Selasa, 12 September 2017

MIMISAN



Pengertian Mimisan

Hampir semua orang pernah mengalami mimisan. Kondisi ini cenderung menakutkan dan menyebabkan kepanikan, khususnya jika terjadi pada anak-anak atau lansia. Perlu diketahui bahwa mimisan atau epistaksis merupakan kondisi yang umum terjadi dan biasanya tidak mengancam jiwa.

Mimisan adalah pendarahan yang terjadi dari hidung. Darah dapat keluar dari salah satu atau kedua lubang hidung dengan durasi yang berbeda-beda. Ada yang mengalaminya hanya selama beberapa detik, dan ada yang lebih dari 10 menit.

Ada beberapa kelompok orang yang memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami mimisan, yaitu anak-anak berusia 2 hingga 10 tahun, lansia, ibu hamil, orang yang sering mengonsumsi obat pengencer darah (seperti aspirin) dan obat antikoagulan, serta pengidap kelainan darah, seperti hemofilia.

Gejala-gejala Mimisan yang Perlu Diwaspadai

Kondisi ini umumnya tidak berbahaya. Meski demikian, Anda tetap perlu berhati-hati karena mimisan mungkin saja mengindikasikan adanya penyakit-penyakit tertentu. Beberapa indikasi dan mimisan yang sebaiknya diwaspadai meliputi:

·         Mimisan yang berlangsung lebih dari 30 menit. Jika mengalaminya, Anda sebaiknya segera ke rumah sakit.

·         Mimisan yang terjadi pada anak-anak berusia di bawah 2 tahun.

·         Mimisan dengan volume darah yang banyak.

·         Mimisan yang terjadi setelah operasi di daerah hidung atau sinus.

·         Sering mimisan dalam waktu singkat.

·         Detak jantung yang tidak beraturan.

·         Kesulitan bernapas.

·         Apabila Anda sedang mengonsumsi obat pengencer darah seperti aspirin atau warfarin.

·         Muntah darah karena menelan banyak darah.

·         Demam atau mengalami ruam.

·         Mimisan yang terjadi setelah Anda mengalami cedera.

·         Kulit berubah pucat.

·         Mimisan yang disertai pendarahan dari bagian lain tubuh, misalnya pada urine.

Jenis dan Pemyebab Mimisan

Dinding dalam hidung kita penuh dengan pembuluh darah halus yang terletak mendekati lapisan kulit sehingga mudah rusak. Berdasarkan lokasi pendarahan yang terjadi, mimisan terbagi dalam dua jenis, yaitu anterior atau bagian depan dan posterior atau bagian belakang.

Lebih dari 90 persen kasus mimisan merupakan jenis anterior yang termasuk mudah ditangani. Pada jenis mimisan ini, pendarahan terjadi dari bagian depan hidung. Mimisan ini juga umumnya dialami oleh anak-anak.

Sedangkan pada mimisan jenis posterior, pendarahan berasal dari pembuluh darah yang terletak di bagian belakang hidung (di antara langit-langit mulut dan rongga hidung). Mimisan yang umumnya jarang terjadi ini cenderung lebih serius dengan volume pendarahan yang lebih banyak. Kelompok orang yang sering mengalaminya adalah orang dewasa dan lansia.

Mimisan dapat disebabkan oleh berbagai hal. Faktor pemicunya bisa berupa penggunaan obat-obatan, keturunan, hingga penyakit. Beberapa di antaranya adalah:

·         Proses buang ingus yang terlalu kencang.

·         Tidak sengaja melukai dinding hidung saat mengorek hidung.

·         Udara yang kering dan dingin. Lapisan dalam hidung yang kering menjadikannya lebih rentan terluka dan terinfeksi.

·         Bentuk hidung yang bengkok, misalnya karena keturunan atau cedera.

·         Sinusitis akut atau kronis.

·         Penggunaan obat-obatan tertentu, misalnya aspirin, antikoagulan, atau obat pelega pernapasan yang berlebihan.

·         Iritasi akibat senyawa kimia, misalnya amonia.

·         Cedera hidung.

·         Penggunaan obat-obatan terlarang, seperti menghirup kokain.

·         Operasi hidung.

·         Tumor pada rongga hidung.

·         Kelainan pada kemampuan pembekuan darah, misalnya hemophilia.

·         Konsumsi alkohol.

Metode Penanganan Mimisan

Pada umumnya, mimisan adalah kondisi yang dapat ditangani sendiri di rumah. Berikut ini adalah beberapa cara sederhana yang bisa dilakukan jika Anda atau anak Anda mimisan.

·         Duduk tegak dan jangan berbaring. Posisi duduk akan mengurangi tekanan pada pembuluh darah hidung sehingga dapat menghentikan pendarahan.

·         Condongkan tubuh kedepan sehingga darah keluar lewat hidung dan tidak masuk ke tenggorokan.

·         Keluarhan dan buang darah yang mengalir kemulut. Menelan darah dapat memicu keinginan untuk muntah.

·         Gunakan ibu jari dan telunjuk untuk memencet hidung selama sekitar 10 menit. Langkah ini akan memberi tekanan pada sumber pendarahan sehingga menghentikan darah. Jangan lupa untuk bernapas lewat mulut.

·         Letakan kompres dingin pada pangkal hidung.

·         untuk memperlambat pendarahan.

Setelah mimisan berhenti, usahakan agar Anda tidak membuang ingus, membungkuk, atau melakukan aktivitas berat selama setidaknya 24 jam. Langkah ini juga dapat mencegah terjadinya iritasi pada hidung.

Apabila mimisan tidak kunjung berhenti setelah 20 menit, Anda sebaiknya ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan medis. Penentuan jenis penanganan ini tergantung kepada penyebab mimisan.

Prosedur operasi juga dapat menjadi pilihan jika dibutuhkan. Contoh-contoh prosedur yang dapat menjadi alternatif adalah:

·         Membakar pembuluh darah yang sobek menggunakan nitrat atau arus listrik.

·         Menyumbat hidung dengan kapas atau perban kasa agar pembuluh darah bisa ditekan sehingga mimisan berhenti. Pasien biasanya akan dirawat di rumah sakit agar kondisinya bisa dipantau.

·         Operasi kecil untuk mengikat pembuluh darah di bagian belakang hidung yang mengalami pendarahan.

Langkah Pencegahan Mimisan

Bekas luka pada pembuluh darah sehabis mimisan biasanya dapat membentuk koreng dan membuat hidung terasa tidak nyaman. Tetapi jangan mengorek koreng tersebut karena hal ini dapat kembali memicu mimisan.

Hidung juga umumnya akan lebih rentan terkena iritasi atau infeksi setelah mimisan. Karena itu, menjauhlah sebisa mungkin dari pengidap flu, batuk, atau pilek. Menghindari rokok, minuman keras, serta minuman panas juga dapat membantu.

Di samping menghindari kambuhnya mimisan, ada sejumlah langkah pencegahan yang mungkin berguna . Langkah-langkah sederhana tersebut meliputi:

·         Berhati-hatilah saat mengorek hidung. Jangan terlalu dalam.

·         Jangan membuang ingus terlalu kencang.

·         Berhenti merokok. Rokok dapat mengurangi kelembapan hidung dan meningkatkan risiko iritasi hidung.

·         Gunakan obat pelega hidung sesuai dengan dosis pada kemasan atau anjuran dokter.

·         Diskusikan dengan dokter jika Anda pernah mimisan dan harus menggunakan obat antikoagulan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar