Pengertian
Hiperkolesterlemia
Kadar kolesterol tinggi dalam darah bisa meningkatkan risiko penyakit jantung seseorang, karena timbunan lemak pada pembuluh darah. Timbunan lemak ini akan menghambat aliran darah dalam arteri, sehingga jantung bisa tidak mendapatkan pasokan darah kaya oksigen yang dibutuhkan.
Hiperkolesterolemia tidak menunjukkan gejala apa pun. Satu-satunya cara untuk mendeteksi hiperkolesterolemia adalah dengan tes darah.
Penyebab Hiperkolesterolemia
Penyebab hiperkolesterolemia adalah meningkatnya kadar kolesterol low-density lipoprotein (LDL) di dalam darah. Kombinasi antara protein dan kolesterol dalam darah biasa disebut lipoprotein. Ada dua jenis lipoprotein yaitu:
·
Low-density lipoprotein
(LDL),
atau “lemak jahat”. LDL akan tertimbun dan menjadi penghambat dalam pembuluh
darah, kemudian membuat pembuluh darah lebih keras dan sempit.
·
High-density lipoprotein
(HDL), atau “lemak baik”. HDL akan mengambil
kandungan kolesterol yang berlebih dan membawanya kembali ke hati.
·
Pola makan yang buruk.
Mengonsumsi lemak jenuh yang terkandung dalam
makanan hewani, asam lemak pada kue, daging merah dan produk susu berlemak bisa
meningkatkan kadar kolesterol.
·
Obesitas.
Orang yang memiliki Indeks Massa Tubuh 30 atau
lebih akan lebih berisiko terkena hiperkolesterolemia.
·
Diabetes.
Kadar gula darah tinggi juga bisa membuat LDL
meningkat dan menurunkan HDL, kondisi ini juga merusak dinding pembuluh darah.
·
Lingkar pinggang besar.
Pria dengan lingkar pinggang di atas 102
sentimeter dan wanita dengan lingkar pinggang di atas 89 sentimeter maka risiko
terkena hiperkolesterolemia akan meningkat.
·
Merokok.
Asap rokok merusak dinding pembuluh darah dan
membuat dinding tersebut menjadi tempat bertumpuknya lemak. Merokok juga
menurunkan kadar HDL.
·
Kurang olahraga.
Olahraga akan membantu tubuh untuk meningkatkan
jumlah HDL. Olahraga juga meningkatkan ukuran partikel pembentuk LDL, yang
nantinya membuat LDL tidak terlalu berbahaya.
Diagnosis merupakan langkah dokter untuk mengidentifikasi penyakit atau kondisi berdasarkan gejala dan tanda klinis yang dialami oleh pasien. Untuk mendiagnosis hiperkolesterolemia dokter akan melakukan tes darah untuk melihat tingkat kolesterol dalam darah.
Pengobatan Hiperkolesterolemia
Langkah pertama untuk menangani
hiperkolesterolemia adalah perubahan pola makan yang lebih sehat dan lebih
teratur berolahraga. Jika seseorang telah menjalani keduanya namun kadar
kolesterol dalam darah masih tinggi, maka dokter akan menyarankan beberapa
langkah pengobatan.
Bagi anak-anak yang menderita
hiperkolesterolemia dan obesitas, dokter akan menanganinya dengan menyarankan
perubahan pola dan menu makan yang lebih sehat serta olahraga.
Ada zat-zat alami dalam makanan yang
telah terbukti mampu menurunkan kadar kolesterol, yaitu:
·
Jelai atau barley.
·
Beta-sitosterol (ditemukan pada
beberapa jenis margarin).
·
Blond psyllium husk (ditemukan pada
beberapa kulit biji-bijian).
·
Oatbran (ditemukan pada oatmeal).
·
Sitostanol (ditemukan pada beberapa
jenis margarin).
Beberapa faktor yang memengaruhi
kombinasi pengobatan hiperkolesterolemia adalah faktor risiko tiap pasien, efek
samping yang mungkin terjadi, usia pasien, dan kondisi kesehatan.
Beberapa obat-obatan berikut ini
biasa disarankan dokter untuk mengatasi hiperkolesterolemia adalah:
·
Statin.
Obat jenis ini
akan menghalangi zat yang dibutuhkan organ hati untuk memproduksi kolesterol.
Hal ini menyebabkan organ hati mengambil kolesterol dari darah. Statin juga
membantu tubuh menyerap kolesterol dari timbunan kolesterol di dinding pembuluh
darah.
·
Resin pengikat asam empedu.
Obat jenis ini
menurunkan kadar kolesterol secara tidak langsung dengan mengikat pada asam
empedu, yang menyebabkan hati menggunakan kelebihan kolesterol untuk membuat
asam empedu lagi. Hal ini akan membuat kadar kolesterol dalam tubuh menurun.
·
Penghambat penyerapan kolesterol.
Obat jenis ini
akan membatasi penyerapan kolesterol oleh usus kecil, sehingga kadar kolesterol
dalam darah akan menurun.
·
Obat suntik.
Obat jenis baru
yang dapat membantu organ hati menyerap kolesterol LDL lebih banyak, sehingga
menurunkan kadar kolesterol yang terkandung dalam darah. Obat jenis ini biasa
diresepkan bagi pasien dengan kelainan bawaan yang menyebabkan kadar LDL
tinggi, atau riwayat penyakit koroner yang intoleran terhadap pengobatan statin
atau obat penurun kolesterol lainnya.
Selain kolesterol LDL dan HDL, darah juga mengandung
sejenis lemak yang disebut trigliserida. Jika kadar trigliserida dalam darah
juga tinggi, maka dokter akan meresepkan tiga jenis obat yaitu:
·
Fibrate.
Obat
jenis fibrate ini akan menurunkan trigliserida dengan menurunkan produksi sejenis
kolesterol (VLDL) dan mempercepat pembuangan trigliserida dari darah.
·
Niacin.
Obat
jenis ini akan menurunkan kadar trigliserida dengan cara membatasi kemampuan
organ hati memproduksi kolesterol VLDL dan LDL. Namun, niacin juga memiliki
hubungan dengan rusaknya organ hati dan penyakit stroke.
·
Suplemen asam
lemak omega-3.
Suplemen
ini juga bisa bantu menurunkan kadar trigliserida dalam darah.
Untuk mengendalikan kadar kolesterol, sangat penting untuk mengubah gaya hidup menjadi lebih sehat. Beberapa hal yang dapat mencegah naiknya kadar kolesterol adalah:
·
Berhenti merokok.
Asap rokok merusak pembuluh darah dan mempercepat
akumulasi plak di dalam pembuluh darah.
·
Mengonsumsi makanan sehat.
Konsumsi makanan rendah garam, batasi konsumsi
makanan sumber kolesterol, serta memperbanyak konsumsi buah, sayuran dan ikan.
·
Meningkatkan aktivitas fisik.
Berolahraga secara rutin minimal 30 menit sehari,
akan menurunkan kadar kolesterol.
·
Mengurangi kelebihan berat badan.
Kelebihan berat akan membuat kadar kolesterol
menjadi tinggi.
Jika tidak ditangani dengan benar, penderita
hiperkolesterolemia bisa terkena beberapa komplikasi seperti:
·
Nyeri pada dada.
Jika
pembuluh darah yang menyuplai darah ke jantung tersumbat, maka penderita akan
merasakan nyeri di bagian dadanya.
·
Stroke.
Kondisi
ini dapat terjadi jika aliran darah penderita ke sebagian otaknya tersumbat
oleh gumpalan darah.
·
Serangan
jantung.
Jika
plak (timbunan kolesterol) pada pembuluh darah terlepas, maka akan menyebabkan
terbentuknya gumpalan darah yang akan terbawa aliran darah. Jika gumpalan darah
tersebut masuk ke dalam pembuluh arteri jantung dan menyumbat aliran darahnya,
penderita akan mengalami serangan jantung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar