Pengertian Sindrom Sjogren
Karena sindrom Sjögren menyerang kelenjar penghasil cairan, maka gejala utama kondisi ini adalah mata kering dan mulut kering (xerostomia). Kedua gejala ini bisa mengarah kepada masalah kesehatan lainnya.
Sebagai contoh, jika mata penderita sindrom Sjögren menjadi kering, maka dia juga berisiko mengalami mata gatal dan panas, mata lelah, mata berlendir, sensitif terhadap cahaya, dan pembengkakan (iritasi) kelopak mata. Sedangkan jika mulut penderita sindrom Sjögren menjadi kering, maka dia juga berisiko mengalami penyakit gusi, pembusukan gigi, sulit mengunyah dan menelan, pembengkakan kelenjar ludah, batuk kering, sulit bicara, suara serak, dan infeksi jamur pada mulut.
Selain mata dan mulut, sindrom Sjögren pada wanita juga bisa membuat vagina menjadi kering. Wanita yang mengalami kondisi ini biasanya akan merasakan sakit saat berhubungan seksual.
Kemunculan gejala-gejala tertentu pada kasus yang parah, seperti kulit kering, nyeri otot, badan terasa lelah, sendi kaku, bengkak, dan nyeri, sulit berkonsentrasi, berkurangnya daya nalar dan ingat, serta radang pembuluh darah (vaskulitis) berkemungkinan untuk terjadi juga. Pada kasus seperti ini, sindrom Sjögren tidak lagi hanya menyerang kelenjar penghasil cairan, namun juga bagian-bagian tubuh lain, seperti pada kulit, sendi, kelenjar tiroid, saraf, paru-paru, hati, dan ginjal.
Penyebab Sindrom Sjogren
Hingga
saat ini, para ahli belum mengetahui secara jelas kenapa kinerja sistem
kekebalan tubuh menjadi kacau dan berbalik menyerang sel-sel sehat di dalam
kelenjar penghasil cairan. Dugaan sementara adalah kondisi ini disebabkan oleh
kelainan genetik dengan adanya infeksi sebagai pemicunya.
Ketika seseorang
memiliki kelainan genetik yang berkaitan dengan sindrom Sjögren, kemudian dia
menderita suatu infeksi (infeksi bakteri atau virus), maka sel darah putih di
dalam tubuh mereka tidak hanya melawan infeksi tersebut, namun juga sel-sel
yang sehat.
Diagnosis Sindrom Sjogren
Temuilah dokter jika Anda kerap mengalami gejala
mata kering atau mulut kering. Sebagai langkah awal pemeriksaan sindrom
Sjögren, dokter biasanya akan mengajukan beberapa pertanyaan seperti:
·
Apakah mata atau mulut kering yang Anda
rasakan sudah terjadi selama lebih dari tiga bulan?
·
Apakah Anda sampai perlu menggunakan
obat tetes mata sebanyak lebih dari tiga kali sehari untuk mengatasi mata
kering tersebut?
·
Apakah Anda merasakan seperti ada pasir
di dalam mata?
·
Apakah Anda sampai harus terus-menerus
minum untuk membantu menelan makanan?
·
Apakah Anda merasakan adanya
pembengkakan pada kelenjar air liur?
Jika hampir seluruh pertanyaan tersebut Anda
benarkan, dokter kemungkinan akan mencurigai Anda mengidap sindrom Sjögren.
Selanjutnya dokter bisa menyarankan Anda mengikuti tes lanjutan untuk
memastikannya, sebagai contoh:
·
Tes darah untuk mengecek keberadaan
anti-Ro (SS-A) dan anti-LA (SS-B). Kedua jenis antibodi tersebut akan
diproduksi tubuh seseorang yang sistem kekebalan tubuhnya terkena sindrom
Sjögren. Walau demikian, tidak semua penderita kondisi ini memiliki antibodi
tersebut.
·
Biopsi atau pemeriksaan sampel jaringan
bagian dalam bibir di laboratorium untuk mengecek keberadaan gugusan limfosit
sebagai indikasi sindrom Sjögren.
·
Pengukuran tingkat aliran air liur
dengan cara menimbang volume air liur yang mampu Anda ludahkan dalam suatu
wadah dalam waktu lima menit. Hasil yang rendah mengindikasikan bahwa Anda
menderita sindrom Sjögren.
·
Tes Schimer untuk mengetahui apakah
kelenjar air mata bisa mencukupi produksi air mata dengan melihat seberapa
banyak air mata yang membasahi kertas khusus dalam waktu lima menit.
Pengobatan Sindrom Sjogren
Pengobatan
sindrom Sjögren akan disesuaikan dengan gejala yang ditimbulkannya. Untuk
mengatasi mata kering, dokter mungkin akan meresepkan obat tetes mata.
Sedangkan untuk mengatasi mulut kering, dokter kemungkinan akan meresepkan cevimeline
atau pilocarpine dengan kinerja yang mampu meningkatkan produksi air
liur. Selain air liur, kedua obat tersebut juga bisa meningkatkan produksi air
mata dan kadang-kadang diresepkan untuk mengatasi kondisi mata kering.
Di luar
dari pertolongan dokter, sebagian penderita sindrom Sjögren dapat memilih
mengatasi sendiri gejala mulut atau mata kering mereka. Di antaranya adalah
dengan minum air putih secara rutin atau menggunakan obat tetes mata yang
dijual bebas di pasaran. Meski cara tersebut bisa berhasil, sebagian penderita
sindrom Sjögren lainnya tetap membutuhkan obat resep dokter atau bahkan
operasi.
Prosedur
bedah minor dilakukan untuk mengatasi mata kering dengan cara menutup saluran
air mata. Sifat penutupan tersebut bisa sementara atau permanen. Penutupan
sementara dilakukan dengan pemasangan sumbat yang terbuat dari silikon atau
kolagen. Sedangkan penutupan saluran air mata secara permanen dilakukan dengan
menggunakan laser.
Selain
contoh-contoh di atas, beberapa bentuk pengobatan lain dari dokter yang terkait
dengan gejala sindrom Sjögren adalah pemberian obat antijamur untuk mengobati infeksi
jamur di dalam mulut, pemberian obat anti-inflamasi nonsteroid (OAINS) untuk
masalah sendi, dan pemberian obat-obatan yang mampu menekan sistem kekebalan
tubuh, seperti methotrexate atau hydroxychloroquine, untuk
mengatasi gejala sindrom Sjögren secara luas.
Komplikasi Sindrom Sjogren
Berikut ini contoh-contoh komplikasi yang berisiko
terjadi akibat penyakit sindrom Sjogren , di antaranya:
·
Kerusakan mata dan kebutaan.
·
Limfoma non-Hodgkin (sejenis kanker
getah bening).
·
Ruam lupus dan cacat jantung pada bayi
(komplikasi pada wanita penderita Sjogren yang mengandung).
·
Hipotiroidisme.
·
Sindrom iritasi usus (irritable
bowel syndrome).
·
Neuropati perifer.
·
Gigi berlubang.
·
Penyakit ginjal (misalnya batu ginjal
dan radang ginjal).
·
Fenomena Raynaud.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar