Kamis, 30 Maret 2017

PENYAKIT ADDISON



Pengertian Penyakit Addison
 

Penyakit Addison adalah penyakit yang disebabkan oleh berkurangnya hormon yang diproduksi oleh kelenjar adrenal. Penyakit ini tergolong ke dalam kelainan langka pada kelenjar adrenal.
Penyakit ini dapat terjadi pada pria dan perempuan dari berbagai usia, namun lebih umum ditemui pada perempuan dan anak-anak. Jika tidak segera diobati, penyakit Addison bisa membahayakan nyawa penderitanya. Anak dengan penyakit Addison dapat mengalami keterlambatan masa puber.

Penyebab Penyakit Addison

Penyakit Addison umumnya disebabkan oleh adanya gangguan pada sistem imun tubuh yang menyerang kelenjar adrenal bagian luar (cortex). Kondisi ini berdampak pada terganggunya produksi hormon kortisol dan aldosteron yang dihasilkan oleh kelenjar adrenal. Walaupun demikian, penyebab munculnya kelainan pada sistem imunitas tubuh penderita penyakit Addison belum diketahui hingga saat ini.

Kelenjar adrenal terdiri dari dua bagian, yaitu medulla yang terletak di bagian dalam, dan cortex. Medulla adalah lapisan dalam kelenjar adrenal yang memproduksi hormon yang serupa dengan adrenalin. Cortex, adalah lapisan luar kelenjar adrenal yang memproduksi hormon kortikosteroid, yang terdiri dari glukokortikoid, mineralokortikoid, dan hormon androgens. Beberapa kegunaan hormon-hormon ini, yaitu: 

·         Mineralokortikoid. Bersama dengan hormon androgen, hormon mineralokortikoid berfungsi menjaga keseimbangan jumlah natrium dan kalium di dalam tubuh dan menjaga tekanan darah agar tetap normal.

·         Androgens. Hormon ini berperan dalam perkembangan seksual pria, seperti massa otot dan libido. Hormon ini juga diproduksi oleh kelenjar adrenal perempuan dalam jumlah yang kecil.

·         Glukokortikoid. Hormon ini bertanggung jawab atas respons sistem kekebalan tubuh terhadap peradangan, memengaruhi kemampuan tubuh dalam mengubah makanan menjadi energi, dan mengatasi stress yang dialami tubuh. Kortisol adalah salah satu hormon Glukokortikoid.

Ada dua jenis penyebab penyakit Addison berdasarkan gangguan yang dialami oleh kelenjar, yaitu:

·         Insufiensi atau ketidakcukupan adrenal primer, yaitu penyakit Addison yang terjadi akibat rusaknya kelenjar adrenal Cortex sehingga tidak memproduksi hormon dalam jumlah yang cukup. Penyebab paling umum kondisi ini adalah akibat penyakit autoimun, di mana sistem imun tubuh menganggap korteks adrenal sebagai bahan asing dan kemudian dihancurkan. Adapun penyebab lain insufisiensi adrenal primer, antara lain terjadinya infeksi, pendarahan, penyakit tuberkulosis, atau menyebarnya sel kanker ke kelenjar ini.

·         Insufiensi adrenal sekunder, yaitu ketidakcukupan jumlah hormon adrenokortikotropik (ACTH) yang dihasilkan tubuh sebagai akibat kondisi kelenjar pituitari (penghasil ACTH) yang terkena penyakit (misalnya tumor). Hormon adrenokortikotropik bersifat penting, karena berfungsi merangsang kelenjar Cortex adrenal untuk memproduksi hormon-hormon yang telah disebutkan di atas. Insufiensi adrenal sekunder dapat dipicu oleh permberhentian tiba-tiba terapi kortikosteroid pada penderita penyakit kronis seperti asma atau arthritis.

·         Krisis Addisonian, adalah keadaan darurat medis di mana kadar kortisol sangat rendah. Hal ini dapat diakibatkan karena penyakit Addison yang tidak diterapi. Stres fisik seperti sakit, infeksi, atau cedera dapat menjadi pemicu kondisi ini.

Selain insufisiensi kelenjar adrenal, penyakit Addison dapat juga diturunkan secara genetik dan penggunaan obat-obatan yang mengandung steroid dalam jangka panjang.

Beberapa penyakit autoimun lain juga dapat menjadi penyebab berkembangnya penyakit Addison, antara lain: 

·         Penyakit Celiac.

·         Sindrom Schmidt.

·         Diabetes mellitus tipe 1.

·         Penyakit Graves.

·         Vitiligo.

·         Hipoparatiroid idiopatik.

·         Miestenia gravis.
 


Gejala Penyakit Addison

Gejala penyakit Addison dapat muncul setelah beberapa bulan. Akan tetapi pada kasus penyakit Addison yang disebabkan oleh gagal fungsi adrenal yang akut (krisis Addisonian), gejala bisa timbul tiba-tiba. 

Beberapa gejala umum yang mungkin muncul, antara lain:

·         Tekanan darah rendah, hingga pingsan.

·         Rendahnya level gula darah (Hipoglikemia).

·         Mual.

·         Diare.

·         Muntah.

·         Kelelahan yang berlebihan.

·         Kehilangan berat badan.

·         Berkurangnya nafsu makan.

·         Mengidam makanan yang asin.

·         Hiperpigmentasi (menggelapnya warna kulit).

·         Sakit perut.

·         Nyeri otot atau sendi.

·         Kehilangan rambut pada tubuh atau disfungsi seksual pada penderita perempuan.

·         Menjadi mudah marah.

·         Depresi.

Selain gejala umum di atas, krisis Addisonian juga memiliki gejalanya sendiri, yaitu diare dan muntah-muntah parah yang dapat menyebabkan dehidrasi, serta rasa sakit di punggung bagian bawah. Kadar potasium naik (hiperkalemia) sementara kadar sodium rendah (hiponatremia), juga mengalami kehilangan kesadaran. 

Seorang perempuan dapat mengalami periode menstruasi yang tidak teratur sebagai gejala penyakit Addison. Gejala krisis Addison lainnya, yaitu:

·         Kulit yang pucat, dingin, atau lembap.

·         Pusing.

·         Berkeringat.

·         Napas yang pendek dan cepat.

·         Otot yang sangat lemah.

Diagnosis Penyakit Addison

Pemeriksaan awal sebelum diagnosis dimulai dengan mengenali  gejala penyakit Addison pada pasien lalu mengecek perubahan warna kulit pada area, seperti siku, telapak tangan, dan bibir. Dokter juga akan menanyakan sejarah penyakit yang pernah dialami oleh pasien sebelum melakukan serangkaian tes penunjang, seperti:

·         Tes darah.

Tes ini dilakukan untuk mengetahui level natrium, kalium, kortisol, dan ACTH di dalam tubuh yang dapat menjadi pemicu gejala pada pasien. Tes darah juga dilakukan untuk mengetahui jumlah antibodi yang bisa menjadi penyebab terjadi kondisi autoimun pada penyakit Addison.

·         Tes rangsangan ACTH (hormon adrenokortikotropik).

Tes ini dilakukan untuk mengetahui level kortisol di dalam darah sebelum dan sesudah ACTH sintetis disuntikkan. Tes ini akan menunjukkan kerusakan pada kelenjar adrenal jika hasil respons hormon kortisol terhadap ACTH sintetis berada dalam jumlah yang terbatas atau tidak ada.

·         Tes fungsi kelenjar tiroid.

Kelenjar ini memiliki peranan penting dalam memproduksi hormon yang mengendalikan perkembangan dan metabolisme tubuh. Penderita penyakit Addison umumnya memiliki fungsi kelenjar tiroid yang rendah.

·         Tes pencitraan, seperti CT dan MRI scan.

Tes ini dilakukan untuk mengetahui ukuran kelenjar adrenal yang tidak normal pada area perut, atau pada kelenjar pituitari untuk mengetahui penyebab insufisiensi adrenal primer maupun sekunder.

·         Tes hipoglikemia induksi insulin.

Tes ini biasanya dilakukan jika gangguan pada kelenjar pituitarilah yang menjadi penyebab insufisiensi adrenal sekunder. Tes ini dilakukan dengan cara memeriksa level glukosa darah dan kortisol setelah insulin disuntikkan. Orang yang sehat akan memiliki hasil level glukosa rendah dan meningkatnya kortisol.

Pengobatan Penyakit Addison

Penyakit Addison diterapi menggunakan terapi hormon untuk menggantikan jumlah hormon yang berkurang, sekaligus mendapatkan manfaat serupa dari hormon yang hilang tersebut. Beberapa pilihan terapi hormon pengganti yang mungkin dilakukan, yaitu:

·         Pemberian kortikosteroid secara oral. Beberapa hormon yang digunakan untuk menggantikan kortisol, adalah cortisone acetate, prednisone, atau hydrocortisone. Hormon fludrocortisone mungkin digunakan untuk menggantikan aldosterone.

·         Pemberian kortikosteroid melalui suntikan untuk penderita yang mengalami gejala muntah-muntah.

Dokter dapat menambahkan sodium ke dalam daftar obat pasien untuk pasien yang mengalami diare atau jika cuaca sedang panas, atau sedang melakukan latihan fisik yang berat. Dosis obat juga mungkin ditingkatkan bagi pasien yang berada dalam kondisi stres fisik, seperti sakit akibat infeksi, kecelakaan, atau harus melalui prosedur operasi terlebih dulu.

Pengobatan Addison juga dilakukan pada krisis Addisonian yang menyebabkan rendahnya kadar gula darah dan tekanan darah, namun tinggi kadar potasium. Kondisi yang membahayakan ini membutuhkan penanganan secepatnya dengan menggunakan metode infus atau suntikan obat melalui pembuluh darah. Obat yang umumnya digunakan, adalah gula (dextrone), larutan garam (saline), dan hydrocortisone. Dosis dapat berubah sewaktu-waktu sehingga komunikasi dengan dokter akan sering terjadi.

Pengobatan terhadap penyakit yang menjadi pemicu berkembangnya penyakit Addison mungkin dilakukan, seperti pengobatan antibiotik akan dilakukan lebih dulu untuk mengobati penyakit tuberkulosis.

Beberapa langkah yang bisa dilakukan oleh penderita penyakit Addison agar terhindar dari situasi darurat, adalah dengan memastikan obat-obatan selalu tersedia di dekat Anda. Dengan demikian Anda tidak akan melewatkan terapi pengobatan yang bisa memperburuk penyakit ini dan kesehatan Anda. Siapkan kartu kesehatan berisi informasi mengenai penyakit, obat, dan nomor-nomor penting yang dibutuhkan agar orang-orang di sekitar Anda tahu apa yang harus dilakukan ketika terjadi situasi darurat.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar