Sabtu, 11 Maret 2017

MIGRAIN



Pengertian Migrain

Migrain adalah nyeri kepala sedang hingga parah yang terasa berdenyut yang umumnya hanya mengenai sebelah sisi kepala saja.

Penyakit  ini lebih sering diidap wanita dibandingkan pria. Menurut hasil penelitian WHO, dari total populasi manusia berusia 18-65 tahun yang melaporkan pernah mengalami sakit kepala, sekitar 30 persen merupakan sakit kepala migrain.

Pada sebagian orang, serangan migrain dapat muncul hanya beberapa kali dalam setahun. Akan tetapi, pada penderita lainnya, migrain dapat muncul hingga beberapa kali dalam seminggu. Pada kasus tertentu, nyeri dapat muncul di kedua sisi kepala dan bahkan menyerang leher penderita.

Gejala Migrain

Pengidap migrain merasakan sakit di kepala yang berdenyut-denyut dan memburuk tiap kali mereka bergerak. sakit kepala umumnya terasa pada salah satu sisi kepala. Pada kasus tertentu. rasa sakit juga dapat terjadi pada kedua sisi kepala, wajah, atau leher. Denyutan yang dirasakan dapat begitu hebat sehingga membuat Anda tidak mampu beraktivitas secara normal.

·         Proses terjadinya migrain.

Meski tidak semua pengidap migrain merasakan semuanya, tapi empat tahap berikut ini bersifat umum.

a.       Tahap sebelum sakit kepala atau disebut “prodomal”.

Perubahan tubuh satu atau dua hari sebelum migrain menyerang. Hal ini termasuk: suasana hati, nafsu makan,konstipasi, merasa haus dan sering berkemih.

b.      Aura.

Biasanya merupakan gangguan yang berkaitan dengan penglihatan, seperti kilatan cahaya pandangan yang kabur. Aura merupakan gejala dari sistem saraf. Oleh karena itu, pada sebagian kasus, penderita dapat mengalami gangguan di sistem organ lain seperti gangguan verbal, sensorik dan motorik. Proses ini dapat terjadi sebelum atau selama migrain. Walau demikian, kebanyakan penderita tidak mengalami proses ini.

c.       Sakit Kepala.

Sakit kepala hebat pada salah satu atau kedua bagian kepala, biasanya diiringi sensitivitas terhadap cahaya dan suara, mual dan muntah. Tahap ini dapat berlangsung selama kurang lebih 4-72 jam.

d.      Resolusi atau post-drome.

Saat semua gejala berangsur mereda dan pengidap merasa lelah selama beberapa hari.

·         Gejala-gejala yang menyertai migrain.

Gejala-gejala migrain memakan waktu dari empat jam hingga tiga hari untuk benar-benar menghilang. Ini bisa menyebabkan penderita merasa lelah selama sepekan setelah terserang migrain. Selain sakit kepala, berikut ini adalah gejala-gejala lain yang sering muncul bersamaan atau mendahului sakit kepala migrain:

1.      Anda mungkin akan merasa mual, diikuti dengan muntah.

2.      Kurang konsentrasi.

3.      Sangat kedinginan atau sangat kepanasan hingga berkeringat.

4.      Sakit perut (kadang-kadang menyebabkan diare). 

5.      Sensitif terhadap cahaya dan suara yang menyebabkan pengidap migrain merasa lebih nyaman berada di tempat yang gelap dan tenang.

Tidak semua orang merasakan gejala-gejala di atas saat mereka terserang migrain. Gejala-gejala ini juga tidak selalu terjadi secara bersamaan. Dalam beberapa kasus, pengidap dapat merasakan gejala ini tanpa merasakan sakit kepala migrain.

·         Gejala-gejala aura.

Aura adalah gejala yang dirasakan menjelang terjadinya serangan migrain. Di beberapa literatur, gejala aura juga dapat disebut juga prodrome. Penelitian mendeteksi bahwa aura terjadi terutama karena perubahan zat kimia dalam otak. Sekitar 1 dari 3 penderita migrain mengalami aura sebelum sakit kepala muncul.

Sebelum sakit kepala mulai dirasakan, terjadi gejala aura yang biasanya berdurasi antara 5 menit hingga satu jam. Meski sakit kepala adalah gejala utama migrain yang paling umum terjadi, namun tidak semua penderita akan merasakannya. Sebagian penderita hanya merasakan sakit kepala ringan, sementara sebagian yang lain hanya mengalami gejala aura saja.

Berikut gejala-gejala aura yang mungkin dirasakan:

1.      kebas atau mungkin kesemutan seperti ditusuk jarum biasa bermula pada satu tangan dan naik ke lengan sebelum terasa pada wajah, bibir, dan lidah.

2.      Gangguan penglihatan. Anda seperti melihat kilatan cahaya, pola berliku atau titik-titik gelap.

3.      Kehilangan keseimbangan dan koordinasi anggota tubuh. Penderita akan merasa hilang arah atau limbung.

4.      Kesulitan bicara.

5.      Pada kasus yang jarang terjadi, bisa mengalami pingsan.

Penyebab Migrain

Meski penyebab dasar migrain belum diketahui dengan pasti, ada beberapa faktor risiko yang dikira dapat memicu terjadinya serangan migrain. Kemunculan migrain diduga karena adanya aktivitas yang tidak normal di dalam otak yang berdampak pada pembuluh darah, sinyal saraf, dan zat kimia dalam otak. Serotonin merupakan zat kimia dalam otak yang mengelola rasa sakit dalam sistem saraf. Ketidakseimbangan serotonin juga diduga memicu terjadinya migrain. Faktor genetis dan lingkungan juga bisa membuat Anda lebih berisiko mengalami migrain.

·         Perubahan hormone pada wanita.

Fluktuasi kadar hormon pada penderita wanita berkaitan erat dengan migrain. Sebagian wanita terserang migrain di masa menstruasi.  Kondisi ini dikenal dengan migrain menstruasi. Kadar hormone estrogen  yang menurun tepat sebelum penderita wanita menjalani masa menstruasi diduga menjadi penyebab migrain.

Wanita dapat mengalami migrain menstruasi sejak dua hari sebelum hari pertama menstruasi hingga tiga hari setelah hari pertama menstruasi atau pada periode lain yang masih berdekatan dengan masa-masa menstruasi.

Menopause juga bisa menjadi pemicu migrain, meski ada sebagian wanita pengidap migrain merasa penyakit ini justru membaik setelah mereka memasuki masa menopause.

·         Pemicu pola Makanan dan bahan makanan.

Berikut hal-hal yang berhubungan dengan pola makan yang dapat memicu migrain, yaitu minuman keras, zat tiramin pada makanan, produk mengandung kafein (teh dan kopi), jadwal makan yang tidak teratur, dan kondisi dehidrasi. Makanan-makanan tertentu, seperti cokelat, buah jeruk, dan keju juga dapat memicu migrain.

1.      Pemicu dari lingkungan sekitar.

Beberapa faktor lingkungan juga dapat menjadi pemicu seseorang terserang penyakit ini, yaitu:

·         Merokok (atau ruangan yang penuh asap rokok).

·         Bau yang tajam.

·         Cahaya yang terlalu terang.

·         Udara pengap.

·         Layar yang berkedip, seperti TV atau layar computer.

·         Bunyi-bunyi bising.

·         Perubahan iklim, seperti perubahan kelembapan atau suhu sangat dingin.

2.      Pemicu diri sendiri.

Migrain dapat dipicu hal-hal emosional, seperti kecemasan, stres, ketegangan, terguncang,depresi, dan emosi yang meluap-luap.

3.      Pemicu fisik dan kebiasaan.

Kondisi fisik akibat beberapa pola hidup juga dapat menyebabkan migrain, seperti buruknya durasi dan kualitas tidur, ketegangan pada leher dan bahu, jet laq, kelelahan. Waktu kerja yang berubah-ubah, postur tubuh, melakukan latihan berat yang tidak biasa dilakukan dan gula darah rendah juga bisa memicu migrain.

4.      Pengaruh obat-obatan.

Beberapa obat tertentu juga dapat memicu migrain, seperti beberapa jenis tablet tidur, pil kontrasepsi, terapi penggantian hormon yang kadang-kadang digunakan untuk mencegah menopause.

Pemicu migrain berbeda pada tiap individual sehingga membuat buku harian migrain dapat membantu pengidap mendeteksi faktor risiko apa yang menjadi pemicu migrain.

Diagnosis Migrain

Migrain dapat didiagnosis dengan mengidentifikasi pola sakit kepala yang sesuai dengan gejala pada migrain. 

Tidak ada tes khusus untuk mendiagnosis migrain. Diagnosis akurat penyakit ini sendiri membutuhkan waktu dikarenakan migrain dapat terjadi tanpa diiringi gejala-gejala yang mudah dikenali, serta tidak dapat ditebak. 

Untuk memudahkan diagnosis, Anda dapat mencatat serangan migrain yang Anda alami. Dalam catatan tersebut, Anda dapat menuliskan:

·         Tanggal dan waktu terjadinya migrain.

·         Apa yang sedang dikerjakan ketika serangan migrain terjadi.

·         Berapa lama serangan migrain terjadi.

·         Gejala-gejala apa saja yang dirasakan.

·         Jika ada, obat apa yang dikonsumsi.

·         Makanan apa saja yang dikonsumsi ketika atau sebelum terjadi serangan.

·         Apakah migrain terjadi pada saat atau dekat dengan waktu menstruasi  (bagi pengidap wanita).

Saat pertama kali menemui dokter untuk mengidentifikasi kemungkinan migrain, dokter akan melakukan pemeriksaan untuk mengeliminasi penyakit lain. Identifikasi dilakukan dengan cara memeriksa koordinasi antaranggota tubuh, refleks, kondisi penglihatan, dan indera peraba.  Dokter akan mengonfirmasi apakah sakit kepala yang Anda rasakan:

·         Dirasakan pada satu sisi kepala.

·         Membuat Anda tidak bisa beraktivitas karena terasa sangat parah.

·         Nyeri kepala berdenyut.


·         Terasa makin buruk ketika bergerak.

·         Diiringi dengan kepekaan terhadap cahaya dan bunyi.

·         Bersamaan dengan rasa mual dan muntah.

Memiliki catatan mengenai penggunaan obat-obatan pereda rasa sakit juga perlu dilakukan. Jenis dan frekuensi obat-obatan pereda rasa sakit yang terlalu banyak dan sering dikonsumsi berpengaruh terhadap kesembuhan migrain. Kondisi ini dapat mempersulit terapi migrain akibat penggunaan analgesik sakit kepala secara berlebihan. Obat pereda rasa sakit sebaiknya diminum tidak lebih dari 10 hari selama satu bulan untuk jangka waktu yang panjang.

Dokter mungkin akan merujuk Anda ke dokter spesialis saraf dan otak jika: 

·         Diagnosis masih belum bisa dipastikan.

·         Anda mengidap migrain kronis (terjadi sebanyak 15 hari atau lebih per bulan).

·         Jika obat-obatan yang dikonsumsi tetap tidak bisa meredakan gejala.

Pengobatan Migrain

Migrain sebenarnya tidak dapat disembuhkan, namun meski penyakit ini tidak dapat disembuhkan, frekuensi dan rasa sakit yang dirasakan dapat diringankan. Terdapat cara-cara yang berbeda bagi tiap orang dalam menangani migrain. Beberapa merasa lebih baik dengan mengonsumsi obat tertentu, sementara yang lain memilih berbaring di dalam kamar gelap.

Anda barangkali perlu mencoba beberapa cara berbeda sebelum menemukan langkah paling tepat dalam menangani penyakit ini. Strategi penanganan tergantung pada frekuensi,  tingkat keparahan migrain, dan kondisi kesehatan Anda secara umum, termasuk situasi khusus seperti pada wanita hamil dan menyusui.

Banyak orang merasa nyaman mengonsumsi kombinasi obat-obatan pereda rasa sakit dan antimual yang dijual bebas di pasaran, namun sebaiknya Anda mengonsultasikannya kepada dokter. Disarankan untuk mengonsumsi obat-obatan antimual dan pereda sakit secara terpisah agar Anda dapat membatasi dosis dari masing-masing obat.

·         Obat pereda rasa sakit.

Rasa sakit pada migrain stadium menengah dapat diringankan dengan obat yang dijual bebas, seperti aspirin, paracetamol, atau obat-obatan antiinflamasi (NSAIDs), seperti ibuprofen. Acetaminofen juga dapat meringankan gejala pada beberapa orang. Selain itu, ada juga obat yang merupakan kombinasi dari acetaminophen, aspirin, dan kafein yang efektif dalam mengobati migrain.

Obat-obatan tersebut sebaiknya dikonsumsi saat gejala migrain pertama kali terasa agar memberi waktu yang cukup untuk obat terserap ke dalam pembuluh darah sehingga meredakan sakit. Jenis yang paling mudah diserap tubuh adalah yang berjenis tablet yang dilarutkan dalam air. Tablet larut tersebut juga tepat dikonsumsi pengidap yang merasa mual dan tidak bisa menelan pil. Pada kasus ini, penderita juga dapat menggunakan kapsul suppositoria yang dimasukkan ke anus.

Sebelum mengonsumsi obat-obatan tersebut, sebaiknya perhatikan beberapa hal berikut ini:

a.       Aspirin dan ibuprofen tidak direkomendasikan untuk orang dewasa yang pernah memiliki gangguan perut, seperti sakit maag, gangguan ginjal, atau penyakit organ hati. Jika dikonsumsi dalam jangka panjang, obat ini justru dapat memperburuk kondisi maag dan mengakibatkan pendarahan pada saluran pencernaan.

b.      Aspirin dan ibuprofen juga tidak direkomendasikan bagi penderita yang berusia di bawah 16 tahun.

c.       Pastikan Anda membaca petunjuk penggunaan tiap kali sebelum mengonsumsi obat-obatan yang dijual bebas.

d.      Waspadai efek sampingsakit kepala  akibat mengonsumsi obat pereda sakit. Terlalu sering mengonsumsi obat-obatan ini justru dapat membuat kondisi migrain memburuk.

e.       Jika obat-obatan yang dijual bebas dirasa tetap tidak efektif, atau jika Anda terus-menerus membutuhkan obat pereda rasa sakit, disarankan untuk berkonsultasi kepada dokter.

Dokter akan menyarankan penghentian konsumsi obat jika dia memperkirakan bahwa penggunaannya justru membuat sakit kepala Anda memburuk. Jika tidak, dokter mungkin akan memberikan resep pereda rasa sakit dalam dosis lebih tinggi atau yang dikombinasikan dengan triptan dan obat antimual. Obat pereda rasa sakit dan obat antimual dapat dikonsumsi sekaligus atau secara terpisah, tergantung kepada kondisi dan kenyamanan pasien. Selengkapnya akan dijelaskan di bawah ini.

a.       Triptan.

Triptan adalah kelompok obat-obatan yang dapat meredam perubahan zat kimia dalam otak yang menjadi penyebab migrain. Triptan berfungsi memicu penyempitan pembuluh darah dan menghalangi penyaluran rasa sakit pada saraf otak. Fungsi triptan berbeda dengan pereda rasa sakit. Obat ini biasa direkomendasikan  jika obat-obatan pereda rasa sakit tidak efektif.

Triptan tidak direkomendasikan untuk orang-orang yang berisiko mengidapstroke dan serangan jantung. Obat jenis ini juga dapat mengakibatkan beberapa efek samping sebagai berikut:

a)      Rasa panas, ketegangan, kesemutan, wajah memerah, anggota tubuh terutama wajah dan dada terasa berat.

b)      Mual, mulut kering dan rasa kantuk.

c)      Pusing, lemah otot.

b.      Obat-obat anti mual.

Obat anti-mual diberikan karena migrain sering diiringi mual dan terkadang muntah. Obat ini umumnya diresepkan bersamaan dengan triptan atau pereda rasa sakit.  Tapi meski Anda tidak merasa mual, pada beberapa orang, obat ini dideteksi dapat mengobati migrain.

Efek samping yang bisa ditimbulkan dari obat-obatan ini adalah  diare dan rasa mengantuk.

c.       Transcranialmagnetic stimulation (TMS).

Konsultasikan kepada dokter jika pengobatan mandiri dirasa tidak efektif. Pengobatan dan pencegahan migrain di beberapa rumah sakit dapat dilakukan dengan transcranial magnetic stimulation (TMS).

TMS adalah sebuah perangkat listrik kecil yang diletakkan pada kepala untuk mengantarkan aliran magnetik melalui kulit. penelitian menyatakan bahwa TMS berfungsi dengan baik dalam menangani migrain terutama ketika digunakan di awal serangan. Namun belum jelas bagaimana cara kerja TMS dalam meredakan gejala penyakit tersebut. Selain itu, bukti efektivitasnya tidak terlalu kuat.

Efek samping penggunaan alat ini dalam jangka panjang terbilang kecil, di antaranya: rasa kantuk dan kelelahan, kepala sedikit pening, otot bergetar sehingga sulit untuk berdiri, dan mudah marah.

·         Pengobatan migrain untuk wanita hamil dan menyusui.

Mengidentifikasi dan menghindari faktor pemicu migrain adalah langkah yang paling disarankan bagi para ibu hamil dan menyusui. Kelompok wanita ini disarankan untuk membatasi konsumsi obat-obatan bebas.

Konsultasikan kepada dokter jika Anda membutuhkan obat-obatan pereda rasa sakit. Biasanya dokter akan memberikannya dalam dosis rendah. Obat antiinflamasi atau triptan adalah yang paling umum diresepkan.

Komplikasi Migrain

Penderita migrain berisiko mengidap stroke iskemik, meski kaitannya masih dianggap tidak jelas. Namun penelitian menunjukkan bahwa dibandingkan orang yang tidak mengidap migrain, para penderita penyakit ini, terutama migrain dengan aura, dua kali lebih berisiko mengidap stroke iskemik. Stroke istemik disebabkan oleh terhalangnya aliran darah ke otak akibat penggumpalan darah atau lemak di pembuluh darah.

Wanita pengidap migrain dengan aura sebaiknya berkonsultasi kepada dokter sebelum mengonsumsi pil KB. Risiko stroke istemik meningkat pada wanita pengguna kombinasi pil KB yang juga pengidap migrain dengan aura. Pada umumnya, dokter menyarankan kelompok wanita ini tidak mengonsumsi pil tersebut dan sebaliknya menggunakan kontrasepsi alternatif.

Sebaliknya, wanita pengidap migrain tanpa aura yang mengonsumsi pil KB tidak mengalami kenaikan risiko apa pun. Risiko baru muncul jika penderita wanita tersebut mengida tekanan darah tinggip atau memiliki keluarga dengan riwayat penyakit jantung  juga. Hubungi dokter jika Anda mengalami gejala migrain dengan aura selama mengonsumsi pil KB.

Selain stroke, migrain juga dikaitkan dengan adanya sedikit peningkatan risiko kesehatan mental seperti: depresi, gangguan rasa cemas, gangguan bipolar, serta serangan panik.

Pencegahan Migrain

Migrain tidak dapat disembuhkan sepenuhnya, tetapi Anda dapat mengurangi frekuensi terkena serangan migrain semaksimal mungkin. Caranya adalah dengan mengenali kondisi-kondisi yang dapat memicu terjadinya migrain. Selain itu, terdapat langkah-langkah pengobatan sebagai tindakan lebih lanjut dalam mengantisipasi kegagalan pada cara pertama.

·         Mencatat pemicu migraine.

Jika Anda merasakan migrain saat mengalami stres atau setelah mengonsumsi makanan tertentu, berarti stres atau makanan tersebut adalah pemicu migrain Anda. Mengenali dan menghindari hal-hal yang dapat memicu penyakit ini adalah cara terbaik dalam menangani migrain.

Identifikasi akan lebih mudah dilakukan jika Anda mencatat tiap detail serangan migrain yang Anda alami, seperti jam dan tanggalnya, jika terdapat gejala aura sebelum sakit kepala, gejala apa saja yang terjadi seiring dengan sakit kepala, dan berapa lama migrain terjadi. dapat juga menggunakan fasilitas buku rekam medis daring migraine. 

·         Mengonsumsi suplemen dan obat-obatan.

Jika dengan menghindari faktor-faktor pemicu migrain tetap kurang berhasil, ada obat-obatan yang dapat dikonsumsi untuk membantu mencegah terjadinya serangan migrain, antara lain topiramate, propranolol, gabapentin, riboflavin toksin botulinum tipe A (botox), atau transcranial magnetic stimulation (TMS). Disarankan, sebelum mengonsumsi obat-obatan ini untuk langkah pencegahan, konsultasikan kepada dokter terlebih dahulu.

·         Olahraga secara teratur.

Olahraga teratur dapat mencegah migrain. Obesitas yang juga diduga menjadi pemicu migrain, dapat dihindari dengan lebih banyak beraktivitas dan berolahraga.

·         Menjaga pola makan dan gaya hidup sehat.

Melakukan kegiatan fisik atau olahraga secara rutin, menjaga waktu makan dan tidur, serta menjalani pola makan yang seimbang dapat turut mencegah terjadinya serangan migrain. Batasi konsumsi minuman beralkohol dan kafein serta perbanyak asupan cairan agar terhindar dari kondisi dehidrasi sebagai pemicu migrain.

·         Akupuntur.

Sesi akupuntur yang rutin sebanyak 10 kali untuk 1-2 bulan dapat mendatangkan manfaat dalam mengurangi gejala migrain.

Mencegah migraine yang terjadi saat mentruasi.

 Biasanya jenis migrain ini terjadi antara dua hari sebelum masa menstruasi hingga tiga hari setelah masa menstruasi. Sifatnya yang dapat diprediksi memungkinkan migrain jenis ini untuk bisa dicegah melalui perawatan hormon maupun tanpa hormon.

·         Pengobatan non-hormon.

Obat-obatan ini dikonsumsi 2-4 kali sehari dalam bentuk tablet, sejak 1-2 hari sebelum hari pertama menstruasi hingga hari terakhir menstruasi. Setidaknya terdapat dua obat nonhormon yang direkomendasikan.

Yang pertama adalah triptan, yaitu obat yang meredam pelebaran pembuluh darah yang dianggap berkontribusi menyebabkan migrain. Dan obat-obatan antiinflamasi nonsteroid (NSAIDs) sebagai obat pereda rasa sakit yang lazim digunakan.

·         Pengobatan menggunakan hormon.

Pengobatan yang melibatkan hormon ini diberikan dengan cara berikut:

§  Gel  estrogen yang digunakan tiga hari sebelum atau pada awal masa-masa menstruasi. Kemudian dilanjutkan selama tujuh hari berikutnya.

§  Kontrasepsi progesteron,  yaitu pemberian progesteron dalam bentuk pil atau suntikan. Alat ini juga dapat ditanamkan dalam bentuk implan di dalam tubuh

§  Kontrasepsi kombinasi hormon.









Tidak ada komentar:

Posting Komentar