Selasa, 09 Mei 2017

ROTAVIRUS



Pengertian Rotavirus

Rotavirus adalah jenis virus yang menginfeksi usus. Virus ini juga menjadi penyebab umum dari penyakit diare pada bayi dan anak-anak di seluruh dunia. Hampir sebagian besar anak berusia hingga 5 tahun sudah pernah terinfeksi rotavirus. Kondisi ini khususnya terjadi di negara-negara berkembang dengan tingkat nutrisi dan jumlah perawatan kesehatan yang kurang optimal.

Sebelum vaksin ditemukan pada tahun 2006, rotavirus telah menyebabkan setengah juta angka kematian anak pada tiap tahunnya. Waspadai penjangkitan rotavirus pada bayi dan anak-anak berusia  4-24 bulan dengan memberikan vaksin sebagai upaya pencegahan.

Gejala-gejala Rotavirus

Demam dan muntah-muntah merupakan pertanda awal infeksi rotavirus. Kemudian diikuti oleh diare selama 3-8 hari. Gejala yang muncul pada orang dewasa sehat cenderung bersifat ringan atau tidak ada sama sekali. Infeksi juga bisa menyebabkan sakit pada daerah perut. Waspadai gejala dehidrasi akibat infeksi rotavirus yang dapat berupa:

·         Selalu merasa haus berlebihan.

·         Merasa lelah/lemas.

·         Tidak buang air kecil selama 12 jam atau lebih.

·         Kulit yang kering/dingin

·         Mata menjadi cekung.

·         Mulut dan mata yang kering (menangis tanpa mengeluarkan air mata).

Diare akut harus segera diberi tindakan agar tidak membahayakan nyawa penderita. Segera hubungi dokter jika pada anak timbul gejala tambahan, seperti diare berdarah, demam di atas 39,4 Celcius, atau muntah tanpa henti selama lebih dari tiga jam pada penderita anak-anak.

Pada pasien dewasa, hubungi dokter jika gejala tambahan ini dialami. 

·         Muntah tanpa henti selama lebih dari 1-2 hari.

·         Tidak bisa minum dalam tubuh selama 24 jam.

·         Demam tinggi di atas 39.4 CelciusTerdapat darah pada kotoran ketika buang air besar.

·         Muntah darah.

Penyebab dan Penularan Rotavirus

Rotavirus, penyebab diare terbanyak pada anak-anak, ditularkan melalui anus ke mulut (fecal-oral). Virus ini dapat bertahan hingga sepuluh hari sesudah gejala mereda pada penderita. Selama periode ini, virus dapat menyebar dengan mudah pada anak-anak ketika terjadi kontak melalui tangan atau mulut. Anak-anak menjadi terinfeksi setelah menyentuh benda yang terkontaminasi. termasuk makanan, mainan, dan perabotan.
Infeksi rotavirus dapat menjalar dengan cepat di tempat penitipan dan rumah sakit anak. Para pekerja di tempat ini bisa menjadi penyebar virus jika mereka tidak mencuci tangan setelah beraktivitas, terutama sebelum makan, setelah kembali dari kamar mandi, atau setelah mengganti popok bayi.

Diagnosis Rotavirus

Biasanya dokter akan mengajukan beberapa pertanyaan untuk dijadikan acuan agar dapat memahami dan memonitor gejala rotavirus dengan baik. Misalnya kapan gejala dimulai dan apakah sifatnya berkelanjutan atau berselang-seling. Keterangan mengenai tingkat keparahan juga akan menjadi pertimbangan tambahan untuk dokter. Terakhir, dokter akan menanyakan apa penyebab gejala berkurang atau justru bertambah, tergantung kepada kondisi pasien.

Selain mengajukan beberapa pertanyaan  dan melakukan pemeriksaan fisik, dokter mungkin akan melakukan beberapa pemeriksaan penunjang seperti tes darah dan urine, untuk mengetahui apakah diare disebabkan oleh rotavirus atau bakteri. Dokter tidak akan meresepkan antibiotik untuk mengobati infeksi rotavirus kecuali penyebab diare adalah bakteri.

Konsultasikan kepada dokter umum, dokter spesialis gastroenterologi, atau spesialis penyakit menular juga bisa dilakukan untuk mendapatkan informasi lebih lanjut mengenai infeksi rotavirus serta penanggulangannya. 

Penanganan Rotavirus

Tidak ada obat yang spesifik diberikan untuk infeksi rotavirus. Mencegah terjadinya dehidrasi merupakan penanganan yang paling utama.

Dehidrasi ringan pada anak-anak dan orang dewasa dapat ditangani di rumah dengan cara memperbanyak asupan cairan, termasuk cairan rehidrasi oral. Penderita yang dapat dirawat di rumah juga dianjurkan untuk tetap berada di rumah hingga kesehatannya pulih, agar tidak menularkan ke teman sepermainannya.

Anak-anak dengan diare ringan sebaiknya tetap mengonsumsi makanan secara normal. Hindari jus buah dan minuman ringan agar diare tidak memburuk. Jangan berhenti menyusui bayi di bawah tiga tahun karena ASI dapat membantu mencegah diare menjadi makin parah. Jika anak mengonsumsi susu formula, tidak usah mengencerkan susu formula tersebut. Berikan juga cairan dehidrasi oral yang disarankan oleh dokter.

Berikan makanan dan cairan dalam jumlah kecil dengan frekuensi lebih banyak kepada anak yang mengalami muntah-muntah. Makanan yang lembut dan tawar seperti biskuit saltine (biskuit cracker asin) serta roti dapat menenangkan sistem pencernaan anak yang berusia di atas tiga tahun. Hindari makanan dengan kandungan tinggi susu, gula, dan lemak. Anak penderita diare akut membutuhkan mineral yang tidak terdapat pada air minum atau cairan biasa. Sebaiknya konsultasikan kepada dokter sebelum memutuskan untuk memberikan cairan rehidrasi oral, obat-obatan, atau metode pengobatan lain.

Pastikan popok anak selalu dalam keadaan bersih dan anak mengenakan baju yang nyaman. Gunakan kain basah yang hangat berikut krim pencegah ruam selama proses mengganti popok. Sesekali gunakan air mengalir agar dapat membersihkan area yang sulit dijangkau. Dampingi anak sebisa mungkin agar memperoleh waktu istirahat semaksimal mungkin.

Orang dewasa yang mengalami diare dan muntah sebaiknya juga menghindari kafein, alkohol, nikotin dan asupan lain yang dapat mengganggu kondisi perut. Isap bongkahan es yang kecil, air kaldu atau jahe dalam jumlah yang sedikit.

Salah satu komplikasi utama diare adalah dehidrasi berat. Pada kasus diare dengan dehidrasi berat, penderita memerlukan pemberian cairan melalui infus di rumah sakit. Bila tidak ditangani dengan tepat, dehidrasi berat dapat mengancam nyawa. 

Jenis-jenis Vaksin Rotavirus

Frekuensi dan kebiasaan mencuci tangan tiap saat tidak sepenuhnya menjamin berkurangnya penyebaran rotavirus. Vaksinasi adalah upaya pencegahan efektif dalam melawan infeksi rotavirus. Saat ini tersedia dua buah jenis vaksin rotavirus di Indonesia. Salah satunya diberikan dalam tiga dosis pada saat anak berusia dua bulan, empat bulan, dan enam bulan. Jenis yang lain diberikan dalam dua dosis saat anak berusia dua bulan dan empat bulan.

Efek samping umum setelah pemberian vaksin rotavirus adalah nyeri pada bagian perut, muntah, dan diare. 

Konsultasi kepada dokter mengenai metode penanganan infeksi rotavirus sangat disarankan. Segera hubungi dokter jika terdapat darah pada tempat duduk anak atau kelainan lain pada saat buang air besar.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar