Kamis, 13 April 2017

PENYAKIT GONDOK



Pengertian Penyakit Gondok

Penyakit gondok adalah kondisi dimana terjadi pembengkakan kelenjar tiroid. Kelenjar tiroid adalah organ berbentuk kupu-kupu yang terletak tepat di bawah jakun. Kelenjar ini memiliki fungsi penting, yaitu untuk memroduksi hormone tiroid yang berperan dalam berbagai proses-proses kimiawi yang terjadi dalam tubuh.

Pada kondisi normal, kinerja kelenjar tiroid cenderung tidak kita sadari sama seperti organ-organ dalam yang lain. Tetapi jika terjadi pembengkakan, kelenjar tiroid akan membentuk benjolan pada leher. Benjolan ini akan bergerak naik dan turun saat anda menelan.

Ukuran benjolan pada penyakit gondok ini bervariasi pada masing-masing orang. Pada hampir sebagian besar kasus, penderita penyakit gondok tidak akan merasakan gejala apapun kecuali adanya benjolan di leher. Namun pada kasus yang parah, gejala seperti batuk-batuk, leher terasa tercekik, suara menjadi serak, susah menelan, dan kesulitan bernapas dapat dirasakan oleh pasien.

Jenis-jenis Penyakit Gondok

Terdapat dua jenis gondok, yaitu gondok difus dan nodul. Pengelompokan ini berdasarkan tekstur benjolannya.

Benjolan pada gondok difus terasa mulus saat disentuh. Sementara pada gondok nodul, benjolan terasa tidak rata dan bergumpal. Permukaan yang tidak rata tersebut disebabkan oleh adanya satu atau lebih benjolan berukuran kecil atau apabila terdapat cairan dalam benjolan. 

Gejal Penyakit Gondok

Tidak semua penderita gondok mengalami gejala. Namun apabila terjadi gejala , maka munculnya benjolan abnormal atau pembengkakan pada leher adalah tanda utama yang akan dikeluhkan oleh pasien.

Ukuran benjolan gondok berbeda-beda pada tiap penderita. Benjolan yang berukuran kecil biasanya tidak akan menimbulkan keluhan apapun. Meski demikian, benjolan tersebut dapat memengaruhi pernapasan serta menyebabkan penderita sulit menelan jika ukurannya bertambah besar.

Gejala-gejala lain yang mungkin menyertai pembengkakan meliputi tenggorokan yang terasa membengkak, perubahan suara (misalnya menjadi serak), batuk-batuk, serta kesulitan bernapas dan menelan.

Jika merasakan gejala-gejala di atas, terutama bagi penderita dengan benjolan yang terus membesar dan mengalami kesulitan bernapas atau menelan, Anda sebaiknya segera memeriksakan diri ke dokter. 

Penyebab Penyakit Gondok

Gondok terkadang sulit ditemukan penyebabnya karena sangat beragam. Tetapi ada beberapa faktor yang umumnya bisa memicu penyakit ini. Di antaranya adalah:

·         Hipertiroidisme dan hipotirodisme.

Penyakit gondok dapat terjadi karena kinerja kelenjar tiroid yang berlebihan (hipertiroidisme) atau menurun (hipotiroidisme). Keduanya akan memicu pembengkakan kelenjar tiroid. Hipertiroidisme kebanyakan disebabkan oleh penyakit Graves. Sementara hipotiroidisme dapat dipicu oleh kekurangan yodium atau penyakit Hashimoto. Penyakit Hashimoto dan penyakit Graves merupakan kondisi autoimun.

·         Defisiensi yodium.

Yodium dibutuhkan kelenjar tiroid untuk memproduksi hormon tiroid. Zat ini dapat ditemukan dalam ikan, tiram, rumput laut, sereal, biji-bijian, serta susu sapi. Karena kekurangan yodium, kinerja kelenjar tiroid akan menurun dan mengalami pembengkakan.

·         Merokok.

Asap tembakau yang mengandung senyawa tiosianat dapat memengaruhi kemampuan tubuh dalam menyerap yodium.

·         Keberadaan nodul dalam kelenjar tiroid.

Kebanyakan nodul ini sifatnya jinak. Namun demikian, tetap memerlukan pemeriksaan yang menyeluruh untuk menyingkirkan kemungkinan keganasan.

·         Pengaruh kanker tiroid.

·         Inflamasi kelenjar tiroid akibat infeksi virus, bakteri, atau obat-obatan tertentu.

·         Perubahan hormon karena pubertas, kehamilan, dan menopause.

·         Pajanan radiasi, misalnya saat menjalani radioterapi.

·         Pengaruh obat litium yang umumnya digunakan untuk menangani depresi dan gangguan bipolar. 

Faktor-faktor Resiko Penyakit Gondok

Gondok dapat menyerang siapa saja, tapi ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang untuk terkena penyakit ini. Faktor-faktor pemicu tersebut meliputi:

·         Usia. 

Risiko gondok akan emningkat pada usia 40 tahun ke atas.

·         Jenis kelamin. 

Wanita memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami gangguan tiroid dibandingkan pria.

·         Faktor keturunan. 

Memiliki anggota keluarga yang mengidap kanker tiroid atau penyakit autoimun akan meningkatkan risiko penyakit gondok.

·         Obat-obatan. 

Seperti amiodarone serta yang mengandung litium.

·         Kehamilan dan menopause. 

Risiko gangguan tiroid meningkat pada saat wanita sedang hamil atau menopause, tapi penyebabnya belum diketahui dengan pasti.

Proses Diagnosis Penyakit Gondok

Kelenjar tiroid yang membengkak umumnya dapat diketahui oleh dokter melalui pemeriksaan fisik yang sederhana. Pemeriksaan ini memungkinkan dokter untuk mendeteksi ukuran dan tekstur benjolan serta jenis penyakit gondok.

Penderita juga akan diminta menjalani evaluasi fungsi tiroid untuk memastikan penyebab di balik pembengkakan kelenjar. Pemeriksaan ini dilakukan melalui tes darah untuk mengukur kadar hormon T3, T4, dan TSH (thyroid-stimulating hormone atau hormon perangsang tiroid). T3 dan T4 merupakan hormon tiroid utama yang ada dalam tubuh, sedangkan TSH merupakan pusat kontrol produksi hormon tiroid dalam tubuh manusia. Kadar hormon tiroid yang lebih rendah atau tinggi dari normal umumnya mengindikasikan risiko seseorang untuk mengidap penyakit ini.

Ada sejumlah tes lain yang dilakukan untuk memberikan informasi yang lebih mendetail mengenai kondisi pasien. Beberapa di antaranya meliputi: 

·         Pemindaian tiroid.

Proses ini melibatkan isotop radioaktif untuk memeriksa ukuran dan jenis benjolan tiroid. Karena itu, tes ini sebaiknya dihindari oleh ibu hamil.

·         Pemeriksaan  USG.

Yang digunakan untuk mengonfirmasi ukuran dan jenis benjolan. Begitu pula dengan keberadaan nodul yang mungkin tidak ditemukan lewat pemeriksaan fisik.

·         Biopsi.

Prosedur ini dilakukan melalui aspirasi jarum halus dianjurkan guna mengetahui jenis sel yang ada dalam benjolan.

Pencegahan Penyakit Gondok

Pencegahan penyakit gondok disesuaikan dengan kondisi yang mendasarinya.

·         Gondok akibat defisiensi yodium.

Konsumsi garam yang tinggi yodium serta penggunaan yodium sebagai salah satu bahan dasar adonan merupakan cara sederhana untuk mencegah gondok. Selain itu, yodium juga dapat diberikan dalam bentuk suplemen.

·         Gondok akibat kondisi tiroiditis autoimun.

Penderita tiroiditis autoimun mungkin akan diresepkan obat levotiroksin dan obat antiinflamasi jika diperlukan. Kedua jenis obat ini bertujuan untuk mencegah terjadinya gondok di kemudian hari.

·         Gondok bawaan (congenital).

Gondok yang sudah terjadi sejak lahir ini dapat dicegah gejalanya dengan pengobatan levotiroksin selama beberapa saat setelah bayi dilahirkan. Penggunaan obat ini harus berhati-hati dan sesuai dengan resep dokter.

Langkah Pengobatan Penyakit Gondok

Gondok dapat ditangani dengan beberapa cara. Penentuan langkah ini tergantung pada beberapa faktor, yaitu ukuran benjolan, gejala yang dirasakan, serta penyebab dasar terjadinya gondok.

Benjolan yang kecil dan tidak menyebabkan gejala umumnya tidak langsung ditangani. Dokter akan memantau perkembangan kondisi Anda sebelum melakukan tindak lanjut karena gondok Anda mungkin bisa sembuh tanpa membutuhkan penanganan.

Jika benjolan terus membesar hingga mengganggu kondisi kesehatan pasien, ada beberapa langkah pengobatan yang dapat diambil. Metode-metode penanganan yang akan dianjurkan oleh dokter meliputi: 

·         Obat penurun hormone tiroid.

Thionamide akan menurunkan kadar hormon tiroid dengan menghambat proses produksinya. Obat ini digunakan untuk mengatasi hipertiroidisme. Efek sampingnya meliputi mual, nyeri pada sendi, ruam ringan, serta penurunan jumlah sel darah putih secara mendadak.

·         Terapi penggantian hormon.

Langkah ini dilakukan untuk menangani hipotirodisme dengan menggantikan hormon tiroid dan umumnya harus dijalani seumur hidup. Contoh obatnya adalah levothyroxine.

·         Terapi yodium radioaktif.

Terapi ini juga termasuk penanganan untuk hipertiroidisme. Yodium radioaktif yang dikonsumsi akan menghancurkan sel-sel tiroid. Metode pengobatan ini terbukti dapat mengecilkan ukuran benjolan, tapi juga bisa memicu hipotiroidisme.

·         Langkah operasi.

Benjolan yang terus membesar hingga mengganggu pernapasan dan menyebabkan penderita sulit menelan umumnya ditangani dengan operasi. Langkah ini akan dilakukan dengan tiroidektomi, yaitu prosedur pengangkatan sebagian atau seluruh kelenjar tiroid. Prosedur ini juga disarankan bagi penderita yang diduga memiliki benjolan tiroid yang mengandung sel-sel kanker.

Tiap operasi pasti memiliki risiko, termasuk tiroidektomi. Walau kemungkinannya tergolong kecil, pasien yang menjalani prosedur ini berpotensi mengalami komplikasi kerusakan pada saraf dan kelenjar paratiroid.

Contoh kerusakan saraf yang mungkin terjadi adalah perubahan suara dan gangguan pernapasan. Komplikasi ini bisa bersifat sementara atau permanen. Sedangkan kerusakan pada kelenjar paratiroid akan memengaruhi pengaturan kadar kalsium dalam darah dan tulang.

Selain berbagai jenis terapi di atas, penderita penyakit gondok juga disarankan untuk mengikuti pola makan khusus, antara lain:

·         Diet tinggi yodium.

Pada penderita penyakit gondok yang disebabkan oleh rendahnya kadar yodium, konsumsi garam yang tinggi yodium dapat membantu mengecilkan ukuran gondok. Selain itu, suplemen yodium atau obat levotiroksin dapat diresepkan untuk mengatasi masalah ini.

·         Diet rendah cyanoglucoside.

Cyanoglucoside adalah senyawa alami yang mampu menghambat transportasi yodium pada kelenjar tiroid. Oleh karenanya, batasi konsumsi makanan yang banyak mengandung cyanoglucoside seperti singkong, maizena (jagung-jagungan), rebung, dan kentang manis.

Komplikasi Penyakit Gondok

Apabila terlambat ditangani atau tidak ditangani dengan baik, gondok mungkin dapat menyebabkan beberapa komplikasi seperti:

·         Penekanan pita suara (trakea).

Hal ini dapat terjadi apabila gondok berukuran cukup besar sehingga menekan jaringan sekitarnya, terutama trakea. Selain suara menjadi serak, pasien juga dapat mengalami kesulitan bernapas.

·         Sepsis.

Sepsis atau infeksi darah dapat terjadi pada saat terjadi tiroid abses, yakni kondisi di mana terdapat kumpulan nanah pada kelenjar tiroid.

·         Nyeri, pendarahan, dan kematian jaringan.

Ketiganya dapat terjadi pada gondok jenis nodul.

·         Limfoma.

Gondok yang multinodul (berjumlah lebih dari satu) dan gondok yang disebabkan oleh kondisi autoimun berisiko untuk mengalami transformasi keganasan pada kelenjar tiroid, yakni limfoma.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar