Senin, 28 November 2016

KEHAMILAN EKTOPIK



Pengertian Kehamilan Ektopik

Kehamilan ektopik adalah kehamilan yang terjadi di luar kandungan (rahim), hal ini terjadi ketika sel telur yang dibuahi malah menempel pada organ-organ di luar rahim, biasanya di salah satu saluran tuba. Dengan demikian kehamilan tidak bisa berkembang menjadi janin, dan tentunya akan menimbulkan masalah pada kebanyakan kasus.

Kehamilan berawal dari sel telur yang telah dibuahi. Dalam proses normal, janin akan menempel pada dinding rahim dan berkembang selama sembilan bulan.

Namun ada sekitar dua persen sel telur yang telah dibuahi menempel pada organ selain rahim sehingga disebut kehamilan ektopik. Tuba falopi merupakan organ yang paling sering ditempeli sel telur tersebut. Sementara organ lain yang mungkin menjadi lokasi berkembangnya kehamilan ektopik meliputi rongga perut, ovarium, serta leher rahim atau serviks.

Salah satu penyebab kehamilan ektopik yang paling umum terjadi adalah kerusakan tuba falopi, misalnya karena inflamasi. Kerusakan ini akan menghalangi sel telur yang telah dibuahi untuk masuk ke rahim sehingga akhirnya menempel dalam tuba falopi itu sendiri atau organ lain. Di samping itu, kadar hormon yang tidak seimbang atau perkembangan abnormal semasa wanita sedang dalam kandungan juga terkadang dapat berperan sebagai pemicu.

Penyebab Kehamilan Ektopik

Sayangnya, belum diketahui secara pasti apa penyebab kehamilan ektopik. Dalam beberapa kasus, kondisi di bawah ini berhubungan dengan kehamilan ektopik:

·         Peradangan dan jaringan parut pada saluran tuba akibat penyakit sebelumnya seperti infeksi, atau operasi pada daerah tuba.

·         Faktor Hormonal.

·         Kelainan genetik.

·         Cacat lahir.

·         Kondisi medis yang mempengaruhi bentuk dan kondisi saluran tuba dan organ reproduksi.

Jika Anda melakukan pemeriksaan, maka dokter akan memberitahu kondisi mana yang terjadi pada Anda. Selain penyebab di atas, ada beberapa kelompok wanita yang memiliki risiko lebih tinggi untuk terkena kehamilan ektopik, antara lain sebagai berikut:

·         Usia ibu 35 tahun atau lebih.

·         Pernah operasi panggul aau toperasi perut sebelumnya.

·         Riwayat penyakit radang panggul.

·         Sejarah endometriosis.

·         Konsepsi yang tetap terjadi meskipun sudah ligasi tuba (steril) atau alat kontrasepsi (IUD).

·         Konsepsi yang terjadi berkat bantuan obat kesuburan.

·         Merokok.

·         Pernah mengalami kehamilan ektopik sebelumnya.

·         Riwayat penyakit menular seksual (PMS), seperti gonore atau klamidia.

·         Memiliki kelainan struktural dalam saluran tuba yang membuat telur kesulitan untuk bergerak.

Proses Terjadinya Kehamilan Ektopik

Banyak orang yang tidak tahu bagaimana bisa kehamilan ektopik terjadi. Sedikitnya pengetahuan masyarakat tentang kehamilan ektopik membuat kasus ini sering terlambat ditangani. Tak hanya itu saja, awamnya masyarakat tentang kehamilan ektopik membuat masyarakat tidak tahu apa yang harus dilakukannya dan mengetahui secara dini kehamilan ektopik yang menimpanya. Akibatnya adalah kehamilan ektopik terlambat diatasi.

Berikut ini proses terjadinya kehamilan ektopik yang harus diketahui oleh masyarakat :

·         Setelah menstruasi, wanita akan melepaskan sel telur dari indung telurnya. Sel telur itu adalah sel telur yang siap untuk dibuahi. Sel telur tersebut akan berjalan menuju ke saluran telur kemudian menuju ke rahim.

·         Ketika setelah menstruasi wanita melakukan hubungan seksual, sperma pasangan akan masuk ke dalam rahim dan mencari sel telur yang bisa untuk dibuahi. Hasil pembuahan itu dinamakan dengan zigot.

·         Bila tidak ada halangan, zigot itu akan berenang dan menuju ke rongga rahim. Ketika menuju ke rongga rahim akan ada pembelahan sel. Ketika sampai di rongga rahim, sel ini akan menempelkan dirinya ke dinding rahim dan bisa tumbuh lebih lanjut.

·         Sayang, tidak semua harapan bisa terwujud. Dalam perjalannya menuju ke rahim, zigot bisa saja menemukan banyak hambatan. Hambatan itu bisa membuat perjalanan zigot menjadi melambat dan terganggu. Akibatnya adalah zigot akan menempel bukan di dinding rahim di dalam rahim. Jika hal itu terjadi, kehamilan ektopik terganggu bisa terjadi. Zigot itu bisa tumbuh di tempat-tempat seperti :

a.       Saluran telur. Lokasi ini adalah lokasi paling sering ditemukannya kehamilan ektopik. Daerahnya adalah daerah ampula. Daerah ampula adalah daerah yang lebar di saluran telur. Zigot itu banyak yang berhenti di saluran telur tepatnya berada di daerah ampula.

b.      Rongga perut.

c.       Ovarium atau indung telur.

d.      Kornu uteri

e.       Leher rahim atau serviks.

Zigot bisa berubah menjadi embrio bukan pada tempatnya, namun ketika usianya lebih dari tiga bulan zigot itu tidak bisa berkembang lagi sehingga akan menimbulkan keluhan pada ibu hamil tersebut. Penanganan medis harus segera dilakukan sedini mungkin, jangan sampai medis terlambat mengatasi hal tersebut.

Faktor Resiko Kehamilan Ektopik

Penyebab pasti dari tiap kehamilan ektopik terkadang sulit diketahui. Tetapi terdapat beberapa faktor risiko yang diduga dapat memicu kondisi ini. Faktor-faktor tersebut meliputi:

·         Alat kontrasepsi

Penggunaan alat kontrasepsi spiral atau intrauterine device (IUD) diduga sebagai faktor pemicu utama sehubungan dengan kehamilan ektopik.

·         Pernah mengalami kehamilan ektopik. 

Wanita yang pernah mengalami kehamilan ektopik memiliki risiko 15-20 persen lebih tinggi untuk kembali mengalaminya.

·         Infeksi atau inflamasi

Wanita yang pernah mengidap inflamasi tuba falopi atau penyakit radang panggul akibat penyakit seksual menular, seperti gonore atau chlamydia (klamidia)  , memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami kehamilan ektopik.

·         Masalah kesuburan

Pengobatan untuk masalah kesuburan terkadang dapat memicu kehamilan ektopik.

·         Proses sterilisasi dan sebaliknya

Prosedur pengikatan tuba atau pembukaan ikatan tuba yang kurang sempurna juga berisiko memicu kehamilan ektopik.

Gejala Kehamilan Ektopik

Pada awalnya, kehamilan ektopik cenderung tanpa gejala atau memiliki tanda yang mirip dengan kehamilan biasa sebelum akhirnya muncul gejala lain yang mengindikasikan kehamilan ektopik. Di antaranya adalah:

·         Nyeri.

Wanita hamil yang mengalami gejala kehamilan ektopik terganggu akan merasakan nyeri terutama di bagian perut bawah. Nyeri itu bisa sangat tajam kemudian bisa melebar ke bagian perut. Nyeri itu akan semakin terasa hebat jika digunakan untuk berjalan, bergerak dan juga beraktivitas meskipun hanya aktivitas yang ringan saja.

·         Pendarahan.

Wanita yang hamil namun mengalami pendarahan seperti menstruasi, bisa dikatakan bahwa dirinya terkena hamil ektopik. Pendarahan yang dialami itu bisa sangat bervariasi misalnya saja hanya timbul bercak darah saat hamil berwarna cokelat atau bahkan menstruasi seperti darah segar. Wanita yang hamil namun mengeluarkan bercak cokelat atau darah secara teratur sebaiknya segera menemui dokter sesegera mungkin.

Alasannya adalah jika tidak ditangani dengan segera kehamilan ektopik ini bisa menyebabkan pendarahan di dalam tubuh ibu hamil.

·         Sakit Panggul.

Wanita yang mengalami kehamilan ektopik akan merasakan sakit di bagian panggul. Sakit panggul itu hanya ada di salah satu sisi saja dan itu merupakan sakit yang tiba-tiba.

·         Pingsan.

Pingsan merupakan tanda bahwa ibu hamil mengalami hamil ektopik. Pingsan itu bisa terjadi ketika ibu hamil sudah tidak bisa menahan nyeri dan sakit pada bagian panggul serta nyeri di bagian bawah perutnya.

·         Hipotensi.

Wanita dengan hamil ektopik akan mengalami tekanan  darah rendah atau hipotensi.

·         Sakit Perut.

Selain nyeri wanita akan mengalami kram perut atau sakit perut dimana, seperti tanda-tanda kehamilan. Namun hal tersebut dirasakan perutnya seperti diremas-remas. Rasa sakit itu semakin sering dirasakan oleh wanita sehingga wanita akan kepayahan menghadapi itu semua.

·         Kulit Pucat.

Akibat pendarahan yang dialaminya, wanita dengan hamil ektopik akan kekurangan darah dan mengalami anemia. Salah satu tanda jika dia terkena anemia adalah dia akan memiliki kulit yang pucat.

·         Denyut Nadi Meningkat.

Wanita yang mengalami hamil ektopik akan mengalami denyut nadi meningkat. Denyut nadi ini bisa di cek di bagian pergelangan tangan atau di bagian leher.
Kehamilan ektopik termasuk kondisi medis yang membutuhkan penanganan darurat. Karena itu, sebaiknya Anda segera ke rumah sakit jika mengalami gejala-gejala seperti di atas.

Diagnosis Kehamilan Ektopik

Selain menanyakan kondisi kesehatan secara umum, dokter akan mengadakan pemeriksaan fisik pada rongga panggul. Tetapi kehamilan ektopik tidak bisa dipastikan hanya melalui pemeriksaan fisik. Dokter juga membutuhkan USG atau tes darah.

Metode USG yang paling akurat untuk mendeteksi kehamilan ektopik adalah USG transvaginal. Prosedur ini akan mengonfirmasi lokasi kehamilan ektopik sekaligus detak jantung janin.

Jika lokasi kehamilan ektopik tidak dapat diketahui melalui USG dan kondisi Anda stabil, dokter akan menganjurkan tes darah untuk konfirmasi. Tes ini digunakan untuk mendeteksi keberadaan hormon hCG (Human chorionic gonadotropin). Hormon ini diproduksi plasenta selama awal kehamilan. 

Langkah Penanganan Kehamilan Ektopik

Sel telur yang telah dibuahi tidak akan bisa tumbuh dengan normal jika tidak di dalam rahim. Karena itu, jaringan ektopik harus diangkat untuk menghindari komplikasi yang dapat berakibat fatal.

Wanita yang dicurigai mengalami kehamilan ektopik segera dibawa ke rumah sakit untuk menjalani penanganan secepatnya. Kehamilan ektopik yang terdeteksi secara dini tanpa rasa nyeri yang signifikan dan tidak ada janin yang berkembang secara normal dalam rahim umumnya ditangani dengan suntikan methotrexate. Obat ini akan menghentikan pertumbuhan sekaligus menghancurkan sel-sel yang sudah terbentuk.

Dokter akan memantau kadar hCG pasien setelah menerima suntikan. Jika kadar hCG dalam darah pasien tetap tinggi, hal ini biasanya mengindikasikan bahwa pasien membutuhkan suntikan methotrexate lagi. Potensi efek samping obat ini meliputi mual, muntah, serta gangguan hati.
Kehamilan ektopik juga dapat ditangani dengan operasi. Prosedur ini biasanya dilakukan melalui operasi lubang kunci atau laparoskopi. Tuba falopi yang ditumbuhi jaringan ektopik akan diperbaiki jika memungkinkan.

Diagnosis dan hasil tes yang tepat tentunya sangat membantu. Diperkirakan lebih dari 80 persen wanita yang didiagnosis mengalami kehamilan ektopik dapat pulih dengan terapi obat dan/atau prosedur laparoskopi tanpa pengangkatan tuba falopi. 

Komplikasi Kehamilan Ektopik

Diagnosis yang tidak tepat dan penanganan yang terlambat untuk kehamilan ektopik dapat memicu pendarahan hebat dan bahkan kematian akibat sobeknya tuba falopi atau rahim. Jika mengalami komplikasi ini, pasien harus menjalani operasi darurat melalui bedah terbuka. Tuba falopi kemungkinan dapat diperbaiki, tapi umumnya harus diangkat.

Penanganan dengan operasi pun memiliki risiko tersendiri, seperti pendarahan, infeksi, serta kerusakan pada organ-organ di sekitar bagian yang dioperasi.

Kehamilan ektopik tidak bisa dicegah sepenuhnya. Tetapi Anda tetap dapat menurunkan kemungkinannya dengan menghindari atau mengurangi faktor risiko tertentu. Misalnya, melakukan pemeriksaan dengan tes darah dan USG sebagai pendeteksian awal atau memantau perkembangan kehamilan, khususnya wanita yang pernah mengalami kehamilan ektopik.

Sabtu, 26 November 2016

KATARAK PADA MANULA





Pengertian katarak Pada Manula

Katarak adalah suatu kondisi dimana terjadinya perubahan lensa mata yang menyebabkan penglihatan menjadi transparan (kurang jelas) dan pada akhirnya menyebabkan penglihatan seperti sepert berawan atau berkabut. Katarak tidak menyebabkan rasa sakit dan termasuk penyakit yang sangat umum terjadi. Seiring waktu, katarak dapat tumbuh lebih besar dan kabut mulai menutupi lensa, sehingga sulit untuk melihat.

Lensa mata adalah bagian transparan di belakang pupil (titik hitam di tengah bagian mata yang gelap) yang berfungsi untuk memfokuskan cahaya pada lapisan retina. Dengan adanya katarak, kejernihan lensa mata berkurang dan cahaya yang masuk ke mata menjadi terhalang. Seiring bertambahnya usia, umumnya lensa mata perlahan-lahan akan keruh dan berkabut. Jadi katarak adalah penyakit yang biasa terjadi seraya kita bertambah tua. Banyak pengidap yang pada akhirnya membutuhkan operasi untuk mengganti lensa yang rusak ini dengan lensa buatan.

Penderita Katarak di Indonesia

Katarak adalah penyebab utama kebutaan di dunia. Katarak juga dapat terjadi pada bayi dan anak-anak (katarak anak-anak), meski kemungkinannya sangat kecil. Penyakit ini umumnya ditemukan pada orang-orang lanjut usia dan dikenal sebagai katarak manula.

Di Indonesia, diperkirakan terdapat sekitar 210.000 penderita baru yang muncul setiap tahun. Lebih dari 50% kebutaan di Indonesia disebabkan oleh katarak. Hal tersebut diperkuat berdasarkan data dari Departemen Kesehatan Indonesia (Depkes) bahwa 1,5 juta orang Indonesia mengalami kebutaan karena katarak dan rata-rata diderita yang berusia 40 – 50 tahun. Bahkan dari data statistik lebih dari 90% orang yang berusia 65 tahun menderita katarak, sekitar 55% orang berusia 75 – 85 tahun daya penglihatan kurang karena katarak.

Gejala Katarak yang Mungkin di Alami

Katarak berkembang selama bertahun-tahun, masalah mungkin tidak terlalu mencolok pada awalnya. Katarak sering berkembang di kedua mata, meskipun masing-masing mata mungkin akan terpengaruh secara secara berbeda.

Katarak umumnya menyerang kedua mata penderita dengan tingkat keparahan yang mungkin berbeda-beda dan tidak bersamaan. Penyakit ini dapat berkembang selama bertahun-tahun dan tanpa terasa oleh penderitanya.
Katarak tidak menyebabkan rasa sakit atau iritasi. Penderita biasanya akan mengalami penglihatan yang samar-samar dan berkabut. Kemudian akan muncul bintik atau bercak saat penglihatannya kurang jelas. Kondisi ini juga dapat memengaruhi pandangan Anda dengan cara-cara seperti: 

·         Mata yang sensitif ketika terkena cahaya menyilaukan.
·         Sulit melihat saat cahaya remang-remang (terutama pada malam hari) atau sangat terang.
·         Semua menjadi terlihat ganda.
·         Semua terlihat seperti memiliki semburat kuning atau cokelat.
·         Ukuran lensa kacamata yang sering berubah.
·         Di sekeliling cahaya terang (misalnya, lampu mobil atau lampu jalan) seperti ada lingkaran cahaya.
·         Warna yang terlihat memudar atau menjadi tidak jelas.

Konsultasikanlah dengan optisien (ahli lensa kacamata) jika terdapat perubahan mendadak pada penglihatan Anda.

Optisien akan memeriksa mata dengan oftalmoskop. Alat ini akan memperjelas tampilan mata dan mengeluarkan cahaya terang sehingga optisien dapat melihat bagian dalam mata, termasuk kondisi lensa mata Anda.

Penyebab dan Faktor Risiko Katarak pada manula

Penyebab katarak belum diketahui secara pasti. Seiring bertambahnya usia, protein yang membentuk lensa mata akan berubah, termasuk kandungan airnya. Inilah yang memungkinkan lensa mata yang tadinya bening, berubah menjadi keruh.

Alasan mengapa katarak terkait usia tidak sepenuhnya dipahami. Seperti rambut abu-abu, katarak merupakan bagian tak terelakan dari penuaan yang mempengaruhi orang yang berbeda pada usia yang berbeda.

Katarak adalah hasil dari perubahan dan struktur lensa dari waktu ke waktu. Diperkirakan bahwa daerah berawan di lensa mungkin disebabkan oleh perubahan protein yang membentuk lensa. Namun, tidak jelas bagaimana atau mengapa semakin tua menyebabkan perubahan terjadi.

Hingga saat ini, alasan di balik proses penuaan yang dapat berujung pada perubahan protein di lensa mata belum diketahui. Meski demikian, ada beberapa faktor lain yang akan mempertinggi risiko Anda terkena katarak. 

Di antaranya adalah: 

·         Mata yang terpajan sinar matahari untuk waktu yang lama.
·         Penyakit-penyakit tertentu, misalnya diabetes atau peradangan pada bagian tengah mata (uveitis) jangka panjang.
·         Konsumsi obat kortikosteroid berdosis tinggi untuk waktu lama.
·         Pernah menjalani operasi mata.
·         Pernah mengalami cedera pada mata.
·         Memiliki riwayat katarak dalam keluarga.
·         Pola makan yang tidak sehat dan kekurangan vitamin.
·         Konsumsi minuman keras dalam jumlah banyak secara rutin.
·         Merokok.

Langkah Pengobatan Katarak Pada Manula

Kacamata dan lampu yang lebih terang mungkin bisa membantu katarak yang ringan. Meski demikian, katarak akan berkembang seiring waktu dan akhirnya penderita akan membutuhkan operasi.

Satu-satunya langkah pengobatan yang terbukti paling efektif adalah operasi. Efek penyembuhan dari operasi akan sangat signifikan, terutama bagi penderita dengan kondisi katarak yang sudah menghambat kegiatan sehari-hari.

Dalam operasi katarak, lensa yang keruh akan diangkat dan digantikan dengan lensa plastik bening. Operasi tersebut biasanya dilakukan dengan pembiusan lokal agar mata Anda menjadi mati rasa.
Usai operasi, dokter umumnya akan menganjurkan penggunaan dua jenis obat tetes mata. Obat tetes yang mengandung antibiotik untuk mencegah infeksi dan yang mengandung steroid guna mengurangi pembengkakan.

Di samping penggunaan obat tetes mata, ada beberapa hal yang sebaiknya Anda hindari selama masa pemulihan. Hal ini dilakukan guna mencegah infeksi maupun komplikasi. Aktivitas-aktivitas yang harus dijauhi tersebut meliputi menggosok mata, berenang, aktivitas fisik yang berat (seperti menggendong anak atau menggeser perabotan), serta menggunakan kosmetik pada mata (misalnya, eyeliner atau eyeshadow). Anda juga perlu berhati-hati menjaga kebersihan mata saat berada di tempat yang berangin dan berdebu serta saat keramas.

Meski pemulihan dari operasi akan membutuhkan beberapa waktu (dari beberapa hari hingga minggu), hampir semua orang yang menjalaninya akan merasakan peningkatan pada penglihatan mereka. Penderita biasanya bisa kembali melakukan rutinitas secara normal dalam waktu dua minggu setelah operasi.

Pemakaian kacamata juga mungkin akan diperlukan untuk membantu penglihatan jauh atau dekat. Sama halnya jika Anda telah berkacamata, ukuran lensa bisa berubah. Disarankan untuk menunggu pemulihan sampai selesai sebelum membuat kacamata baru.

Perkembangan Dalam Pengobatan Katarak

Seiring dengan perkembangan teknologi, operasi pengangkatan katarak sekarang bisa dilakukan dengan proses komputerisasi. Dalam proses ini, sinar laser khusus akan dipandu melalui gambar tiga dimensi sehingga sayatan bisa lebih akurat sesuai dengan petunjuk dari ahli bedah. Selain keakuratan, beberapa ahli juga menyebutkan bahwa prosedur ini berpotensi mempersingkat durasi operasi katarak.