Sabtu, 01 April 2017

PENYAKIT ASAM LAMBUNG



Pengertian Penyakit Asam Lambung

Penyakit asam lambung atau Gastroesophageal Reflux Disease (GERD) adalah kondisi yang ditandai dengan nyeri pada ulu hati atau sensasi terbakar di dada akibat naiknya asam lambung menuju esofagus. Esofagus yang juga dikenal sebagai kerongkongan adalah bagian dari saluran pencernaan yang menghubungkan mulut dan lambung. Penyakit asam lambung merupakan masalah kesehatan yang cukup umum terjadi di masyarakat.

Gejala Penyakit Asam Lambung

Ketika asam lambung naik, jaringan dinding kerongkongan dan mulut akan teriritasi oleh asam lambung. Berikut ini adalah gejala-gejala yang paling umum dialami oleh penderita penyakit asam lambung:

·         Refluks asam lambung atau regurgitasi.

Asam di dalam perut akan kembali ke kerongkongan dan juga mulut sehingga muncul rasa asam dan pahit.

·         Sensasi terbakar di dada atau nyeri ulu hati.

Kondisi ini dirasakan pada tulang dada akibat asam lambung yang naik ke esofagus. Rasa nyeri akan terasa lebih kuat setelah makan dan saat membungkuk.

Selain gejala di atas, ada juga beberapa gejala lain yang mungkin dialami, di antaranya:

·         Merasa seakan-akan ada sesuatu yang mengganjal di kerongkongan saat menelan.

·         Laringitis (peradangan pada laring atau pita suara yang menyebabkan tenggorokan sakit dan suara menjadi parau).

·         Batuk kering tanpa henti, terutama di malam hari.

·         Sakit dada.

·         Mengi.

·         Kesulitan dan nyeri saat menelan.

·         Gigi menjadi rusak.

·         Kembung dan bersendawa.

·         Bau napas tidak sedap.

·         Peningkatan jumlah air liur secara tiba-tiba.

Penyakit asam lambung ringan yang terjadi satu atau dua kali dalam sebulan biasanya tidak memerlukan intervensi dokter. Ini bisa diatasi dengan mengubah menu makanan dan mengonsumsi obat yang dijual bebas di pasaran ketika gejalanya muncul. Namun untuk gejala yang lebih parah dan sering terjadi, dianjurkan untuk menemui dokter dan menanyakan tentang obat atau penanganan yang lebih tepat. Konsumsilah obat sesuai dengan dosis dan aturan pakai.

Penyebab Penyakit Asam Lambung

Penyakit asam lambung umumnya disebabkan oleh lower esophageal sphinchter (LES) yang tidak berfungsi dengan baik. LES adalah lingkaran otot pada bagian bawah esofagus yang berfungsi sebagai ‘penjaga gerbang’. Ketika sedang makan, otot LES akan rileks dan membiarkan makanan masuk ke dalam lambung. Setelah makanan lewat, otot LES akan menjadi tegang dan menutup agar asam lambung dan makanan tidak naik kembali dari lambung ke esofagus atau kerongkongan.

Pada penderita penyakit asam lambung, LES mengalami kelemahan. Akibatnya, asam lambung bisa lolos dan naik kembali ke esofagus. Penderita akan merasakan nyeri ulu hati atau sensasi terbakar di dada dan perut menjadi terasa tidak enak.

Walau belum diketahui pasti kenapa LES melemah, ada beberapa faktor risiko yang diduga terkait dengan kondisi ini. Yang pertama adalah kelebihan berat badan atau obesitas. Orang yang berbadan gemuk memiliki tekanan yang lebih tinggi di dalam lambungnya dibandingkan dengan orang yang berat badannya ideal. Tekanan yang tinggi ini diduga melemahkan otot LES.

Faktor yang kedua adalah terlalu banyak mengonsumsi makanan berlemak. Makanan berlemak memerlukan waktu pencernaan lebih lama di dalam perut sehingga asam lambung yang diproduksi akan lebih banyak dan risiko untuk naik kembali ke esofagus juga lebih tinggi.

Faktor yang ketiga adalah terlalu banyak mengonsumsi kopi, cokelat, atau alkohol, serta suka merokok. Unsur-unsur ini membuat otot LES menjadi rileks sehingga asam lambung dapat naik ke kerongkongan.

Faktor yang keempat adalah kehamilan. Orang yang sedang hamil akan mengalami perubahan hormon, inilah yang bisa melemahkan LES. Selain itu akan terjadi peningkatan tekanan pada perut.

Lalu faktor yang kelima adalah menderita hiatus hernia. Ini adalah kondisi ketika sebagian dari lambung terdorong hingga melewati diafragma. LES melemah pada penderita hernia hiatus. Faktor stres juga berperan dalam membuat LES menjadi lemah.

Selain itu, penderita diabetes juga lebih berisiko menderita penyakit asam lambung. Kadar gula yang tinggi merusak saraf yang mengendalikan otot perut. Akibatnya, makanan tinggal di dalam perut lebih lama sebelum berlanjut ke usus halus. Kondisi ini memberi asam lambung kesempatan untuk naik ke kerongkongan.
Selain faktor-faktor di atas, obat-obatan juga bisa memberi dampak kepada melemahnya otot LES.

Terhadap penderita tekanan darah tinggi atau hipertensi, pemberian obat penghambat kalsium (calcium-channel blockers) bisa menjadi salah satu langkah pengobatan. Obat ini bisa melemahkan sistem kerja LES.

Selain itu, nitrat yang dipakai untuk mengobati angina juga dapat melemahkan LES.

Diagnosis Penyakit Asam Lambung

Untuk mengetahui apakah Anda menderita penyakit asam lambung atau GERD, dokter cukup menanyakan gejala-gejala yang dialami dan dia bisa menentukan diagnosisnya.

Tes lebih lanjut hanya dianjurkan jika Anda merasakan sakit atau kesulitan saat menelan, serta jika gejala tidak mereda setelah mengonsumsi obat-obatan.Tes lanjut dilakukan untuk memastikan gejala yang terjadi bukan karena penyakit lain seperti sindrom iritasi usus besar atau IBS.

Berikut ini beberapa tes lanjutan yang mungkin akan disarankan dokter untuk memeriksa penyakit asam lambung atau GERD.

·         Manometri.

Tes ini dilakukan untuk memeriksa fungsi otot LES.

·         Endoskopi.

Pemeriksaan memakai alat endoskop untuk memastikan diagnosis GERD dan juga untuk melihat apakah ada dinding esofagus yang rusak karena asam.

·         Pemantauwan keasamam di esofagus.

Pengukuran pH atau keasaman di esofagus perlu dilakukan jika hasil endoskopi belum bisa memastikan adanya penyakit GERD. Diagnosis GERD dapat dipastikan jika pH di esofagus terbukti naik drastis setelah waktu makan.

·         Tes darah.

Kadang tes darah akan dilakukan dokter untuk mengecek munculnya kondisi anemia yang menjadi tanda terjadinya perdarahan internal.

·         Tesbarium.

Tes ini bertujuan untuk memeriksa jika ada hambatan atau masalah pada saat menelan makanan atau minuman. Tes ini bisa menunjukkan jika ada masalah pada otot saluran pencernaan saat sedang menelan. Barium adalah zat kimia aman dan tidak beracun yang bisa terlihat dengan jelas oleh sinar X. Larutan barium akan diminum, lalu dilakukan pemindaian sinar X untuk mengetahui masalahnya.

Pengobatan Penyakit Asam Lambung

Pengobatan penyakit asam lambung atau GERD ada berbagai macam. Dimulai dari penanganan sendiri oleh penderita, penggunaan obat-obatan khusus, hingga melalui prosedur operasi sebagai langkah terakhir.

Berikut ini adalah beberapa hal yang penderita bisa lakukan untuk meredakan gejala GERD:

·         Menurunkan berat badan jika diperlukan.

·         Makan dalam porsi kecil tapi lebih sering.

·         Jangan langsung berbaring setelah makan.

·         Hindari cokelat, tomat, makanan berlemak, dan pedas.

·         Hindari minum alkohol dan kopi.

·         Berhenti merokok.

·         Tidur dengan bantal yang agak tinggi untuk mencegah naiknya asam lambung ketika sedang berbaring.

·         Hindari stres.

·         Hindari memakai pakaian yang terlalu ketat.

Obat-obat untuk mengatasi asam lambung atau GERD.

·         Antasida.

Antasida bisa dibeli di apotek secara langsung. Antasida berfungsi untuk menetralisir asam lambung. Tidak disarankan untuk dikonsumsi bersamaan dengan obat lain karena dapat berdampak pada tingkat penyerapan obat lain. Obat ini juga bisa meredakan rasa sakit akibat tukak.

·         Alginat.

Obat ini dikonsumsi tepat setelah makan. Alginat berfungsi melindungi dinding perut dan esofagus atau kerongkongan dari iritasi asam lambung yang berlebihan. Obat ini bisa dibeli langsung di apotek tanpa resep dokter.

·         Penghambat reseptor H2atau H2 – reseptor antagonis (H2RA).

Obat ini mengurangi asam lambung dengan cara menghambat efek histamin. Histamin diperlukan tubuh untuk menghasilkan asam lambung. Contoh obat H2RA adalah ranitidine dan nizatidine. Pembelian obat ini biasanya memerlukan resep dokter.

·         Penghambat pompa proton atau proton – pump inhibitors (PPI).

Obat ini berfungsi untuk mengurangi produksi asam di dalam perut. Obat ini jarang memberikan efek samping yang berat. Jika pun ada, kondisinya tidak terlalu parah dan bisa berupa konstipasi, pusing, atau diare. Contoh obat PPI adalah omeprazole, lansoprazole dan esomeprazole. Obat ini biasanya membutuhkan resep dari dokter.

·         Prokinetik.

Obat ini berfungsi mempercepat proses pengosongan perut. Ini berarti makanan dan asam lambung akan lebih cepat masuk ke dalam usus halus sehingga mengurangi kesempatan asam lambung untuk naik ke esofagus. Obat ini tidak disarankan untuk digunakan oleh orang-orang berusia di bawah 20 tahun akibat potensi efek sampingnya. Contok obat prokinetik adalah domperidone dan bethanecol. Obat ini umumnya memerlukan resep dokter.



Operasi menjadi langkah penanganan terakhir untuk penyakit asam lambung atau GERD jika penanganan sendiri dan obat-obatan tidak memberikan hasil yang signifikan. Kondisi lain ketika operasi menjadi pilihan untuk dilakukan adalah:

·         Terjadinya peradangan yang parah pada esofagus.

·         Terjadinya penyempitan esofagus sehingga makanan susah turun ke perut.

·         Terjadinya perubahan pada sel esofagus yang disebabkan oleh iritasi asam lambung, sering disebut sebagai esofagus Barrett.

Operasi fundoplikasi Nissen laparoskopi berfungsi mengencangkan LES untuk mencegah naiknya asam lambung ke esofagus. Ini dilakukan dengan membungkus LES dengan bagian atas perut untuk membentuk kerah. Operasi ini biasanya dilakukan dengan cara laparoskopi atau operasi ‘lubang kunci’.

Beberapa teknik pembedahan lain yang dapat dilakukan untuk menangani GERD adalah sebagai berikut: 

·         Endoscopic injection of bulking agent.

Zat khusus akan disuntikkan dalam bagian tubuh antara perut dan esofagus untuk membuatnya lebih sempit.

·         Endoluminal gastroplication.

Lipatan akan dijahit pada bagian bawah otot LES, untuk membatasi lebar bukaan otot tersebut.

·         Endoskopi augmentasi denganimplan hidrogel.

Implan berisi gel khusus ditempatkan di antara perut dan esofagus untuk membuatnya lebih sempit.

·         Endoskopi ablasi radiofrekuensi.

Balon kecil akan ditaruh di bawah esofagus. Balon kecil itu akan menghasilkan panas untuk membuat esofagus lebih sempit.

·         Laparoscopic insertion of a magnetic  bead band (LINX).

Cincin magnetik ditanam di sekitar bagian bawah esofagus untuk memperkuat serta membantunya menutup saat tidak menelan.

Komplikasi Penyakit Asam Lambung

Penyakit asam lambung atau GERD yang berlangsung dalam kurun waktu lama dan tidak ditangani bisa menyebabkan komplikasi. Komplikasi yang terjadi adalah:

·         Luka pada dinding esofagus atau tukak esofagus.

Asam lambung bisa mengikis dinding esofagus dengan sangat parah, ini yang menyebabkan luka atau tukak terbentuk. Tukak esofagus bisa berdarah dan menyebabkan munculnya rasa sakit dan kesulitan saat menelan.

·         Penyempitan saluran esofagus.

Dinding bagian bawah dari esofagus bisa rusak karena teriritasi asam lambung secara terus-menerus. Iritasi yang terjadi dalam jangka waktu lama ini bisa menyebabkan terbentuknya jaringan tukak di dalam esofagus dan mempersempit saluran yang dilewati oleh makanan.

·         Esofagus barrett.

Perubahan sel-sel pada dinding esofagus bisa terjadi setelah teriritasi asam lambung berulang kali. Kondisi ini disebut Esofagus Barrett dan bisa dianggap sebagai kondisi prakanker. Perubahan sel yang terjadi belum memiliki sifat-sifat kanker. Tapi di kemudian hari, sel-sel ini bisa memicu munculnya sel kanker walau terhitung jarang.

·         Kanker esofagus.
Selain akibat GERD yang berkelanjutan, terdapat beberapa hal yang bisa meningkatkan risiko munculnya kanker esofagus. Risiko akan meningkat jika penderita adalah perokok, peminum alkohol, atau orang yang mengalami obesitas atau kegemukan. Gejala kanker esofagus yang paling umum adalah kesulitan dan rasa sakit saat menelan, serta penurunan berat badan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar