Sabtu, 05 November 2016

INFEKSI GINJAL







Pengertian Infeksi Ginjal

Infeksi ginjal atau pielonefritis adalah penyakit yang menyebabkan rasa sakit yang tidak nyaman karena berpindahnya bakteri dari kandung kemih menuju ginjal, baik salah satu atau bisa juga kedua-duanya. Di dalam tubuh manusia terdapat dua buah organ ginjal. Kedua ginjal menghasilkan urine yang dialirkan melalui ureter dan akhirnya disimpan di dalam kandung kemih. Urine akan dikeluarkan dari kandung kemih melalui uretra.

Infeksi ginjal biasanya merupakan komplikasi dari infeksi saluran kemih. Bakteri akan memasuki tubuh manusia melalui kulit yang berada di sekitar uretra, lalu berpindah atau bergerak dari uretra menuju kandung kemih, sebelum akhirnya menginfeksi ginjal.

Infeksi ginjal lebih umum terjadi pada wanita karena uretra pada wanita lebih pendek dibandingkan milik pria. Kondisi inilah yang membuat bakteri lebih mudah untuk masuk ke dalam ginjal. Wanita yang aktif melakukan hubungan seksual lebih berisiko mengalami infeksi ginjal. Sedangkan untuk anak-anak, apabila mereka mengalami kelainan saluran kemih sejak lahir atau menderita refluks vesicoureteral (terjadi aliran balik urine dari kandung kemih kembali ke ginjal) juga lebih rentan mengalami infeksi ginjal.

Gejala Infeksi Ginjal

Infeksi ginjal akan mengakibatkan gejala muncul dengan cukup cepat, yaitu hingga hanya berselang waktu beberapa jam setelah bakteri mencapai ginjal. Berikut ini adalah gejala umum yang biasanya muncul pada penderita infeksi ginjal.

·         Sering buang air kecil yang terasa sakit dan tidak nyaman. Kondisi ini biasanya mirip dengan gejala awal dari infeksi saluran kemih. Bau urine yang tidak seperti biasanya.
·         Rasa sakit dan tidak nyaman di sekitar perut samping, atau bagian punggung.
·         Demam atau menggigil.
·         Mual dan muntah.
·         Merasa kelelahan.
·         Diare.
·         Kehilangan selera makan.

Gejala-gejala yang muncul di atas tidak hanya disebabkan oleh infeksi ginjal, tetapi bisa juga diakibatkan infeksi kandung kemih (sistitis) atau infeksi pada uretra (uretritis) yang dapat disertai sensasi terbakar saat buang air kecil, adanya darah di dalam urine, dan warna urine yang lebih gelap. Oleh karena itu, diperlukan pemeriksaan medis untuk memastikan diagnosis.

Jika infeksi ginjal terjadi pada anak-anak, berikut beberapa gejala yang menyertai: 

·         Rewel.
·         Susah makan dan/atau muntah.
·         Badan yang lemas atau kurang berenergi.
·         Sakit perut.
·         Pertumbuhan anak yang tidak normal.
·         Mengompol.
·         Adanya darah dalam urine atau hematuria.
·         Bau urine yang tidak seperti biasanya.
·         Jaundice atau sakit kuning, yaitu kondisi ketika kulit dan bagian putih mata menjadi berwarna kuning.

Infeksi ginjal perlu ditangani oleh dokter karena penderita perlu secepatnya menerima antibiotik. Temui dokter jika mengalami demam tinggi, rasa sakit yang tidak kunjung hilang, atau jika terjadi perubahan pada pola buang air kecil. Selain itu, adanya darah dalam urine juga merupakan pertanda bahwa Anda harus segera menemui dokter untuk menemukan kondisi yang menyebabkannya.

Hal-hal yang Menyebabkan Terjadinya Infeksi Ginjal

Infeksi ginjal terjadi ketika terdapat infeksi bakteri yang menyebar hingga ke organ ginjal, baik salah satu maupun kedua-duanya. Bakteri yang paling umum menyebabkan infeksi ini adalah bakteri yang ada di kotoran manusia, bernama E.coli. Ini adalah jenis bakteri yang sama yang menyebabkan infeksi saluran kemih.

Awalnya, bakteri akan masuk melalui uretra yang terbuka hingga naik menuju  kandung kemih. Setelah itu bakteri menginfeksi kandung kemih dan akhirnya menyebar ke ginjal Anda. Bakteri yang masuk ke saluran kemih kemungkinan secara tidak sengaja menyebar dari anus menuju uretra. Bakteri bisa masuk ke uretra ketika kita membersihkan diri setelah buang air besar atau saat melakukan hubungan seksual.

Selain itu, infeksi ginjal juga bisa terjadi ketika infeksi bakteri atau jamur pada kulit menyebar melalui aliran darah dan masuk ke ginjal. Tapi kondisi ini cukup jarang dan biasanya hanya terjadi pada orang yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah.

Faktor Resiko Infeksi Ginjal

Berikut ini adalah beberapa faktor lain yang bisa meningkatkan risiko Anda mengalami infeksi ginjal:

·         Anatomi tubuh wanita.

Saluran uretra pada wanita yang lebih dekat dengan anus daripada pria akan mempermudah infeksi bakteri menyebar ke dalam uretra. Selain itu, saluran uretra pada wanita juga lebih pendek dari saluran uretra pada pria.

·         Kondisi bawaan lahir pada anak-anak.

Anak-anak yang terlahir dengan kondisi medis tertentu dengan kelainan saluran kemih. Selain itu, anak yang mengalami konstipasi juga memiliki risiko menderita infeksi ginjal.

·         Obstruksi saluran kemih.

Beberapa kondisi seperti batu ginjal dan pembengkakan kelenjar prostat.

·         Sistem kekebalan tubuh yang lemah.

Kondisi ini bisa disebabkan oleh beberapa kondisi, seperti menderita diabetes tipe 2, HIV/AIDS, atau karena obat-obatan yang digunakan dalam kemoterapi.

·        Prostatitis.

Infeksi yang terjadi pada kelenjar prostat yang bisa menyebar hingga ke organ ginjal.

·         Wanita yang aktif secara seksual.

Hubungan seksual bisa membuat uretra mengalami iritasi dan mempermudah bakteri memasuki kandung kemih.

·         Orang yang sering melakukan seks anal.

Bakteri lebih mudah masuk ke saluran kemih hingga akhirnya masuk ke kandung kemih.

·         Wanita hamil.

Perubahan fisik yang terjadi akibat kehamilan bisa memperlambat aliran urine di dalam tubuh sehingga bakteri dengan mudah menyebar ke organ ginjal.

·         Pemakaian kateter jangka panjang.

Kateter adalah pipa kecil yang digunakan untuk mengeluarkan urine dari kandung kemih. Alat ini mungkin dipasang ketika Anda menjalani tes diagnosis dan prosedur operasi.


Cara Mengdiagnosis Infeksi Ginjal

Terdapat beberapa tes yang akan dilakukan oleh dokter untuk memastikan apakah Anda menderita infeksi ginjal. Sebelumnya, dokter akan menanyakan beberapa pertanyaan tentang gejala yang Anda alami dan riwayat kesehatan Anda serta melakukan pemeriksaan fisik yang diperlukan seperti pemeriksaan suhu tubuh dan tekanan darah.

Salah satu tes yang akan dilakukan adalah tes urine. Tes ini dilakukan dengan memeriksa sampel urine untuk mengetahui apakah kita menderita infeksi sistem kemih. Tes ini tidak bisa menentukan lokasi terjadinya infeksi, apakah terjadi di ginjal atau di bagian lainnya. Tapi melalui pemeriksaan fisik, informasi yang dikumpulkan dari Anda dan tes urine, dokter bisa menyimpulkan diagnosis.

Berikut ini beberapa kondisi yang memerlukan pemeriksaan lebih lanjut di rumah sakit. 

·         Gejala yang Anda alami bertambah parah.
·         Gejala tidak membaik meski sudah diberi pengobatan dengan antibiotik.
·         Anda berisiko mengalami komplikasi akibat infeksi ginjal.
·         Munculnya gejala lain yang tidak terkait dengan infeksi ginjal.
·         Anak-anak menderita infeksi saluran kemih kambuhan (infeksi yang muncul kembali meski sudah sempat pulih).

Pemeriksaan yang dapat dilakukan adalah tes pencitraan seperti CT scan, ultrasound, dan isotope scan. Guna dari pemeriksaan lebih lanjut adalah mencari tahu jika ada gangguan lain selain infeksi ginjal.

Pengobatan Infeksi Ginjal

Infeksi ginjal pada kebanyakan kasus bisa disembuhkan tanpa harus menginap di rumah sakit. Oleh dokter, Anda akan diberi antibiotik dan obat pereda rasa sakit untuk mengatasi infeksi yang muncul pada ginjal.

·         Penanganan diri sendiri.

Khususnya bagi penderita infeksi ginjal, saat Anda harus buang air, pastikan untuk membuang semua isi kandung kemih Anda. Selain itu, dengan mengonsumsi banyak cairan akan membantu dalam membuang bakteri dari dalam ginjal dan mencegah terjadinya dehidrasi.

Infeksi ginjal bisa menguras kondisi fisik dan menjadikan Anda merasa sangat kelelahan. Pastikan untuk istirahat yang cukup, setidaknya dua minggu sebelum kembali beraktivitas seperti kondisi normal.

·         Anti Biotik.

Anda akan diberikan antibiotik berbentuk tablet atau kapsul selama kurang lebih 1-2 minggu. Beberapa antibiotik yang sering kali digunakan adalah ciprofloxacin atau Co-amoxiclav, tapi obat ini tidak disarankan untuk wanita yang hamil. Khusus untuk wanita hamil, biasanya akan diberikan obat yang bernama cefalexin.
Setelah memulai pengobatan dengan antibiotik, Anda akan segera merasakan efek dari obat ini. Anda akan merasa lebih baik dan benar-benar pulih sepenuhnya setelah dua minggu. Pastikan untuk menghabiskan obat resep antibiotik yang diberikan oleh dokter meski Anda merasa sudah sembuh.
Segera temui dokter jika gejala yang Anda alami tidak menunjukkan tanda-tanda membaik dalam waktu 1x24 jam setelah pengobatan dimulai.

·         Pereda rasa sakit.

Untuk meredakan rasa sakit dan demam yang muncul akibat infeksi ginjal, Anda bisa menggunakan parasetamol. Tapi pereda rasa sakit, seperti ibuprofen (obat antiinflamasi nonsteroid), tidak disarankan untuk mengatasi infeksi ginjal. Obat ini bisa meningkatkan risiko Anda mengalami kondisi medis lain yang berkaitan dengan gangguan ginjal.

·         Penanganan di rumah sakit.

Anda akan dirujuk ke rumah sakit jika:

-         Memiliki kondisi tertentu yang membuat Anda lebih berisiko mengalami infeksi ginjal.
-        Infeksi ginjal yang terjadi sangat parah dan memerlukan pemberian antibiotik melalui infus.
-         Infeksi ginjal yang muncul kembali (kambuh).
-         Infeksi ginjal terjadi pada pria, karena kondisi ini jarang sekali terjadi pada pria. Dokter akan merujuk ke rumah sakit untuk mengetahui penyebab munculnya kondisi ini.
-         Infeksi ginjal terjadi pada anak-anak.

·        Selama Anda ditangani di rumah sakit, Anda bisa diberikan cairan melalui infus untuk menghindari dehidrasi. Untuk memonitor kondisi medis Anda dan respons Anda terhadap antibiotik, diperlukan tes darah dan tes urine secara teratur.

Berikut ini beberapa kondisi medis lain yang memerlukan penanganan di rumah sakit, yaitu:

-          Kondisi tidak membaik dalam waktu 1x24 jam setelah mengonsumsi antibiotik.
-          Anda tidak bisa menelan cairan maupun obat-obatan.
-          Anda mengalami dehidrasi yang cukup parah.
-          Anda sedang hamil dan mengalami demam.
-          Sistem kekebalan tubuh melemah.
-          Usia Anda di atas 65 tahun.
-          Terdapat benda asing di saluran kemih, seperti kateter atau batu ginjal.
-          Anda menderita diabetes, penyakit ginjal kronis, atau penyakit ginjal polikistik.

Sebagian besar penderita infeksi ginjal merespons baik terhadap pengobatan yang dilakukan di rumah sakit. Anda akan tetap diberikan tablet atau kapsul antibiotik untuk melanjutkan pengobatan dari rumah.

Komplikasi Infeksi Ginjal

Berikut adalah beberapa kemungkinan komplikasi yang muncul akibat infeksi ginjal:

·         Abses ginjal

Kondisi ketika cairan nanah muncul di dalam jaringan ginjal. Ini adalah kondisi yang jarang, tapi serius, karena bakteri di dalam abses  atau carian nanah bisa menyebar ke bagian tubuh lainnya, seperti aliran darah atau paru-paru. Abses ginjal cenderung terjadi pada orang yang menderita diabetes. Gejala yang muncul mirip dengan infeksi ginjal, seperti demam, menggigil, sakit perut, sakit saat buang air kecil, dan kehilangan selera makan. Penanganan abses yang parah dilakukan dengan cara operasi dan penanganan abses yang lebih kecil dengan cara pemberian antibiotik melalui infus.

·         Sepsis.

Kondisi ini terjadi saat bakteri masuk ke aliran darah. Infeksi darah yang satu ini cukup langka dan bisa berakibat fatal karena infeksi bisa menyebar ke seluruh bagian tubuh, termasuk organ-organ vital. Gejala yang muncul akibat kondisi ini adalah tekanan darah rendah, kebingungan, demam, kulit pucat, detak jantung cepat, sesak napas, dan menggigil. Jika Anda atau orang di sekitar Anda mengalami kondisi ini, harus segera dianggap sebagai kondisi medis darurat dan harus dibawa ke unit perawatan intensif di rumah sakit. Antibiotik tetap diberikan untuk mengatasi infeksi yang terjadi. Beberapa obat-obatan untuk diabetes akan dihentikan sementara karena bisa menyebabkan kerusakan ginjal bertambah parah.

·         Gagal ginjal.

Kondisi ketika ginjal tidak bisa berfungsi normal lagi. Meski kondisi ini jarang terjadi, infeksi ginjal bisa berakibat pada gagal ginjal. Penanganan kondisi ini bisa dilakukan dengan dialisis atau transplantasi ginjal.

·         Pielonefritis emfisematosa .

Ini adalah infeksi ginjal yang berat dan mengakibatkan jaringan ginjal rusak dengan cepat. Bakteri penyebab infeksi mulai melepaskan gas beracun dan tertimbun di dalam ginjal. Hampir semua kasus ini terjadi pada penderita diabetes, meski hingga kini penyebabnya masih belum pasti. Penanganan yang dilakukan adalah dengan cara operasi pengangkatan sebagian atau keseluruhan ginjal yang terinfeksi.

·         Komplikasi pada kehamilan.

Wanita hamil yang mengalami infeksi ginjal bisa mengakibatkan komplikasi yang cukup berbahaya. Jika tidak ditangani, infeksi meningkatkan risiko kelahiran prematur dan melahirkan bayi dengan bobot di bawah rata-rata.




         

Tidak ada komentar:

Posting Komentar