin wanita dan usia diatas 50 tahun, faktor risiko lain yang bisa memicu perkembangan degenerasi makula, antara lain:

·         Etnis Kaukasia (Kulit putih)
·         Perokok berat.
·         Penderita obesitas.
·         Penderita penyakit jantung.
·         Penderita tekanan darah tinggi.
·         Memiliki anggota keluarga penderita AMD.
·         Sinar ultraviolet A dan B yang berasal dari matahari.

Gejala Degenerasi Makula

Degenerasi makula adalah penyakit progresif yang kondisinya akan memburuk seiring waktu meski penderita cenderung tidak merasakan sakit. Gejala AMD akan lebih mudah diketahui jika penyakit ini telah menyerang kedua mata. AMD yang menyerang satu mata tidak mudah dirasakan karena masih terbantu oleh mata lain yang normal.

Gejala awal AMD yang utama adalah memburuknya penglihatan pusat walau telah menggunakan kacamata. Penderita juga merasa kesulitan ketika mengenali tulisan, gambar, wajah dan ekspresi wajah orang lain.
AMD kering membutuhkan waktu 5-10 tahun sebelum menjadi mencapai tingkatan parah, sementara penderita AMD basah dapat kehilangan penglihatannya lebih cepat. Selain gejala awal, gejala yang mungkin dialami oleh penderita AMD kering adalah: 

·         Warna terlihat kurang cerah.
·         Kesulitan beradaptasi dengan cahaya yang redup.
·         Penglihatan yang samar atau tidak jelas.

Sementara penderita AMD basah mungkin akan mengalami gejala tambahan berikut:

·         Adanya titik buta (blind spot) pada bidang penglihatan yang akan bertambah luas seiring bertambahnya sel-sel makula yang berdegenerasi.

·         Halusinasi visual pada penderita AMD yang parah, yaitu ketika penderita melihat gambar yang berbeda mulai dari gambar yang sederhana hingga yang rumit, umumnya gambar anak-anak dan binatang.

·         Distorsi visual garis (Garis lurus akan terlihat bergelombang).

Diagnosis Degenerasi Makula. 

Degenerasi makula umumnya diketahui tanpa sengaja ketika penderita melakukan pemeriksaan mata. Jika penderita mengalami gejala AMD, maka dokter umum akan segera memberi rujukan kepada dokter spesialis mata.

Penglihatan penderita akan diperiksa dengan cara diminta melihat beberapa gambar yang memiliki garis vertikal maupun horizontal. Jika penderita menemukan adanya garis yang hilang atau terdistorsi, maka dokter akan melanjutkan dengan melakukan pemeriksaan pada bagian belakang mata dengan menggunakan mikroskop khusus. Dokter mungkin akan memotret retina mata untuk melihat jika terdapat perubahan yang menyerupai kondisi AMD kering atau basah.

Tes lain yang mungkin digunakan adalah tes tomografi koherensi ocular (ocular coherence tomography) dan fluorescein angiography jika penderita terbukti menderita AMD basah. 

·         Ocular coherence tomography.

Tes ini dilakukan dengan menggunakan sinar cahaya khusus untuk memindai retina dan melihat gangguan pada makula secara lebih mendetail. Tes ini membantu menentukan jenis AMD yang diderita dan memantau perawatan yang sedang berlangsung.

·         Fluorescein angiography.

Tes ini dilakukan dengan cara menyuntikkan tinta berwarna kepada pembuluh darah di tangan untuk mengetahui jika terdapat kebocoran pembuluh darah pada penderita yang didiagnosis AMD basah. Pembuluh darah yang bocor dapat diketahui dari tinta yang muncul di area makula, sekaligus mengetahui tingkat keparahan kebocoran dan AMD pada penderita.

Pengobatan Degenerasi Makula

Pengobatan AMD bertujuan memaksimalkan kualitas penglihatan penderita, meski belum diketahui secara pasti apakah pengobatan ini bisa turut mencegah atau memperlambat perkembangan penyakit, khususnya untuk AMD kering. AMD kering menyebabkan kehilangan penglihatan pada penderitanya secara bertahap selama kurun waktu 5-10 tahun walau tidak berdampak kepada penglihatan sisi.

Berikut adalah beberapa jenis pengobatan yang tersedia untuk AMD kering dan basah.

·         AMD Kering.

AMD kering adalah jenis AMD yang tidak bisa disembuhkan, namun  perkembangannya bisa diperlambat jika penyakit ini berhasil didiagnosis lebih awal. AMD kering bisa diperlambat dengan melakukan langkah-langkah berikut

a.       Suplemen dan vitamin yang mengandung antioksidan, seng, vitamin E, dan vitamin C dapat dikonsumsi sesuai dengan kondisi fisik dan kesehatan penderita. Diskusikan terlebih dahulu dengan dokter Anda mengenai dosis yang aman dan sesuai.

b.      Cara makan yang sehat. Konsumsi makanan yang mengandung banyak zat antioksidan, seperti bayam, brokoli, dan kacang-kacangan dalam jumlah yang cukup. Makanan yang memiliki kandungan zinc juga baik bagi penderita AMD, misalnya daging sapi, daging domba, susu, keju, yoghurt, dan roti gandum. Makanan lainnya yang bisa dikonsumsi adalah minyak zaitun, salmon, tuna, dan walnut.

c.       Sesuaikan pengobatan AMD kering dengan pengobatan lain yang sedang dialami oleh penderita, misalnya penyakit jantung dan tekanan darah tinggi.

d.      Jaga berat badan yang proporsional dengan tinggi tubuh.

e.       Berhenti merokok.

Beberapa terapi AMD kering yang lain, yaitu:

a.       Rehabilitasi penglihatan. Rehabilitasi ini membantu penderita AMD kering bisa beradaptasi dengan perubahan pada penglihatan tengah/pusat mereka yang menurun. Selain dokter mata, rehabilitasi dilakukan dengan bantuan seorang spesialis rehabilitasi penglihatan atau tenaga terlatih lain yang berpengalaman di bidang ini.

b.      Pemasangan lensa teleskopik. Terapi pembedahan ini umumnya dipilih untuk penderita AMD kering yang kedua matanya terinfeksi. Pemasangan lensa teleskopik diharapkan dapat meningkatkan kemampuan melihat, namun hanya pada satu mata saja. Lensa ini dapat memperbesar area pandangan penderita, serta penglihatan jarak jauh dan dekat yang akan berguna ketika mengenali rambu-rambu jalanan.

·         AMD Basah.

Untuk kasus AMD basah, pengobatan yang mungkin dilakukan adalah pemberian suntikan anti VEGF (anti-vascular endothelial growth factor) untuk menghentikan atau menghambat hilangnya penglihatan. Obat ini akan menghalangi pembentukan pembuluh darah baru di area makula.

Anti VEGF disuntikkan langsung ke bola mata dan bisa dilakukan tiap empat minggu selama dua tahun. Obat ini bertujuan menjaga penglihatan tidak menurun pada sebagian kasus. Pada kasus lain, prosedur ini juga dapat dimanfaatkan untuk membantu meningkatkan penglihatan penderita. Meski ada juga pasien yang tidak merespons jenis pengobatan ini, tapi bisa merespons jenis pengobatan lain, yaitu:

a.       Terapi laser. Terapi ini sulit dilakukan karena dapat menyebabkan jaringan parut pada makula dan kehilangan penglihatan.

b.      Terapi fotodinamis. Terapi ini dilakukan dengan cara menyuntikkan obat khusus ke pembuluh darah. Selanjutnya, obat ini akan mengikat pembuluh darah baru yang tumbuh di makula. Setelah itu laser akan ditembakkan pada pembuluh darah tersebut untuk menghambat perkembangan AMD basah.

Terapi lain yang biasa diberikan kepada penderita AMD kering maupun basah yang berada pada tahap akhir adalah intraocular lens system. Terapi ini menggunakan beberapa lapisan lensa mini secara berurutan untuk membelokkan gambar yang dipantulkan pada makula ke bagian lain dari retina yang masih berfungsi. Lensa-lensa ini akan membuat gambar menjadi lebih jelas dan besar di area tersebut dan penderita akan membutuhkan rehabilitasi penglihatan untuk beradaptasi dengan keadaan ini.

Walau sebagian kasus yang menggunakan terapi ini menunjukkan hasil yang baik, namun terapi ini juga memiliki kemungkinan terjadinya komplikasi yang serius, termasuk naiknya tekanan di area mata atau bahkan kerusakan mata. Hal lain yang bisa menjadi kendala adalah biaya perawatan yang tinggi karena lensa harus disesuaikan dengan masing-masing kondisi penderita.

Beberapa tips berikut bisa dilakukan oleh penderita AMD untuk menyesuaikan diri dan lingkungan sekitar dengan perubahan kondisi penglihatan yang dialaminya.

a.       Gunakan kaca pembesar.

b.      Gunakan alat bantu baca elektronik yang memiliki sistem suara.

c.       Ubah tampilan dan setelan pada komputer, misalnya dengan menambahkan sistem suara dan atur layar dengan kontras yang lebih besar atau mengubah ukuran huruf.

d.      Pilih lampu yang lebih terang.

e.       Gunakan perkakas yang khusus dibuat untuk orang yang memiliki gangguan penglihatan, misalnya jam yang mengeluarkan suara.

f.       Gunakan angkutan umum atau meminta bantuan anggota keluarga untuk menyetir atau mengatur transportasi sehari-hari bagi penderita AMD.

g.      Membeli buku dengan tampilan huruf atau angka yang lebih besar.

Pencegahan Degenerasi Makula

Lakukan langkah-langkah berikut untuk mengurangi risiko berkembangnya AMD basah maupun kering.

·         Menghentikan kebiasaan merokok.

·         Lindungi mata dari sinar ultraviolet dengan menggunakan kacamata surya dapat membantu memperlambat perkembangan kondisi ini.

·         Tes mata rutin dapat mendeteksi gejala gangguan mata lebih dini sehingga bisa diobati lebih awal.

·         Memulai kebiasaan makan yang sehat dengan diet makanan yang seimbang dan sesuai dengan kondisi tubuh. Perbanyak makanan yang mengandung antioksidan, ikan, buah, dan sayuran.

·         Dapatkan nutrisi tambahan dengan mengonsumsi suplemen yang mengandung vitamin A, C, E, zinc, dan tembaga. Suplemen dalam jumlah yang cukup dan sesuai dapat membantu mengurangi risiko kehilangan penglihatan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar