Minggu, 06 November 2016

ISKEMIA



 Blood Flow and Mesenteric Ischemia

Pengertian Iskemia

Iskemia adalah ketidakcukupan suplai darah ke jaringan atau organ tubuh. Iskemia timbul oleh adanya permasalahan pada pembuluh darah. Iskemia juga dapat diartikan sebagai anemia lokal yang umumnya terjadi pada area tubuh tertentu saja, misalnya jantung, usus, otak, dan ekstrimitas (tangan dan kaki).

Kondisi ini menyebabkan jaringan atau organ mengalami defisiensi nutrisi dan oksigen yang diperlukan untuk proses metabolisme sel sekaligus menjaganya tetap hidup. Bila tidak ditangani dengan tepat, kematian sel-sel dapat terjadi.

Penyebab Iskemia

Iskemia disebabkan oleh adanya gangguan pada pembuluh darah yang mengganggu suplai darah ke jaringan atau organ. Beberapa kondisi yang dapat menyebabkan ketidakcukupan suplai darah antara lain:

·         Aterosklerosis, yaitu penebalan, berkurangnya fleksibilitas, atau mengerasnya dinding pembuluh darah. Kondisi ini menyebabkan lumen pembuluh darah makin sempit.
·         Oklusi atau tertutupnya pembuluh darah. Penggumpalan (trombus) yang terjadi di dalam pembuluh darah dapat lepas dan mengikuti aliran darah, kemudian menyebabkan sumbatan (emboli).
·         Trauma atau perlukaan. Penekanan, pergesaran, atau perobekan yang ditimbulkan dari kejadian trauma dapat menyebabkan penutupan total atau sebagian dari pembuluh darah.
·         Aneurisma atau pelebaran pembuluh darah abnormal yang terjadi pada dinding pembuluh darah dan bersifat lokal.
·         Infark miokard.
·         Penyakit katup jantung.
·         Fibrilasi atrial kronis.
·         Kardiomiopati.
·         Takikardia.
·         Hipoglikemia.
·         Anemia.
·         Hipotensi.
·         Penyakit sel darah sabit.

Gejala Iskemia

Berkurangnya persediaan darah dalam proses metabolisme dapat memicu iskemia pada jaringan dan organ tubuh yang berbeda-beda. Dengan kata lain, kondisi ini memiliki gejala yang berbeda-beda pula, seperti:

·         Iskemia pada jantung.

Gejala pada kondisi ini dapat berupa sakit dada (angina) akibat otot jantung tidak menerima cukup aliran darah (angina pektoris). Hal ini dikarenakan adanya aterosklerosis akibat penumpukan kolesterol dalam pembuluh darah jantung. Nyeri dada yang timbul dapat menjalar ke tangan, leher, dagu, maupun punggung. Selain nyeri dada (angina), dapat pula terjadi serangan jantung bila pembuluh jantung tertutup secara total. Penyakit jantung iskemik dikenal pula dengan istilah penyakit jantung koroner.

·         Iskemia pada usus.

Gejala pada kondisi ini dapat berupa sakit perut akibat terjadi peradangan pada usus besar (iskemia kolitis) maupun usus kecil (iskemia mesenterika). Gejala-gejala lainnya dapat berupa diare, mual, mengeluarkan kotoran berwarna kemerahan dan terkadang darah, serta dehidrasi.

·         Iskemia pada otak.

Gejala iskemia pada otak bergantung pada area yang terkena. Gejala dapat mencakup pusing, linglung, pandangan mengabur, kehilangan koordinasi tubuh atau kesulitan berbicara maupun memahami perkataan orang lain.

·         Iskemia pada tungkai.

Gejala pada kondisi ini antara lain berupa kelumpuhan, kram pada salah satu area tungkai, dingin, nyeri yang tidak kunjung hilang pada jari, kaki, atau tungkai, dan perubahan warna tungkai.

Gejala iskemia yang tidak segera ditangani dapat turut merusak organ dalam waktu yang relatif cepat, misalnya pada organ ginjal. Jaringan dengan metabolisme rendah akibat kekurangan oksigen yang diperoleh dari darah dapat mengalami kerusakan setelah 20 menit.

Rusaknya jaringan terjadi akibat menumpuknya limbah metabolisme, memicu sel untuk menghancurkan dirinya, hingga bocornya enzim autolyzing proteolytic ke sel dan jaringan sekitarnya. Iskemia juga dapat memicu berkembangnya gangrene, nekrosis, dan kondisi paralisis sehingga patut dikenali gejala-gejalanya.

Diagnosis Iskemia

Dokter akan menanyakan beberapa pertanyaan seputar gejala yang Anda keluhkan dan melakukan rangkaian pemeriksaan fisik untuk memastikan diagnosis iskemia. 

Pemeriksaan penunjang untuk kondisi iskemia bergantung kepada area yang terjangkit, seperti:

·         Iskemia pada jantung.

Pemeriksaan penunjang yang direkomendasikan, antara lain tes elektrokardiogram (EKG) untuk mengetahui kadar oksigen dan ekokardiogram untuk mengetahui struktur dan kinerja jantung. Pemeriksaan enzim jantung juga mungkin dilakukan untuk mengetahui kondisi otot jantung, kateterisasi jantung untuk mengetahui tingkat penyempitan dan tekanan pada pembuluh dan bilik jantung. Tes lainnya adalah MRI dan CT scan.

·         Iskemia pada usus.

Pemeriksaan penunjang yang direkomendasikan, antara lain tes darah untuk mengetahui jumlah sel darah putih dan asam laktat, ultrasonografi, X-ray, CT scan, endoskopi, kolonoskopi, dan MRI angiografi. Endoskopi bertujuan untuk mengetahui tingkat kecukupan oksigen di dalam usus. MRI angiografi untuk membedakan iskemia pada usus besar atau kecil dan ultrasound untuk mendapatkan gambaran usus lebih jelas. Prosedur kolonoskopi berguna untuk mendapatkan gambaran kondisi usus secara langsung guna memastikan diagnosis. Dokter juga mungkin melakukan pemeriksaan terhadap tinja pasien untuk memastikan infeksi yang menyebabkan munculnya gejala ini.

·         Iskemia pada otak.

Pemeriksaan penunjang yang direkomendasikan, antara lain tes darah untuk mengetahui kadar kolesterol dan gula dalam darah, MRI, dan CT scan. Ekokardiografi dapat dilakukan untuk mencari apakah ada gumpalan darah (clot) yang mungkin berasal dari jantung. Tes lainnya adalah USG karotis untuk mengetahui adanya penyumbatan atau penyempitan arteri karotis di area leher. Pemeriksaan neurologi juga dilakukan untuk mengetahui seperti apa respons dan koordinasi tubuh pasien.

·         Iskemia pada tungkai.

Pemeriksaan penunjang yang direkomendasikan, antara lain ultrasound, angiografi, X-ray, MRA, CTA, atau angiografi kateter untuk mengetahui kondisi aliran darah dan pembuluh darah. Tes pada pergelangan kaki bisa dilakukan juga untuk mengetahui rasio tekanan darah sistolik pergelangan kaki dengan tekanan darah sistolik lengan (brachial), disebut juga Ankle-Brachial Index (ABI). Dokter dapat mengambil sampel darah pasien untuk mengetahui kadar kolesterol, trigliserida, serta kemungkinan penyakit diabetes.

Pengobatan Iskemia

Pengobatan iskemia meliputi pemberian obat-obatan, bedah vaskular, penyesuaian kondisi tubuh, hingga pilihan untuk melakukan amputasi. Tentu saja akan disesuaikan berdasarkan area tubuh yang mengalami iskemia.

Beberapa penanganan yang mungkin dilakukan, antara lain: 

·         Pemberian obat antikoagulan. Heparin dapat disuntikkan kepada pasien untuk mencegah terjadinya atau membesarnya penggumpalan darah di dalam pembuluh darah. Pengobatan ini juga dapat berjalan untuk periode yang panjang pada kasus penggumpalan darah parah yang dapat memicu iskemia akut.

·         Trombolisis. Pengobatan ini bisa dilakukan dengan cara menyuntikkan protein penghasil plasmin guna merangsang terjadinya proses fibrinolisis sekunder pencegah menggumpalnya darah. Prosedur ini dilakukan dengan menggunakan kateter yang dipasang pada permukaan kulit langsung ke area terdapatnya gumpalan darah.

·         Embolektomi. Prosedur bedah darurat untuk menghilangkan gumpalan massa yang berada di dalam pembuluh darah yang menjadi penghambat peredaran darah.

·         Bedah revaskularisasi. Prosedur pembedahan yang dilakukan terhadap pembuluh darah untuk memulihkan organ atau bagian tubuh. Misalnya dengan cara membuat irisan atau sobekan pada dinding pembuluh arteri, disebut juga arteriotomy.

·         Kateter angiografi. Prosedur ini menyasar pembuluh darah yang mengalami penyempitan, kemudian melebarkannya dengan cara melarutkan obat-obatan yang akan melancarkan aliran darah.

·         Amputasi. Tindakan ini merupakan pilihan pengobatan akhir pada iskemia yang terjadi di area tungkai dan tidak memungkinkan untuk ditangani dengan prosedur lain.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar