Pengertian Servisitis
Jaringan pada serviks yang meradang bisa memerah, membengkak, berlendir, bahkan bernanah. Jaringan tersebut juga akan mudah berdarah jika tersentuh.
Beberapa faktor yang menyebabkan seseorang lebih
berisiko terkena servisitis adalah:
·
Melakukan hubungan seksual yang tidak
nyaman.
Termasuk
sering bergonta-ganti pasangan dan melakukan hubungan seks tanpa pengaman.
·
Aktif berhubungan seksual sejak muda.
·
Pernah terinfeksi penyakit menular
seksual.
·
Memiliki pasangan yang pernah mengidap
penyakit menular seksual dan punya kebiasaan sering melakukan hubungan
seksual yang tidak aman.
·
Orang yang pernah mengidap servisitis
juga lebih beresiko mengalaminya kembali.
Gejala Servisitis
Gejala
adalah sesuatu yang dirasakan dan diceritakan oleh penderita. Mayoritas
penderita servisitis tidak merasakan gejala ataupun tanda apa pun.
Umumnya,
penderita baru menyadari gejala dan tanda servisitis setelah menjalani
pemeriksaan. Beberapa gejala umum dari servisitis adalah:
·
Munculnya
cairan vagina dalam jumlah banyak
Biasanya
berwarna kehijauan, kecoklatan, atau kekuningan. Cairan tersebut seperti nanah
dan kadang berbau tidak sedap.
·
Frekuensi
buang air kecil yang semakin sering.
·
Rasa
nyeri saat berhubungan seksual.
·
Pendarahan
dari vagina setelah berhubungan seksual, yang bukan disebabkan menstruasi.
·
Rasa
nyeri pada bahagian panggul dan perut.
Perlu
diingat sekali lagi, terkadang servisitis tidak menimbulkan gejala atau tanda
apa pun. Jika Anda mengalami beberapa gejala atau tanda di atas, segera hubungi
dokter. Terutama bagi yang berisiko menderita klamidia, segera periksa apa Anda
juga mengalami servisitis walaupun Anda tidak merasakan gejala apa pun.
Penyebab
Servisitis
Seringkali
servisitis disebabkan oleh infeksi penyakit menular seksual, seperti klamidia
atau gonorea, namun servisitis juga bisa disebabkan oleh faktor non-infeksi.
Berikut ini adalah beberapa penyebab servisitis:
·
Penyakit
menular seksual.
Seperti
trikomoniasis, klamidia, gonore, kutil kelamin, dan herpes genital. Kebanyakan
infeksi bakteri dan virus yang menyebabkan servisitis ini ditularkan melalui
hubungan seksual.
·
Reaksi
alergi.
Terhadap gel
spermisida (zat yang dapt menonaktifkan sperma) yang biasa melapisi atau bahan
lateks dari alat-alat kontrasepsi serta produk-produk kewanitaan.
·
Pertumbuhan
bakteri tidak terkendali dalam vagina atau disebut juga vagionosis bakterialis.
·
Iritasi
atau cidera akibat pemakaian tampon, alat pengontrol kehamilan.
·
Ketidak seimbangan hormon.
·
Kanker
atau perawatan kanker.
Diagnosis
merupakan langkah dokter untuk mengidentifikasi penyakit atau kondisi yang
menjelaskan gejala dan tanda-tanda yang dialami oleh pasien. Beberapa langkah
dokter untuk mendiagnosis servisitis adalah:
·
Pemeriksaan
bahagian panggul.
Dokter akan
memeriksa adanya pembengkakan dan nyeri di organ-organ pada bagian panggul.
Dokter mungkin akan menggunakan spekulum untuk memeriksa bagian atas vagina
serta serviks.
·
Pengambilan
sample
Dokter akan
mengambil sampel cairan dari serviks dan vagina untuk diteliti lebih lanjut di
laboratorium. Biasanya dilakukan dengan cara pap smear dan kolposkopi
yang disertai biopsi serviks.
Pengobatan dan Pencegahan Servisitis
Penderita
mungkin tidak memerlukan pengobatan jika penyebab servisitis yang mereka idap
bukanlah berasal dari penyakit menular seksual. Jika memang disebabkan penyakit
menular seksual, maka penderita dan pasangannya harus menjalani pengobatan.
Untuk
menghindari penularan, penderita dianjurkan untuk tidak berhubungan seksual
sampai pengobatan selesai. Beberapa pengobatan untuk menangani servisitis
akibat penyakit menular seksual adalah:
·
Obat-obatan
antibiotik.
Untuk menangani
infeksi bakteri seperti gonorea atau klamidia.
·
Obat-obatan
antiviral.
Untuk menangani
infeksi virus seperti herpes genital atau kutil kelamin.
·
Obat-obatan antijamur.
·
Terapi hormon.
Mungkin
akan dilakukan bagi penderita yang sudah memasuki masa menopause dan terbukti
infeksinya bukan berasal dari bakteri atau jamur. Dengan terapi hormonal
diharapkan sistem kekebalan alami dinding serviks kembali optimal.
Jika cara-cara di atas tidak berdampak positif atau
servisitis sudah cukup parah, maka dokter bisa melakukan beberapa tindakan
berikut:
·
Cryosurgery.
Penggunaan
suhu sangat dingin pada pembedahan untuk menghancurkan jaringan tubuh yang
abnormal atau yang terjangkit penyakit.
·
Elektrokauterisasi (bedah listrik).
Sering
dilakukan untuk mengangkat jaringan yang rusak, dan juga untuk menutup pembuluh
darah.
·
Terapi laser.
Adalah
tindakan medis yang menggunakan gelombang cahaya kuat untuk memotong, membakar
atau menghancurkan jaringan tubuh.
Ada beberapa langkah untuk mencegah servisitis
yaitu:
·
Selalu gunakan kondom dengan benar saat berhubungan
seksual.
·
Hindari produk-produk kewanitaan yang
mengandung parfum atau produk kewanitaan pada umumnya, karena bisa menyebabkan
iritasi pada vagina maupun serviks.
·
Tidak berganti-ganti pasangan seksual.
·
Hindari berhubungan seksual ketika pasangan
mengidap penyakit menular seksual.
·
Bagi penderita diabetes, disarankan
untuk menjaga kadar gula dalam darah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar