Pengertian
Kanker Mulut
Sebagian besar kanker mulut menyerang lansia berusia 50-75 tahun dan lebih sering terjadi pada pria dibandingkan wanita. Tetapi kanker ini juga dapat terjadi pada kalangan dewasa muda, terutama akibat infeksi HPV (human papillomavirus).
Jenis Kanker Mulut
Kanker mulut yang paling umum
terjadi adalah karsinoma sel skuamosa. Diperkirakan sekitar 90 persen pengidap
kanker mulut menderita jenis ini.
Jenis kanker mulut lainnya adalah
melanoma oral ganas dan adenokarsinoma. Melanoma oral ganas adalah kanker yang
berkembang dari sel melanosit. Sedangkan adenokarsinoma adalah kanker yang
menyerang kelenjar air liur.
Seperti kanker pada umumnya, gejala
kanker mulut juga jarang dan sulit terdeteksi pada stadium awal. Karena itu,
kita sebaiknya mewaspadai gejala-gejala umumnya yang meliputi:
·
Sariawan yang tidak kunjung sembuh.
·
Bercak kemerahan atau putih dalam
mulut.
·
Benjolan atau penebalan pada dinding
dalam mulut.
·
Rasa sakit dalam mulut, terutama
lidah.
·
Sulit atau rasa sakit saat menelan
serta mengunyah.
·
Gigi yang goyang tanpa penyebab yang
jelas.
·
Perubahan suara.
·
Mengalami kesulitan saat bicara.
·
Pembengkakan kelenjar getah bening
pada leher.
·
Rahang yang terasa kaku atau sakit.
·
Sakit tenggorokan.
Gejala kanker mulut juga cenderung
sulit dikenali karena sering kali mirip dengan indikasi penyakit lain yang
lebih ringan. Tetaplah waspada dan segera periksakan diri ke dokter jika
gejala-gejala tersebut tidak kunjung sembuh selama lebih dari dua minggu,
terutama bagi perokok berat atau yang sering mengonsumsi minuman keras.
Penyebab
dan Faktor Resiko Kanker Mulut
Kanker mulut disebabkan oleh adanya
perubahan pada perkembangan sel-sel dalam mulut atau bibir. Penyebab di balik
mutasi ini belum diketahui secara pasti. Meski demikian, terdapat beberapa
faktor yang dipercaya dapat memicu kemunculan kanker ini. Di antaranya adalah:
·
Menggunakan segala jenis tembakau,
seperti rokok, cerutu, serta tembakau kunyah.
·
Konsumsi minuman keras secara
berlebihan.
·
Infeksi HPV (human papillomavirus).
·
Pola makan yang buruk.
·
Kebersihan mulut yang tidak terjaga,
misalnya membiarkan gigi berlubang atau gusi yang mengalami infeksi.
·
Mengunyah buah pinang.
Diagnosis
dan Pengobatan Kanker Mulut
Dalam proses diagnosis, dokter akan
menanyakan gejala-gejala yang Anda alami serta memeriksa kondisi mulut Anda.
Jika diduga mengidap kanker mulut, Anda akan dianjurkan untuk menjalani biopsi
atau pengambilan sampel jaringan untuk memastikan ada atau tidaknya sel-sel
kanker.
Pasien yang positif didiagnosis
mengidap kanker mulut akan menjalani pemeriksaan lebih lanjut untuk mendeteksi
stadium serta tingkat perkembangan kanker mulut yang dideritanya. Prosedur ini
dapat dilakukan melalui endoskopi, rontgen, MRI scan, CT scan, serta PET
scan.
Dengan mengetahui stadium serta
tingkat perkembangan kanker yang diderita pasien, dokter dapat menentukan
langkah pengobatan yang akan perlu dilakukan. Begitu juga dengan kondisi
kesehatan pasien dan letak serta jenis kanker mulut yang dideritanya.
Kanker mulut stadium awal memiliki
kemungkinan tertinggi untuk sembuh total. Sementara kanker mulut stadium
menengah mungkin dapat disembuhkan. Tetapi kanker mulut stadium lanjut umumnya
tidak dapat disembuhkan dan penanganan yang dilakukan hanya untuk meringankan
gejala serta memperlambat penyebaran kanker.
Langkah-langkah penanganan untuk
kanker mulut meliputi operasi, kemoterapi, dan radioterapi. Ketiga langkah ini
sering dikombinasikan guna mendapatkan hasil yang maksimal.
Kanker mulut stadium awal dapat
diatasi dengan operasi menggunakan sinar laser. Prosedur ini disebut photodynamic
therapy (PDT). Tetapi jika kanker sudah menyebar ke bagian lain tubuh, maka
pengangkatan tumor disertai jaringan sehat di sekitarnya perlu dilakukan.
Misalnya pengangkatan sebagian jaringan pada dinding mulut, lidah, atau bahkan
rahang. Dokter kemudian akan melakukan operasi rekonstruksi untuk kembali
membentuk bagian atau jaringan yang diangkat.
Langkah radioterapi biasanya
digunakan setelah operasi guna mencegah kembalinya sel-sel kanker. Terapi
radiasi ini dapat dilakukan dari luar maupun dalam tubuh.
Dalam menangani kanker yang sudah
menyebar luas pada tubuh atau berisiko tinggi untuk tumbuh kembali, dokter akan
menganjurkan kemoterapi. Obat-obatan yang digunakan dalam proses ini akan
menghancurkan DNA dari sel-sel kanker agar tidak bisa berkembang biak. Tetapi
obat-obatan tersebut juga dapat menurunkan sistem kekebalan tubuh sehingga
pasien rentan mengalami infeksi.
Di samping manfaat, radioterapi dan
kemoterapi berpotensi menyebabkan efek samping. Beberapa di antaranya meliputi
mual, muntah, kelelahan, sariawan, serta mulut yang terasa sakit.
Cetuximab juga terkadang digunakan untuk menangani kanker mulut
stadium lanjut. Penggunaan obat ini biasanya dikombinasikan dengan radioterapi
atau kemoterapi.
Cetuximab akan menyerang protein pada permukaan sel-sel kanker untuk
mencegah penyebaran kanker. Tetapi cetuximab dianjurkan jika pasien tidak bisa
menjalani kemoterapi karena alasan medis tertentu, misalnya sedang hamil.
Resiko
Komplikasi Kanker Mulut
Tiap langkah pengobatan tentu
memiliki risiko komplikasi. Begitu juga dengan penanganan kanker mulut.
Kesulitan menelan dan gangguan kemampuan bicara adalah komplikasi utama yang
dapat terjadi setelah Anda menjalani operasi dan radioterapi.
Kesulitan menelan termasuk
komplikasi yang serius karena dapat menyebabkan kekurangan gizi serta memicu
pneumonia aspirasi akibat adanya makanan yang masuk ke saluran pernapasan dan
tersangkut di paru-paru. Komplikasi ini umumnya akan membaik seiring proses
penyembuhan dan terapi. Tetapi ada kemungkinan kemampuan menelan Anda tidak
akan pulih sepenuhnya.
Sama halnya dengan menelan,
radioterapi dan operasi juga berpotensi menyebabkan gangguan dalam kemampuan
bicara Anda. Karena itu, terapi wicara akan sangat bermanfaat untuk
mengembalikan kemampuan bicara Anda.
Langkah
Pencegahan Kanker Mulut
Karena penyebabnya yang belum
diketahui, kanker mulut tidak dapat dicegah sepenuhnya. Tetapi Anda tetap dapat
mengambil langkah-langkah sederhana untuk menurunkan risikonya, yaitu:
·
Berhenti merokok dan jangan
menggunakan tembakau dalam bentuk apa pun.
·
Hindari atau membatasi konsumsi
minuman keras Anda.
·
Terapkan pola makan yang sehat dan
seimbang, terutama dengan meningkatkan konsumsi sayur dan buah-buahan.
·
Menjaga kebersihan mulut, misalnya
rajin menyikat gigi.
·
Memeriksakan kesehatan gigi secara
teratur, setidaknya setahun sekali.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar