Pengertian
Kanker Lambung
Kanker lambung adalah jenis kanker yang menggerogoti
lambung, yaitu organ pencernaan berbentuk kantong di tengah rongga perut
manusia. Penyakit ini dapat diidap oleh orang-orang pada segala usia, meski sebagian
besar penderitanya berusia 55 tahun ke atas.
Jenis kanker lambung yang paling umum terjadi adalah adenocarcinoma, yaitu kondisi
ketika kanker menyerang sel-sel pada lapisan dalam lambung yang memproduksi
cairan seperti lendir (mukus). Selain adenocarcinoma,
ada juga beberapa jenis kanker lambung lainnya meski jarang didapati pada
penderita penyakit ini. Di antara jenis-jenis tersebut:
·
Tumor stroma gastrointestina
(GIST), yaitu kanker yang menyerang jaringan atau otot-otot dinding perut.
·
Limfoma lambung, yaitu kanker yang menyerang
jaringan limfatik atau jaringan yang membantu melawan infeksi.
·
Carcinoid, yaitu
kanker yang menyerang sel-sel penghasil hormon di dalam lambung.
Gejala
Kanker Lambung
Berikut ini beberapa gejala yang dapat dirasakan penderita
kanker lambung pada tahap awal:
·
Kembung dan sering bersendawa.
·
Perut terasa mulas atau sakit.
·
Nyeri pada tulang dada.
·
Cepat kenyang saat makan.
·
Mual.
·
Muntah.
·
Sulit menelan makanan.
·
Gangguan pencernaan yang sering kumat.
·
Merasa lelah.
Beberapa gejala kanker lambung pada tahap yang lebih parah
adalah:
·
Muntah darah.
·
Anemia.
·
Sakit kuning.
·
Hilang nafsu makan.
·
Tinja berwarna hitam atau terdapat darah pada
tinja.
·
Tubuh terasa lelah.
·
Penurunan berat badan.
·
Pembengkakan pada perut karena penumpukan cairan.
Gejala kanker lambung pada tahap awal biasanya sulit
dikenali karena hampir sama dengan masalah pada lambung lainnya, misalnya tukak
lambung. Karena itu diperlukan pemeriksaan dokter untuk memastikan diagnosis.
Segera periksakan diri Anda jika merasakan gejala-gejala di atas.
Penyebab
Kanker Lambung
Penyebab kanker lambung masih belum dapat diketahui secara
pasti. Namun secara umum, kanker terjadi ketika sel-sel pada bagian tertentu di
lambung berkembang secara tidak terkendali. Akibat pertumbuhan berlebihan
tersebut, sel-sel yang tadinya memiliki sifat normal untuk membantu tubuh
berfungsi dengan baik, justru menjadi terakumulasi menjadi tumor. Jika
dibiarkan tanpa pengobatan, tumor dapat menjalar ke bagian tubuh lain melalui
sistem limfatik.
Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang
terkena kanker lambung adalah:
·
Merokok.
Zat-zat berbahaya yang terdapat di dalam asap rokok dapat terhirup dan
dapat merusak sel-sel di dinding lambung. Karena itu seorang perokok akan memiliki
risiko dua kali lipat terkena kanker lambung dibandingkan mereka yang tidak
merokok.
·
Makanan.
Terlalu banyak mengonsumsi daging asap, garam, ikan asin, acar, serta
makanan yang mengandung aflatoksin (racun dari jamur). Kondisi ini diperburuk
dengan kurangnya mengonsumsi buah-buahan dan sayuran.
·
Berusia 55 tahun keatas dan berjenis kelamin
laki-laki.
Risiko terkena penyakit kanker lambung pada pria dua kali lipat dibanding
wanita.
·
Infeksi bakteri pylori.
Bakteri ini merupakan penyebab penyakit lambung seperti gangguan
pencernaan, tukak lambung, dan radang pada lapisan lambung.
·
Menderita infeksi lambung dalam waktu lama.
·
Menderita anemia pernisiosa.
Kondisi ini terjadi ketika seseorang kekurangan vitamin B12.
·
Menderita kondisi yang menyebabkan munculnya
polip di dalam lambung.
·
Memiliki kerabat dekat berpenyakit kanker
lambung.
·
Pernah menjalani operasi lambung.
·
Menderita kanker jenis lainnya.
Penderita
kanker limfoma atau kanker sel darah putih, kanker kerongkongan atau kanker
esofagus, kanker usus, kanker prostat, kanker serviks, dan kanker paru-paru
memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker lambung.
Tahapan
Perkembangan Kanker Lambung
Ada empat tahapan yang menentukan tingkat keparahan penyakit
kanker lambung, di antaranya:
·
Stadium 1.
Kanker berada pada jaringan di dalam lambung dan menyebar ke
kelenjar getah bening sekitarnya.
·
Stadium 2.
Kanker tumbuh dalam lapisan otot dinding lambung dan menyebar semakin
banyak ke kelenjar getah bening.
·
Stadium 3.
Seluruh lapisan lambung sudah digerogoti kanker atau banyak pertumbuhan
kanker kecil yang menyebar luas ke kelenjar getah bening.
·
Stadium 4.
Penyebaran
kanker lambung pada tahap ini sudah semakin parah dan mencapai organ tubuh yang
jauh.
Penentuan tingkat keparahan kanker lambung bisa dilakukan
melalui diagnosis. Hal ini berguna dalam membantu dokter untuk memberikan
pengobatan yang tepat.
Diagnosis
Kanker Lambung
Untuk mengetahui apakah seorang pasien menderita kanker
lambung, dokter terlebih dahulu akan menanyakan gejala-gejala yang
dirasakannya. Selain itu, dokter juga akan menanyakan apakah pasien menderita
suatu kondisi tertentu yang dapat memperbesar risiko terkena kanker lambung
atau apakah dia memiliki keluarga dekat penderita kaker usus besar.
Setelah penjelasan pasien didapat, dokter dapat melakukan
pemeriksaan sederhana dengan cara mengecek perut pasien untuk melihat adanya
pembengkakan sekitar lambung.
Untuk memastikan apakah seseorang terkena kanker lambung,
dokter akan melakukan pemeriksaan lebih lanjut, seperti:
·
Pemeriksaan tinja untuk keberadaan darah.
·
Tes darah.
·
Endoskopi.
Pemeriksaan ini dilakukan dengan cara memasukkan alat khusus berukuran
kecil seperti selang ke dalam lambung melalui kerongkongan. Alat yang
dilengkapi kamera ini dapat membantu dokter melihat adanya kanker. Melalui
pemeriksaan endoskopi, dokter juga dapat mengambil sampel jaringan lambung (biopsi)
untuk kemudian diteliti di laboratorium.
·
X-ray.
Pada kasus kanker lambung, pengecekan sinar-X akan dikombinasikan dengan
cairan yang mengandung zat barium. Zat yang harus ditelan oleh pasien ini akan
membantu sinar-X menghasilkan gambar pada monitor. Selama 6 jam sebelum
melakukan prosedur pemeriksaan ini, pasien tidak diperbolehkan untuk
mengonsumsi makanan atau minuman, dan pemeriksaan biasanya berlangsung selama
15 menit. Efek samping yang mungkin dirasakan pasien setelah melakukan
pemeriksaan ini adalah mual dan konstipasi.
·
CT scan.
Pemeriksaan ini dapat membantu dokter mengetahui seberapa jauh
perkembangan kanker, apakah kanker hanya terdapat di dalam lambung atau sudah
menyebar ke organ-organ lainnya. Pemindaian yang menggunakan rangkaian sinar-X
dan bantuan komputer ini dapat menghasilkan gambar tubuh secara rinci.
·
Bedah laparoskopi.
Prosedur pemeriksaan ini dilakukan dengan cara memasukkan alat berkamera
yang disebut laparoskop melalui irisan kecil yang dibuat oleh dokter pada
bagian perut paling bawah. Tentunya dalam prosedur ini pasien harus dibius
terlebih dahulu. Bedah laparoskopi bertujuan melihat keadaan lambung secara
lebih rinci. Melalui pemeriksaan ini, dokter dapat mengetahui apakah kanker
lambung telah menyebar, terutama ke bagian peritoneum atau lapisan rongga perut.
·
USG.
Pemeriksaan
dengan menggunakan gelombang ultrasound ini
bertujuan melihat apakah kanker lambung telah menyerang organ hati.
Pengobatan
Kanker Lambung
Metode pengobatan yang digunakan pada kasus kanker lambung
bergantung pada tingkat keparahan penyakit tersebut dan kondisi kesehatan
pasien secara umum.
Diperkirakan sekitar 20 sampai 30 persen pasien kanker
lambung bisa diobati hingga sembuh. Berikut ini adalah tiga jenis pengobatan
utama pada kasus kanker usus besar.
·
Radioterapi.
Tujuan radioterapi adalah untuk membunuh sel-sel kanker. Pada radioterapi,
metode pengobatan dilakukan dengan menggunakan pancaran energi radiasi.
Biasanya metode radioterapi diterapkan pada kasus kanker lambung stadium tinggi
dengan gejala pendarahan.
Sebelum operasi, radioterapi bisa dilakukan untuk memperkecil ukuran
tumor lambung sehingga lebih mudah diangkat. Sedangkan radioterapi yang
dilakukan setelahnya bertujuan membunuh sel-sel kanker yang mungkin masih
tersisa, sekaligus mencegah kanker berkembang kembali.
Meski begitu, ada beberapa efek samping dari penggunaan radioterapi yang
juga harus diperhatikan, diantaranya:
a.
Iritasi atau warna kehitaman pada kulit di
sekitar area yang diobati.
b.
Diare.
c.
Lelah.
d.
Mual.
e.
Muntah.
f.
Gangguan pencernaan.
Radioterapi harus dilakukan secara rutin tiap minggu. Dalam satu minggu,
biasanya ada lima kali sesi pengobatan selama lima hari dan masing-masing sesi
berlangsung selama beberapa menit. Batas waktu pengobatan radioterapi
tergantung pada tujuan dan tingkat keparahan. Sebagai contoh, untuk meredakan
gejala pada kasus kanker lambung stadium tinggi umumnya berlangsung hingga dua
minggu. Sedangkan untuk mencegah kanker datang kembali, umumnya berlangsung
hingga lima minggu.
·
Kemoterapi.
Kemoterapi adalah pengobatan untuk membunuh sel-sel kanker melalui
pemberian sejumlah obat-obatan. Contohnya adalah obat sitostatika (cytotoxic)
yang mampu menghentikan penyebaran sel kanker. Obat-obatan kemoterapi
dapat berbentuk tablet, infus, atau kombinasi keduanya.
Pada kanker lambung, kemoterapi yang dilakukan sebelum operasi biasanya bertujuan
untuk menyusutkan tumor. Sedangkan kemoterapi yang dilakukan setelah operasi
bertujuan untuk mencegah kanker kambuh kembali. Untuk kanker lambung
stadium lanjut yang tidak bisa dioperasi, kemoterapi dapat membantu menghambat
perkembangan kanker dan meredakan gejala yang dirasakan.
Sama seperti radioterapi, waktu pelaksanaan kemoterapi dibagi menjadi
beberapa sesi. Ada yang hanya berlangsung selama tiga minggu atau beberapa
bulan dengan pemberian dosis tertentu secara konstan.
Beberapa efek samping kemoterapi adalah:
a.
Mual.
b.
Muntah.
c.
Diare.
d.
Perubahan pada kulit, seperti menjadi merah,
bengkak, dan rasa geli di telapak tangan atau kaki.
e.
Badan terasa lelah.
f.
Anemia.
g.
Penurunanan berat badan.
h.
Rambut rontok.
i.
Kerusakan saraf.
Biasanya efek samping ini akan hilang setelah pengobatan kemoterapi
berakhir. Efek samping kemoterapi pada tiap pasien kanker lambung bisa
berbeda-beda tergantung dari reaksi pasien itu sendiri terhadap pengobatan,
jumlah sesi pengobatan yang dilakukan, dan jenis obat kemoterapi yang
diberikan.
·
Pemberian obat-obatan dengan target tertentu.
Terapi pemberian obat-obatan ini bertujuan untuk menghilangkan
kelainan-kelainan tertentu di dalam sel kanker. Beberapa contoh obat yang
biasanya digunakan adalah:
a.
Imatinib, sunitinib, dan regorafenib.
Untuk mengobati kanker lambung yang bernama tumor saluran cerna (gastrointestinal stomal tumor).
b.
Trastuzumab.
Untuk membunuh sel-sel kanker lambung yang memproduksi terlalu banyak
HER2 (human epidermal growth factor receptor 2).
c.
Ramucirumab.
Untuk mengobati kanker lambung stadium lanjut yang tidak bereaksi
terhadap pengobatan lain.
·
Operasi.
Jenis operasi penanganan kanker lambung yang dilakukan tergantung dari
tingkat keparahan penyebaran kanker itu sendiri. Misalnya apabila kanker yang
terdiagnosis masih dalam tahap awal dan baru berkembang di dinding lambung,
maka prosedur yang disebut reseksi endoskopi bisa dilakukan.
Melalui prosedur ini dokter tidak perlu membedah pasien dan cukup
memasukkan alat endoskop ke lambung melalui mulut dan kerongkongan. Dengan alat
khusus yang dilengkapi kamera ini, dokter dapat mengangkat kanker dari lapisan
lambung dan menyisakan jaringan yang masih sehat.
Prosedur operasi yang masih termasuk dalam pengobatan kanker lambung
stadium rendah adalah gastrektomi parsial. Namun, dalam prosedur ini, dokter
akan melakukan pembedahan pada perut pasien untuk mengangkat bagian lambung
yang terinfeksi kanker. Gastrektomi parsial umumnya dilakukan jika kanker masih
berada di lambung bagian bawah dan belum menyebar ke bagian tengah dan atas.
Lebih jauh dari gastrektomi parsial adalah gastrektomi total. Prosedur
ini dilakukan jika kanker telah menyebar ke lambung bagian tengah dan atas.
Pada kasus ini dokter akan terpaksa mengangkat seluruh lambung pasien dan
langsung menghubungkan usus halus dengan ujung saluran kerongkongan.
Pengangkatan kelenjar getah bening yang diduga telah digerogoti oleh
kanker juga akan dilakukan. Prosedur ini juga berguna untuk mencegah kanker
kambuh lagi.
Selain
itu, kanker juga dapat menyebar lebih luas dari perut hingga tidak memungkinkan
untuk dilakukan operasi lagi. Jika hal ini terjadi dan saluran cerna menjadi
terhambat, dokter akan menawarkan beberapa pilihan, yaitu pemasangan
selang yang langsung mengarah ke lambung, operasi bypass
yang menyambungkan saluran dari lambung ke usus halus, dan gastrektomi parsial
atau total untuk menghilangkan sumbatan dan meredakan gejala yang dirasakan.
Pencegahan
Kanker Lambung
Agar terhindar dari kanker lambung, lakukan beberapa langkah
sehat berikut ini.
·
Tidak merokok.
·
Menerapkan pola makan sehat, misalnya dengan
mengonsumsi makanan segar yang kaya serat dan vitamin. Hindari makanan asin dan
olahan.
·
Menjaga berat badan.
·
Jika menggunakan aspirin atau obat-obatan
antiinflamasi non-steroid, bicarakan dengan dokter untuk mengetahui pengaruhnya
pada lambung.
Peluang
Sembuh Penderita Kanker Lambung
Peluang sembuh dari penyakit kanker lambung tergantung dari
beberapa faktor, misalnya kondisi kesehatan pasien secara umum, usia pasien,
dan setinggi apa tingkat keparahan atau seberapa jauh kanker lambung telah
menyebar saat pertama kali terdiagnosis.
Karena gejala kanker lambung hampir sama dengan beberapa
masalah lambung lainnya, maka umumnya penderita tidak menyadari hingga kanker
lambung sudah berada pada stadium tinggi ketika terdiagnosis. Menurut
penelitian, sebanyak lima belas persen penderita kanker lambung masih dapat
hidup setidaknya lima tahun ke depan setelah diagnosis dan sekitar sebelas
persen yang terdiagnosis masih dapat hidup setidaknya sepuluh tahun ke depan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar