Sabtu, 11 Maret 2017

MULTIPLE SCLEROSIS



Pengertian Multiple Sclerosis

Multiple sclerosis (MS) atau disebut juga dengan sklerosis multipel (ganda) adalah penyakit progresif yang muncul akibat sistem kekebalan tubuh yang secara keliru menyerang selaput pelindung saraf atau mielin dalam otak dan saraf tulang belakang. Saraf-saraf yang rusak kemudian akan mengeras dan membentuk jaringan parut atau sklerosis.

Kerusakan mielin ini akan menghalangi sinyal-sinyal yang dikirim melalui saraf. Akibatnya komunikasi antara otak dengan bagian-bagian tubuh yang lain akan terganggu.

Jenis-jenis Multiple Sclerosis

Multiple sclerosis dapat dikelompokkan menjadi tiga kategori, yaitu multiple sclerosis kambuhan, multiple sclerosis progresif sekunder, dan multiple sclerosis progresif primer.

MS kambuhan merupakan jenis yang paling umum terjadi. Diperkirakan sekitar 80 persen penderita MS mengidap jenis ini. Sesuai namanya, MS kambuhan memiliki fluktuasi. Ada masa ketika penderita mengalami serangan gejala yang parah dan ada pula saat-saat gejala akan berkurang atau mereda. Masa gejala reda tersebut dikenal dengan istilah masa remisi.

Pada saat kambuh, gejala MS dapat berlangsung dalam jangka pendek dalam hitungan hari hingga jangka panjang dalam beberapa bulan. Demikian juga dengan masa remisi.

Jenis kedua adalah MS progresif sekunder. Gejala MS ini perlahan-lahan akan bertambah parah. Penderita biasanya akan mengalami masa kambuh, tapi tidak dapat pulih sepenuhnya. Jenis MS ini umumnya berkembang pada penderita yang sudah mengidap MS kambuhan selama 15 tahun.

Sementara pada MS progresif primer, gejala-gejala yang dialami penderita akan terus bertambah parah tanpa disertai masa remisi. Ini merupakan jenis MS yang paling jarang terjadi.

Di samping itu, ada sebagian kecil pengidap MS yang pulih sepenuhnya setelah mengalami masa kambuh jangka pendek. Ini dikenal sebagai multiple sclerosis jinak. Dokter bisa memastikan Anda mengidap MS jinak jika Anda sama sekali tidak mengalami gejala selama 20 tahun atau lebih. 

Gejala-gejala Multiple Sclerosis

Penyakit ini dapat menyebabkan beragam gejala yang berbeda-beda pada tiap penderita. Gejala-gejala ini biasanya tergantung kepada lokasi serat-serat saraf yang diserang penyakit ini. Beberapa gejala yang umumnya terjadi meliputi:

·         Rasa kebas atau lemas. Umumnya pada satu sisi tubuh atau kaki.

·         Gangguan penglihatan, misalnya pandangan yang kabur, buta warna, atau penurunan kualitas penglihatan mata.

·         Sensasi geli atau nyeri pada bagian-bagian tubuh.

·         Kelelahan yang parah. Diperkirakan sekitar 90 persen penderita multiple sclerosis mengalaminya.

·         Nyeri neuropati seperti rasa sakit yang menusuk, kulit yang sangat sensitif, atau sensasi terbakar.

·         Gangguan pada kemampuan motorik dan keseimbangan. Contohnya gangguan koordinasi tubuh, vertigo, atau gemetaran.

·         Pusing.

·         Cara bicara yang tidak jelas atau kacau.

·         Otot yang kejang atau kaku.

·         Gangguan pada kemampuan kognitif, misalnya penurunan daya dan durasi konsentrasi, kesulitan memahami dan menggunakan bahasa, serta kesulitan mengingat hal-hal yang baru.

·         Gangguan mental, seperti  depresi, kecemasan, atau emosi yang tidak stabil.

·         Masalah seksual, misalnya disfungsi ereksi pada penderita pria dan berkurangnya cairan serta kepekaan vagina pada penderita wanita.

·         Masalah pada kandung kemih atau pencernaan. Contohnya sulit buang air kecil sampai tuntas, sering terbangun untuk buang air kecil pada malam hari, serta konstipasi.

Gejala-gejala penyakit ini sering muncul secara tidak terduga dan tidak semua penderita akan mengalaminya secara keseluruhan. Durasi serta tingkat keparahannya juga beragam. Ada sebagian penderita yang mengalaminya untuk jangka panjang dan ada yang merasakan gejala-gejala yang kambuh secara berkala dan fluktuatif.

Jika mengalami gejala-gejala yang serupa dengan gejala MS di atas, setidaknya lebih dari dua kali secara berkala dan tanpa sebab yang jelas.

Penyebabdan faktor Resiko Multiple Sclerosis

Multiple sclerosis termasuk kondisi autoimun dengan penyebab yang belum diketahui secara pasti. Para pakar menduga bahwa penyakit ini kemungkinan dipicu oleh faktor-faktor berikut:

·         Usia.

MS umumnya menyerang saat seseorang berusia 15 hingga 60 tahun.

·         Jeniskelamin.

Jumlah penderita MS wanita dua kali lebih banyak daripada pria.

·         Faktor genetik atau turunan

Jika memiliki anggota keluarga inti (orang tua atau saudara kandung) yang mengidap MS, risiko Anda untuk menderita penyakit yang sama akan meningkat.

·         Pengaruh infeksi tertentu.

Terdapat beberapa virus yang diduga berhubungan dengan MS, misalnya virus Epstein-Barr atau EBV.

·         Pengaruh kondisi autoimun tertentu.

Penderita penyakit tiroid, diabetes tipe 1, atau penyakit inflamasi usus diduga memiliki risiko lebih tinggi untuk mengidap MS.

·         Merokok

Zat-zat kimia dalam asap rokok berpotensi memengaruhi sistem kekebalan tubuh seseorang sehingga risiko MS serta penyakit-penyakit lain akan meningkat.

Proses Diagnosis Multiple Sclerosis

Sebagian besar penderita didiagnosis mengidap multiple sclerosis pada usia 20 hingga 40 tahun. Tetapi MS tidak memiliki proses diagnosis khusus.

Dalam pemeriksaan awal, dokter akan menanyakan gejala-gejala yang dialami dan riwayat kesehatan Anda serta keluarga. Anda juga akan menjalani pemeriksaan fisik.

Jika Anda diduga mengidap MS, terdapat beberapa pemeriksaan lebih lanjut yang umumnya akan dianjurkan. Proses ini meliputi: 

·         Pemeriksaan neurologi, misalnya perubahan gerakan mata, refleks tubuh, serta kemampuan koordinasi tangan dan kaki.

·         MRI scan pada otak dan saraf tulang belakang.

·         Pungsi lumbal. Prosedur ini digunakan untuk mengambil sampel cairan sistem saraf.

·         Pemeriksaan potensial bangkitan atau evoked potentials test. Tes ini berfungsi memantau reaksi gelombang otak terhadap apa yang Anda lihat dan dengar.

·         Tes darah untuk menghapus kemungkinan adanya penyakit lain.

Langkah Pengobatan  Multiple Sclerosis

Multiple sclerosis termasuk jenis penyakit yang tidak bisa disembuhkan, terutama MS progresif primer. Jenis MS ini belum memiliki metode penanganan yang efektif.

Sementara untuk MS kambuhan dan progresif sekunder, langkah pengobatan yang dilakukan bertujuan untuk meringankan gejala menghambat perkembangan penyakit, dan mengurangi frekuensi masa kambuh. Tetapi MS yang ringan cenderung tidak membutuhkan penanganan, kecuali ketika gejala-gejala Anda kambuh.

Tiap jenis MS memiliki metode pengobatan yang berbeda-beda. MS kambuhan akan ditangani dengan obat-obatan yang dapat mengurangi frekuensi masa kambuh. Sebagian obat ini juga dapat digunakan untuk penderita MS progresif sekunder yang masih mengalami masa remisi. Berdasarkan fungsinya, langkah pengobatan MS dapat dikelompokkan ke dalam tiga kategori yang meliputi: 

·         Menangani masa kambuh atau serangan.

Langkah pengobatan yang digunakan untuk mengatasi gejala-gejala pada masa kambuh atau serangan adalah steroid, seperti methyprednisolone. Obat ini dapat diberikan secara oral maupun melalui infus.

Steroid berfungsi mempercepat penyembuhan karena dipercaya bisa menekan kinerja sistem kekebalan tubuh agar tidak menyerang mielin dalam sistem saraf pusat. Meski demikian, obat ini tidak bisa mencegah frekuensi masa kambuh maupun memengaruhi perkembangan penyakit.

Anda juga dianjurkan untuk menghindari penggunaan steroid lebih dari tiga kali dalam satu tahun. Obat ini dapat memicu efek samping jangka panjang, seperti osteoporosis, diabetes,   serta kenaikan berat badan.

Harap diingat bahwa masa kambuh terkadang dapat disebabkan oleh hal-hal lain, misalnya infeksi. Jika ini terjadi, Anda sebaiknya memeriksakan diri ke dokter untuk mengetahui penyebab dasarnya.

·         Memengaruhi perkembangan penyakit.

Frekuensi masa kambuh merupakan faktor penting dalam menentukan jenis obat untuk menangani MS. Obat-obatan ini dapat mengurangi kerusakan pada mielin sehingga frekuensi masa kambuh dan tingkat keparahannya bisa berkurang.

a.       Interferon beta.

Misalnya interferon beta-1a dan interferon beta-1b. Sakit kepala, demam, dan menggigil termasuk efek samping ringan yang mungkin Anda alami dalam dua hari setelah menerima suntikan interferon beta.

b.      Glatiramer acetate.

Obat ini akan menghalangi sistem kekebalan tubuh agar tidak menyerang mielin dan hanya diberikan kepada pasien MS kambuhan. Walau jarang, obat ini tetap berpotensi menyebabkan dada sesak sebagai efek sampingnya.

c.       Teriflunomide.

Obat yang diminum satu kali sehari ini sebaiknya tidak digunakan oleh pengidap gangguan organ hati yang serius. Beberapa efek samping yang kemungkinan dipicu oleh teriflunomide meliputi gangguan organ hati, diare, mual, sakit kepala, dan rambut rontok.

Obat-obatan ini tidak dianjurkan bagi pasien berusia di bawah 18 tahun atau wanita yang berencana hamil, sedang hamil, serta sedang menyusui. Pasangan yang berencana untuk memiliki keturunan juga sebaiknya menghentikan penggunaan dan menunggu setidaknya 12 minggu sebelum mencoba untuk hamil.

Gejala-gejala Multiple Sclerosis

MS dapat menyebabkan gejala serta tingkat keparahan yang beragam. Gejala yang ringan biasanya tidak membutuhkan penanganan medis karena akan hilang dengan sendirinya.

Sementara gejala dengan tingkat keparahan tinggi tentu harus ditangani dengan seksama. Berikut ini langkah penanganan yang dapat digunakan.

·         Antikonvulsan. Obat ini akan mencegah atau mengurangi kejang-kejang atau konvulsan. Antikonvulsan juga dapat digunakan untuk mengatasi gangguan pergerakan mata, nyeri neuropati, serta kejang otot. Contoh obatnya meliputi gabapentin, carbamazepine, atau clonazepam.

·         Relaksan otot. Ini adalah obat untuk melemaskan otot dan meredakan kejang. Baclofen, tizanidine, diazepam, clonazepam, dan dantrolene adalah beberapa relaksan otot yang biasanya dianjurkan.

·         Fisioterapi. Langkah ini dapat digunakan untuk mengatasi gejala kejang otot, otot yang kaku, nyeri atau sakit pada bagian-bagian tubuh, serta gangguan mobilitas.

·         Antidepresan, misalnya  amitriptyline. Obat ini dapat diberikan untuk mengatasi nyeri neuropati dan gangguan emosional seperti depresi.

·         Terapi psikologi. Langkah ini dianjurkan bagi pasien yang mengalami gangguan kognitif dan emosional.

·         Obat untuk mengurangi rasa lelah, seperti amantadine.

·         Obat-obatan untuk mengatasi gangguan kandung kemih dan pencernaan seperti obat pencahar dan obat antikolinergik.

Multiple sclerosis termasuk kondisi yang cenderung sulit dihadapi sehingga dapat membebani penderita serta keluarga. Tetapi metode penanganan medis untuk penyakit ini terus berkembang. Oleh sebab itu, kemungkinan untuk menjalani hidup semaksimal mungkin bagi penderitanya juga makin meningkat.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar