Pengertian
Infeksi Kulit
Gejala
Infeksi Kulit
Gejala infeksi kulit beragam tergantung dari
jenis-jenisnya, namun secara umum, kondisi ini bisa ditandai dengan adanya
gejala ruam kemerahan, gatal-gatal, dan luka pada kulit. Pembengkakan pun bisa
terjadi, misalnya pada kasus selulitis. Di bawah ini akan dijelaskan ragam
gejala infeksi kulit secara lebih mendetail.
·
Gejala Cacar.
Penyakit ini mempunyai gejala utama
munculnya bintik-bintik (ruam) yang berair seperti tetesan embun. Ruam dapat
timbul di sekujur tubuh atau sebagian tubuh, misalnya pada lengan dan kaki,
dada dan perut, belakang telinga, muka, dan bahkan pada kulit kepala. Sebelum
bintik-bintik ini muncul, penderita cacar biasanya akan mengalami demam, sakit
kepala, dan nyeri otot, serta kehilangan nafsu makan.
Pada umumnya, bintik-bintik cacar akan terasa sangat gatal
setelah 12-14 jam sejak awal kemunculan. Dalam jangka waktu dua hari, cairan
yang berada di dalam bintik-bintik tersebut biasanya akan mulai mengering
dengan diawali perubahan ke warna keruh hingga akhirnya menjadi kerak dan
terkelupas dengan sendirinya dari kulit dalam kurun waktu dua minggu.
·
Gejala Herpes Zoster.
Gejala utama penyakit herpes zoster
adalah nyeri dengan sensasi panas di area kulit yang terkena infeksi, kemudian
diikuti dengan munculnya ruam gatal berwarna merah dan bintik-bintik yang
menyerupai cacar. Perbedaan pada herpes zoster adalah bintik-bintik tersebut
akan menguning setelah beberapa hari, lalu mengempis dan akhirnya kering.
Nyeri yang dirasakan penderita herpes zoster bisa
bervariasi. Ada yang merasakan nyeri ringan saja dan ada juga yang nyerinya
seakan-akan menusuk-nusuk. Sebelum gejala ini muncul, sebagian penderita herpes
zoster ada yang merasakan gejala-gejala lainnya, seperti sakit kepala, demam,
serta rasa gatal, panas, dan kebas di sekitar area kulit yang terinfeksi.
·
Gejala Bisul.
Gejala awal sakit bisul biasanya
ditandai dengan pembengkakan dan warna merah di permukaan kulit yang
terinfeksi. Bengkak yang juga terasa panas apabila disentuh ini seiring waktu
akan berubah menjadi benjolan yang membesar. Benjolan bisul akan berisi nanah
dan seperti ada titik putih di bagian ujungnya.
Bisul bisa muncul secara tunggal atau bisa juga muncul
secara berkelompok. Kumpulan bisul ini disebut sebagai karbunkel. Dibandingkan
dengan bisul biasa, karbunkel lebih jarang terjadi. Karbunkel kebanyakan
dialami oleh orang-orang lansia dengan sistem kekebalan tubuh yang rendah atau
memiliki kondisi kesehatan yang buruk.
·
Gejala Impetigo.
Berdasarkan gejalanya, impetigo terbagi
menjadi dua jenis, yaitu impetigo bulosa dan nonbulosa. Kulit orang yang
mengalami impetigo bulosa akan bermunculan bintik-bintik kecil berisi cairan
yang terasa sakit dan membuat area kulit di sekitarnya terasa gatal. Setelah
beberapa hari, bintik-bintik ini akan pecah dan meninggalkan kerak berwarna
kuning.
Sedangkan pada penderita impetigo nonbulosa, gejala awal
biasanya berupa kemunculan bercak-bercak merah yang menyerupai luka. Bercak ini
tidak terasa sakit, melainkan terasa gatal. Seiring waktu, bercak-bercak ini
berubah menjadi kerak berwarna kecokelatan. Setelah kering, kerak impetigo
nonbulosa biasanya akan meninggalkan bekas berwarna kemerahan.
·
Gejala Selulitis.
Selulitis biasanya terjadi di salah
satu kaki. Gejalanya berupa rasa panas, nyeri, bengkak, dan kemerahan di kulit
yang terinfeksi. Pada sebagian kasus selulitis, bahkan muncul lepuhan-lepuhan
di kulit.
Tanda-tanda pada kulit tersebut juga terkadang diawali atau
diiringi gejala lainnya, misalnya mual dan tubuh terasa dingin hingga membuat
penderita menggigil.
·
Gejala Kusta.
Gejala
kusta bervariasi, mulai dari perubahan warna kulit berbentuk bulatan-bulatan,
kulit terasa kebas yang menyebabkan penderita tidak merasakan apa-apa ketika
timbul luka, kehilangan jari-jemari, perubahan bentuk wajah, hingga lemah otot
yang menjurus pada kelumpuhan. Kusta merupakan kondisi yang perkembangan
gejalanya berjalan lambat sehingga sulit diketahui sejak awal bakteri
menginfeksi tubuh. Pada sebagian kasus, bakteri penyakit ini bisa berinkubasi
selama 20 tahun lebih.
·
Gejala Kurap.
Ruam
kemerahan berbentuk lingkaran dengan garis luar tidak beraturan merupakan
gejala kurap yang paling umum terjadi. Selain memiliki tekstur bersisik dan
terasa gatal, ruam kurap bisa menyebar dan menginfeksi daerah kulit mana pun,
seperti tubuh bagian atas (termasuk kulit kepala), selangkangan, kaki, bahkan
kuku. Pada kondisi yang parah, ruam kurap dapat membentuk benjolan dan melepuh.
·
Gejala Kandidiasi.
Gejala kandidiasis dibedakan
berdasarkan lokasi terjadinya infeksi. Apabila terjadi di dalam mulut,
penderita bisa merasakan bintik-bintik putih di dalam mulut atau di atas
permukaan lidah, kesulitan menelan, dan nyeri tenggorokan.
Selain menginfeksi mulut, kandidiasis juga bisa menginfeksi
kulit kelamin. Pada wanita, gejala yang dialami biasanya berupa kulit vagina
yang berubah menjadi kemerahan, terasa gatal atau sakit (terutama saat
berhubungan seksual), dan keputihan dengan tekstur tidak normal. Sedangkan pada
pria, gejala bisa berupa ruam merah yang terasa gatal atau panas di penis
(terutama pada ujung penis).
Kandidiasis juga bisa menginfeksi kulit bokong bayi. Kondisi
ini lazim disebut ruam popok. Ciri-ciri ruam popok yang paling umum adalah
munculnya bercak-bercak merah pada bokong atau lipatan paha. Pada sebagian
kasus, ruam juga bisa berkembang menjadi bintik-bintik kuning berisi cairan.
·
Gejala
Penyakit Tinea Pedis.
Infeksi ini
biasanya terjadi di telapak kaki atau di sela jari-jari kaki. Orang yang
terkena penyakit kaki atlet biasanya memiliki permukaan kulit yang terlihat
kering, bersisik, pecah-pecah, atau terkelupas (melepuh). Penyakit ini juga
bisa membuat kaki terasa gatal atau sakit.
·
Gejala
Jamur Kuku.
Gejala penyakit
jamur kuku terjadi secara bertahap. Pada awalnya, penderita akan mengalami
perubahan warna alami kuku (misalnya menjadi putih, kuning, hijau, atau hitam).
Setelah itu akan terjadi penebalan dan perubahan bentuk kuku. Di tahap ini,
biasanya penderita akan mulai merasa tidak nyaman atau nyeri, terutama jika ada
tekanan di jari. Jika tidak segera diatasi, maka penyakit jamur kuku pada
akhirnya akan menghancurkan kuku.
Diagnosis
Infeksi Kulit
Sebagian besar penyakit infeksi
kulit bisa langsung dikenali dokter hanya dari melihat bentuk kelainan di kulit
saja tanpa harus dilakukan pemeriksaan lebih lanjut dengan diperkuat oleh
gejala-gejala yang dirasakan pasien.
Apabila pengamatan luar saja dirasa
belum cukup, dokter bisa melakukan tes lanjutan untuk memastikan diagnosis.
Salah satu tes yang paling sering diterapkan dalam kasus infeksi kulit adalah
biopsi atau pengambilan sampel sel pada kulit yang mengalami inflamasi untuk
selanjutnya diteliti di laboratorium. Selain biopsi, pemeriksaan darah
terkadang perlu dilakukan untuk mengidentifikasi jenis virus pada kasus cacar.
Penyebab
Infeksi Kulit
Virus merupakan salah satu penyebab infeksi kulit.
Ada tiga kelompok virus yang bisa dikaitkan dengan kondisi ini, di antaranya
virus herpes simpleks, human papillomavirus, dan poxvirus. Beberapa contoh
infeksi kulit akibat virus yang sering ditemukan antara lain:
·
Cacar: disebabkan virus varisela-zoster.
·
Penyakit herpes zoster: disebabkan virus
varisela-zoster.
Penyebab infeksi kulit berikutnya adalah bakteri.
Dua jenis bakteri yang paling banyak menyebabkan kondisi ini adalah streptococcus
dan Staphylococcus aureus. Beberapa contoh kondisi infeksi
kulit yang disebabkan oleh bakteri-bakteri tersebut adalah:
·
Bisul.
·
Impetigo.
·
Selulitis.
Penyakit kusta juga disebabkan oleh
infeksi bakteri, yaitu Mycobacterium leprae.
Selain virus dan bakteri, infeksi
kulit juga bisa disebabkan oleh jamur. Beberapa contohnya adalah:
·
Kurap.
·
Kandidiasis.
·
Penyakit
kaki atlet.
·
Penyakit
jamur kuku.
Potensi virus atau bakteri untuk
menginfeksi kulit sangat besar apabila kita bersentuhan langsung dengan
penderita atau menggunakan barang-barang yang sudah terpapar. Bakteri juga
dapat masuk ke lapisan kulit yang lebih dalam apabila terdapat luka pada kulit.
Khusus untuk jamur, infeksi kulit biasanya dialami oleh orang-orang yang suka
memakai pakaian lembap atau oleh mereka yang tinggal di lingkungan lembap.
Selain faktor-faktor di atas,
seseorang akan makin berisiko terkena infeksi kulit apabila memiliki sistem
kekebalan tubuh yang lemah.
Pengobatan Infeksi Kulit
Untuk membantu mengurangi peradangan dan rasa gatal, Anda bisa mengompres bagian kulit yang terinfeksi dengan air dingin atau minum obat antihistamin yang dijual bebas di apotek.
·
Pengobatan cacar.
Karena cacar disebabkan oleh virus,
maka penanganan oleh dokter umumnya tidak diperlukan kecuali pada pasien dengan
kondisi tertentu, misalnya bayi yang baru lahir, ibu hamil, dan pasien yang
memiliki sistem kekebalan tubuh yang rendah. Untuk ketiga kasus tersebut,
dokter biasanya akan meresepkan aciclovir.
Jangan menggaruk cacar meskipun terasa gatal karena bisa
meninggalkan bekas luka setelah sembuh atau kering. Apabila cacar sampai
menyebabkan gejala demam, konsumsi obat pereda rasa sakit yang dijual bebas,
seperti ibuprofen dan parasetamol. Meski dijual bebas, penting untuk membaca
dan mematuhi petunjuk pemakaian yang tertera pada kemasan untuk menghindari
efek samping yang tidak diinginkan.
·
Pengobatan herpes zoster
Obat antivirus seperti aciclovir,
famciclovir, dan valaciclovir mungkin akan diresepkan guna mempercepat
kesembuhan, mengurangi tingkat keparahan, dan mencegah terjadinya komplikasi.
Selain itu, Anda juga bisa mengonsumsi obat pereda rasa sakit, seperti
parasetamol, untuk meredakan gejala nyeri.
Selama masa penyembuhan herpes zoster, Anda dianjurkan untuk
menjaga ruam tetap kering dan bersih. Selain itu, dilarang menutup ruam dengan
perban karena dapat memperlambat masa penyembuhan.
·
Pengobatan bisul, impetigo, selulitis, dan
kusta.
Karena kelima kondisi ini terjadi
akibat infeksi bakteri, maka penanganan utamanya adalah dengan menggunakan antibiotik.
Selain itu, obat pereda rasa sakit, misalnya parasetamol, bisa digunakan untuk
meringankan nyeri.
Untuk kasus bisul yang cukup berat, dokter mungkin akan
memberikan Anda antibiotik golongan penicillin, clarithromycin, ataupun. Selain
itu, penanganan dengan bedah kecil untuk mengeluarkan nanah di dalam bisul bisa
dilakukan apabila diperlukan.
Untuk kasus impetigo, antibiotik oles biasanya diberikan
apabila tingkat keparahan penyakit masih tergolong ringan. Apabila sudah cukup
parah, maka dokter biasanya akan memberikan antibiotik minum.
Untuk kasus selulitis, dokter biasanya meresepkan antibiotik
golongan penicillin. Namun jika Anda alergi terhadap penicillin, maka dokter
dapat menggantinya dengan clarithromycin atau erythromycin. Apabila tingkat
keparahan selulitis Anda cukup parah, misalnya sampai mengalami gejala mual,
muntah, dan demam, maka kemungkinan besar akan dibutuhkan penanganan di rumah
sakit. Gejala mual, muntah, dan demam bisa saja menjadi tanda bahwa infeksi
selulitis telah menyebar ke aliran darah.
Pada kasus kusta, antibiotik diaminodifenil sulfon,
rifampisin, serta klofazimin biasanya digunakan sebagai terapi awal, biasanya
untuk jangka waktu selama setengah tahun lebih. Untuk mencegah kerusakan saraf
atau kerusakan lainnya, dokter juga biasanya meresepkan obat-obatan
antiinflamasi.
·
Pengobatan kurap, kandidiasis,
penyakit kaki atlet, sporotrikokis, dan jamur kuku.
Karena kelima kondisi ini merupakan
infeksi kulit yang disebabkan oleh jamur, maka penanganan utamanya adalah
dengan menggunakan obat antijamur. Obat antijamur tersedia dalam bentuk tablet
(misalnya griseofulvin dan terbinafine), krim, obat semprot, maupun sampo
(misalnya ketoconazole dan selenium sulphide).
Sangat penting untuk memematuhi nasihat dokter atau petunjuk
yang tertera pada kemasan produk obat mengenai tata cara penggunaan dan dosis
agar pengobatan infeksi jamur bisa berjalan aman dan lebih efektif.
Pencegahan Infeksi Kulit
Beberapa cara bisa kita lakukan agar
terhindar dari penyakit infeksi kulit, salah satunya adalah menghindari paparan
virus, bakteri, atau jamur yang menyebabkannya. Hindari bersentuhan dengan
penderita infeksi kulit atau jangan menggunakan barang-barang yang penderita
juga gunakan.
Selalu jaga kebersihan tubuh kita,
terutama bagian tangan, agar bakteri, virus, atau jamur tidak bisa dengan mudah
menjangkiti tubuh kita. Jika ada luka pada kulit, usahakan untuk menutupnya
agar mikroorganisme penyebab infeksi tidak bisa masuk.
Pada kasus infeksi kulit akibat
jamur, hindari dengan selalu menjaga kebersihan pakaian atau sepatu yang kita
pakai. Selain itu, dianjurkan untuk segera mengganti pakaian yang kita kenakan
apabila terasa lembap, misalnya akibat keringat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar