Pengertian
Tiroiditis
Tiroiditis adalah istilah medis untuk peradangan atau
pembengkakan yang terjadi di kelenjar tiroid. Pembengkakan ini dapat
menyebabkan kadar hormon tiroid di dalam darah menjadi lebih tinggi atau bahkan
lebih rendah dari normal.
Tiroid adalah sebuah kelenjar yang berada di area leher yang
berfungsi untuk menghasilkan hormon-hormon penting tubuh, untuk kemudian
dilepaskan ke aliran darah. Hormon-hormon ini bekerja untuk mengatur pertumbuhan
dan metabolisme dalam tubuh. Selain itu, hormon-hormon yang dihasilkan oleh
kelenjar tiroid juga berperan penting dalam mengontrol detak jantung, suhu
tubuh, serta membantu mengubah makanan yang masuk ke tubuh menjadi energi.
Ada beberapa jenis tiroiditis, dan mereka dibedakan
berdasarkan manifestasi klinis penyebabnya. Beberapa jenis yang paling sering
ditemui antara lain tiroiditis Hashimoto, tiroiditis postpartum, tiroiditis silent/painless, tiroiditis yang
diinduksi obat, tiroiditis yang diinduksi radiasi, tiroiditis subakut atau de
Quervain, dan tiroiditis akut atau infeksi.
Penyebab Tiroiditis
Penyebab tiroiditis berbeda-beda, tergantung dari jenisnya.
Berikut adalah beberapa jenis tiroiditis dan penyebabnya:
·
Tiroiditis Hashimoto.
Tiroiditis jenis ini paling sering terjadi, di mana penyebabnya adalah
kondisi autoimun. Kondisi autoimun menyebabkan sistem kekebalan tubuh tanpa
sengaja menyerang kelenjar tiroid hingga perlahan menjadi bengkak dan akhirnya
rusak. Kerusakan ini menyebabkan kelenjar tiroid tidak mampu memproduksi hormon
tiroid dalam jumlah yang cukup sehingga kadar hormon tiroid dalam darah menjadi
rendah, atau yang disebut dengan hipotiroidisme.
·
Tiroiditis postpartum.
Kondisi ini menyerupai tiroiditis Hashimoto, di mana penyebabnya adalah
autoimun. Namun, tiroiditis ini hanya dialami oleh wanita setelah melalui
proses persalinan. Pada hampir sebagian besar kasus, kadar hormon tiroid akan
kembali normal dalam waktu 12 bulan setelah melahirkan.
·
Tiroiditis silent/painless.
Tiroiditis silent/painless juga
disebabkan oleh kondisi autoimun. Pada awalnya, kadar hormon tiroid dalam darah
akan meningkat karena kelenjar tiroid bekerja secara berlebihan. Setelah itu,
kelenjar tiroid akan mengalami suatu fase kelelahan, di mana akhirnya kadar
tiroid akan turun di bawah normal. Tiroiditis silent
ini biasanya akan sembuh sendiri dalam 12 hingga 18 bulan.
·
Tiroiditis yang diinduksi obat.
Beberapa obat dapat menjadi pemicu tiroiditis, adalah jenis agen obat
kanker, lithium, amiodarone, dan interferon. Obat-obat ini dapat
membuat kelenjar tiroid menjadi sangat aktif atau sebaliknya, tidak berfungsi
dengan baik. Gejala biasanya akan hilang saat pemberian obat dihentikan.
·
Tiroiditis yang diinduksi radiasi.
Pengobatan radioterapi atau radioaktif yodium yang biasanya digunakan
untuk mengobati kanker juga dapat merusak kelenjar tiroid dan memengaruhi
jumlah hormon tiroid yang dihasilkan.
·
Tiroiditis subakut atau de Quervain.
Pembengkakan kelenjar tiroid yang dipicu oleh infeksi virus, seperti flu
atau penyakit gondok. Kondisi ini umumnya dialami oleh perempuan berusia 20-50
tahun.
·
Tiroiditis akut atau infeksi.
Kondisi
ini dipicu oleh infeksi bakteri dan tergolong kondisi yang jarang ditemui dan
biasanya menyerang anak-anak.
Gejala Tiroiditis
Selain ditandai dengan adanya pembengkakan pada tiroid,
gejala tiroiditis akan bergantung dari jenis kerusakan yang terjadi. Apabila
kerusakan menyebabkan kerja kelenjar tiroid menjadi meningkat (hipertiroidisme),
gejala yang akan muncul antara lain:
·
Selalu merasa lelah.
·
Lemah otot.
·
Sering merasa haus.
·
Frekuensi buang air kecil meningkat.
·
Gatal-gatal.
·
Sulit untuk tetap diam.
·
Perubahan suasana hati.
·
Gugup, cemas, dan mudah marah.
·
Sulit tidur.
·
Diare.
·
Sensitif terhadap panas.
·
Kehilangan gairah seksual.
Sebaliknya, apabila aktivitas kelenjar tiroid menurun
(hipotiroidisme), gejala yang dihasilkan antara lain:
·
Nyeri dan lemah otot.
·
Memiliki periode menstruasi yang tidak tentu
atau atau jumlah perdarahan yang berlebihan saat menstruasi.
·
Kram otot.
·
Kulit kering dan bersisik.
·
Rambut dan kuku yang rapuh.
·
Menurunnya pergerakan dan cara berpikir.
·
Sensitif terhadap dingin.
·
Naiknya berat badan.
·
Konstipasi.
·
Depresi.
·
Kehilangan gairah seksual.
·
Rasa sakit atau mati rasa di jari dan tangan.
Gejala-gejala hipertiroidisme akan tampak pada jenis
tiroiditis yang diinduksi obat, tiroiditis yang diinduksi radiasi, serta
tiroiditis akut atau infeksi. Namun, tiga jenis ini juga bisa menunjukkan
gejala hipotiroiditis, tergantung dari respon masing-masing orang. Selain itu,
gejala hipotiroiditis juga akan muncul pada tiroiditis Hashimoto.
Pada beberapa kondisi seperti tiroiditis subakut/de
Quervain, tiroiditis postpartum, serta tiroiditis silent,
pasien akan mengalami gejala hipertiroidisme pada fase-fase awal terjangkit
penyakit, kemudian diikuti oleh gejala hipotiroidisme setelahnya.
Diagnosis Tiroiditis
Saat mendiagnosa tiroiditis, dokter biasanya akan memulai
dengan menanyakan riwayat penyakit dan gejala yang dialami penderita. Selain
itu, dokter juga akan melakukan pemeriksaan fisik menyeluruh, dan akan
menemukan adanya pembengkakan di daerah tiroid.
Dokter mungkin akan melakukan tes fungsi tiroid untuk
menentukan jenis tiroiditis yang dimiliki. Tes ini berguna untuk melihat fungsi
dan jumlah hormon tiroid di dalam darah. Tes fungsi tiroid ini juga akan
menunjukkan jumlah hormon yang dihasilkan oleh kelenjar pituitari dan jumlah
antibodi yang ada.
Selain itu, dokter mungkin akan melakukan beberapa
pemeriksaan lain untuk membantu penegakan diagnosis, antara lain:
·
Magnetic Resonance Imaging (MRI)
pada otak jika dicurigai bahwa tiroiditis disebabkan oleh gangguan pada
pituitari atau hipotalamus.
·
Ultrasonografi untuk memeriksa apakah kelenjar
yang besar menekan esofagus atau trakea, atau area lainnya.
·
Tes radioaktif yodium untuk mengukur kemampuan
tiroid menyerap yodium, mineral penghasil hormon tiroid.
Pengobatan Tiroiditis
Beberapa jenis tiroiditis tidak bisa disembuhkan, seperti
tiroiditis Hashimoto, dan beberapa lainnya dapat berkurang atau membaik dengan
bantuan hormon pengganti.
Dengan demikian pengobatan tiroiditis bergantung pada jenis
dan gejala yang dialami.
·
Tiroiditis Hashimoto.
Pengobatan menggunakan hormon tiroid pengganti akan diberikan untuk
mengurangi gejala yang dirasakan, misalnya dengan obat yang mengandung levothyroxine dan dikonsumsi seumur
hidup. Prosedur operasi hanya diperlukan jika benjolan yang tumbuh di
tenggorokan menjadi sangat mengganggu atau diduga sebagai sel kanker.
·
Tiroiditis postpartum.
Penderita jenis ini mungkin harus menjalankan pengobatan dengan hormon
tiroid pengganti hingga kondisinya membaik atau bahkan untuk waktu yang lebih
lama apabila kadar tiroid tetap rendah.
·
Tiroiditis diam atau tanpa rasa sakit.
Gejala dapat dikurangi dengan hormon tiroid pengganti hingga kondisi
membaik atau seumur hidup jika tingkat tiroid yang rendah sifatnya permanen.
·
Tiroiditis yang terinduksi obat.
Gejala dapat dikurangi dengan menghentikan obat-obatan yang menjadi pemicu
tiroiditis atau obat lain menurut rekomendasi dokter. Obat lain yang mungkin
diberikan adalah obat antinyeri golongan OAINS dan obat kortisteroid jika
memang diperlukan.
·
Tiroiditis yang terinduksi radiasi.
Gejala dapat dikurangi dengan hormon tiroid pengganti yang mungkin harus
dikonsumsi seumur hidup.
·
Tiroiditis subakut atau de Quervain.
Gejala yang dirasakan bisa dikurangi dengan obat golongan beta blocker, obat pereda rasa
sakit, dan OAINS seperti ibuprofen (obat antiinflamasi nonsteroid), serta obat
yang mengandung kortikosteroid jika memang diperlukan. Pengobatan menggunakan
hormon tiroid pengganti jangka panjang mungkin diperlukan jika kondisi ini
berulang atau hormon tiroid berada dalam batas yang rendah.
·
Tiroiditis akut atau infeksi.
Gejala
dapat dikurangi dengan pemberian antibiotik untuk mengobati infeksi dan OAINS.
Prosedur operasi biasanya diperlukan oleh penderita anak untuk mengangkat
bagian dari kelenjar tiroid yang tidak normal.
Penderita tiroiditis mungkin harus menjalani diet makanan
khusus agar kondisinya tidak memburuk. Diskusikan dengan dokter mengenai
makanan apa saja yang sebaiknya dikonsumsi atau malah perlu dihindari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar