Pengertian Sindrom Cushing
Gejala-gejala pada sindrom Cushing antara lain kenaikan berat badan, wajah tampak bulat (moon face), penumpukan lemak di area antara leher dan bahu (buffalo hump), penurunan gairah seksual, dan melemahnya struktur tulang.
Selain itu, penderita sindrom Cushing juga bisa mengalami penipisan kulit sehingga kulit menjadi mudah memar. Munculnya guratan-guratan (stretch mark) berwarna ungu kemerahan pada bagian lengan, dada, perut, paha, dan kaki bagian bawah juga bisa terjadi.
Penyebab Sindrom Cushing
Penyebab utama
sindrom Cushing adalah jumlah hormon kortisol yang berlebihan di dalam tubuh.
Salah satu pemicu hal ini adalah efek samping dari penggunaan obat-obatan
kortikosteroid, misalnya prednisone dan glucocorticoid, secara jangka panjang.
Risiko tinggi terjadi pada penderita lupus, rheumatoid arthritis, dan asma karena
kortikosteroid kerap diresepkan dokter sebagai bagian dari penanganan
kondisi-kondisi tersebut. Selain itu, kortikosteroid juga umum digunakan untuk
pemulihan pascaoperasi transplantasi atau pencangkokan organ.
Selain efek samping
kortikosteroid, tingginya kadar hormon kortisol pada sindrom Cushing juga bisa
diakibatkan komplikasi penyakit tumor adrenal dan tumor kelenjar hipofisis yang
terdapat di dasar otak.
Kedua jenis tumor yang tergolong sangat langka ini
memicu tubuh untuk memproduksi hormon kortisol dalam jumlah yang sangat banyak.
Diagnosis Sindrom Cushing
Diagnosis
sindrom Cushing tidak cukup hanya dengan melihat gejala-gejala secara fisik,
seperti penipisan kulit yang menyebabkan munculnya guratan (stretch mark)
atau memar, penumpukan lemak pada area antara leher dan bahu, serta wajah yang
membulat. Akan lebih mudah bagi dokter untuk menarik kesimpulan bahwa seseorang
menderita sindrom Cushing apabila dia juga mengonsumsi kortikosteroid sejak
lama, di samping kemunculan tanda-tanda fisik yang terlihat kasat mata.
Namun
jika pasien bukanlah pengguna obat-obatan kortikosteroid, maka dokter perlu
melakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk mengetahui adanya kaitan gejala dengan
tingginya kadar hormon kortisol di dalam tubuh. Pengukuran hormon kortisol ini
bisa dilakukan dengan tes darah, urine, dan air liur.
Pemeriksaan seperti CT
scan dan MRI scan dapat dilakukan untuk mendeteksi adanya tumor pada kelenjar
adrenal atau hipofisis.
Pengobatan Sindrom Cushing
Pengobatan
sindrom Cushing dilakukan dengan cara menangani faktor yang mendasarinya.
Apabila lonjakan jumlah hormon kortisol secara tidak wajar di dalam tubuh
disebabkan oleh efek samping penggunaan kortikosteroid, maka dokter dapat
menurunkan dosis atau bahkan menghentikan penggunaan dan menggantinya dengan
obat lain.
Namun
jika hasil tes laboratorium menunjukkan bahwa sindrom Cushing disebabkan oleh
tumor yang bersarang di dalam kelenjar adrenal atau hipofisis, maka salah satu
penanganan yang mungkin dilakukan adalah prosedur operasi untuk mengangkat
tumor tersebut atau pengobatan lainnya untuk menyusutkannya, misalnya radiasi
atau pemberian obat-obatan.
Selama
menjalani pengobatan, pasien bisa mengurangi tingkat keparahan gejala dan
mencegah perburukan melalui menu makanan sehari-hari. Jika Anda menderita
sindrom Cushing, dianjurkan untuk mengonsumsi makanan yang kaya akan vitamin D
dan kalsium untuk membantu memproteksi tulang. Selain itu, konsumsilah makanan
rendah lemak agar gejala kenaikan berat badan pada kondisi ini bisa dikontrol.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar