Senin, 29 Mei 2017

SINDROM BRUGADA



Pengerian Sindrom Brugada

Sindrom Brugada adalah gangguan jantung yang sangat serius dan menyebabkan irama atau detak jantung menjadi terlalu cepat, terlalu lambat, atau tidak teratur. Kondisi ini membuat jantung tidak bisa memompa darah ke seluruh tubuh secara optimal. Jika hal ini terjadi, dampaknya akan sangat fatal dan bisa mengancam nyawa seseorang.

Sindrom Brugada merupakan salah satu penyebab utama kasus kematian mendadak pada anak muda yang dinyatakan sehat dan tidak mengalami gangguan jantung. Yang lebih mengkhawatirkan, kasus kematian yang disebabkan oleh sindrom Brugada sering terjadi secara tiba-tiba, tanpa menujukkan gejala sama sekali.

Sindrom Brugada merupakan penyakit langka, yang mana mayoritas penderitanya adalah orang-orang Jepang dan Asia Tenggara. Banyak yang menduga penyakit ini disebabkan oleh faktor genetik atau penyakit yang diturunkan oleh keluarga. Fakta membuktikan bahwa penyakit ini lebih sering terjadi pada laki-laki berusia remaja dan dewasa. Penyakit ini jarang terjadi pada anak-anak.

Gejala Sindrom Brugada

Seperti disebutkan sebelumnya, kemunculan sindrom Brugada seringkali tidak menunjukkan gejala. Penyakit ini umumnya baru terdeteksi saat seseorang melakukan tes elektrokardiogram (EKG). Namun pada beberapa orang, sindrom Brugada dapat menunjukkan gejala yang tidak jauh berbeda dengan penderita penyakit jantung lainnya, antara lain:

·         Sesak napas.

·         Detak jantung tidak beraturan (palpitasi).

·         Demam tinggi.

·         Kejang.

·         Pingsan.

Penyebab Sindrom Brugada

Seseorang dengan sindrom Brugada memiliki struktur atau bentuk jantung yang normal, namun mereka mengalami masalah pada ion-ion yang mengatur aktivitas elektrik di dalam jantung.

Setiap sel otot jantung memiliki kanal ion yang berfungsi mengalirkan senyawa seperti natrium, kalsium, dan kalium untuk keluar dan masuk otot jantung. Ketiga ion inilah yang mengendalikan kinerja elektrik jantung, sehingga jantung dapat berkontraksi dan menjalankan fungsinya sebagai pemompa darah pada tubuh.

Pada sindrom Brugada, terjadi kerusakan pada kanal ion jantung sehingga aliran elektrik jantung menjadi tidak teratur. Akibatnya, jantung akan berkontraksi dengan ritme yang sangat cepat dan darah tidak mampu dipompa secara efektif ke seluruh tubuh. Apabila terjadi hanya sesaat, pasien biasanya akan pingsan atau kehilangan kesadaran secara sementara. Namun apabila irama jantung ini tetap tidak normal dalam beberapa menit, penderita akan mengalami serangan jantung.

Beberapa penelitian telah dikembangkan untuk mencari tahu kelainan genetik yang mendasari penyakit ini. 

Hampir sepertiga kasus sindrom Brugada disebabkan oleh mutasi pada gen SCN5A. Dalam kondisi normal, gen ini berfungsi untuk mengatur aliran ion natrium di jantung. Pada saat terjadi mutasi, jumlah ion natrium akan menurun sehingga aktivitas kontraksi jantung pun menjadi terganggu.

Pada banyak kasus, sindrom Brugada muncul sebagai penyakit keturunan. Namun ada beberapa faktor lain yang bisa memicu penyakit ini, di antaranya: 

·         Sering menggunakan kokain.

·         Memiliki kandungan kalsium yang tinggi di dalam darah.

·         Menggunakan obat-obatan untuk mengatasi tekanan darah tinggi, depresi, dan nyeri dada.

·         Memiliki kadar kalium yang terlalu tinggi atau terlalu rendah.

Faktor Resiko Sindrom Brugada

Risiko untuk terkena sindrom Brugada bisa meningkat karena beberapa hal. Berikut ini adalah sejumlah faktor yang bisa memicu kemunculan sindrom Brugada:

·         Keturunan.

Jika salah satu anggota keluarga Anda memiliki sindrom Brugada, Anda juga berisiko mengidap penyakit ini.

·         Ras.

Orang-orang Asia, khususnya Jepang dan Asia Tenggara lebih berisiko mengalami sindrom Brugada dibanding wilayah lain di dunia.

·         Laki-laki

Sindrom Brugada lebih sering ditemukan pada laki-laki dewasa dibanding pada wanita. Artinya, laki-laki lebih berisiko mengalami penyakit ini.

·         Demam.

Demam memang tidak langsung menyebabkan sindrom Brugada, tapi demam tinggi yang tidak segera ditangani bisa menyebabkan iritasi jantung dan memicu kemunculan sindrom Brugada serta serangan jantung mendadak.

Diagnosis Sindrom Brugada

Untuk mendiagnosis sindrom Brugada, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik yang disertai beberapa tes seperti:

·         Elektrokardiogram (EKG).

Tes ini dilakukan untuk merekam aktivitas elektrik di dalam jantung dan memastikan apakah ada kelainan pada detak jantung.

·         Studi Elektropsikologi (EPS).

Jika hasil EKG menunjukkan bahwa pasien positif mengidap sindrom Brugada, tes EPS dilakukan untuk memudahkan dokter dalam mengetahui penyebab dan menentukan tipe pengobatan penyakit ini.

·         Tes genetika.

Dokter akan mengambil sampel darah dan memeriksanya untuk memastikan apakah ada faktor genetika yang menyebabkan sindrom Brugada.

Pengobatan Sindrom Brugada

Jika Anda terbukti mengidap sindrom Brugada, dokter akan merekomendasikan Anda untuk menggunakan implantable cardiac defibrillator (ICD). Alat ini memiliki fungsi yang sama dengan alat pacu jantung. 

Perangkat ini dihubungkan ke jantung melalui pembuluh darah untuk memonitor detak jantung. Jika detak jantung melemah, ICD akan mengirim sinyal kejut elektrik agar jantung kembali berdetak secara normal.

ICD tidak selalu memberikan dampak positif bagi penggunanya. Sejumlah orang yang menggunakan ICD seringkali merasa mendapatkan sinyal kejut, padahal detak jantungnya sedang dalam kondisi normal. Untuk mengurangi risiko itu, beritahukan kondisi Anda kepada dokter secara berkala.

Di samping memasang ICD, kemungkinan dokter juga akan memberikan obat jenis quinidine untuk membuat detak jantung Anda kembali normal. Obat ini juga bisa digunakan untuk mencegah gangguan jantung sekaligus menjadi suplemen untuk seseorang yang menggunakan ICD.

Setelah pengobatan berakhir, Anda harus melakukan pemeriksaan secara rutin untuk memastikan bahwa pengobatan yang Anda jalani berjalan dengan lancar. Selama masa pemeriksaan tersebut, dokter juga akan memeriksa apakah ada masalah lain yang berpotensi muncul dan mengganggu jantung Anda. 

Komplikasi Sindrom Brugada

Jika tidak ditangani dengan cepat dan tepat, sindrom Brugada bisa menyebabkan beberapa komplikasi, di antaranya:

·         Pingsan.

Jika Anda mengalami sindrom Brugada dan sering pingsan, segera periksakan diri ke dokter untuk mencegah dampak yang lebih berbahaya.

·         Serangan jantung

Serangan jantung ini biasa terjadi saat seseorang sedang tidur. Komplikasi ini menyebabkan jantung kehilangan fungsinya. Dengan penanganan sindrom Brugada yang cepat dan tepat, serangan jantung bisa dicegah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar