Selasa, 09 Mei 2017

SAKIT SARAF



Pengertian Sakit Saraf

Otak, saraf tulang belakang dan saraf adalah tiga bagian tubuh yang membentuk sistem saraf manusia. Secara bersama-sama, ketiganya berfungsi mengontrol semua fungsi tubuh.

Beberapa fungsi tubuh yang dikontrol oleh sistem saraf adalah:

·         Pertumbuhan dan perkembangan otak.

·         Sensasi dan persepsi.

·         Pikiran dan emosi.

·         Proses belajar dan ingatan.

·         Pergerakan, keseimbangan dan koordinasi.

·         Tidur.

·         Pemulihan dan rehabilitasi.

·         Suhu tubuh.

·         Pernapasan dan detak jantung.

Ketika terjadi gangguan pada sebagian sistem saraf, maka penderita bisa merasakan kesulitan bergerak, berbicara, menelan, bernapas atau belajar. Penderita juga bisa mengalami gangguan pada ingatan, indera atau suasana hati.

Ada tiga tipe saraf pada tubuh manusia yaitu:

·         Saraf otonom.

Saraf ini berfungsi mengontrol gerakan tubuh yang tidak disadari atau gerakan tubuh setengah disadari seperti detak jantung, tekanan darah, pencernaan, dan pengaturan suhu tubuh.

·         Saraf motorik.

Jenis saraf yang mengontrol gerakan dengan mengirimkan informasi dari otak dan tulang belakang menuju ke otot.

·         Saraf sensorik.

Saraf ini akan mengirimkan informasi dari kulit dan otot kembali ke tulang belakang dan otak. Informasi ini diproses agar manusia merasakan sakit atau sensasi lainnya.

Gejala Sakit Saraf

Sama seperti gejala, penyebab sakit saraf sangat beragam. Ada lebih dari 600 jenis penyakit saraf. Berikut beberapa penyebab sakit saraf serta gangguan yang ditimbulkannya:

·         Faktor keturunan.

Penyakit Huntington, distrofi otot.

·         Perkembangan saraf tidak sempurna.

Spina bifida

·         Rusak atau matinya sel saraf

Penyakit parkinson dan Alzheimer.

·         Penyakit pada pembuluh darah ke otak.

Stroke.

·         Cidera.

Cedera otak atau tulang belakang.

·         Kanker.

Kanker otak.

·         Gangguan Kejang.

Epilepsi.

·         Infeksi

Meningitis.

Diagnosis Sakit Saraf

Beberapa tahap tes yang biasanya dilakukan dokter untuk mendiagnosis sakit saraf adalah:

·         Uji laboratarium.

Seperti tes darah dan tes urine untuk membantu diagnosis penyakit dan memahami lebih jauh tentang penyakit yang diidap penderita. Uji ini termasuk pemeriksaan awal sakit saraf.

·         Uji genetik.

Termasuk amniosentesis, penyampelan vilus korionik (CVS) dan USG rahim untuk mengetahui apakah sakit saraf diturunkan ke anak. Uji ini juga termasuk pemeriksaan awal sakit saraf dan bertujuan untuk melihat ada tidaknya kemungkinan penyakit pada bayi dengan riwayat keluarga yang memiliki penyakit turunan.

·         Pemeriksaan neorologis.

Termasuk kemampuan sensorik dan motorik pasien, fungsi saraf kranial, kesehatan mental, perubahan perilaku.

·         Uji pencitraan.

Termasuk sinar-X, CT scan, MRI, SPECT, pencitraan otak, dan fluoroskopi.

·         Biopsi

Prosedur pengambilan sampel jaringan ini juga diperlukan untuk mendiagnosis kelainan saraf. Sampel yang paling sering digunakan adalah otot dan saraf.

·         Angiografi.

Tes untuk mendeteksi apakah ada pembuluh darah yang tersumbat. Tes ini dapat membantu diagnosis stroke, pembengkakan pembuluh darah otak dan untuk menentukan tempat dan ukuran tumor otak.

·         Analisis cairan serebrospinal.

Di lakukan dengan mengambil dan memeriksa cairan yang melindungi otak dan saraf tulang belakang. Cairan yang diperiksa bisa memberikan informasi ada tidaknya perdarahan, infeksi, dan gangguan saraf lain.

·         Elektroensefalografi (EEG).

Tes untuk memonitor aktivitas otak dengan menempelkan sensor di kepala.

·         Elektromiografi (EMG).

Tes ini untuk mendiagnosis disfungsi saraf dan otot serta penyakit saraf tulang belakang. Pemeriksaan dilakukan dengan menempelkan sensor di sekitar otot.

·         Electronystagmography (ENG).

Adalah sekumpulan tes yang digunakan untuk mendiagnosis pergerakan liar mata, gangguan pusing, dan gangguan Pemeriksaan dilakukan dengan menempelkan sensor di sekitar mata.

·         Diskografi atau diskogram.

Adalah tes untuk mengevaluasi nyeri punggung.

·         Evoked potentials.

Dilakukan untuk mengukur sinyal elektrik ke otak yang dihasilkan indera pendengaran, sentuhan atau penglihatan.

·         Positron emission tomography (PET).

Akan menghasilkan gambar aktivitas otak dalam bentuk dua dimensi dan tiga dimensi.

·         Thermography.

Dengan menggunakan inframerah untuk mengukur perubahan temperatur kecil antara dua sisi tubuh berbeda atau pada salah satu organ.

Pengobatan Sakit Saraf

Pada banyak kasus, kerusakan saraf tidak bisa disembuhkan secara total. Tapi ada beberapa penanganan untuk mengurangi gejalanya. Tujuan pertama pengobatan sakit saraf adalah untuk menangani kondisi medis yang menjadi penyebabnya, beberapa di antaranya adalah:

·         Terapi fisik atau pembedahan untuk mengatasi tekanan atau trauma pada saraf.

·         Pengobatan untuk mengatasi kondisi autoimun.

·         Memperbaiki gizi.

·         Membatasi kadar gula darah pada penderita diabetes.

·         Mengganti obat, jika obat menyebabkan kerusakan saraf.

·         Memberikan pereda rasa sakit, antidepresan trisiklik, atau beberapa obat antikejang untuk mengurangi nyeri saraf.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar