Sabtu, 24 Desember 2016

EFUSI PLEURA




Pengertian Efusi Pleura

Efusi pleura adalah kondisi yang ditandai oleh penumpukan cairan di antara dua lapisan pleura (membran yang memisahkan paru-paru dengan dinding dada bagian dalam).

Sebenarnya cairan yang diproduksi pleura ini berfungsi sebagai pelumas yang membantu kelancaran pergerakan paru-paru ketika bernapas. Namun ketika cairan tersebut berlebihan dan menumpuk, maka bisa menimbulkan gejala-gejala tertentu, seperti nyeri dada saat menarik dan membuang napas, batuk, demam, dan sesak napas. Gejala efusi pleura biasanya terasa jika kondisi ini sudah memasuki level menengah atau parah. Jika penumpukan cairan masih tergolong ringan, biasanya penderita tidak akan merasakan gejala apa-apa.

Penyebab Efusi Pleura

Efusi pleura dapat secara luas diklasifikasikan menjadi dua jenis, efusi pleura transudatif dan eksudatif.

Efusi pleura transudatif disebabkan oleh cairan bocor ke dalam ruang pleura. Kebocoran tersebut mungkin karena berbagai alasan tetapi yang paling umum adalah gagalnya ventrikel kiri dalam hati manusia. Orang yang menderita komplikasi setelah operasi jantung, juga sering didiagnosa menderita efusi pleura transudatif. Emboli paru dan sirosis adalah penyebab umum lainnya untuk bentuk efusi pleura.

Efusi pleura eksudatif disebabkan oleh pembuluh darah bocor, yang selanjutnya, disebabkan terutama karena penyakit paru-paru. Beberapa penyebab yang paling umum adalah infeksi paru-paru, TBC, pneumonia bakteri, emboli paru, kanker payudara dan kanker paru-paru. Lupus yang diinduksi obat-obatan kadang-kadang dipicu oleh beberapa jenis obat dan ini juga dapat menyebabkan efusi pleura. Efusi pleura disebabkan karena obat-obatan ini tidak terlalu akut, karena cairan pleura mulai mengurangi volume segera setelah prosedur pengobatan selesai. Arthritis menyebabkan peradangan bagian tubuh dan dalam kasus tertentu, hal itu juga dapat menyebabkan peradangan pleura. Lupus eritematosus sistematis dan infusi cairan tidak secara sengaja, juga berada di antara penyebab utama lainnya. Alasan langka adalah pankreas, penyakit hati dan ginjal, infeksi virus dan jamur dan mesotelioma.

Gejala Efusi Pleura

Kemungkinan tanda-tanda efusi pleura adalah :

1.      Penekanan pada paru-paru.
2.      Nyeri dada (tidak terjadi pada semua pasien)
3.      Kesulitan bernapas.
4.      Batuk dan demam dengan empiema (bila pneumonia telah menyebabkan efusi).
5.      Cegukan.
6.      Dispnea (sesak napas).

Diagnosis Efusi Pleura

Diagnosis efusi pleura biasanya diawali dengan pemeriksaan fisik sederhana menggunakan stetoskop atau mengetuk-ngetuk dada setelah sebelumnya mengumpulkan keterangan dari pasien perihal gejala yang dirasakan dan riwayat penyakit yang diderita.

Untuk membantu memperkuat diagnosis, dilakukan pemeriksaan berikut:

1.      Rontgen dada.

Rontgen dada biasanya merupakan langkah pertama yang dilakukan untuk mendiagnosis efusi pleura, yang hasilnya menunjukkan adanya cairan.

2.      CT scan dada.

CT scan dengan jelas menggambarkan paru-paru dan cairan dan bisa menunjukkan adanya pneumonia, abses paru atau tumor.

3.      USG dada.

USG bisa membantu menentukan lokasi dari pengumpulan cairan yang jumlahnya sedikit, sehingga bisa dilakukan pengeluaran cairan.

4.      Torakosentesis.

Penyebab dan jenis dari efusi pleura biasanya dapat diketahui dengan melakukan pemeriksaan terhadap contoh cairan yang diperoleh melalui torakosentesis (pengambilan cairan melalui sebuah jarum yang dimasukkan diantara sela iga ke dalam rongga dada dibawah pengaruh pembiusan lokal).

5.      Biopsi.

Jika dengan torakosentesis tidak dapat ditentukan penyebabnya, maka dilakukan biopsi, dimana contoh lapisan pleura sebelah luar diambil untuk dianalisa.

Pada sekitar 20% penderita, meskipun telah dilakukan pemeriksaan menyeluruh, penyebab dari efusi pleura tetap tidak dapat ditentukan.

6.      Analisa cairan pleura.

7.      Bronkoskopi.

Bronkoskopi kadang dilakukan untuk membantu menemukan sumber cairan yang terkumpul.

Pengobatan Efusi Pleura

Karena efusi pleura timbul sebagai komplikasi dari penyakit-penyakit lain, maka pengobatan yang harus dilakukan adalah dengan cara menyembuhkan kondisi yang mendasarinya. Artinya jika penyebabnya sudah berhasil diatasi, maka besar harapan penyakit efusi pleura untuk mereda dengan sendirinya. Contoh yang bisa diambil di sini adalah pengobatan kanker dengan radioterapi dan kemoterapi atau pengobatan pneumonia dengan antibiotik.

Pengobatan kondisi dasar tersebut tidaklah selalu berhasil. Apabila penyakit-penyakit penyebab efusi pleura sudah sangat parah dan sulit disembuhkan, maka dokter terpaksa menggunakan sejumlah prosedur guna mengeluarkan (menguras) cairan yang menumpuk, di antaranya: 

1.      Prosedur thoracentesis untuk mengeluarkan cairan pleura dengan volume besar.

2.      Pemasangan selang plastik khusus ke dalam rongga pleura melalui bedah torakotomi.

3.      Pemasangan kateter secara jangka panjang lewat kulit ke dalam ruang pleura.

4.      Penyuntikan zat pemicu iritasi (misalnya doxycycline) ke dalam ruang pleura melalui selang khusus guna mengikat dinding dada dan pleura. Prosedur yang dinamakan pleurodesis ini biasanya diterapkan untuk mencegah efusi pleura yang kerap kambuh.

Selain prosedur-prosedur yang bertujuan menguras dan mencegah cairan pleura terakumulasi kembali, prosedur untuk mengangkat jaringan-jaringan yang tidak sehat atau telah mengalami peradangan juga bisa dilakukan apabila dampak kerusakan efusi pleura telah mencapai tahap tersebut. 

Pengangkatan jaringan dan pembersihan radang ini bisa dilakukan melalui bedah torakoskopi (bedah kecil) atau torakotomi (bedah besar).


Tidak ada komentar:

Posting Komentar