Rabu, 20 September 2017

MIKOSIS



Pengertian Mikosis

Mikosis adalah infeksi jamur yang dapat menjangkit permukaan kulit hingga organ tubuh manusia, seperti otak, jantung, hati, ginjal, dan limpa. Mikosis umumnya menyerang orang yang memiliki sistem daya tahan tubuh lemah, pengindap kanker, atau mereka yang baru menjalani operasi besar (misalnya transplantasi organ).

Penyebab Mikosis

Berdasarkan jenis dan lokasi infeksi, mikosis dapat diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu:

·         Mikosis superficial atau kutaneus.

Mikosis superfisial adalah infeksi jamur yang mengenai bagian epidermis, sedangkan mikosis kutaneus adalah infeksi jamur pada bagian dermis kulit. Infeksi jamur yang termasuk mikosis superfisial adalah piedra hitam (disebabkan oleh Piedraia hortae), piedra putih (disebabkan oleh Trichosporon beigelii), pityriasis versicolor (disebabkan oleh Malassezia furfur), and tinea nigra (disebabkan oleh Phaeoannellomyces werneckii).

Mikosis kutaneus dapat dibagi menjadi 2 jenis, yaitu dermatofitosis dan dermatomikosis. Dermatofitosis disebabkan oleh jamur Epidermophyton, Microsporum, dan Trichophyton. Sedangkan dermatomikosis disebabkan oleh jamur-jamur jenis lain, tetapi umumnya adalah Candida spp.

·         Mikosis subkutan.

Mikosis subkutan adalah infeksi jamur yang menyerang bagian bawah kulit atau hipodermis, misalnya karena masuknya jamur akibat adanya cedera atau luka. Seringkali reaksi peradangan pada jaringan subkutan meluas hingga lapisan epidermis. Infeksi jamur yang termasuk mikosis subkutan meliputi kromoblastomikosis, misetoma dan sporotrikosis.

·         Mikosis dalam.

Mikosis dalam adalah infeksi jamur yang menyerang organ tubuh manusia, seperti organ dalam perut, paru-paru, tulang, hingga sistem saraf pusat. Umumnya, infeksi jamur ini masuk ke tubuh melalui saluran pernapasan, saluran pencernaan, dan pembuluh darah.

Ada 2 jenis mikosis dalam, yaitu mikosis primer dan mikosis oportunistik. Mikosis primer adalah infeksi jamur pada orang yang sehat, dengan daya tahan tubuh yang normal. Infeksi dapat terjadi apabila terdapat paparan jamur patogen dalam jumlah yang banyak atau intensitas yang tinggi, misalnya di daerah endemik. Jamur yang dapat menyebabkan mikosis primer adalah Coccidioides immitis, Histoplasma capsulatum, Blastomyces dermatitidis, dan Paracoccidioides brasiliensis.

Berbeda dengan mikosis primer, mikosis oportunistik terjadi pada orang dengan daya tahan tubuh yang lemah, misalnya karena terapi kanker, menderita  HIV/AIDS, transplantasi organ, atau pasca operasi. Jenis-jenis infeksi jamur yang masuk dalam kategori ini meliputi kriptokokosis, kandidiasis, aspergilosis, zigomikosis, phaeohypomycosis, hyalohypomycosis.

Gejala Mikosis

Gejala mikosis yang dirasakan oleh penderitanya akan berbeda-beda sesuai dengan letak kelainan dan jenis jamur penyebabnya. Misalnya pada penderita mikosis superfisial, gejala dapat berupa:

·         Pityriasis versicolor

Disebut juga dengan panu  dengan gejala seperti hipopigmentasi atau hiperpigmentasi pada bagian leher, pundak, punggung, dan dada.

·         Piedra hitam

Munculnya bintik hitam kecil pada bagian batang rambut, umumnya disebabkan oleh jamur Piedraia hortae.    

·         Piedra putih.

Munculnya bintik kecil berwarna krem yang lembut dan rapuh di ujung batang rambut, disebabkan oleh jamur T.beigelli.  

·         Tinea nigra.

Munculnya bintik seperti noda asam berwarna cokelat hingga hitam keperakan di telapak tangan atau kaki.

Sedangkan pada penderita mikosis subkutan, gejala bisa berupa:

·         Kromoblastomik.

Ditandai dengan lesi kulit yang menyerupai kutil (veruka), khususnya pada tungkai dan kaki.     

·         Misetoma.

Ditandai dengan adanya lubang-lubang pada pemukaan kulit yang merupakan jalur keluarnya nanah yang berasal dari bagian subkutan. Dan di sekitar lubang tersebut tampak bintik-bintik jamur yang berpigmen. Misetoma dapat mengakibatkan kerusakan pada tulang, tendon hingga otot.

·         Sporotrikosis

Muncul benjolan di lengan, jari, atau tangan, dapat membesar seperti bisul, dan berkembang menjadi luka borok.

Pada kasus mikosis dalam, berikut ini adalah gejala-gejala yang menyertai berdasarkan pembagian jenisnya, yaitu:

·         Mikosis primer.

Gejala yang muncul beragam, tergantung organ yang terkena infeksi jamur, mulai dari pneumonia hingga meningtis.

·         Mikosis oportunistik

Terdapat 2 jenis infeksi oportunistik yang paling umum, yaitu kandidiasis dan aspergilosis. Kandidiasis adalah infeksi yang kerap terjadi, dengan gejala yang timbul sesuai dengan lokasi infeksi. Gejala umumnya berupa bintik-bintik warna putih di dalam mulut dan lidah, kemerahan pada rongga mulut, dan rasa nyeri di tenggorokan. Selain itu, gejala iritasi di sekitar alat kelamin juga bisa dialami, seperti gatal, ruam, keputihan bagi wanita dan bau tidak sedap. Dalam kondisi tertentu, kemunculan gejala di saluran pernapasan, pencernaan, hingga organ tubuh lain juga dapat terjadi.

Sedangkan aspergilosis umumnya terjadi di saluran pernapasan, sinus, hingga paru-paru. Gejala yang dapat timbul antara lain adalah reaksi alergi terhadap hifa jamur pada penderita asma atau cystic fibrosis, yang memperburuk gangguan pada pernapasan. Selain itu, gangguan pada saluran pernapasan, mulai dari batuk ringan hingga batuk darah, dapat terjadi karena terbentuknya bola jamur (fungus ball) di saluran pernapasan. Kondisi ini disebut aspergiloma, dan biasanya terjadi pada aspergilosis jangka lama (kronis).

Pengobatan Mikosis

Pengobatan mikosis dilakukan dengan mengonsumsi obat-obatan antijamur, seperti:

·         Polyene, meliputi amphotericin B, nystatin, dan pimaricin.

·         Azole, meliputi Fluconazole, itraconazole, dan ketoconazole.

·         Allyamine dan morpholine, meliputi naftifine, terbinafine, dan amorolfine.

·         Antimetabolite, misalnya fluorocytosine.

Pemberian pengobatan dan penanganan lain dapat dipertimbangkan, sesuai keadaan penderita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar