Sabtu, 30 Desember 2017

KESEHATAN MENTAL



Pengertian Kesehatan Mental

Kesehatan mental yang baik adalah kondisi ketika batin kita berada dalam keadaan tentram dan tenang, sehingga memungkinkan kita untuk menikmati kehidupan sehari-hari dan menghargai orang lain di sekitar.

Seseorang yang bermental sehat dapat menggunakan kemampuan atau potensi dirinya secara maksimal dalam menghadapi tantangan hidup, serta menjalin hubungan positif dengan orang lain.
Sebaliknya, orang yang kesehatan mentalnya terganggu akan mengalami gangguan suasana hati, kemampuan berpikir, serta kendali emosi yang pada akhirnya bisa mengarah pada perilaku buruk.
Penyakit mental dapat menyebabkan masalah dalam kehidupan sehari-hari, tidak hanya dapat merusak interaksi atau hubungan dengan orang lain, namun juga dapat menurunkan prestasi di sekolah dan produktivitas kerja.

Terdapat beberapa jenis masalah kesehatan mental dan berikut ini adalah tiga jenis kondisi yang paling umum terjadi.

·         Stres.

Stres adalah keadaan ketika seseorang mengalami tekanan yang sangat berat, baik secara emosi maupun mental.

Seseorang yang stres biasanya akan tampak gelisah, cemas, dan mudah tersinggung. Stres juga dapat mengganggu konsentrasi, mengurangi motivasi, dan pada kasus tertentu, memicu depresi.

Stres bukan saja dapat memengaruhi psikologi penderitanya, tetapi juga dapat berdampak kepada cara bersikap dan kesehatan fisik mereka.

Berikut ini adalah contoh dampak stres terhadap perilaku seseorang:

a.       Menjadi penyendiri dan enggan berinteraksi dengan orang lain.

b.      Enggan makan atau makan secara berlebihan.

c.       Marah-marah, dan terkadang kemaharan itu sulit dikendalikan.

d.      Menjadi perokok atau merokok secara berlebihan.

e.      Mengonsumsi minuman beralkohol secara berlebihan.

f.        Penyalahgunaan obat-obatan narkotika.

Berikut ini adalah masalah kesehatan yang dapat timbul akibat stres:

a.       Gangguan tidur.

b.      Lelah.

c.       Sakit kepala.

d.      Sakit perut.

e.      Nyeri dada.

f.        Nyeri atau tegang pada otot.

g.       Penurunan gairah seksual.

h.      Obesitas.

i.         Hipertensi.

j.        Diabetes.

k.       Gangguan jantung.

Banyak faktor yang dapat menyebabkan seseorang mengalami stres, sebagian di antaranya adalah masalah keuangan, hubungan sosial, atau tuntutan di dalam pekerjaan. Untuk mengatasi stres, kunci utamanya adalah mengidentifikasi akar permasalahan dan mencari solusinya.

Penanggulangan stres juga bisa dilakukan dengan mengaplikasikan nasihat-nasihat yang disarankan dalam manajemen stres yang baik, seperti:

a.       Belajar menerima suatu masalah yang sulit diatasi atau hal-hal yang tidak dapat diubah.

b.      Selalu berpikir positif dan memandang bahwa segala sesuatu yang terjadi di dalam hidup ada hikmahnya.

c.       Meminta saran dari orang terpercaya untuk mengatasi masalah yang sedang dialami.

d.      Belajar mengendalikan diri dan selalu aktif dalam mencari solusi.

e.      Melakukan aktivitas fisik, meditasi, atau teknik relaksasi guna meredakan ketegangan emosi dan menjernihkan pikiran.

f.        Melakukan hal-hal baru yang menantang dan lain dari biasanya guna meningkatkan rasa percaya diri.

g.       Menyisihkan waktu untuk melakukan hal-hal yang disukai.

h.      Melibatkan diri dalam kegiatan-kegiatan sosial untuk membantu orang lain. Cara ini dapat membuat seseorang lebih tabah dalam menghadapi masalah, terutama jika bisa membantu seseorang yang memiliki masalah lebih berat dari yang dialaminya.

i.         Menghindari cara-cara negatif untuk meredakan stres, misalnya merokok, mengonsumsi minuman beralkohol secara berlebihan, atau menggunakan narkoba.

j.        Bekerja dengan mengedepankan kualitas bukan kuantitas, agar manajemen waktu lebih baik dan hidup juga lebih seimbang.

·         Gangguan Kecemasan.

Gangguan kecemasan adalah kondisi psikologis ketika seseorang mengalami rasa cemas berlebihan secara konstan dan sulit dikendalikan, sehingga berdampak buruk terhadap kehidupan sehari-harinya.

Bagi sebagian orang normal, rasa cemas biasanya timbul pada suatu kejadian tertentu saja, misalnya saat akan menghadapi ujian di sekolah atau wawancara kerja. Namun pada penderita gangguan kecemasan, rasa cemas ini kerap timbul pada tiap situasi. Itu sebabnya orang yang mengalami kondisi ini akan sulit merasa rileks dari waktu ke waktu.

Selain gelisah atau rasa takut yang berlebihan, gejala psikologis lain yang bisa muncul pada penderita gangguan kecemasan adalah berkurangnya rasa percaya diri, menjadi mudah marah, stres, sulit berkonsentrasi, dan menjadi penyendiri.

Sementara itu, gejala fisik yang mungkin menyertai masalah gangguan kecemasan antara lain:

a.       Sulit tidur.

b.      Badan gemetar.

c.       Mengeluarkan keringat secara berlebihan.

d.      Otot menjadi tegang.

e.      Jantung berdebar.

f.        Sesak napas.

g.       Lelah.

h.      Sakit perut atau kepala.

i.         Pusing.

j.        Mulut terasa kering.

k.       Kesemutan.

Meski penyebab gangguan kecemasan belum diketahui secara pasti, beberapa faktor diduga dapat memicu munculnya kondisi tersebut. Di antaranya adalah trauma akibat intimidasi, pelecehan, dan kekerasan di lingkungan luar ataupun keluarga.

Faktor risiko lainnya adalah stres berkepanjangan, gen yang diwariskan dari orang tua, dan ketidakseimbangan hormon serotonin dan noradrenalin di dalam otak yang berfungsi mengendalikan suasana hati. Gangguan kecemasan juga dapat dipicu oleh penyalahgunaan minuman keras dan obat-obatan terlarang.

Sebenarnya, gangguan kecemasan dapat diatasi tanpa bantuan dokter melalui beberapa cara, seperti mengonsumsi makanan bergizi tinggi, cukup tidur, mengurangi asupan kafein, minuman beralkohol, atau zat penenang lainnya, tidak merokok, berola raga secara rutin, dan melakukan metode relaksasi sederhana, seperti yoga atau meditasi.

Jika pengobatan mandiri tidak memberikan perubahan, disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter. Penanganan dari dokter biasanya meliputi pemberian obat-obatan antiansietas serta terapi kognitif.

·         Depresi.

Depresi merupakan gangguan suasana hati yang menyebabkan penderitanya terus-menerus merasa sedih. Berbeda dengan kesedihan biasa yang umumnya berlangsung selama beberapa hari, perasaan sedih pada depresi bisa berlangsung hingga berminggu-minggu atau berbulan-bulan.

Selain memengaruhi perasaan atau emosi, depresi juga dapat menyebabkan masalah fisik, mengubah cara berpikir, serta mengubah cara berperilaku penderitanya. Tidak jarang penderita depresi sulit menjalani aktivitas sehari-hari secara normal. Bahkan pada kasus tertentu, mereka bisa menyakiti diri sendiri dan mencoba bunuh diri.

Berikut ini adalah beberapa gejala psikologi seseorang yang mengalami depresi:

a.       Kehilangan ketertarikan atau motivasi untuk melakukan sesuatu.

b.      Terus-menerus merasa sedih, bahkan terus-menerus menangis.

c.       Merasa sangat bersalah dan khawatir berlebihan.

d.      Tidak dapat menikmati hidup karena kehilangan rasa percaya diri.

e.      Sulit membuat keputusan dan mudah tersinggung.

f.        Tidak acuh terhadap orang lain.

g.       Memiliki pikiran untuk menyakiti diri sendiri atau bunuh diri.

Berikut ini adalah dampak depresi terhadap kesehatan fisik yang mungkin dapat terjadi:

a.       Gangguan tidur dan badan terasa lemah.

b.      Berbicara atau bergerak menjadi lebih lambat.

c.       Perubahan siklus menstruasi pada wanita.

d.      Libido turun dan muncul sembelit.

e.      Nafsu makan turun atau meningkat secara drastis.

f.        Merasakan sakit atau nyeri tanpa sebab.

Ada beragam hal yang dapat memicu terjadinya depresi, mulai dari peristiwa dalam hidup yang menimbulkan stres, kehilangan orang yang dicintai, merasa kesepian, hingga memiliki kepribadian yang rapuh terhadap depresi.

Selain itu, depresi yang dialami seseorang juga bisa disebabkan oleh penderitaan akibat penyakit parah dan berkepanjangan, seperti kanker dan gangguan jantung, cedera parah di kepala, efek dari konsumsi minuman beralkohol berlebihan dan obat-obatan terlarang, hingga akibat faktor genetik dalam keluarga.

Dianjurkan untuk berkonsultasi ke dokter jika merasakan gejala-gejala depresi selama lebih dari dua minggu dan tidak kunjung mereda.  Apalagi jika gejala depresi tersebut sampai mengganggu proses pendidikan, pekerjaan, dan hubungan sosial,

Penanganan depresi oleh dokter akan disesuaikan dengan tingkat keparahan depresi yang diderita masing-masing pasien. Bentuk penanganan bisa berupa terapi konsultasi, pemberian obat-obatan antidepresi, atau kombinasi keduanya.

Jumat, 29 Desember 2017

KERATOSIS PILARIS



Pengertian Keratosis Pilaris

Keratosis pilaris atau dikenal juga sebagai penyakit kulit ayam, adalah kondisi di mana permukaan kulit menjadi kasar dan muncul bentol-bentol kecil mirip jerawat. Umumnya keratosis pilaris tidak menimbulkan rasa nyeri atau gatal, serta bisa berwarna putih atau merah.

Biasanya keratosis pilaris ini muncul pada kulit lengan, paha, pipi, dan bokong. Tapi keratosis pilaris juga bisa muncul di alis, wajah, atau kulit kepala. Jika remaja dan anak-anak mengidap keratosis pilaris, maka mereka bisa sembuh dengan sendirinya saat beranjak dewasa.

Pada beberapa kasus, benjolan keratosis pilaris pada wajah bisa meradang. Keratosis pilaris tidak termasuk kondisi medis serius, namun jika sudah mengganggu penampilan, maka dianjurkan segera berkonsultasi dengan dokter.

Gejala Keratosis Pilaris

Keratosis pilaris bisa diderita siapapun tanpa melihat usia atau jenis kelamin, meskipun kebanyakan pengidapnya adalah anak-anak. Beberapa tanda dan gejala umum keratosis pilaris adalah:

·         Bentol-bentol kecil berwarna merah atau putih, biasanya di lengan atas, kaki, bokong, atau pipi.

·         Kulit di sekitar benjolan terasa kering, kasar, dan terkadang gatal.

Kondisi kulit yang terkena keratosis pilaris seringkali memburuk saat cuaca dingin, kelembapan rendah, dan kondisi kulit sedang kering.

Penyebab dan Faktor Resiko Keratosis Pilaris

Keratosis Pilaris terjadi akibat dari penumpukan keratin atau protein padat yang melindungi kulit dari zat berbahaya dan infeksi. Keratin yang menebal di permukaan kulit disebut keratosis.

Keratin akan menyumbat lubang pori dimana terdapat folikel rambut. Sumbatan ini padat dan membuat pori-pori melebar. Jika sumbatan terbentuk cukup banyak akan menyebabkan permukaan kulit terasa kasar dan tidak rata atau bersisik.

Namun penyebab penumpukan keratin masih belum diketahui sampai saat ini, tapi diduga ada hubungannya dengan penyakit turunan atau kondisi-kondisi kulit lainnya. Beberapa kelompok masyarakat di bawah ini memiliki risiko keratosis pilaris lebih besar dibanding yang lainnya, yaitu:

·         Usia.

Anak-anak dan remaja punya risiko lebih tinggi untuk mengidap keratosis pilaris.

·         Penyakit kulit lain.

Keratosis pilaris lebih mudah mengenai pengidap iktiosis dan eksim.

·         Jenis kelamin.

Dibandingkan pria, para wanita lebih rentan terkena keratosis pilaris.

Diagnosis Keratosis Pilaris

Diagnosis merupakan langkah dokter untuk mengidentifikasi penyakit atau kondisi yang menjelaskan gejala dan tanda-tanda yang dialami oleh pasien. Untuk mendiagnosis keratosis pilaris, pasien biasanya tidak disarankan untuk menjalani uji laboratorium atau uji kulit. Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik pada kulit, memeriksa riwayat kesehatan pasien, dan akan menanyakan tentang gejala dan tanda yang dirasakan pasien.

Pengobatan Keratosis Pilaris

Tidak ada satu jenis pun penanganan yang bisa menyembuhkan keratosis pilaris, karena pada kebanyakan kasus, kondisi ini bisa sembuh dengan sendirinya. Kebanyakan opsi penanganan hanya bertujuan untuk melunakkan tumpukan keratin pada kulit. Beberapa jenis penanganan untuk keratosis pilaris adalah:

·         Topical exfoliants.

Mengoleskan obat berbentuk krim ini untuk melembapkan kulit kering dan menyingkirkan sel kulit mati.

·         Topical retinoid.

Retinol merupakan turunan vitamin A, yang bekerja dalam membantu proses pergantian sel serta mencegah penyumbatan folikel rambut. Obat ini juga dalam bentuk krim atau obat oles.

·         Terapi laser.

Sinar laser akan ditembakkan ke bagian kulit yang terkena keratosis pilaris. Dibutuhkan beberapa sesi terapi laser agar bisa memperlihatkan efeknya pada kulit.

Pencegahan Keratosis Pilaris

Tidak ada cara mencegah keratosis pilaris, namun ada beberapa cara untuk mengurangi risiko mengalaminya. Beberapa caranya adalah:

·         Memakai pelembap kulit yang sesuai dengan jenis kulit Anda.

·         Gunakan mesin pengontrol kelembapan ruangan.

·         Jangan mandi terlalu lama karena aktivitas ini bisa menghilangkan minyak alami kulit Anda

·         Mandi dengan air hangat.

·         Mengeringkan kulit secara merata setelah mandi dan memakai produk pelembap kulit.

·         Gunakan sabun ringan yang disertai minyak sebagai pelembap.

Kamis, 28 Desember 2017

KEPUTIHAN



Pengertian Keputihan

Semua wanita pasti pernah mengalami keputihan. Kondisi alami ini berfungsi untuk membersihkan dan melindungi vagina dari iritasi dan infeksi. Ibu hamil juga bisa mengalami keputihan yang berhubungan dengan kehamilan.

Saat mengalami keputihan, seorang wanita akan mengeluarkan lendir dari vaginanya. Lendir yang diproduksi kelenjar dalam vagina dan serviks atau leher rahim ini akan keluar sambil membawa sel-sel mati serta bakteri sehingga vagina tetap bersih.

Ciri-ciri Keputihan

Jumlah, warna, serta kekentalan lendir keputihan tergantung pada siklus menstruasi yang dialami oleh seorang wanita. Contohnya, jumlah lendir akan lebih banyak pada masa subur atau menyusui.

Lendir yang normal umumnya berwarna bening hingga keputih-putihan dan tidak berbau. Lendir tersebut juga biasanya tidak disertai gatal-gatal atau rasa perih pada daerah vagina.

Jika mengalami keputihan dengan gejala berbeda, Anda sebaiknya waspada. Keputihan yang tidak normal terkadang bisa mengindikasikan adanya penyakit tertentu. Misalnya, ada perubahan pada warna dan kekentalan lendir, jumlah lendir yang berlebihan, bau lendir yang tajam, pendarahan di luar jadwal haid, serta rasa gatal di sekitar vagina dan nyeri pada perut.

Keputihan yang tidak normal juga sangat jarang dialami oleh remaja putri yang belum melewati masa pubertas dan wanita yang telah menopause. Karena itu, segera periksakan diri ke dokter jika Anda, anak Anda, atau ada anggota keluarga lain yang mengalaminya.

Jenis-jenis Keputihan yang TidakNormal

Keputihan yang tidak normal umumnya terjadi karena infeksi. Kondisi ini juga terkadang dapat menjadi indikasi dari penyakit-penyakit tertentu sehingga sebaiknya diwaspadai. Berikut ini adalah penjelasan jenis-jenis keputihan yang tidak normal:

·         Keputihan dengan lendir berwarna coklat atau mengandung darah.

Keputihan ini umumnya disebabkan oleh siklus menstruasi yang tidak teratur. Tetapi tetap perlu diwaspadai karena walau jarang, kondisi ini bisa menjadi indikasi dari kanker serviks atau rahim.

·         Keputihan disertai rasa nyeri atau pendarahan.

Rasa nyeri pada tulang panggul atau saat buang air kecil serta munculnya pendarahan di luar siklus menstruasi atau setelah berhubungan seks yang menyertai keputihan, dapat mengindikasikan gonore atau Chlamydia (klamidia).

Jika dibiarkan, kedua penyakit menular seksual ini dapat memicu infeksi serius pada organ reproduksi wanita. Karena itu, segera temui dokter untuk menjalani pengobatan dengan antibiotik.

·         Keputihan dengan lendir  berwarna hijau, kuning, atau coklat.

Jenis keputihan ini biasanya disebabkan oleh trikomoniasis, yaitu penyakit menular seksual yang disebabkan oleh parasit Trichomonas vaginalis. Lendir akibat infeksi ini biasanya berjumlah banyak, berbau amis, dan disertai rasa perih saat buang air kecil.

Pembengkakan dan gatal-gatal di sekitar vagina serta nyeri saat buang air kecil dan berhubungan intim juga akan dialami oleh penderita trikomoniasis. Infeksi ini juga dapat diatasi dengan antibiotik.

·         Keputihan disertai dengan luka melepuh di sekitar genital.

Penyebab jenis keputihan tidak normal ini biasanya adalah herpes genital. Penyakit ini akan menyebabkan munculnya lepuhan yang terasa sakit di sekitar organ intim.

Metode pengobatannya dilakukan dengan konsumsi tablet antivirus. Namun, kekambuhan mungkin terjadi karena virusnya tetap berada dalam tubuh pengidap meski gejala-gejalanya sudah hilang.

·         Keputihan dengan lendir kental, berwarna putih, dan disertai rasa gatal.

Keputihan ini dipicu oleh infeksi jamur pada vagina. Indikasinya berupa lendir yang kental, tanpa bau, dan berwarna putih seperti susu kental. Gejala-gejala lain yang menyertainya dapat berupa rasa gatal dan perih di sekitar vagina.

Infeksi ini tidak menular melalui hubungan seks dan dialami oleh sebagian besar wanita. Pengobatannya dapat dilakukan dengan obat antijamur yang dijual bebas di apotek.

·         Keputihan dengan lendir encer berwarna putih atau abu-abu dan berbau amis.

Perubahan keseimbangan pada jumlah bakteri normal di vagina dapat menyebabkan vaginosis bakterialis. Lendir keputihan yang muncul akan berbau amis, encer, dan berwarna putih atau abu-abu, tapi tidak disertai rasa gatal atau iritasi. Ini juga termasuk infeksi yang umum terjadi dan tidak menular melalui hubungan seks. Infeksi ini dapat ditangani dengan antibiotik.

Proses Diagnosis Keputihan

Sebelum melakukan pemeriksaan fisik, dokter akan bertanya terlebih dahulu mengenai riwayat kesehatan Anda, serta gejala-gejala apa saja yang Anda alami. Pertanyaan seputar gejala yang mungkin ditanyakan antara lain adalah waktu awal munculnya keputihan, riwayat hubungan seksual, serta deskripsi keputihan yang Anda alami seperti bau, warna, serta ada tidaknya rasa gatal, nyeri, atau sensasi seperti terbakar.

Setelah itu, dokter mungkin akan mengambil sejumlah cairan keputihan atau melakukan pemeriksaan Pap smear untuk kemudian diperiksa lebih lanjut di laboratorium.

Pengobatan dan Pencegahan Keputihan

Jenis pengobatan keputihan sangat bergantung dari penyebabnya seperti jamur ataupun bakteri. Jadi jangan sampai Anda menggunakan obat yang tidak sesuai dengan penyebabnya karena keputihan bisa bertambah parah. Misalnya, keputihan yang disebabkan jamur maka harus diatasi dengan antijamur atau antiseptik kewanitaan, atau saat keputihan disebabkan oleh bakteri maka harus diatasi dengan antibiotik ataupun antiseptik kewanitaan. Jenis pengobatan pun beragam mulai dari pil yang diminum hingga salep ataupun cairan yang dioleskan di bagian dalam kemaluan.

Di samping antijamur ataupun antibiotik, larutan antiseptik kewanitaan yang mengandung povidone–iodine yang memiliki sifat bactericidal (membunuh bakteri) dan fungicidal (membunuh jamur) dapat menjadi langkah pertama untuk mengatasi keputihan.  Antiseptik kewanitaan ini dapat mengatasi keputihan dengan penyebab jamur dan bakteri seperti keputihan akibat protozoa Trichomonas vaginalis, jamur Candida albicans, serta bakteri Gardnerella vaginalis.

Keputihan dapat dihindari dengan beberapa cara mudah, antara lain dengan membersihkan bagian luar organ intim kewanitaan secara teratur (terutama pada saat menstruasi dan setelah berhubungan seksual) dari arah depan ke belakang (jangan sebaliknya) untuk mencegah bakteri masuk ke dalam vagina. Kemudian gunakan pakaian dalam dengan bahan yang nyaman agar tidak lembap dan lengket, dan jangan memasukan benda asing ke dalam vagina tanpa sepengetahuan dokter.

Pada wanita yang sering mengalami keputihan berulang, dapat diatasi dengan menggunakan antiseptik kewanitaan dengan kandungan povidone–iodine dua kali sehari selama lima hari berturut–turut. Dari beberapa penelitian, povidone–iodine memiliki kelebihan, yaitu mampu mempertahankan kadar bakteri baik di vagina, termasuk mengatasi iritasi, gatal, dan bau tak sedap pada vagina. Pembersih kewanitaan sehari–hari saja tidak dapat digunakan untuk mengatasi keputihan ataupun infeksi di area kewanitaan seperti iritasi, gatal, dan bau tak sedap.