Selasa, 14 Maret 2017

NEUROPATI



Pengertian Neuropata

Neuropati adalah istilah umum yang digunakan untuk kondisi-kondisi yang terkait dengan gangguan fungsi saraf. Kata neuropati itu sendiri berarti kerusakan saraf, kondisi ini bisa meliputi topik pembahasan yang sangat luas. Saraf yang ada di seluruh tubuh berpotensi mengalami kerusakan akibat penyakit maupun cedera tertentu.

Neuropati sendiri bisa dikelompokkan berdasarkan lokasi saraf yang terpengaruh dan penyakit dasar yang menyebabkannya. Berikut ini adalah jenis-jenis neuropati yang umum:

·         Neuropati perifer.

Kondisi ini terjadi ketika gangguan atau kelainan saraf yang terjadi memengaruhi saraf di luar otak dan saraf tulang belakang. Dengan kata lain, neuropati perifer memengaruhi saraf-saraf anggota gerak, seperti jari kaki, kaki, tungkai, jari tangan, tangan, dan lengan. Saraf-saraf ini adalah bagian dari sistem saraf perifer.

Gejala neuropati perifer yang berdampak kepada saraf motorik: 

a.       Kram otot dan kedutan.
b.      Kelemahan otot atau kelumpuhan pada satu atau beberapa otot.
c.       Kesulitan mengangkat bagian depan dari kaki, sehingga kesulitan berjalan.
d.      Massa otot menurun.

Gejala neuropati perifer yang berdampak kepada saraf sensori:

a.       Sensasi kesemutan dan tertusuk pada bagian yang terpengaruh.
b.      Rasa perih dan menyengat, biasanya pada bagian kaki dan tungkai.
c.       Baal dan menurunnya kemampuan untuk merasakan rasa sakit.
d.      Perubahan suhu tubuh, terutama di bagian kaki.
e.       Kehilangan keseimbangan atau koordinasi.
f.       Merasakan sakit dari stimulasi yang seharusnya tidak terasa sakit sama sekali.

·         Neuropati otonom.

Kondisi yang muncul akibat kerusakan pada sistem saraf involunter. Sistem saraf ini mengendalikan detak jantung, sirkulasi darah, sistem pencernaan, respons seksual, keringat, dan  fungsi kandung kemih. Gejala neuropati otonom, antara lain:

a.       Terutama pada malam hari akan mengalami konstipasi atau diare.
b.      Tekanan darah rendah atau hipotensi.
c.       Merasa mual, kembung, dan sering bersendawa.
d.      Gangguan pada respons seksual, misalnya disfungsi ereksi.
e.       Detak jantung cepat.
f.       Kesulitan menelan.
g.      Inkontinensi usus.
h.      Kesulitan buang air kecil.
i.        Berkeringat secara berlebihan.

·         Neuropati cranial.

Kondisi di mana terjadi kerusakan pada salah satu dari 12 saraf kranial (saraf tulang belakang bagian atas). Berikut adalah contoh neuropati kranial:

a.       Neuropati optic.

Yaitu kerusakan pada saraf kranial yang mengirim sinyal visual dari retina ke otak.

b.      Neuropati auditori.

Terjadi gangguan pada saraf kranial yang mengirimkan sinyal dari telinga bagian dalam menuju ke otak dan berfungsi dalam pendengaran.

·         Neuropati fokal atau mononeuropati.

Kondisi yang hanya memengaruhi satu saraf atau satu kelompok saraf, atau salah satu bagian tubuh. Gejala yang terjadi akibat kondisi ini biasanya muncul secara mendadak. Gejala yang muncul akan tergantung pada saraf mana yang mengalami gangguan:

a.       Bell’s palsy atau kelemahan di salah satu sisi wajah.
b.      Sensasi rasa yang berubah pada jari tangan atau jari tangan yang melemah.
c.       Rasa sakit, perubahan sensasi rasa atau muncul kelemahan pada kaki.
d.      Kemunculan rasa sakit pada mata. Selain itu pandangan kabur atau tidak bisa fokus.

Neuropati biasanya menyebabkan gejala, tapi tidak semua orang memiliki gejala yang sama satu sama lainnya. Bahkan beberapa orang tidak merasakan gejala apa pun akibat kondisi ini. Tingkat keparahan gejala yang dialami juga bisa berbeda-beda satu sama lain.

Penyebab Munculnya Neuropati

Terdapat banyak hal yang bisa menyebabkan seseorang mengalami neuropati. Berikut ini adalah beberapa kondisi, cedera, dan infeksi yang bisa berakibat pada munculnya neuropati.

·         Trauma atau cidera.

Beberapa penyakit autoimun bisa menjadi penyebab munculnya neuropati, misalnya rheumatoid arthritis, penyakit lupus sistemik, dan sindrom Sjogren.

·         Infeksi.

Beberapa infeksi virus maupun bakteri juga bisa menyebabkan munculnya neuropati, misalnya HIV/AIDS, penyakit lyme, dan sifilis.

·         Tumor.

Salah satu akibat dari keberadaan tumor adalah menekan saraf-saraf yang ada di sekitarnya. Dalam hal ini, neuropati bisa muncul ketika terdapat tumor, baik yang jinak maupun ganas, di jaringan sekitar saraf.

·         Penyakit keturunan.

Neuropati juga bisa terjadi sebagai akibat dari penyakit keturunan, misalnya ataksia Friedreich, porfiria dan penyakit Charcot-Marie-Tooth.

·         Uremia.

Kondisi ketika terjadi penumpukan sisa metabolisme tubuh di dalam darah akibat kondisi gagal ginjal yang akhirnya bisa mengakibatkan munculnya neuropati.

·         Iskemia.

Hambatan aliran darah ke saraf juga bisa menyebabkan kerusakan saraf jangka panjang.

·         Defisiensi Vitamin.

Neuropati juga bisa muncul akibat kekurangan beberapa vitamin, terutama defisiensi vitamin B12 dan folat, serta beberapa vitamin B lainnya.

·         Obat-obatan.

Beberapa obat-obatan untuk terapi kanker, seperti vincristine dan antibiotik  seperti metronidazole dan isoniazaid, bisa menyebabkan kerusakan pada bagian saraf.

·         Alkoholisme.

Mengonsumsi minuman keras berlebihan bisa menyebabkan kerusakan pada saraf. Biasanya pecandu minuman keras mengalami kekurangan nutrisi dan vitamin.

·         Racun.

Beberapa racun dan toksin bisa menyebabkan kerusakan pada saraf manusia, misalnya senyawa emas, arsenik, timah, merkuri, dan pestisida.

Diagnosis Neuropati

Untuk menentukan apakah seseorang menderita neuropati dan penyebabnya, pada awal pemeriksaan, dokter akan menanyakan tentang gejala yang dirasakan dan juga riwayat kesehatan pasien, serta melakukan pemeriksaan fisik untuk mencari tahu penyebab dan tingkat keparahannya.

Selain itu, tes medis akan dilakukan untuk memastikan penyebab dasar dari neuropati yang muncul. Salah satu tes yang dilakukan adalah tes darah. Tes ini berfungsi untuk mengetahui apakah ada kondisi medis lain yang menyebabkan terjadinya kerusakan saraf.

Untuk mengetahui sumber tekanan atau kerusakan pada saraf, tes pencitraan seperti X-ray, CT scan, dan MRI mungkin akan dilakukan. Sedangkan tes yang dilakukan khusus untuk melihat fungsi saraf adalah: 

·         Elektromiografi (EMG).

Tes ini digunakan untuk mengukur fungsi saraf.

·         Tes velositi konduksi saraf (NVC).

Tes yang berfungsi mengukur kecepatan sinyal yang melalui saraf.

·         Biopsi sraf.

Pengambilan sampel jaringan melalui prosedur operasi untuk diperiksa di bawah mikroskop.

Pengobatan Neuropati

Pengobatan yang dilakukan untuk mengatasi neuropati dilakukan untuk meredakan gejala yang muncul. Selain itu, pengobatan juga dilakukan untuk mengatasi penyebab dasar yang mengakibatkan munculnya neuropati.

Jadi, pengobatan tergantung pada faktor atau kondisi yang menyebabkan neuropati sejak awal. Kebanyakan, jika penyebab dasarnya terobati, maka neuropati yang terjadi juga akan hilang atau sembuh dengan sendirinya.

Khususnya pada neuropati diabetes, pengaturan kadar gula dalam darah akan sangat penting dalam membantu mencegah kerusakan lebih lanjut pada bagian saraf yang sudah terpengaruh.

Jika neuropati yang muncul karena adanya tekanan atau terhimpitnya saraf akibat tumor, maka kondisi ini bisa ditangani dengan prosedur operasi. Neuropati karena penyakit autoimun, infeksi, penyakit ginjal, defisiensi vitamin, efek samping obat, trauma atau cedera, dan penyebab dasar lain akan membutuhkan penanganan berbeda.

Berikut ini obat-obatan yang terbukti cukup efektif dalam mengatasi kondisi yang terkait dengan neuropati, yaitu: 

·         Antikonvulsan.
·         Antidepresan.
·         Opioid dan obat sejenisnya.
·         Obat oles pereda sakit.
·         Antioksidan asam alfa lipoat. Obat ini mengatasi gejala neuropati diabetes.

Neuropati sering berdampak kepada saraf kaki, jadi sangat penting bagi penderita neuropati untuk memberikan perawatan khusus terhadap kakinya. Beberapa cara di bawah ini bisa Anda lakukan sendiri di rumah, seperti:

·         Jangan keluar rumah tanpa memakai alas kaki.
·         Jangan menggunakan alas kaki yang rusak atau tidak sesuai ukuran kaki saat bepergian.
·         Cuci kaki dengan air hangat setiap hari, dan keringkan terutama di bagian antara jari-jari kaki.
·         Potong kuku jari kaki jika diperlukan.
·         Memeriksa telapak kaki secara rutin, untuk mencari luka robek, luka melepuh, atau gangguan lainnya.
·         Memijat kaki bisa meningkatkan sirkulasi, atau berhenti merokok agar sirkulasi darah membaik.
·         Untuk mencegah iritasi, gunakan kaos kaki yang tebal.

Sama halnya seperti langkah pengobatan, pencegahan yang Anda lakukan untuk menghindari neuropati sangat tergantung pada penyebab dasarnya. Neuropati diabetes bisa dicegah dengan menjaga dan terus memonitor kadar gula dalam darah agar tidak melebihi batas normal. Sedangkan pada neuropati akibat kekurangan nutrisi, defisiensi vitamin, atau karena kecanduan minuman keras, bisa dicegah dengan pola makan seimbang dan membatasi konsumsi alkohol.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar