Minggu, 28 Mei 2017

SINDROM SJOGREN



Pengertian Sindrom Sjogren

Sindrom Sjögren adalah kondisi ketika sistem kekebalan tubuh menyerang kelenjar-kelenjar penghasil cairan seperti, kelenjar air liur atau air mata. Penyakit yang termasuk kelompok gangguan autoimun ini kebanyakan diderita oleh wanita berusia 40 tahun ke atas. Sindrom ini jarang diderita pria, yaitu hanya sekitar 10 persen dari seluruh kasus.

Karena sindrom Sjögren menyerang kelenjar penghasil cairan, maka gejala utama kondisi ini adalah mata kering dan mulut kering (xerostomia). Kedua gejala ini bisa mengarah kepada masalah kesehatan lainnya.

Sebagai contoh, jika mata penderita sindrom Sjögren menjadi kering, maka dia juga berisiko mengalami mata gatal dan panas, mata lelah, mata berlendir, sensitif terhadap cahaya, dan pembengkakan (iritasi) kelopak mata. Sedangkan jika mulut penderita sindrom Sjögren menjadi kering, maka dia juga berisiko mengalami penyakit gusi, pembusukan gigi, sulit mengunyah dan menelan, pembengkakan kelenjar ludah, batuk kering, sulit bicara, suara serak, dan infeksi jamur pada mulut.

Selain mata dan mulut, sindrom Sjögren pada wanita juga bisa membuat vagina menjadi kering. Wanita yang mengalami kondisi ini biasanya akan merasakan sakit saat berhubungan seksual.

Kemunculan gejala-gejala tertentu pada kasus yang parah, seperti kulit kering, nyeri otot, badan terasa lelah, sendi kaku, bengkak, dan nyeri, sulit berkonsentrasi, berkurangnya daya nalar dan ingat, serta radang pembuluh darah (vaskulitis) berkemungkinan untuk terjadi juga. Pada kasus seperti ini, sindrom Sjögren tidak lagi hanya menyerang kelenjar penghasil cairan, namun juga bagian-bagian tubuh lain, seperti pada kulit, sendi, kelenjar tiroid, saraf, paru-paru, hati, dan ginjal.

Penyebab Sindrom Sjogren

Hingga saat ini, para ahli belum mengetahui secara jelas kenapa kinerja sistem kekebalan tubuh menjadi kacau dan berbalik menyerang sel-sel sehat di dalam kelenjar penghasil cairan. Dugaan sementara adalah kondisi ini disebabkan oleh kelainan genetik dengan adanya infeksi sebagai pemicunya.

Ketika seseorang memiliki kelainan genetik yang berkaitan dengan sindrom Sjögren, kemudian dia menderita suatu infeksi (infeksi bakteri atau virus), maka sel darah putih di dalam tubuh mereka tidak hanya melawan infeksi tersebut, namun juga sel-sel yang sehat. 

Diagnosis Sindrom Sjogren

Temuilah dokter jika Anda kerap mengalami gejala mata kering atau mulut kering. Sebagai langkah awal pemeriksaan sindrom Sjögren, dokter biasanya akan mengajukan beberapa pertanyaan seperti:

·         Apakah mata atau mulut kering yang Anda rasakan sudah terjadi selama lebih dari tiga bulan?

·         Apakah Anda sampai perlu menggunakan obat tetes mata sebanyak lebih dari tiga kali sehari untuk mengatasi mata kering tersebut?

·         Apakah Anda merasakan seperti ada pasir di dalam mata?

·         Apakah Anda sampai harus terus-menerus minum untuk membantu menelan makanan?

·         Apakah Anda merasakan adanya pembengkakan pada kelenjar air liur?

Jika hampir seluruh pertanyaan tersebut Anda benarkan, dokter kemungkinan akan mencurigai Anda mengidap sindrom Sjögren. Selanjutnya dokter bisa menyarankan Anda mengikuti tes lanjutan untuk memastikannya, sebagai contoh:

·         Tes darah untuk mengecek keberadaan anti-Ro (SS-A) dan anti-LA (SS-B). Kedua jenis antibodi tersebut akan diproduksi tubuh seseorang yang sistem kekebalan tubuhnya terkena sindrom Sjögren. Walau demikian, tidak semua penderita kondisi ini memiliki antibodi tersebut.

·         Biopsi atau pemeriksaan sampel jaringan bagian dalam bibir di laboratorium untuk mengecek keberadaan gugusan limfosit sebagai indikasi sindrom Sjögren.

·         Pengukuran tingkat aliran air liur dengan cara menimbang volume air liur yang mampu Anda ludahkan dalam suatu wadah dalam waktu lima menit. Hasil yang rendah mengindikasikan bahwa Anda menderita sindrom Sjögren.

·         Tes Schimer untuk mengetahui apakah kelenjar air mata bisa mencukupi produksi air mata dengan melihat seberapa banyak air mata yang membasahi kertas khusus dalam waktu lima menit.

Pengobatan Sindrom Sjogren

Pengobatan sindrom Sjögren akan disesuaikan dengan gejala yang ditimbulkannya. Untuk mengatasi mata kering, dokter mungkin akan meresepkan obat tetes mata. Sedangkan untuk mengatasi mulut kering, dokter kemungkinan akan meresepkan cevimeline atau pilocarpine dengan kinerja yang mampu meningkatkan produksi air liur. Selain air liur, kedua obat tersebut juga bisa meningkatkan produksi air mata dan kadang-kadang diresepkan untuk mengatasi kondisi mata kering.

Di luar dari pertolongan dokter, sebagian penderita sindrom Sjögren dapat memilih mengatasi sendiri gejala mulut atau mata kering mereka. Di antaranya adalah dengan minum air putih secara rutin atau menggunakan obat tetes mata yang dijual bebas di pasaran. Meski cara tersebut bisa berhasil, sebagian penderita sindrom Sjögren lainnya tetap membutuhkan obat resep dokter atau bahkan operasi.

Prosedur bedah minor dilakukan untuk mengatasi mata kering dengan cara menutup saluran air mata. Sifat penutupan tersebut bisa sementara atau permanen. Penutupan sementara dilakukan dengan pemasangan sumbat yang terbuat dari silikon atau kolagen. Sedangkan penutupan saluran air mata secara permanen dilakukan dengan menggunakan laser.

Selain contoh-contoh di atas, beberapa bentuk pengobatan lain dari dokter yang terkait dengan gejala sindrom Sjögren adalah pemberian obat antijamur untuk mengobati infeksi jamur di dalam mulut, pemberian obat anti-inflamasi nonsteroid (OAINS) untuk masalah sendi, dan pemberian obat-obatan yang mampu menekan sistem kekebalan tubuh, seperti methotrexate atau hydroxychloroquine, untuk mengatasi gejala sindrom Sjögren secara luas. 

Komplikasi Sindrom Sjogren

Berikut ini contoh-contoh komplikasi yang berisiko terjadi akibat penyakit sindrom Sjogren , di antaranya:

·         Kerusakan mata dan kebutaan.

·         Limfoma non-Hodgkin (sejenis kanker getah bening).

·         Ruam lupus dan cacat jantung pada bayi (komplikasi pada wanita penderita Sjogren yang mengandung).

·         Hipotiroidisme.

·         Sindrom iritasi usus (irritable bowel syndrome).

·         Neuropati perifer.

·         Gigi berlubang.

·         Penyakit ginjal (misalnya batu ginjal dan radang ginjal).

·         Fenomena Raynaud.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar