Minggu, 15 Januari 2017

EFUSI PLEURA



Pengertian Efusi Pleura

Efusi pleura adalah kondisi yang ditandai oleh penumpukan cairan di antara dua lapisan pleura (membran yang memisahkan paru-paru dengan dinding dada bagian dalam).

Sebenarnya cairan yang diproduksi pleura ini berfungsi sebagai pelumas yang membantu kelancaran pergerakan paru-paru ketika bernapas. Namun ketika cairan tersebut berlebihan dan menumpuk, maka bisa menimbulkan gejala-gejala tertentu, seperti nyeri dada saat menarik dan membuang napas, batuk, demam, dan sesak napas. Gejala efusi pleura biasanya terasa jika kondisi ini sudah memasuki level menengah atau parah. Jika penumpukan cairan masih tergolong ringan, biasanya penderita tidak akan merasakan gejala apa-apa.

Penyebab Efusi Pleura

Efusi pleura sering kali terjadi sebagai komplikasi dari beberapa jenis penyakit lainnya, seperti:

·         Kanker paru-paru.

·         Tuberkulosis (TBC).

·         Pneumonia.

·         Emboli paru.

·         Penyakit lupus.

·         Rheumatoid arthritis.

Efusi pleura juga bisa terjadi akibat rembesan cairan yang keluar dari pembuluh darah. Rembesan ini bisa dipicu oleh rendahnya kadar protein dalam darah (pada kasus penyakit ginjal dan sirosis) serta tekanan balik di dalam pembuluh darah (pada kasus penyakit gagal jantung).

Diagnosis Efusi Pleura

Diagnosis efusi pleura biasanya diawali dengan pemeriksaan fisik sederhana menggunakan stetoskop atau mengetuk-ngetuk dada setelah sebelumnya mengumpulkan keterangan dari pasien perihal gejala yang dirasakan dan riwayat penyakit yang diderita.

Apabila dokter mencurigai pasien terkena efusi pleura, pemeriksaan lanjutan secara lebih detail bisa dilakukan melalui sejumlah prosedur pemindaian, seperti X-ray, USG, dan CT scan pada dada. Jika terdeteksi adanya efusi pleura, tindakan thoracentesis dapat dilakukan untuk memeriksa jenis cairan. Tindakan tersebut adalah mengambil sampel cairan melalui jarum yang ditusukkan ke dalam rongga pleura. 

Pengobatan Efusi Pleura

Karena efusi pleura timbul sebagai komplikasi dari penyakit-penyakit lain, maka pengobatan yang harus dilakukan adalah dengan cara menyembuhkan kondisi yang mendasarinya. Artinya jika penyebabnya sudah berhasil diatasi, maka besar harapan penyakit efusi pleura untuk mereda dengan sendirinya. Contoh yang bisa diambil di sini adalah pengobatan kanker dengan radioterapi dan kemoterapi atau pengobatan pneumonia dengan antibiotik.

Pengobatan kondisi dasar tersebut tidaklah selalu berhasil. Apabila penyakit-penyakit penyebab efusi pleura sudah sangat parah dan sulit disembuhkan, maka dokter terpaksa menggunakan sejumlah prosedur guna mengeluarkan (menguras) cairan yang menumpuk, di antaranya: 

·         Prosedur thoracentesis untuk mengeluarkan cairan pleura dengan volume besar.

·         Pemasangan selang plastik khusus ke dalam rongga pleura melalui bedah torakotomi.

·         Pemasangan kateter secara jangka panjang lewat kulit ke dalam ruang pleura.

·         Penyuntikan zat pemicu iritasi (misalnya doxycycline) ke dalam ruang pleura melalui selang khusus guna mengikat dinding dada dan pleura. Prosedur yang dinamakan pleurodesis ini biasanya diterapkan untuk mencegah efusi pleura yang kerap kambuh.

Selain prosedur-prosedur yang bertujuan menguras dan mencegah cairan pleura terakum
ulasi kembali, prosedur untuk mengangkat jaringan-jaringan yang tidak sehat atau telah mengalami peradangan juga bisa dilakukan apabila dampak kerusakan efusi pleura telah mencapai tahap tersebut.

Pengangkatan jaringan dan pembersihan radang ini bisa dilakukan melalui bedah torakoskopi (bedah kecil) atau torakotomi (bedah besar).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar