Kamis, 14 September 2017

MALABSORBSI MAKANAN



Pengertian Malabsorbsi Makanan

Malabsorbsi makanan adalah gangguan pada saluran pencernaan dalam menyerap nutrisi dan cairan secara memadai dari bahan makanan. Secara normal, proses pencernaan dan penyerapan gizi bahan makanan terdiri dari 3 tahap. Pada tahap pertama, enzim pencernaan dan empedu mengurai dan melarutkan kandungan karbohirat, protein, serta lemak dari makanan. Tahap selanjutnya, makanan yang sudah dicerna dalam lumen usus diserap oleh sel epitel usus. Tahap ketiga, zat-zat nutrisi tersebut diedarkan ke bagian tubuh yang lain melalui sirkulasi portal dan sistem limfatik.

Dalam kasus malabsorpsi makanan, baik makronutrien (protein, karbohidrat, lemak) maupun mikronutrien (vitamin dan mineral), tidak dapat diserap secara memadai oleh usus halus ke aliran darah. Gangguan penyerapan nutrisi ini dapat terjadi untuk satu macam nutrisi tertentu, seperti intoleransi laktosa, atau pada beberapa macam nutrisi, seperti pada penderita penyakit celiac atau penyakit crohn. Kondisi ini bisa mengakibatkan seseorang mengalami gizi buruk yang ditandai dengan pertambahan berat badan dan tinggi badan yang tidak sesuai dengan umur.

Malabsorbsi makanan dapat disebabkan oleh berbagai hal, termasuk di antaranya adalah akibat penyakit dan kelainan bawaan. Kondisi ini dapat dialami oleh laki-laki atau perempuan dalam berbagai usia.

Gejala Malabsorbsi Makanan

Gejala malabsorpsi makanan bisa bermacam-macam, tergantung dari jenis nutrisi yang tidak terserap dengan baik. Gejala tersebut meliputi:

·         Malabsorpsi gula; ditandai dengan perut kembung dan diare kronis.

·         Malabsorpsi vitamin dan mineral; ditandai dengan gejala anemia, tekanan darah rendah, gizi buruk.

·         Malabsorpsi lemak; ditandai dengan tinja yang berwarna terang atau berbau busuk.

·         Malabsorpsi protein; ditandai dengan edema (penumpukan cairan) dan rambut rontok atau kering.

Penyebab Malabsorbsi Makanan

Malabsorbsi makanan bisa disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya adalah penyakit, seperti:

·         Penyakit pankreas, misalnya pancreatitis kronis atau fibrosis kistik.

·         Penyakit yang disebabkan oleh parasit (misalnya giardiasis).

·         Infeksi HIV.

·         Penyakit gangguan usus halus (misalnya penyakit celiac).

·         Gangguan hati.

·         Penyakit kandung empedu.

Selain akibat penyakit, malabsorbsi makanan juga dapat disebabkan oleh:

·         Kelainan bawaan, misalnya atresia bilier (tertutupnya saluran empedu).

·         Kerusakan usus karena infeksi, peradangan, atau trauma.

·         Penggunaan obat tertentu, seperti tetracycline , cholestyramine, dan antibiotik secara jangka panjang.

·         Terapi radiasi yang mengakibatkan cedera pada lapisan usus.

·         Kondisi medis yang jarang terjadi, seperti sindrom usus besar pendek dan penyakit Whipple.

·         Defisiensi dan intoleransi laktosa.

·         Tindakan operasi, misalnya operasi pengangkatan kantong empedu dan operasi pemotongan atau pemanjangan saluran pencernaan.

Di samping faktor-faktor penyebab di atas, beberapa hal juga dapat membuat seseorang berisiko menderita malabsorbsi makanan. Misalnya memiliki riwayat keluarga yang menderita fibrosis kistik atau malabsorbsi dan kebiasaan mengonsumsi alkohol dalam jumlah banyak.

Diagnosis Malabsorbsi Makanan

Saat seseorang dicurigai mengalami sindrom malabsorpsi makanan, dokter akan mengawali pemeriksaan dengan meneliti riwayat penyakit serta pola makan pasien  sehari-hari. Selanjutnya, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan lanjutan akan dilakukan guna menguatkan diagnosis. 

Pemeriksaan lanjutan terdiri dari:

·         Tes darah.

Tes ini untuk melihat kadar nutrisi dalam darah, seperti vitamin B12, vitamin D, kalsium, karoten, albumin, dan protein.

·         Tes pernapasan.

Tes untuk menguji intoleransi laktosa ini dilakukan dengan menguji napas pasien. Jika napas mengeluarkan gas hidrogen setelah mengonsumsi laktosa, maka kemungkinan besar pasien tersebut menderita intoleransi laktosa.

·         Tes tinja.

Di sini, kadar lemak dalam sampel tinja akan diteliti di laboratorium.

·         CT scan.

Pemindaian ini dilakukan untuk melihat adanya masalah struktur dalam saluran pencernaan.

Jika hasil pemindaian menunjukkan adanya ketidaknormalan pada sel-sel dinding usus halus, maka pemeriksaan dengan biopsi kemungkinan akan dianjurkan. Di sini, dokter akan mengambil sampel jaringan usus halus melalui prosedur endoskopi guna diteliti lebih lanjut di laboratorium.

Pengobatan Malabsorbsi Makanan

Penanganan malabsorbsi makanan dapat dijalankan setelah doter dan ahli gizi mengetahui penyebabnya. Tujuan penanganan dalam kasus ini adalah untuk  menggantikan nutrisi dan cairan yang tidak bisa terserap oleh tubuh. Penanganan meliputi:

·         Perubahan pola makan.

Dokter akan menyarankan penderita untuk meningkatkan atau mengurangi konsumsi makanan tertentu, misalnya menghindari susu atau makanan berbahan susu untuk penderita intoleransi laktosa, meningkatkan konsumsi makanan berkadar potasium tinggi untuk mengimbangi elektrolit, atau diet bebas gluten bagi penderita penyakit celiac.

·         Pemberian suplemen vitamin.

Pemberian vitamin berdosis tinggi ini bertujuan untuk menggantikan vitamin atau mineral yang tidak terserap usus.

·         Terapi enzim.

Suplemen yang mengandung enzim tertentu akan diberikan untuk menggantikan enzim yang tidak terserap tubuh dengan baik.

Selain menggantikan nutrisi yang tidak terserap, pengobatan terhadap penyakit yang menyebabkan malabsorbsi juga perlu dilakukan. Misalnya melalui:

·         Pemberian obat.

Obat yang diberikan dapat berupa kortikosteroid dan obat antiradang untuk mengobati penyakit Crohn, atau terapi antibiotik untuk megatasi infeksi bakteri.

·         Tindakan operasi.

Prosedur ini dapat dilakukan, misalnya dalam kasus penyumbatan empedu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar