Kamis, 17 Agustus 2017

KANKER OTAK



Pengertian Kanker Otak

Kanker otak adalah tumor otak ganas yang dapat menyebar dengan cepat ke bagian lain dari otak dan tulang belakang. Perlu diketahui, tidak semua tumor otak bersifat ganas dan bisa dikategorikan sebagai kanker. Ada juga tumor otak yang bersifat jinak. Tumor otak jinak adalah sekumpulan sel-sel otak yang tumbuh perlahan dan tidak menyebar ke bagian lain.

Tumor otak sendiri adalah pertumbuhan sel-sel otak yang tidak wajar dan tidak terkendali. Pada otak, tumor dapat berkembang dari sel yang menyusun jaringan otak, dari saraf yang keluar-masuk ke otak, dan dari selaput pelindung otak dan saraf tulang belakang (meninges).

Menurut asalnya, tumor otak terbagi menjadi dua yaitu primer dan sekunder. Tumor otak primer adalah tumor yang muncul pada otak, sedangkan tumor otak sekunder adalah tumor yang berasal dari bagian tubuh lain namun menyebar ke otak.

Kebanyakan kasus kanker otak merupakan jenis kanker otak sekunder, di mana kanker berawal dari organ tubuh lain kemudian menyebar ke otak. Jika dilihat dari tingkat perkembangannya serta kecepatan pertumbuhan dan penyebarannya, keganasan tumor otak dibagi menjadi 4 tingkat yaitu:

·         Stadiun 1 dan 2.

Umumnya nya bersifat jinak.

·         Stadium 3 dan 4.

Biasanya bersifat ganas, dan bisa disebut sebagai ‘kanker’.

Gejala Kanker Otak

Gejala kanker otak bermacam-macam tergantung dari ukuran, letaknya dan seberapa cepat perkembangannya di otak. Gejala yang terjadi adalah akibat keberadaan tumor yang menekan otak atau akibat tumor menghalangi suatu bagian otak untuk berfungsi seperti biasanya.

Jika tekanan di dalam rongga kepala naik akibat adanya tumor, gejala-gejala berikut ini bisa terjadi:

·         Sakit kepala yang tidak tertahan dan berkelanjutan.

·         Muntah-muntah yang terjadi secara mendadak dan tanpa alasan yang jelas.

·         Epilefsi atau kejang-kejang. Bisa terjadi di seluruh tubuh atau terjadi kedutan pada satu area tubuh tertentu saja.

·         Mudah lupa, marah, mengantuk, atau acuh.

·         Kehilangan sebagian penglihatan atau pendengaran.

·         Perubahan kepribadian, seperti perilaku abnormal dan tidak seperti karakter biasanya.

Otak kita mengendalikan banyak fungsi tubuh. Lokasi keberadaan tumor di dalam otak akan menentukan fungsi mana yang akan terpengaruh.

·         Kejang-kejang ataupingsan, mendengar suara di dalam kepala dan gangguan bicara atau mengingat merupakan gejala adanya tumor di otak bagian samping.

·         Perubahan kepribadian, kelemahan di salah satu sisi tubuh, kehilangan keteraturan, apatis (tidak lagi peduli pada sekitar dan dirinya sendiri), serta gangguan indera penciuman dan penglihatan adalah gejala munculnya tumor di otak bagian depan.

·         Gangguan indera penglihatan pada satu sisi adalah gejala tumor di otak bagian belakang.

·         Kesulitan dalam memahami kata-kata, gangguan berbicara, menulis, membaca dan mengatur gerakan tertentu, serta mati rasa di salah satu sisi tubuh bisa terjadi adalah beberapa gejala tumor di otak  bagian tengah.

·         Ketidakseimbangan tubuh, kesulitan berjalan, melemahnya otot-otot muka, gangguan penglihatan, berbicara dan menelan bisa disebabkan oleh tumor pada batang otak.

·         Sakit kepala, gangguan penglihatan dan gerak tubuh bisa menjadi tanda adanya tumor pada selaput otak.

·         Kehilangan koordinasi tubuh, kesulitan berjalan dan berbicara, mata berkedut, muntah-muntah, dan leher terasa kaku adalah gejala yang mungkin terjadi jika tumor terletak pada otak kecil.

Penyebab Kanker Otak

Sebagian besar kanker otak adalah hasil penyebaran kanker yang berasal dari organ tubuh lain melalui aliran darah. Sedangkan penyebab kanker otak yang berasal langsung dari otak masih belum diketahui.

Risiko menderita kanker otak primer bisa menjadi lebih tinggi dengan adanya penyakit genetik berikut ini:

·         Sklerosis Tuberose.

·         Sindrom Gorlin.

·         Sindrom kanker Li-Fraumeni.

·         Sindrom Turcot.

·         Sindrom von Hippel-Lindau.

Berikut ini adalah faktor-faktor yang berpotensi meningkatkan risiko terjangkit tumor otak:

·         Faktor keturunan. Memiliki anggota keluarga yang terdiagnosis dengan tumor otak.

·         Radioterapi. Otak terekspos radiasi saat menjalani tindakan radioterapi.

·         Terpapar zat kimia, seperti formaldehida.

·         Infeksi virus HIV.

·         Merokok.

·         Terpapar racun dari lingkungan sekitar.

Kaitan antara frekuensi radio dari pemakaian ponsel dan tumor otak, masih belum diketahui. Energi dari frekuensi radio dapat menghasilkan panas yang kemudian meningkatkan suhu tubuh dan merusak jaringan sel tubuh yang terpapar. Untuk saat ini, telah disimpulkan bahwa frekuensi radio dari ponsel terlalu rendah untuk menghasilkan efek tersebut. Penelitian untuk memastikan hal ini masih terus berlanjut.

Diagnosis Kanker Otak

Sakit kepala yang parah dan berkelanjutan merupakan salah satu gejala dari kanker otak. Cobalah untuk berkonsultasi kepada dokter jika Anda mengalaminya sebagai langkah pertolongan pertama. Ada kemungkinan selanjutnya Anda dirujuk kepada seorang dokter spesialis.

Dokter akan memeriksa titik persarafan mata pada lapisan retina (lapisan terdalam) bola mata, bila menggelembung artinya ada peningkatan tekanan di dalam rongga kepala. Ini bisa jadi pertanda adanya tumor. Jika dicurigai ada pertumbuhan, sebaiknya Anda menemui dokter spesialis otak dan saraf (neurologis).

Riwayat medis dan gejala yang pernah dialami akan dipertanyakan oleh dokter spesialis. Sistem saraf Anda akan diperiksa dan beberapa pemeriksaan di antaranya seperti:

·         Pendengaran dan penglihatan.

·         Otot-otot wajah (kemampuan untuk tersenyum atau menyeringai).

·         Gerakan refleks menelan dan juga refleks angkat lutut

·         Sensitivitas kulit terhadap luka kecil, panas, dan dingin.

·         Kekuatan, keseimbangan, dan koordinasi tubuh.

·         Kelincahan mental (pertanyaan sederhana atau aritmatika).

Dasar yang dipakai untuk menentukan diagnosis terhadap tumor otak adalah gejala yang dialami, pemeriksaan fisik dan hasil tes tertentu.

·         CT scan - pencitraan detail otak dengan memakai sinar X.

·         MRI scan - pencitraan detail otak memakai medan magnet kuat dan gelombang radio.

·         EEG - elektroda yang merekam aktivitas otak.

·         PET scan - pencitraan detail otak secara tiga dimensi.

·         Angiogram - pencitraan detail pembuluh darah dengan memakai sinar X.

·         Lumbar puncture - pengambilan cairan otak dari sumsum tulang belakang untuk dianalisis.

·         Biopsi - pengambilan sampel jaringan dilakukan untuk menentukan jenis tumor serta penanganannya.

Pengobatan Kanker Otak

Penderita kanker otak biasanya membutuhkan pembedahan untuk mengangkat tumor. Sisa jaringan tumor yang masih ada ditangani dengan radioterapi, kemoterapi, atau gabungan keduanya.

Setelah penanganan, kanker otak bisa kembali muncul. Ketika hal ini terjadi, prosedur yang dilakukan berikutnya adalah untuk memperpanjang usia kehidupan selama mungkin dan menangani gejala yang ada.

Beberapa pengobatan untuk kanker otak primer (berasal dari otak) adalah:

·         Pembedahan.

Tujuan pembedahan adalah mengangkat tumor sebanyak mungkin di otak tanpa merusak jaringan di sekitarnya. Untuk melihat otak dan tumor di dalamnya, sebagian dari tengkorak akan dibuka. Hal ini dikenal dengan sebutan proses kraniotomi. Setelah itu, dokter spesialis bedah otak bisa mengangkat tumornya.

Selain pembedahan, dokter mungkin akan menjalankan terapi photodynamic. Dalam terapi ini, obat yang sensitif terhadap cahaya dimasukkan ke dalam pembuluh darah dan diserap sel kanker yang masih tersisa. Saat sinar laser diarahkan pada sel-sel kanker, obat ini akan aktif dan membunuh sel-sel kanker.

Untuk mengurangi risiko agar tumor tidak kembali, setelah operasi pengangkatan tumor primer, tumor akan ditangani dengan radioterapi atau kemoterapi, atau bisa gabungan keduanya.

·         Kemoterapi.

Kemoterapi dilakukan untuk menangani tumor yang berada jauh di dalam otak dan sulit diangkat tanpa merusak jaringan saraf lainnya. Kemoterapi adalah pengobatan yang dipakai untuk membunuh sel-sel kanker dan bisa diberikan berupa tablet, suntikan, atau implan. Dua obat obat kemoterapi yang dipakai dalam penanganan tumor otak stadium tinggi adalah:

a.       Implan carmustine.

Implan ini akan larut dan melepaskan carmustine untuk memperlambat atau menghentikan pertumbuhan sel-sel kanker.  Beberapa efek samping dari implan Carmustine adalah edema otak (peningkatan kadar cairan otak), infeksi di dalam otak, kejang-kejang.

b.      Temozolamide.

Obat ini diberikan pada penderita glioma ganas untuk memperlambat berkembangnya tumor setelah perawatan awal atau apabila tumor muncul kembali. Efek samping dari temozolomide antara lain sakit kepala, konstipasi, letih, kehilangan nafsu makan, mual dan muntah-muntah.

·         Radioterapi dan radiosurgery.

Sama seperti kemoterapi, radioterapi serta radiosurgery juga dilakukan untuk menangani tumor yang berada jauh di dalam otak dan sulit diangkat. Dalam proses radioterapi, dosis radiasi berenergi tinggi dipusatkan pada tumor untuk menghentikan sel-sel kanker agar tidak terus menggandakan diri.

Sedangkan pada radiosurgery, radiasi yang dipakai memiliki intensitas lebih rendah dan radiasi ini diberikan selama beberapa kali. Fungsi dari radiosurgery adalah memusatkan dosis radiasi dengan energi tingkat tinggi pada tumor untuk membunuhnya.

Perbedaannya, pada radioterapi ada pada sinar radiasi dengan intensitas yang lebih tinggi, berpusat pada bagian kecil area dari otak, dan hanya diberikan selama satu sesi (tidak beberapa kali).

Penagana terhadap kanker otak sekunder .

Pengertian mengenai tumor sekunder adalah tumor yang telah menyebar ke bagian-bagian tubuh yang lain dan telah terindikasi sebagai kondisi tumor yang serius. Dalam kondisi ini, perawatan dilanjutkan hanya untuk memperpanjang usia dan mengendalikan tumor tersebut. Perawatan yang bisa dilakukan:

·         Obat penghilang rasa sakit, untuk meringankan sakit kepala.

·         Obat anti mual, bisa membantu melegakan gejala mual yang disebabkan meningkatnya tekanan di dalam kerangka kepala.

·         Kortikosteroid, obat untuk mengurangi pembengkakan dan tekanan pada otak.

·         Obat-obatan antikonvulsan, yang mencegah kejang-kejang epilepsi.

·         Kemoterapi dan radioterapi.

Perawatan paliatif bisa menjadi alternatif jika penderita tidak ingin menjalani perawatan kanker. Perawatan ini bertujuan untuk mengendalikan gejala-gejala akibat kanker dan membuat penderita merasa lebih nyaman.

Jika memilih perawatan paliatif, penderita hanya akan mendapat efek samping dari perawatan tanpa menghilangkan tumor. Konsultasikan dengan dokter agar penderita paham dengan apa yang akan terjadi jika memilih untuk tidak dirawat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar