Jumat, 25 Agustus 2017

KOLESISTITIS



Pengertian Kolesistitis

Kolesistitis adalah peradangan atau inflamasi pada kantong empedu. Kantong empedu adalah organ yang menyimpan empedu, yaitu cairan yang memiliki peran penting dalam pencernaan lemak dalam tubuh.

Inflamasi ini bisa terjadi secara tiba-tiba (akut) dan jangka panjang (kronis). Kolesistitis akut sebagian besar terjadi oleh karena sumbatan di saluran empedu. Sedangkan kolesistitis kronis merupakan kondisi peradangan empedu setelah mengalami kolesistitis akut berulang kali dan merupakan bentuk parah dari kolesistitis akut.

Gejala-Gejala Kolesistitis

Gejala utama kolesistitis adalah sakit yang parah pada perut bagian kanan atas yang berlangsung selama beberapa jam. Rasa sakit ini cenderung muncul setelah mengonsumsi makanan (khususnya yang berlemak) dan bisa menjalar hingga ke punggung atau tulang belikat kanan. Di samping rasa sakit, inflamasi ini juga terkadang disertai gejala berikut:

·         Rasa sakit yang bertambah parah saat menarik napas panjang.

·         Perut bagian kanan terasa sakit saat disentuh.

·         Mual dan muntah.

·         Demam.

·         Tidak nafsu makan.

·         Berkeringat.

·         Sakit kuning.

Penyebab Kolesistitis

Sebagian besar kolesistitis disebabkan oleh cairan empedu yang terkumpul dalam kantong empedu karena adanya batu empedu menyumbat saluran empedu. Diperkirakan sekitar sembilan dari 10 kasus kolesistitis adalah karena faktor penyebab tersebut. Penyumbatan ini akan memicu iritasi dan tekanan pada kantong empedu yang kemudian mengakibatkan pembengkakan dan infeksi.

Meski demikian, ada juga pengidap kolesistitis yang mengalami inflamasi akibat faktor lain. 

Beberapa di antaranya adalah akibat komplikasi dari penyakit serius lain, infeksi, atau kerusakan pada kantong empedu. Contohnya akibat kerusakan kantong empedu yang tidak disengaja saat operasi, mengidap sepsis, AIDS, atau mengalami malanutrisi yang parah.

Diagnosis Kolesistitis

Langkah awal untuk mendiagnosis penyakit ini adalah melalui pemeriksaan kondisi perut Anda. Tes Murphy’s sign, yaitu tangan dokter menekan perut di bawah tulang iga kanan saat penderita menarik napas, kantong empedu bergeser dan menyentuh tekanan tangan. Bila mendadak terasa sakit yang kuat, maka dikatakan positif menderita kolesistitis.

Jika mencurigai Anda mengidap kolesistitis, dokter akan menyarankan langkah-langkah pemeriksaan selanjutnya guna memastikan diagnosis. Beberapa tes dan pemeriksaan tersebut meliputi:

·         Tes darah  untuk memeriksa adanya indikasi-indikasi inflamasi atau infeksi.

·         USG dan CT scan dengan zat kontras pada bagian perut guna memeriksa ada atau tidaknya gangguan pada struktur kantong empedu atau sumbatan saluran empedu.

Pengobatan dan Komplikasi Kolesistitis

Langkah pengobatan yang dibutuhkan tiap penderita berbeda-beda. Perbedaan ini ditentukan berdasarkan tingkat keparahan gejala yang dialami serta kondisi kesehatan pasien secara menyeluruh.

Kolesistitis yang tergolong ringan biasanya dapat ditangani di rumah. Tetapi, Anda sebaiknya tetap ke rumah sakit agar inflamasi pada kantong empedu dapat dipantau dan ditangani dengan saksama. 

Langkah-langkah yang dibutuhkan dalam penanganannya meliputi:

·         Berpuasa atau diet rendah lemak agar beban kantong empedu berkurang.

·         Menerima cairan melalui infus untuk menghindari dehidrasi.

·         Penggunaan obat-obatan, seperti obat pedera rasa sakit serta antibiotik untuk menangani infeksi.

Kolestitis berpotensi untuk kembali terjadi. Oleh sebab itu, dokter biasanya menganjurkan operasi untuk mengangkat kantong empedu atau istilah medisnya disebut kolesistektomi. Prosedur ini juga bertujuan untuk mengurangi risiko komplikasi serius pada pengidap kolestitis.

Ada dua jenis kolesistektomi yang bisa dijalani oleh pasien, yaitu kolesistektomi laparoskopik dan kolesistektomi sayatan terbuka. Kolesistektomi laparoskopik dilakukan melalui sayatan berukuran kecil sehingga masa pemulihan pasien cenderung lebih cepat dibandingkan dengan kolesistektomi sayatan terbuka. Karena itu, kolesistektomi laparoskopik lebih sering dianjurkan.

Kantong empedu memang fungsional tapi bukan organ vital. Namun, tubuh kita tetap bisa bertahan tanpa organ ini. Hati akan tetap mengeluarkan cairan empedu untuk membantu pencernaan lemak meski tanpa bantuan kantong empedu.

Kolesistitis yang tidak ditangani berpotensi memicu komplikasi serius yang bahkan dapat berakibat fatal. Jaringan kantong empedu yang mati dan membusuk (gangrene) serta pecahnya kantong empedu merupakan komplikasi utama yang bisa terjadi. Keduanya dapat menyebarkan infeksi yang serius pada bagian-bagian lain tubuh.

Pencegahan Kolesistitis

Kolesistitis tidak bisa dicegah sepenuhnya, terutama yang akut. Tetapi risikonya tetap dapat dikurangi dengan menerapkan langkah yang sama dengan pencegahan batu empedu.

Menerapkan gaya hidup sehat adalah metode utama untuk menghindari munculnya batu empedu, misalnya dengan mempertahankan berat badan yang sehat dan ideal. Jika Anda ingin menurunkan berat badan, lakukanlah secara bertahap. Mempraktikkan konsumsi makanan yang sehat dan seimbang juga bisa membantu Anda untuk mencegah kondisi ini.
               

Tidak ada komentar:

Posting Komentar