Kamis, 18 Mei 2017

SAKIT LEHER



Pengertian Sakit Leher

Sakit leher adalah nyeri yang terjadi pada area leher, yaitu dari atas bahu hingga bawah kepala. Masalah kesehatan ini cukup umum dialami, terutama oleh orang-orang lansia yang berusia di atas 50 tahun. Sakit leher biasanya akan membaik dalam beberapa hari. Kondisi ini jarang sekali berkembang menjadi gejala kondisi yang lebih serius dan umumnya bukan merupakan hal yang perlu diwaspadai.

Sakit leher bisa menyebar hingga ke lengan serta punggung bagian atas. Akibatnya, gerakan leher dan kepala menjadi terbatas dan aktivitas sehari-hari bisa menjadi sulit dilakukan.

Banyak hal yang bisa menyebabkan terjadinya sakit leher, seperti posisi tidur yang salah, bekerja di depan komputer atau laptop terlalu lama, otot yang terkilir, dan postur leher yang salah akibat terlalu sering menunduk atau menengadah. Sebagian besar kasus sakit leher disebabkan oleh aktivitas yang membuat leher menjadi tegang. Selain itu, sakit leher juga bisa disebabkan oleh cedera akibat kecelakaan.

Sakit leher akibat cedera seringkali membutuhkan penanganan medis. Hal tersebut juga diperlukan jika sakit leher disertai dengan gejala nyeri yang menekan bahu atau lengan bagian bawah, serta lengan menjadi lemah atau mati rasa.

Gejala Sakit Leher

Gejala sakit leher ditandai dengan:

·         Pusing atau sakit kepala.

·         Otot kaku atau tegang.

·         Nyeri yang terasa memburuk jika kepala berada di satu posisi dalam waktu lama.

·         Rasa nyeri yang menyebar hingga ke tangan atau kaki.

·         Kepala sulit digerakkan.

·         Lengan terasa lemah, mati rasa, atau kesemutan. 

Penyebab Sakit Leher

Leher rentan mengalami cedera atau nyeri karena sifatnya yang lentur. Beberapa orang dapat bangun di pagi hari dengan kondisi leher terpelintir ke satu sisi dan tidak dapat digerakkan. Kondisi ini disebut dengan  tortikolis akut, dan diduga disebabkan oleh cidera pada otot-otot leher. Selain itu, beberapa kondisi lain yang dapat memicu terjadinya sakit leher antara lain:

·         Otot kaku.

Terlalu lama menunduk, sering mengertakkan gigi, atau membaca di atas tempat tidur bisa menyebabkan otot leher menjadi kaku dan berlanjut pada sakit leher.

·         Saraf terjepit.

Kondisi ini umumnya terjadi pada orang tua ketika salah satu diskus di antara ruas tulang belakang bagian atas terbuka dan gel di dalamnya menonjol keluar mengenai saraf yang ada di dekatnya. Dalam istilah medis, sakit leher akibat saraf terjepit disebut sebagai radikulopati servikal.

·         Kerusakan sendi.

Sebagian besar kerusakan sendi disebabkan oleh osteoarthritis. Kondisi yang berkembang seiring penuaan usia ini menyebabkan tulang rawan yang berfungsi sebagai bantalan di antara ruas tulang belakang memburuk dan memicu terbentuknya taji tulang. Taji tulang tersebut  menyebabkan pergerakan sendi leher dan menimbukan nyeri.

·         Cedera.

Cedera yang menyebabkan sakit leher bisa terjadi karena kecelakaan berkendara, terjatuh dari ketinggian, berolahraga, atau pukulan yang secara langsung mengenai wajah, kepala bagian atas, atau kepala bagian belakang. Faktor-faktor tersebut bisa membuat kepala terhentak secara mendadak ke satu arah dan merusak tendon atau ligamen leher.
·         Kondisi medis lain.

Di bawah ini adalah kondisi-kondisi medis yang bisa menyebabkan sakit leher:

1.      Penyempitan jalur saraf tulang belakang.

2.      Infeksi pada leher.

3.      Meningitis (infeksi pada meninges atau selaput pelindung yang menyelimuti otak dan saraf tulang belakang).

4.      Flu. 

Kondisi yang bisa membuat seluruh tubuh merasa sakit, termasuk bagian leher.

5.      Rheumatoid arthritis.  

Jika terjadi pada leher, peradangan kronis pada persendian ini bisa menyebabkan rasa sakit, bengkak, dan kaku.

6.      Fibromialgia (kondisi yang menyebabkan penyebaran rasa sakit pada otot dan jaringan lunak).

7.      Kanker dan HIV. 

Kedua kondisi ini akan berdampak kepada melemahnya sistem kekebalan tubuh, sehingga lebih rentan terhadap infeksi.

Diagnosis Sakit Leher

Konsultasi pada dokter sebaiknya dilakukan oleh penderita sakit leher apabila:

·         Nyeri tidak bisa diredakan dengan menggunakan obat penghilang rasa sakit biasa.

·         Leher yang sakit atau kaku tidak membaik setelah beberapa hari.

·         Mencurigai bahwa sakit leher terjadi akibat suatu kondisi yang terbilang serius.

Dalam kasus sakit leher, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik pada leher pasien. Tidak hanya pada bagian yang terasa sakit saat disentuh, namun juga pada bagian yang lemah atau mati rasa. Dokter juga akan meminta pasien menggerakkan kepala ke arah depan, samping, atau belakang untuk mengetahui jangkauan pergerakan. Selain itu, dokter akan menanyakan beberapa pertanyaan mengenai riwayat kesehatan pasien.

Beberapa tes lanjutan kemungkinan perlu dilakukan untuk menetapkan diagnosis sakit leher, di antaranya: 

·         Pencitraan.

Foto Rontgen, CT scan, dan MRI mungkin dilakukan guna mendapatkan gambaran secara jelas mengenai penyebab sakit leher. Penjepitan saraf, pengeroposan tulang, serta kelainan lain pada tulang dan saraf akan dapat dilihat secara lebih jelas melalui pemeriksaan ini.

·         Pemeriksaan saraf.

Metode ini akan dilakukan jika dokter mencurigai sakit leher diakibatkan oleh adanya saraf yang terjepit. Salah satu contoh pemeriksaan saraf adalah elektromiografi (EMG) yang bisa dipakai untuk mengetahui fungsi saraf.

·         Pemeriksaan darah.

Jika sakit leher yang diderita pasien diduga disebabkan oleh peradangan atau infeksi, maka tes darah bisa dilakukan untuk membuktikannya.

·         Pungsi lumbal.

Pengambilan sampel cairan otak (cairan serebrospinal) dari antara tulang belakang untuk kemudian diperiksa di laboratorium. Dari pemeriksaan ini dapat diketahui apabila terdapat infeksi virus atau bakteri.

Pengobatan Sakit Leher

Berikut ini adalah cara mandiri yang bisa Anda lakukan untuk meredakan sakit leher di rumah, di antaranya:

·         Gunakan bantal keras dan dengan ketinggian rendah saat tidur.

Bantal  yang terlalu tinggi bisa membuat leher merasa sakit karena posisi leher terlalu membungkuk dan hindari memakai penyangga leher yang belum terbukti dapat membantu kesembuhan sakit leher.

·         Lakukan latihan khusus untuk leher.

Latihan ini bertujuan meningkatkan jangkauan gerakan yang bisa dilakukan leher secara keseluruhan. Gerakan yang bisa dilakukan adalah dengan mencondongkan kepala ke atas dan ke bawah, atau memiringkannya ke kanan dan kiri untuk membantu merenggangkan otot leher dan mengatasi leher yang kaku.

·         Mengompres leher dengan air hangat.

Gunakan botol berisi air hangat atau alat kompres lainnya untuk meredakan kram otot dan rasa sakit pada bagian leher. Tidak hanya kompres hangat, kompres dingin juga bagi sebagian penderita dianggap dapat membantu mengatasi sakit leher.

·         Hindari aktivitas yang butuh banyak gerakan leher.

Aktivitas seperti mengemudikan kendaran bisa terganggu ketika seseorang mengalami sakit leher. Untuk sementara waktu, disarankan untuk tidak melakukan kegiatan yang memerlukan banyak gerakan kepala dan leher, terutama jika mengalami kesulitan menggerakkan leher.

·         Jaga postur leher.

Posisi dan postur leher dalam beraktivitas harus diperhatikan. Posisi dan postur yang salah bisa memperparah sakit yang dialami atau bahkan menjadi penyebab awal terjadinya sakit leher.

Jika sakit leher yang diderita berkelanjutan dan cukup parah, maka teknik pengobatan lain yang bisa disarankan adalah melalui:

·         Obat-obatan.

Obat yang bisa diberikan unuk mengendalikan rasa sakit pada leher adalah ibuprofen, paracetamol atau kombinasi di antara keduanya. Selain secara oral, ibuprofen juga bisa berupa obat oles yang dipakai pada leher. Obat penghilang rasa sakit yang lebih kuat akan diberikan oleh dokter jika rasa sakit yang dirasakan cukup serius, misalnya obat pelemas otot dan golongan tricyclic antidepressant.

·         Fisioterapi.

Ahli terapi akan membantu mengembalikan postur tubuh secara alami melalui latihan meluruskan leher, serta mengajarkan cara lain untuk mengurangi dan mencegah terulangnya sakit leher. Terapi fisik dapat ditunjang dengan  latihan menggunakan beban  yang akan membantu meluruskan leher. Terapi dengan beban terutama dilakukan jika sakit leher berkaitan dengan iritasi akar saraf. Selain terapi fisik, stimulasi saraf dengan listrik (transcutaneous electrical nerve stimulation) juga dapat dilakukan. Terapi dengan listrik ini akan menyalurkan impuls listrik ke area yang terasa sakit guna membantu meredakan nyeri pada leher. Cara lain yang dapat dilakukan adalah dengan pemasangan penyangga leher yang akan mengurangi beban leher. Namun penggunaan penyangga ini tidak boleh melebihi tiga jam atau dipakai terus-menerus hingga dua minggu.

·         Suntikan steroid.

Jika rasa sakit yang ditimbulkan cukup parah, dokter akan menyuntikkan obat kortikosteroid untuk meredakan rasa sakit yang muncul.

·         Operasi.

Prosedur ini jarang sekali dilakukan dalam mengatasi sakit leher, tapi perlu dilakukan jika terjadi tekanan pada saraf tulang belakang.

Pencegahan Sakit Leher

Berikut ini beberapa hal yang bisa dilakukan untuk membantu mencegah munculnya sakit leher:

·         Pastikan mengistirahatkan leher dari kegiatan yang memaksa Anda berada dalam posisi sama untuk waktu yang lama. Carilah posisi dan postur yang baik saat duduk, berdiri, maupun ketika tidur.

·         Carilah posisi dan postur yang baik saat duduk, berdiri, maupun ketika tidur.

·         Hindari memakai matras atau kasur yang terlalu lunak untuk menghindari posisi leher yang bengkok ketika tidur.

·         Lakukan teknik relaksasi jika sering mengalami stres guna menghilangkan ketegangan pada leher.

·         Gunakan bantal secukupnya agar kepala sejajar dengan tubuh Anda.

·         Sesuaikan tinggi meja, kursi, dan komputer agar layar monitor sejajar dengan mata. Sebaiknya lutut sedikit lebih rendah dari pinggul saat duduk. Selain itu gunakan sandaran tangan di kursi Anda.

·         Lakukan peregangan secara teratur jika Anda sering bekerja dalam posisi duduk, misalnya dengan menggerakkan bahu naik-turun. Anda juga bisa menggerakkan kepala ke samping, menunduk, dan menengadahkan kepala.

·         Hindari menjepit telepon di antara telinga dan bahu saat menerima panggilan jika Anda sering memakai telepon saat bekerja.

·         Hindari posisi tidur tengkurap karena akan memberikan tekanan yang kuat pada leher Anda. Gunakan bantal yang menopang lekukan leher sesuai bentuk alami.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar