Minggu, 10 September 2017

MENORRHAGIA



Pengertian Menorrhagia

Menorrhagia atau haid berlebihan adalah keluarnya darah menstruasi secara berlebihan atau dalam jumlah yang terlampau banyak. Selama masa menstruasi, jumlah rata-rata darah yang dikeluarkan adalah 30-40 ml. Dan seorang wanita dianggap mengalami haid berlebihan jika kuantitas darah yang dia keluarkan berkisar antara 60-80 ml.

Sebenarnya jumlah tersebut tidak bisa dijadikan patokan pasti karena jumlah darah menstruasi pada setiap wanita berbeda-beda. Namun, untuk memudahkan Anda sebagai wanita mengenali kondisi ini, perhatikanlah indikasi-indikasi tertentu, seperti banyaknya jumlah pembalut yang Anda habiskan atau seringnya darah menembus pakaian Anda karena tidak tertampung oleh pembalut.

Dari indikasi tersebut Anda bisa membandingkannya dengan menstruasi-menstruasi sebelumnya yang biasa Anda lalui. Jika Anda khawatir mengalami haid secara berlebihan, maka sebaiknya temui dokter.

Gejala Menorrhagia

Selain terlalu banyaknya darah yang dikeluarkan, haid berlebihan juga bisa disertai gejala lainnya, yaitu rasa nyeri. Umumnya dikenal dengan istilah nyeri atau kram menstruasi, yang dalam bahasa medis dikenal dengan nama dismenore. Dismenore umumnya terjadi ketika dinding rahim berkontraksi dan menekan pembuluh darah di sekitarnya. Akibatnya, pasokan oksigen terhenti dan menyebabkan munculnya rasa nyeri.

Meskipun tidak selalu menjadi pertanda suatu kondisi yang serius, haid berlebihan dapat mengganggu kehidupan sehari-hari wanita yang mengalaminya, baik secara emosi, psikis, maupun sosial.

Penyebab Menorrhagia

Ada sejumlah kondisi yang berpotensi menyebabkan wanita mengalami haid berlebihan, diantaranya adalah fibrosid rahim, endometriosis, polip endometrium, dan penggunaan KB spiral atau IUD (intrauterine contraceptive devices).

Selain keempat kondisi tersebut, beberapa lainnya yang mungkin juga dapat menyebabkan haid berlebihan adalah:

·         Sindrom ovarium polikistik.

·         Adenomiosis.

·         Penyakit radang panggul.

·         Hipotiroidisme.

·         Gangguan pembekuan darah.

Sedangkan, untuk penyebab kasus haid berlebihan yang sangat jarang ditemui adalah kanker rahim.

Diagnosis Menorrhagia

Diagnosis menorrhagia biasanya dapat dilakukan dokter dari gejala yang ada. Untuk memperoleh keterangan seputar gejala yang dirasakan pasien, dokter akan menanyakan seberapa banyak darah yang dikeluarkan pasien dan berapa lama masa menstruasi yang biasa dialami oleh mereka. Selain itu dokter juga akan bertanya seberapa sering pasien perlu mengganti pembalut mereka dan apakah pasien merasakan gejala lain yang menyertai, misalnya nyeri panggul, nyeri pasca berhubungan seksual, da nada tidaknya perdarahan di antara jadwal haid bulanan.

Pemeriksaan lebih lanjut biasanya dilakukan tergantung pada hasil pemeriksaan awal dan riwayat kesehatan pasien itu sendiri. Jika dokter mencurigai ada kondisi lain yang menyebabkan pasien mengalami haid berlebihan, maka pemeriksaan lanjutan seperti berikut ini perlu dilakukan, diantaranya:

·         Pemeriksaan area panggul bagian dalam.

·         Pemeriksaan darah.

·         Biopsi.

·         USG.

Pengobatan Menorrhagia

Selain menurunkan atau menghentikan volume perdarahan yang cukup banyak dan mencegah terjadinya anemia defisiensi besi, pengobatan menorrhagia juga bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup penderitanya.

Namun apabila dokter tidak mencurigai adanya masalah serius yang menyebabkan menorrhagia, atau kondisi tersebut tidak mengganggu aktivitas sehari-hari penderitanya, pengobatan tidak diperlukan.
Ada dua cara untuk mengobati menorrhagia, yaitu melalui obat-obatan dan operasi. Obat-obatan seringkali dijadikan pilihan utama terutama jika pemeriksaan masih berjalan dan belum menunjukkan hasil pasti mengenai penyebab menorrhagia. Dokter dapat memberikan obat jika pasien tidak merasakan gejala apa pun yang mengarah pada kondisi serius.

Beberapa jenis obat-obatan yang bisa digunakan untuk menangani menorrhagia adalah:

·         Tablet asam traneksamat.

Obat ini terbukti mampu menurunkan perdarahan hingga hampir 58%. Asam traneksamat bekerja dengan cara membantu proses penggumpalan darah di dalam rahim. Efek samping yang mungkin ditimbulkan dari penggunaan obat ini adalah diare dan dispesia.

·         Obat-obatan anti inflamasi nonsteroid (OAINS).

Selain dapat meredakan gejala nyeri, obat ini juga dapat menurunkan produksi salah satu hormon yang berperan dalam terjadinya menorrhagia, yaitu hormon prostaglandin. Contoh obat OAINS yang bisa digunakan adalah ibuprofen, naproxen, dan asam mefenamat. Obat ini bisa menurunkan pendarahan hingga 49%. Efek samping yang mungkin timbul dari penggunaan OAINS sama seperti asam traneksamat yaitu diare dan dispesia.

·         Pil kontasepsi kombinasi.

Pil yang mengandung hormon progestogen dan estrogen ini dapat mencegah pelepasan sel telur di dalam rahim setiap bulannya. Selain mengobati menorrhagia, obat ini juga dapat mengurangi nyeri haid dan mengatasi siklus menstruasi yang tidak teratur. Efek samping yang mungkin ditimbulkan dari penggunaan obat ini adalah retensi cairan, mual, nyeri payudara, dan perubahan suasana hati.

·         LNG-IUS (Levonorgestrel-releasing intrauterine system).

Ini merupakan sejenis alat kontrasepsi yang mampu menurunkan perdarahan hingga 96%. LNG-IUS bekerja dengan cara memperlambat pertumbuhan lapisan rahim. Alat plastik berukuran kecil ini digunakan dengan cara dimasukkan ke dalam rahim. Di dalam rahim LNG-IUS kemudian akan melepaskan hormon progestogen secara perlahan-lahan. Efek samping yang mungkin ditimbulkan dari penggunaan obat ini adalah munculnya jerawat, nyeri atau rasa tidak nyaman di payudara, dan amenorea (terhentinya menstruasi selama masa penggunaan).

·         Progestogen suntik dan obat minum norethisterone (progestogen buatan).

Kinerja keduanya dalam mengobati menorrhagia sama seperti LNG-IUS, yaitu memperlambat pertumbuhan dinding sel rahim. Efek samping yang biasa muncul dari penggunaan progestogen suntik adalah kenaikan berat badan, tertundanya kehamilan (biasanya hingga enam bulan sampai setahun setelah pengobatan dihentikan), sindrom prahaid (nyeri payudara, retensi cairan, dan perut kembung). Sedangkan efek samping obat minum norethisterone oral adalah nyeri payudara dan tumbuhnya jerawat.

·         Analog GnRH (Gonadotropin releasing hormone).

Ini merupakan salah satu obat yang efektif dalam mengurangi perdarahan saat menstruasi. Terapi agonis GnRH biasanya tidak dilakukan secara rutin, namun lebih sekadar pengobatan sementara bagi pasien yang akan menempuh jalan operasi untuk mengobati menorrhagia. Kadang-kadang, dalam kasus tumor jinak di dalam rahim atau fibroid, hormon agonis GnRH dapat diberikan dalam bentuk suntik. Efek samping yang mungkin ditimbulkan dari terapi ini adalah berkeringat, sensasi panas di tubuh (hot flashes), dan vagina kering.

Prosedur operasi biasanya akan direkomendasikan oleh dokter apabila menorrhagia sudah tidak bisa lagi ditangani dengan obat-obatan. Ada bermacam-macam jenis operasi untuk kondisi ini, dan beberapa di antaranya adalah:

·         Embolisasi arteri rahim.

Prosedur ini diperuntukkan untuk menangani menorrhagia yang disebabkan oleh fibroid. Fibroid adalah tumor non-kanker yang tumbuh di dinding rahim. Pada prosedur embolisasi arteri rahim, fibroid disusutkan dengan cara memblokir arterinya menggunakan manik-manik plastik berukuran mikro. Akibatnya pasokan darah ke fibroid terhenti. Manik-manik plastik tersebut disuntikkan melalui selang khusus yang dimasukkan ke dalam pangkal paha. Embolisasi arteri rahim adalah prosedur yang paling banyak dipilih dokter, karena selain tingkat keberhasilannya yang tinggi dalam mengobati menorrhagia yang disebabkan fibroid, prosedur ini juga jarang menimbulkan komplikasi.

·         Miomektomi.

Dalam miomektomi, fibroid diangkat melalui pembedahan. Prosedur ini dapat dilakukan dengan cara operasi melalui dinding abdomen, melalui pembuatan lubang-lubang kecil (laparoskopi), atau melalui vagina (histerokopi). Pada sebagian kasus, fibroid tumbuh kembali setelah miomektomi.

·         Reseksi endometrium.

Prosedur ini menghancurkan dinding uterus menggunakan kawat panas. Setelah menjalani prosedur ini, kehamilan tidak dianjurkan.

·         Ablasi endometrium.

Prosedur ini dilakukan dengan cara menghancurkan penebalan dinding rahim secara permanen. Ada dua jenis teknik ablasi endometrium. Yang pertama adalah menghancurkan lapisan rahim dengan menggunakan sebuah balon yang dimasukkan ke dalam rahim dan kemudian dipanaskan. Teknik kedua adalah menghancurkan lapisan rahim dengan menggunakan gelombang radiasi.

·         Histerektomi.

Biasanya prosedur ini ditempuh apabila menorrhagia sudah tidak bisa lagi ditangani oleh cara apa pun dan gejalanya sudah sangat parah. Histerektomi adalah operasi pengangkatan rahim yang otomatis akan menghentikan menstruasi selamanya dan membuat pasien tidak bisa memiliki anak lagi.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar