Minggu, 06 November 2016

INFEKSI KULIT



 Hasil gambar untuk dermatitis

Pengertian Infeksi Kulit

Kulit merupakan lapisan terluar tubuh kita yang berfungsi melindungi otot, jaringan, tulang, dan organ. Infeksi pada kulit umumnya disebabkan oleh bakteri, virus, dan jamur. Mereka yang menderita infeksi kulit bisa merasakan gejala yang beragam pada kulitnya dengan atau tanpa disertai gejala pada bagian tubuh yang lain. Misalnya seseorang yang tubuhnya terdapat cacar akan dipenuhi bintik-bintik berair disertai sakit kepala, nyeri otot, atau demam.

Gejala Infeksi Kulit

Gejala infeksi kulit beragam tergantung dari jenis-jenisnya, namun secara umum, kondisi ini bisa ditandai dengan adanya gejala ruam kemerahan, gatal-gatal, dan luka pada kulit. Pembengkakan pun bisa terjadi, misalnya pada kasus selulitis. Di bawah ini akan dijelaskan ragam gejala infeksi kulit secara lebih mendetail.

·         Gejala Cacar.

Penyakit ini mempunyai gejala utama munculnya bintik-bintik (ruam) yang berair seperti tetesan embun. Ruam dapat timbul di sekujur tubuh atau sebagian tubuh, misalnya pada lengan dan kaki, dada dan perut, belakang telinga, muka, dan bahkan pada kulit kepala. Sebelum bintik-bintik ini muncul, penderita cacar biasanya akan mengalami demam, sakit kepala, dan nyeri otot, serta kehilangan nafsu makan.

Pada umumnya, bintik-bintik cacar akan terasa sangat gatal setelah 12-14 jam sejak awal kemunculan. Dalam jangka waktu dua hari, cairan yang berada di dalam bintik-bintik tersebut biasanya akan mulai mengering dengan diawali perubahan ke warna keruh hingga akhirnya menjadi kerak dan terkelupas dengan sendirinya dari kulit dalam kurun waktu dua minggu.

·         Gejala Herpes Zoster.

Gejala utama penyakit herpes zoster adalah nyeri dengan sensasi panas di area kulit yang terkena infeksi, kemudian diikuti dengan munculnya ruam gatal berwarna merah dan bintik-bintik yang menyerupai cacar. Perbedaan pada herpes zoster adalah bintik-bintik tersebut akan menguning setelah beberapa hari, lalu mengempis dan akhirnya kering.

Nyeri yang dirasakan penderita herpes zoster bisa bervariasi. Ada yang merasakan nyeri ringan saja dan ada juga yang nyerinya seakan-akan menusuk-nusuk. Sebelum gejala ini muncul, sebagian penderita herpes zoster ada yang merasakan gejala-gejala lainnya, seperti sakit kepala, demam, serta rasa gatal, panas, dan kebas di sekitar area kulit yang terinfeksi.

·         Gejala Bisul.

Gejala awal sakit bisul biasanya ditandai dengan pembengkakan dan warna merah di permukaan kulit yang terinfeksi. Bengkak yang juga terasa panas apabila disentuh ini seiring waktu akan berubah menjadi benjolan yang membesar. Benjolan bisul akan berisi nanah dan seperti ada titik putih di bagian ujungnya.

Bisul bisa muncul secara tunggal atau bisa juga muncul secara berkelompok. Kumpulan bisul ini disebut sebagai karbunkel. Dibandingkan dengan bisul biasa, karbunkel lebih jarang terjadi. Karbunkel kebanyakan dialami oleh orang-orang lansia dengan sistem kekebalan tubuh yang rendah atau memiliki kondisi kesehatan yang buruk.

·         Gejala Impetigo.

Berdasarkan gejalanya, impetigo terbagi menjadi dua jenis, yaitu impetigo bulosa dan nonbulosa. Kulit orang yang mengalami impetigo bulosa akan bermunculan bintik-bintik kecil berisi cairan yang terasa sakit dan membuat area kulit di sekitarnya terasa gatal. Setelah beberapa hari, bintik-bintik ini akan pecah dan meninggalkan kerak berwarna kuning.

Sedangkan pada penderita impetigo nonbulosa, gejala awal biasanya berupa kemunculan bercak-bercak merah yang menyerupai luka. Bercak ini tidak terasa sakit, melainkan terasa gatal. Seiring waktu, bercak-bercak ini berubah menjadi kerak berwarna kecokelatan. Setelah kering, kerak impetigo nonbulosa biasanya akan meninggalkan bekas berwarna kemerahan.

·         Gejala Selulitis.

Selulitis biasanya terjadi di salah satu kaki. Gejalanya berupa rasa panas, nyeri, bengkak, dan kemerahan di kulit yang terinfeksi. Pada sebagian kasus selulitis, bahkan muncul lepuhan-lepuhan di kulit.

Tanda-tanda pada kulit tersebut juga terkadang diawali atau diiringi gejala lainnya, misalnya mual dan tubuh terasa dingin hingga membuat penderita menggigil.

·         Gejala Kusta.

Gejala kusta bervariasi, mulai dari perubahan warna kulit berbentuk bulatan-bulatan, kulit terasa kebas yang menyebabkan penderita tidak merasakan apa-apa ketika timbul luka, kehilangan jari-jemari, perubahan bentuk wajah, hingga lemah otot yang menjurus pada kelumpuhan. Kusta merupakan kondisi yang perkembangan gejalanya berjalan lambat sehingga sulit diketahui sejak awal bakteri menginfeksi tubuh. Pada sebagian kasus, bakteri penyakit ini bisa berinkubasi selama 20 tahun lebih.

·         Gejala Kurap.

Ruam kemerahan berbentuk lingkaran dengan garis luar tidak beraturan merupakan gejala kurap yang paling umum terjadi. Selain memiliki tekstur bersisik dan terasa gatal, ruam kurap bisa menyebar dan menginfeksi daerah kulit mana pun, seperti tubuh bagian atas (termasuk kulit kepala), selangkangan, kaki, bahkan kuku. Pada kondisi yang parah, ruam kurap dapat membentuk benjolan dan melepuh.

·         Gejala Kandidiasi.

Gejala kandidiasis dibedakan berdasarkan lokasi terjadinya infeksi. Apabila terjadi di dalam mulut, penderita bisa merasakan bintik-bintik putih di dalam mulut atau di atas permukaan lidah, kesulitan menelan, dan nyeri tenggorokan.

Selain menginfeksi mulut, kandidiasis juga bisa menginfeksi kulit kelamin. Pada wanita, gejala yang dialami biasanya berupa kulit vagina yang berubah menjadi kemerahan, terasa gatal atau sakit (terutama saat berhubungan seksual), dan keputihan dengan tekstur tidak normal. Sedangkan pada pria, gejala bisa berupa ruam merah yang terasa gatal atau panas di penis (terutama pada ujung penis).

Kandidiasis juga bisa menginfeksi kulit bokong bayi. Kondisi ini lazim disebut ruam popok. Ciri-ciri ruam popok yang paling umum adalah munculnya bercak-bercak merah pada bokong atau lipatan paha. Pada sebagian kasus, ruam juga bisa berkembang menjadi bintik-bintik kuning berisi cairan.

·         Gejala Penyakit Tinea Pedis.

Infeksi ini biasanya terjadi di telapak kaki atau di sela jari-jari kaki. Orang yang terkena penyakit kaki atlet biasanya memiliki permukaan kulit yang terlihat kering, bersisik, pecah-pecah, atau terkelupas (melepuh). Penyakit ini juga bisa membuat kaki terasa gatal atau sakit.

·         Gejala Jamur Kuku.

Gejala penyakit jamur kuku terjadi secara bertahap. Pada awalnya, penderita akan mengalami perubahan warna alami kuku (misalnya menjadi putih, kuning, hijau, atau hitam). Setelah itu akan terjadi penebalan dan perubahan bentuk kuku. Di tahap ini, biasanya penderita akan mulai merasa tidak nyaman atau nyeri, terutama jika ada tekanan di jari. Jika tidak segera diatasi, maka penyakit jamur kuku pada akhirnya akan menghancurkan kuku.

Diagnosis Infeksi Kulit

Sebagian besar penyakit infeksi kulit bisa langsung dikenali dokter hanya dari melihat bentuk kelainan di kulit saja tanpa harus dilakukan pemeriksaan lebih lanjut dengan diperkuat oleh gejala-gejala yang dirasakan pasien.

Apabila pengamatan luar saja dirasa belum cukup, dokter bisa melakukan tes lanjutan untuk memastikan diagnosis. Salah satu tes yang paling sering diterapkan dalam kasus infeksi kulit adalah biopsi atau pengambilan sampel sel pada kulit yang mengalami inflamasi untuk selanjutnya diteliti di laboratorium. Selain biopsi, pemeriksaan darah terkadang perlu dilakukan untuk mengidentifikasi jenis virus pada kasus cacar. 

Penyebab Infeksi Kulit

Virus merupakan salah satu penyebab infeksi kulit. Ada tiga kelompok virus yang bisa dikaitkan dengan kondisi ini, di antaranya virus herpes simpleks, human papillomavirus, dan poxvirus. Beberapa contoh infeksi kulit akibat virus yang sering ditemukan antara lain:

·         Cacar: disebabkan virus varisela-zoster.
·         Penyakit herpes zoster: disebabkan virus varisela-zoster.

Penyebab infeksi kulit berikutnya adalah bakteri. Dua jenis bakteri yang paling banyak menyebabkan kondisi ini adalah streptococcus dan Staphylococcus aureus. Beberapa contoh kondisi infeksi kulit yang disebabkan oleh bakteri-bakteri tersebut adalah:

·         Bisul.
·         Impetigo.
·         Selulitis.

Penyakit kusta juga disebabkan oleh infeksi bakteri, yaitu Mycobacterium leprae.

Selain virus dan bakteri, infeksi kulit juga bisa disebabkan oleh jamur. Beberapa contohnya adalah: 

·         Kurap.
·         Kandidiasis.
·         Penyakit kaki atlet.
·         Penyakit jamur kuku.

Potensi virus atau bakteri untuk menginfeksi kulit sangat besar apabila kita bersentuhan langsung dengan penderita atau menggunakan barang-barang yang sudah terpapar. Bakteri juga dapat masuk ke lapisan kulit yang lebih dalam apabila terdapat luka pada kulit. Khusus untuk jamur, infeksi kulit biasanya dialami oleh orang-orang yang suka memakai pakaian lembap atau oleh mereka yang tinggal di lingkungan lembap.

Selain faktor-faktor di atas, seseorang akan makin berisiko terkena infeksi kulit apabila memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah.

Pengobatan Infeksi Kulit

Beberapa jenis infeksi kulit, terutama yang disebabkan oleh virus, biasanya bisa ditangani di rumah tanpa perlu ke dokter. Berbeda dengan virus, infeksi kulit yang disebabkan oleh bakteri biasanya harus diobati dengan antibiotik. Apabila masih tergolong ringan, antibiotik berbentuk krim atau salep bisa Anda oleskan langsung pada kulit yang terinfeksi. Namun jika tingkat keparahan infeksi cukup tinggi, dokter biasanya akan meresepkan antibiotik minum atau bila perlu memberi Anda antibiotik suntik. Begitupula dengan infeksi kulit oleh jamur, dokter dapat memberikan Anda obat anti jamur oles, minum, maupun suntik.

Untuk membantu mengurangi peradangan dan rasa gatal, Anda bisa mengompres bagian kulit yang terinfeksi dengan air dingin atau minum obat antihistamin yang dijual bebas di apotek.

·         Pengobatan cacar.

Karena cacar disebabkan oleh virus, maka penanganan oleh dokter umumnya tidak diperlukan kecuali pada pasien dengan kondisi tertentu, misalnya bayi yang baru lahir, ibu hamil, dan pasien yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang rendah. Untuk ketiga kasus tersebut, dokter biasanya akan meresepkan aciclovir.

Jangan menggaruk cacar meskipun terasa gatal karena bisa meninggalkan bekas luka setelah sembuh atau kering. Apabila cacar sampai menyebabkan gejala demam, konsumsi obat pereda rasa sakit yang dijual bebas, seperti ibuprofen dan parasetamol. Meski dijual bebas, penting untuk membaca dan mematuhi petunjuk pemakaian yang tertera pada kemasan untuk menghindari efek samping yang tidak diinginkan. 

·         Pengobatan herpes zoster

Obat antivirus seperti aciclovir, famciclovir, dan valaciclovir mungkin akan diresepkan guna mempercepat kesembuhan, mengurangi tingkat keparahan, dan mencegah terjadinya komplikasi. Selain itu, Anda juga bisa mengonsumsi obat pereda rasa sakit, seperti parasetamol, untuk meredakan gejala nyeri.

Selama masa penyembuhan herpes zoster, Anda dianjurkan untuk menjaga ruam tetap kering dan bersih. Selain itu, dilarang menutup ruam dengan perban karena dapat memperlambat masa penyembuhan.
·         Pengobatan bisul, impetigo, selulitis, dan kusta.
Karena kelima kondisi ini terjadi akibat infeksi bakteri, maka penanganan utamanya adalah dengan menggunakan antibiotik. Selain itu, obat pereda rasa sakit, misalnya parasetamol, bisa digunakan untuk meringankan nyeri.

Untuk kasus bisul yang cukup berat, dokter mungkin akan memberikan Anda antibiotik golongan penicillin, clarithromycin, ataupun. Selain itu, penanganan dengan bedah kecil untuk mengeluarkan nanah di dalam bisul bisa dilakukan apabila diperlukan.

Untuk kasus impetigo, antibiotik oles biasanya diberikan apabila tingkat keparahan penyakit masih tergolong ringan. Apabila sudah cukup parah, maka dokter biasanya akan memberikan antibiotik minum.

Untuk kasus selulitis, dokter biasanya meresepkan antibiotik golongan penicillin. Namun jika Anda alergi terhadap penicillin, maka dokter dapat menggantinya dengan clarithromycin atau erythromycin. Apabila tingkat keparahan selulitis Anda cukup parah, misalnya sampai mengalami gejala mual, muntah, dan demam, maka kemungkinan besar akan dibutuhkan penanganan di rumah sakit. Gejala mual, muntah, dan demam bisa saja menjadi tanda bahwa infeksi selulitis telah menyebar ke aliran darah.

Pada kasus kusta, antibiotik diaminodifenil sulfon, rifampisin, serta klofazimin biasanya digunakan sebagai terapi awal, biasanya untuk jangka waktu selama setengah tahun lebih. Untuk mencegah kerusakan saraf atau kerusakan lainnya, dokter juga biasanya meresepkan obat-obatan antiinflamasi.

·         Pengobatan kurap, kandidiasis, penyakit kaki atlet, sporotrikokis, dan jamur kuku.

Karena kelima kondisi ini merupakan infeksi kulit yang disebabkan oleh jamur, maka penanganan utamanya adalah dengan menggunakan obat antijamur. Obat antijamur tersedia dalam bentuk tablet (misalnya griseofulvin dan terbinafine), krim, obat semprot, maupun sampo (misalnya ketoconazole dan selenium sulphide).

Sangat penting untuk memematuhi nasihat dokter atau petunjuk yang tertera pada kemasan produk obat mengenai tata cara penggunaan dan dosis agar pengobatan infeksi jamur bisa berjalan aman dan lebih efektif.

Pencegahan Infeksi Kulit

Beberapa cara bisa kita lakukan agar terhindar dari penyakit infeksi kulit, salah satunya adalah menghindari paparan virus, bakteri, atau jamur yang menyebabkannya. Hindari bersentuhan dengan penderita infeksi kulit atau jangan menggunakan barang-barang yang penderita juga gunakan.

Selalu jaga kebersihan tubuh kita, terutama bagian tangan, agar bakteri, virus, atau jamur tidak bisa dengan mudah menjangkiti tubuh kita. Jika ada luka pada kulit, usahakan untuk menutupnya agar mikroorganisme penyebab infeksi tidak bisa masuk.

Pada kasus infeksi kulit akibat jamur, hindari dengan selalu menjaga kebersihan pakaian atau sepatu yang kita pakai. Selain itu, dianjurkan untuk segera mengganti pakaian yang kita kenakan apabila terasa lembap, misalnya akibat keringat.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar