Pengertian
Hiperparatiroidisme
Hiperparatiroidisme adalah kondisi ketika kelenjar
paratiroid yang terletak di leher memproduksi terlalu banyak hormon paratiroid.
Tingginya kadar hormon paratiroid ikut menyebabkan kadar kalsium dalam darah
meningkat, namun di sisi lain, kadar fosfor menjadi turun.
Hiperparatiroidisme merupakan jenis gangguan hormon yang
langka terjadi. Wanita lebih berisiko terkena kondisi ini seiring pertambahan
usia mereka dibandingkan dengan pria. Wanita yang telah memasuki masa menopause
adalah kelompok yang paling sering menderita kondisi ini.
Sebenarnya hiperparatiroidisme sendiri jarang menimbulkan
gejala pada orang-orang yang mengalaminya. Gejala biasanya muncul akibat
peningkatan kadar kalsium dalam darah. Gejala tersebut berupa rasa lelah, otot
terasa lemas, tampak sedikit bingung, hilang konsentrasi, hilang nafsu makan,
selalu merasa haus, sering buang air kecil, konstipasi, mual, dan sakit perut.
Selain itu, gejala depresi juga bisa terjadi.
Jika Anda mengalami gejala-gejala di atas segera periksakan
diri ke dokter. Peningkatan kadar kalsium yang diabaikan atau tidak diobati
bisa menimbulkan gejala-gejala lanjutan, seperti sering mengantuk, kebingungan
meningkat, dehidrasi, muntah-muntah, nyeri tulang, hipertensi, detak jantung
tidak teratur, dan kejang otot. Bahkan pada kasus yang tergolong parah, kondisi
ini bisa menyebabkan pingsan dan koma.
Penyebab
Hiperparatiroidisme
Berdasarkan penyebabnya, hiperparatiroidisme dibagi menjadi
dua jenis, yaitu primer dan sekunder.
Hiperparatiroidisme primer terjadi ketika adanya kondisi
lain yang langsung menyerang kelenjar paratiroid sehingga kelenjar tersebut
menjadi bengkak dan menjadi overaktif. Kondisi-kondisi tersebut di antaranya
adalah hiperplasia, tumor jinak kelenjar paratiroid, dan kanker pada kelenjar
paratiroid.
Sedangkan hiperparatiroidisme sekunder terjadi bersamaan
dengan adanya kondisi lain yang menyebabkan kadar kalsium dalam darah menurun
secara berkepanjangan. Akibatnya,kelenjar paratiroid terstimulasi untuk
terus-menerus memproduksi hormon paratiroid. Kondisi-kondisi tersebut di
antaranya adalah penyakit ginjal kronis, gangguan penyerapan di usus, dan
defisiensi vitamin D.
Diagnosis
Hiperparatiroidisme
Hiperparatiroidisme umumnya dapat terdiagnosis melalui
pemeriksaan darah rutin. Hasil dari tes tersebut menunjukkan kadar kalsium yang
tinggi. Untuk mengukuhkan diagnosis, biasanya pemeriksaan darah tambahan akan
dilakukan oleh dokter. Lewat metode ini, peningkatan kadar fosfatase alkali dan
penurunan kadar fosfor juga akan dicek.
Selain melalui pemeriksaan darah, kadar kalsium yang tinggi
juga bisa terdeteksi lewat pemeriksaan urine. Metode ini juga bisa dilakukan
untuk mengukur tingkat keparahan hiperparatiroidisme. Selain itu, kerusakan
yang mungkin sudah mengenai ginjal bisa terdeteksi melalui tes ini.
Jika dokter menduga hiperparatiroidisme menyebabkan
kerusakan ginjal, maka selain dengan pemeriksaan urine, pemeriksaan X-ray juga
bisa dilakukan untuk memastikannya.
Pengobatan
Hiperparatiroidisme
Di langkah awal penanganan, dokter biasanya menyarankan
untuk menunggu dan melihat kondisi pasien selama beberapa waktu. Hal ini
terutama dilakukan jika kadar kalsium hanya meningkat sedikit, tidak ada
kerusakan pada ginjal, dan tidak ada gejala lain yang perlu diterapi.
Pengobatan hiperparatiroidisme tergantung dari jenisnya.
Pada kasus hiperparatiroidisme primer yang sebagian besar kasusnya disebabkan
oleh tumor jinak adenoma, pengobatan yang paling efektif adalah melalui operasi
pengangkatan tumor tersebut dari kelenjar paratiroid. Selain itu, dokter juga
kadang-kadang akan memberikan obat penurun kadar kalsium yang disebut bisphosphonate
melalui infus.
Jika Anda penderita hiperparatiroidisme primer, bukan
berarti Anda harus menghindari makanan yang mengandung kalsium sepenuhnya. Yang
harus Anda hindari adalah makanan-makanan berkadar kalsium tinggi. Tidak
mengonsumsi kalsium justru bisa menyebabkan tulang mengalami defisiensi kalsium
dan akhirnya memicu osteoporosis. Selain itu, Anda juga dianjurkan untuk minum air
putih dalam jumlah yang cukup agar tubuh tidak dehidrasi.
Sedangkan pada kasus hiperparatiroidisme sekunder,
pengobatan akan difokuskan kepada kondisi yang mendasari. Sebagai contoh, jika
hiperparatiroidisme terjadi akibat penyakit ginjal yang sebelumnya telah
diderita pasien, maka dokter akan fokus untuk mengobati penyakit ginjal
tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar