Minggu, 10 Desember 2017

HIPERPARATIROIDISME



Pengertian Hiperparatiroidisme

Hiperparatiroidisme adalah kondisi ketika kelenjar paratiroid yang terletak di leher memproduksi terlalu banyak hormon paratiroid. Tingginya kadar hormon paratiroid ikut menyebabkan kadar kalsium dalam darah meningkat, namun di sisi lain, kadar fosfor menjadi turun.

Hiperparatiroidisme merupakan jenis gangguan hormon yang langka terjadi. Wanita lebih berisiko terkena kondisi ini seiring pertambahan usia mereka dibandingkan dengan pria. Wanita yang telah memasuki masa menopause adalah kelompok yang paling sering menderita kondisi ini.

Sebenarnya hiperparatiroidisme sendiri jarang menimbulkan gejala pada orang-orang yang mengalaminya. Gejala biasanya muncul akibat peningkatan kadar kalsium dalam darah. Gejala tersebut berupa rasa lelah, otot terasa lemas, tampak sedikit bingung, hilang konsentrasi, hilang nafsu makan, selalu merasa haus, sering buang air kecil, konstipasi, mual, dan sakit perut. Selain itu, gejala depresi juga bisa terjadi.

Jika Anda mengalami gejala-gejala di atas segera periksakan diri ke dokter. Peningkatan kadar kalsium yang diabaikan atau tidak diobati bisa menimbulkan gejala-gejala lanjutan, seperti sering mengantuk, kebingungan meningkat, dehidrasi, muntah-muntah, nyeri tulang, hipertensi, detak jantung tidak teratur, dan kejang otot. Bahkan pada kasus yang tergolong parah, kondisi ini bisa menyebabkan pingsan dan koma.

Penyebab Hiperparatiroidisme

Berdasarkan penyebabnya, hiperparatiroidisme dibagi menjadi dua jenis, yaitu primer dan sekunder.
Hiperparatiroidisme primer terjadi ketika adanya kondisi lain yang langsung menyerang kelenjar paratiroid sehingga kelenjar tersebut menjadi bengkak dan menjadi overaktif. Kondisi-kondisi tersebut di antaranya adalah hiperplasia, tumor jinak kelenjar paratiroid, dan kanker pada kelenjar paratiroid.

Sedangkan hiperparatiroidisme sekunder terjadi bersamaan dengan adanya kondisi lain yang menyebabkan kadar kalsium dalam darah menurun secara berkepanjangan. Akibatnya,kelenjar paratiroid terstimulasi untuk terus-menerus memproduksi hormon paratiroid. Kondisi-kondisi tersebut di antaranya adalah penyakit ginjal kronis, gangguan penyerapan di usus, dan defisiensi vitamin D.

Diagnosis Hiperparatiroidisme

Hiperparatiroidisme umumnya dapat terdiagnosis melalui pemeriksaan darah rutin. Hasil dari tes tersebut menunjukkan kadar kalsium yang tinggi. Untuk mengukuhkan diagnosis, biasanya pemeriksaan darah tambahan akan dilakukan oleh dokter. Lewat metode ini, peningkatan kadar fosfatase alkali dan penurunan kadar fosfor juga akan dicek.

Selain melalui pemeriksaan darah, kadar kalsium yang tinggi juga bisa terdeteksi lewat pemeriksaan urine. Metode ini juga bisa dilakukan untuk mengukur tingkat keparahan hiperparatiroidisme. Selain itu, kerusakan yang mungkin sudah mengenai ginjal bisa terdeteksi melalui tes ini.

Jika dokter menduga hiperparatiroidisme menyebabkan kerusakan ginjal, maka selain dengan pemeriksaan urine, pemeriksaan X-ray juga bisa dilakukan untuk memastikannya.

Pengobatan Hiperparatiroidisme

Di langkah awal penanganan, dokter biasanya menyarankan untuk menunggu dan melihat kondisi pasien selama beberapa waktu. Hal ini terutama dilakukan jika kadar kalsium hanya meningkat sedikit, tidak ada kerusakan pada ginjal, dan tidak ada gejala lain yang perlu diterapi.

Pengobatan hiperparatiroidisme tergantung dari jenisnya. Pada kasus hiperparatiroidisme primer yang sebagian besar kasusnya disebabkan oleh tumor jinak adenoma, pengobatan yang paling efektif adalah melalui operasi pengangkatan tumor tersebut dari kelenjar paratiroid. Selain itu, dokter juga kadang-kadang akan memberikan obat penurun kadar kalsium yang disebut bisphosphonate melalui infus.

Jika Anda penderita hiperparatiroidisme primer, bukan berarti Anda harus menghindari makanan yang mengandung kalsium sepenuhnya. Yang harus Anda hindari adalah makanan-makanan berkadar kalsium tinggi. Tidak mengonsumsi kalsium justru bisa menyebabkan tulang mengalami defisiensi kalsium dan akhirnya memicu osteoporosis. Selain itu, Anda juga dianjurkan untuk minum air putih dalam jumlah yang cukup agar tubuh tidak dehidrasi.

Sedangkan pada kasus hiperparatiroidisme sekunder, pengobatan akan difokuskan kepada kondisi yang mendasari. Sebagai contoh, jika hiperparatiroidisme terjadi akibat penyakit ginjal yang sebelumnya telah diderita pasien, maka dokter akan fokus untuk mengobati penyakit ginjal tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar