Senin, 04 September 2017

MALARIA



Pengertian Malaria

Malaria adalah penyakit yang menyebar melalui gigitan nyamuk yang sudah terinfeksi parasit. Infeksi malaria bisa terjadi hanya dengan satu gigitan nyamuk. Jika tidak ditangani dengan benar, penyakit ini bisa menyebabkan kematian.

Malaria jarang sekali menular secara langusng dari satu orang ke orang lainnya. Penyakit ini bisa menular jika terjadi kontak langsung dengan darah penderita. Janin di dalam kandungan juga bisa terinfeksi malaria karena tertular dari darah sang ibu.

Gejala Malaria

Gejala malaria akan muncul jika Anda digigit oleh nyamuk yang sudah terinfeksi oleh parasit Plasmodium. Masa inkubasi atau waktu antara gigitan nyamuk malaria dan dimulainya gejala tergantung kepada jenis parasit yang menginfeksi. Masa inkubasi Plasmodium falciparum adalah sekitar 1-2 minggu, sedangkan untuk Plasmodium vivax adalah 2-3 minggu. Kedua jenis parasit inilah penyebab malaria paling umum di Indonesia.

Gejala-gejala awal dari malaria adalah:

·         Demam tinggi.

·         Sakit kepala.

·         Berkeringat dingin.

·         Mual dan muntah-muntah.

·         Nyeri otot.

·         Diare.

·         Anemia.

·         Kejang.

·         Tinja berdarah.

Pada masa-masa inkubasi awal, gejala malaria seperti demam dan nyeri kepala seringkali hanya bersifat ringan dan sering disalahartikan dengan penyakit umum lainnya. Namun, hal ini bisa menjadi berbahaya apabila jenis parasit yang menggigit Anda adalah Plasmodium falciparum. Jenis parasit ini paling berbahaya dan dapat menyebabkan kondisi yang serius atau bahkan mengancam nyawa apabila tidak segera ditangani dalam waktu 24 jam.

Penyebab Malaria

Malaria disebabkan oleh parasit Plasmodium yang hanya disebarkan oleh nyamuk Anopheles betina. Ada banyak sekali jenis parasit Plasmodium, tapi hanya lima jenis yang menyebabkan malaria pada manusia. Parasit masuk ke dalam aliran darah manusia melalui gigitan nyamuk. Gigitan ini lebih sering terjadi pada malam hari.

Kasus malaria yang paling banyak ditemukan di Indonesia disebabkan oleh Plasmodium falciparum dan Plasmodium vivax. Kedua jenis parasit ini adalah penyebab malaria yang paling umum. Plasmodium falciparum merupakan parasit yang sangat menyebabkan sebagian besar penderita malaria meninggal dunia. Plasmodium vivax bisa mengakibatkan penderita yang telah sembuh menjadi sakit lagi karena parasit ini dapat diam dan bersembunyi di dalam organ hati manusia sebelum menjadi aktif lagi.

Tiga parasit yang lainnya adalah Plasmodium ovale, Plasmodium malariae, dan Plasmodium knowlesi. Ketiga parasit ini adalah jenis yang jarang ditemui kejadiannya di Indonesia.
Waktu kemunculan gejala dari gigitan nyamuk atau masa inkubasi adalah:

·         7 hingga 14 hari pada malaria akibat Plasmodium falciparum.

·         12 hingga 18 hari pada malaria akibat Plasmodium vivax.

Setelah terjadi gigitan nyamuk, parasit akan masuk ke aliran darah dan bergerak ke organ hati. Infeksi akan terjadi dan berkembang di organ hati. Dari situ, parasit akan masuk kembali ke aliran darah dan menyerang sel darah merah. Parasit akan memanfaatkan sel darah merah sebagai tempat berkembang biak.

Jika sel darah merah sudah penuh terisi dengan parasit malaria, sel tersebut akan meletus sehingga lebih banyak lagi parasit yang tersebar di dalam aliran darah. Sel darah merah yang terinfeksi meletus tiap dua hingga tiga hari. Ketika ini terjadi, penderita akan mengalami gejala seperti demam, menggigil, dan berkeringat.

Karena parasit yang menyebabkan malaria turu memengaruhi sel darah merah, orang yang memiliki infeksi darah juga bisa terserang malaria. Meski kasus ini jarang terjadi, beberapa proses berikut bisa menularkan infeksi malaria:

·         Dari ibu hamil yang terkena malaria ke janin yang dikandungnya.

·         Proses transfusi darah.

·         Berbagi jarum suntik dengan penderita malaria.

Ketika berada di daerah endemik malaria, pendatang lebih rentan terserang malaria. Sistem kekebalan tubuh mereka tidak sebaik penduduk daerah endemik malaria dalam melawan parasit. Oleh karena itu, Anda disarankan untuk mengonsumsi obat antimalaria jika ingin bepergian ke daerah endemik malaria.

Diagnosis Malaria

Selain memerhatikan gejala penderita dan melakukan pemeriksaan fisik, dokter juga mendiagnosis malaria berdasarkan tes diagnostik cepat (rapid diagnostic test/RDT). Tes RDT memeriksa keberadaan dan jenis parasit yang menyebabkan malaria. Sampel darah pasien akan di ambil untuk tes ini.

Biasanya, hasil tes ini bisa didapatkan dalam 15-20 menit. RDT bisa memastikan apakah jenis parasit yang ada di dalam darah itu adalah Plasmodium falciparum atau jenis lain. Hasil tersebut akan sangat membantu dalam memilih kombinasi obat antimalaria mana yang paling sesuai.

Selain tes RDT, malaria juga bisa didiagnosis dengan menggunakan mikroskopi. Cara ini adalah cara yang lebih konvensional. Sampel darah pasien akan diambil, kemudian dipelajari di bawah mikroskop. Tes mikroskopi ini bisa memastikan keberadaan dan jenis parasit yang menyebabkan malaria serta proporsi sel darah merah yang terinfeksi.

Pemeriksaan darah juga bisa dilakukan untuk memeriksa apakah pasien menderita anemia. Anemia merupakan salah satu komplikasi yang bisa terjadi akibat malaria.

Pengobatan Malaria

Pemulihan secara sempurna bisa dilakukan jika malaria diobati dan dirawat dengan benar. Proses ini dilakukan langsung setelah diagnosis malaria diketahui. Obat antimalaria yang diberikan tergantung kepada:

·         Jenis parasit yang menyebabkan malaria.

·         Kombinasi artesunate dan amodiaquine.

·         Kombinasi dihydroartemisinin dan piperaquine.

·         Kombinasi artesunate + sulfadoxine + pyrimethamine.

Pengobatan ini harus diberikan setidaknya selama 3 hari. Sedangkan untuk malaria akibat Plasmodium vivax, pengobatan yang disarankan adalah dengan menggunakan golongan klorokuin pada daerah yang masih belum resisten klorokuin. Namun pada daerah yang telah resisten klorokuin, pengobatan yang disarankan adalah dengan ACT.

Risiko terjadinya kasus malaria yang parah akan meningkat pada penderita yang sedang hamil. Bayi dan sang ibu bisa mengalami komplikasi yang serius. Beberapa obat-obatan antimalaria tidak cocok untuk wanita hamil karena potensi efek sampingnya baik bagi sang ibu maupun bayinya.

Untuk tahu lebih banyak tentang jenis obat dan efek sampingnya, tanyakan kepada dokter kandungan dan dokter yang menangani malaria Anda. Mereka akan menjelaskan obat mana yang bisa dan tidak bisa dikonsumsi selama masa kehamilan.

Komplikasi Malaria

Malaria adalah penyakit yang berbahaya dan  bisa menyebabkan kematian jika tidak segera ditangani Penyakit ini juga bisa menimbulkan komplikasi. Pada kondisi malaria yang parah, komplikasi bisa muncul dalam dalam hitungan jam atau hari setelah gejala awal. Setelah hasil diagnosis dikeluarkan dan terbukti menderita malaria, penanganan sebaiknya dimulai secepatnya.

Beberapa komplikasi yang bisa terjadi akibat malaria adalah:

·         Dehidrasi atau kekurangan cairan pada tubuh.

·         Tekanan darah menurun secara tiba-tiba.

·         Malaria Serebral.

komplikasi ini cukup langka, tapi malaria bisa mengakibatkan pembengkakan pada Ini terjadi ketika sel darah yang dipenuhi parasit menghalangi pembuluh darah kecil di otak. Terkadang bisa menyebabkan kerusakan otak permanen, kejang-kejang, atau bahkan koma.

·         Anemia parah.

Kerusakan sel darah merah yang disebabkan parasit malaria bisa mengakibatkan terjadinya anemia pada tingkat Anemia adalah kondisi di mana tubuh kekurangan sel darah merah yang berfungsi dengan baik dalam membawa oksigen ke organ-organ tubuh.

·         Kegagalan fungsi organ tubuh.

Malaria bisa menyebabkan gagal ginjal, gagal hati atau pecahnya organ limpa. Semua kondisi ini bisa mengancam nyawa seseorang.

·         Gangguan pernapasan.

Penumpukan cairan di dalam paru-paru atau edema paru bisa menyebabkan Anda kesulitan bernapas.

·         Sindrom gangguan pernapasan akut (ARDS).
·         Hipoglikemia.

Malaria yang parah bisa menyebabkan hipoglikemia atau kondisi gula darah rendah. Obat antimalaria quinine, juga bisa akibatkan gula darah rendah. Gula darah yang sangat rendah bisa berakibat koma atau bahkan kematian.

·         Jaundice atau penyakit kuning.

Komplikasi dari malaria bisa menyerang siapapun, termasuk ibu hamil. Jika Anda sedang hamil dan mengalami malaria, Anda berpotensi mengalami komplikasi serius seperti kelahiran prematur, pertumbuhan bayi di dalam kandungan terganggu, berat badan bayi di bawah normal, keguguran, dan yang paling parah menyebabkan kematian pada sang ibu dan bayi.

Pencegahan Malaria

Menghindari diri agar tidak tergigit nyamuk adalah cara terbaik agar tidak tertular malaria. Beberapa cara lain yang bisa dilakukan adalah:

·         Memakai kelambu berinsektisida untuk menutupi ranjang.

·         Menggunakan pakaian atau selimut yang bisa menutupi kulit tubuh.

·         Membersihkan bak mandi dan menabur serbuk abate untuk membasmi jentik-jentik nyamuk.

·         Menyingkirkan atau menutup genangan air yang berpotensi menjadi sarang jentik-jentik nyamuk.

·         Memakai losion anti serangga. Losion yang paling efektif adalah yang mengandung DEET atau diethyltoluamide.

·         Memakai obat nyamuk bakar atau semprot secara teratur.

·         Melakukan fogging atau pengasapan secara teratur di lingkungan tempat tinggal.


1 komentar:

  1. selamat sore bu, boleh minta referensi dari postingan kali ini tidak?

    BalasHapus