Kamis, 13 April 2017

PENYAKIT CELIAC



Pengertian Penyakit Celiac

Penyakit celiac adalah kondisi di mana pencernaan seseorang mengalami reaksi negatif saat mengonsumsi gluten. Gluten sendiri adalah protein yang bisa ditemukan pada beberapa jenis sereal seperti gandum, jelai (barley), dan gandum hitam. Beberapa makanan yang mengandung sereal tersebut adalah pasta, keik, sereal sarapan, saus atau kecap tertentu, sebagian besar roti, dan beberapa jenis makanan siap saji.

Celiac bukanlah alergi atau intoleransi tubuh terhadap gluten. Penyakit ini merupakan kondisi autoimun di mana tubuh salah mengenali senyawa yang terkandung di dalam gluten sebagai ancaman bagi tubuh. Maka sistem kekebalan tubuh menyerangnya dan mengenai jaringan tubuh yang sehat.

Jika sistem kekebalan tubuh terus-menerus menyerang jaringan tubuh yang sehat, maka bisa menimbulkan peradangan yang merusak dinding usus. Dan pada akhirnya mengganggu proses penyerapan nutrisi dari makanan.

Gejala Penyakit Celiac

Gejala adalah sesuatu yang dirasakan dan diceritakan oleh penderita. Gejala paling umum yang dirasakan penderita penyakit celiac adalah diare. Hal ini terjadi karena ketidakmampuan sistem pencernaan menyerap nutrisi dari makanan secara sempurna (malabsorpsi).

Ketidakampuan tubuh menyerap nutrisi membuat tinja mengandung tingkat lemak yang tinggi. Kotoran yang dikeluarkan penderita penyakit celiac akan berbau tidak sedap, berminyak, dan berbusa. Gejala lain yang biasa dirasakan penderita penyakit celiac adalah: 

·         Nyeri pada perut.

·         Perut kembung.

·         Perubahan frekuensi buang air besar, serta perubahan warna dan bentuk kotoran.

·         Turunnya berat badan.

·         Kelelahan.

·         Kesemutan dan mati rasa pada ujung jari tangan dan kaki, akibat rusaknya sistem saraf.

·         Muntah.

·         Pembengkakan pada tangan, telapak kaki, lengan serta tungkai kaki, yang disebabkan menumpuknya cairan di jaringan tubuh.

·         Rusaknya kepadatan tulang.

·         Rusaknya lapisan gigi.

·         Ruam pada kulit yang terasa gatal dan lecet (dermatitis herpetiformis).

·         Nyeri pada sendi.

·         Gangguan keseimbangan tubuh.

·         Gangguan fungsi limpa.

·         Nyeri ulu hati.

Gejala yang biasanya dirasakan oleh bayi penderita penyakit celiac adalah:

·         Rasa sakit.

·         Diare kronis.

·         Perut kembung.

·         Turunnya berat badan hingga kegagalan tumbuh-kembang.

Sedangkan pada anak-anak penderita penyakit celiac, gejala yang mungkin dirasakan adalah:

·         Konstipasi.

·         Diare.

·         Tinggi tubuh di bawah rata-rata.

·         Pubertas terlambat.

·         Gangguan neurologi, seperti ADHD, ketidakmampuan belajar, sakit kepala, dan koordinasi otot yang buruk.

Penyebab dan Faktor Penyakit Celiac

Penyakit celiac disebabkan oleh reaksi tidak normal dari sistem kekebalan tubuh penderita terhadap gluten. Ini merupakan contoh penyakit autoimun. Namun, penyebab pasti dari reaksi tidak normal sistem kekebalan tubuh ini masih belum diketahui sampai saat ini.

Karena menganggap gluten sebagai ancaman, maka sistem imun tubuh akan memproduksi antibodi. 

Zat antibodi ini akan membuat bulu-bulu halus (villi) di permukaan usus menjadi rusak, sehingga proses penyerapan nutrisi dari makanan menjadi tidak sempurna.

Terkadang, penyakit celiac baru aktif untuk pertama kalinya sesudah prosedur pembedahan, ketika kehamilan dan kelahiran, karena infeksi virus atau gangguan emosional parah. Berikut ini beberapa faktor yang meningkatkan risiko seseorang menderita penyakit celiac: 

·         Faktor keturunan.

Jika memiliki anggota keluarga yang mengidap penyakit celiac, maka risiko untuk terkena penyakit celiac juga lebih besar.

·         Faktor lingkungan.

Seseorang yang pernah mengalami infeksi sistem pencernaan, seperti infeksi rotavirus, saat masih anak-anak akan memiliki risiko lebih besar terkena penyakit celiac.

·         Kondisi kesehatan.

Beberapa penyakit seperti diabetes tipe 1, kolitis ulseratif, gangguan saraf, down syndrome, sindrom Turner, sindrom Sjorgen, dan penyakit autoimun bisa meningkatkan risiko terkena penyakit celiac.

Diagnosis Penyakit Celiac

Diagnosis merupakan langkah dokter untuk mengidentifikasi penyakit atau kondisi yang menjelaskan gejala dan tanda-tanda yang dialami oleh pasien. Ada beberapa prosedur diagnosis yang akan dijalankan dokter jika pasien dicurigai mengidap penyakit celiac, yaitu:

·         Tes fisik.

·         Tes darah.

Meningkatnya kadar beberapa zat dalam darah bisa mengindikasikan reaksi kekebalan tubuh terhadap gluten

·         Biopsi.

Jika hasil tes darah pasien positif terkena penyakit celiac, maka dokter akan memasukkan endoskop ke dalam usus untuk mengambil sampel jaringan usus guna diperiksa di laboratorium.

·         Endoskopi kapsul.

Pasien akan menelan kamera nirkabel seukuran kapsul vitamin untuk mengambil gambar-gambar kondisi seluruh usus kecil dari dalam.

·         Biopsi kulit.

Jika pasien terlihat mengidap dermatitis herpetiformis, maka diperlukan pengambilan sampel kulit untuk memastikannya.

·         DEXA scan.

Dalam beberapa kasus penyakit celiac, pasien akan menjalani pemeriksaan kepadatan tulang dengan DEXA scan. 

Pengobatan Penyakit Celiac

Untuk menangani penyakit celiac, biasanya dokter akan menyarankan penderita untuk menghindari makanan yang mengandung gluten dengan menjalankan program diet bebas gluten. Hal ini dilakukan untuk mencegah rusaknya dinding usus dan gejala diare serta nyeri perut.

Selain pada makanan, gluten juga bisa terdapat pada obat-obatan, vitamin, bahkan lipstik. Beberapa makanan alami yang BEBAS gluten dapat dikonsumsi, contohnya daging dan ikan; sayuran dan buha; produk olahan susu seperti keju, mentega, dan susu; kentang; beberapa jenis tepung bebas gluten seperti tepung beras, tepung jagung, tepung kedelai, dan tepung kentang; dan nasi

Program diet bebas gluten juga mampu menghilangkan ruam gatal (dermatitis herpetiformis) dari kulit penderita, ditambah dengan pemberian obat-obatan. Dokter juga umumnya meresepkan obat-obatan steroid untuk meredakan peradangan usus kecil.

Untuk bayi penderita penyakit celiac, jangan berikan makanan yang mengandung gluten sebelum ia berusia enam bulan. Biasanya, ASI dan semua susu formula bayi bebas dari kandungan gluten.

Pada beberapa kasus, penyakit celiac bisa menyebabkan kerja limpa kurang efektif sehingga penderita rentan terkena infeksi. Oleh karena itu, penderita membutuhkan vaksinasi ekstra seperti: 

·         Vaksin flu.

·         Vaksin Haemophillus influenza type B dan meningitis C (HiB-MenC) yang melindungi dari sepsis, pneumonia, dan meningitis.

·         Vaksin pneumokokus.

Dokter juga akan menyarankan penderita untuk mengonsumsi suplemen vitamin dan mineral. Hal ini untuk menjamin penderita mendapatkan semua nutrisi yang dibutuhkan.

Komplikasi Penyakit Celiac

Jika penyakit celiac tidak ditangani atau tetap mengonsumsi makanan yang mengandung gluten, maka ada beberapa komplikasi yang bisa diidap penderita yaitu:

·         Malabsorpsi dan malnutrisi.

Tubuh penderita tidak bisa menyerap sempurna nutrisi yang bisa mengakibatkan anemia defisiensi zat besi, osteoporosis, turunnya berat badan, pertumbuhan terhambat, kelelahan, pusing, dan kebingungan.

·         Intertilitas dankeguguran.

Kurangnya kalsium dan vitamin D bisa menyebabkan gangguan pada organ reproduksi.

·         Intoleransi laktosa.

Penderita akan berisiko intoleransi laktosa karena tubuhnya kekurangan enzim untuk mencerna laktosa, yang biasanya ditemukan pada produk susu seperti keju, susu, atau yogurt.

·         Kanker.

Penderita penyakit celiac memiliki risiko lebih besar terkena kanker usus dan limfoma usus.

·         Berat badan bayi lahir rendah.

Risiko ini lebih tinggi pada ibu hamil dengan penyakit celiac yang tidak terkontrol.









Tidak ada komentar:

Posting Komentar