Pengertian
Gangguan Metabolik
Gangguan metabolik adalah kondisi genetik (bawaan) yang
ditandai dengan adanya kelainan dalam proses metabolisme dalam tubuh manusia
akibat defisiensi hormon atau enzim.
Metabolisme sendiri merupakan serangkaian reaksi kimiawi
yang diperlukan oleh tubuh untuk mempertahankan siklus hidup, termasuk dalam
proses pembentukan dan penggunaan energi. Beberapa contoh proses metabolisme
adalah:
·
Proses mengubah nitrogen yang tidak terpakai
menjadi zat buangan di dalam urine.
·
Proses memecah atau mengubah kimia menjadi zat
lain yang berguna dan menyalurkannya ke dalam sel-sel tubuh.
·
Proses memecah karbohidrat, protein, dan lemak
dalam makanan untuk menghasilkan energi.
Seperti yang telah disebutkan di awal, gangguan metabolik
sifatnya genetik atau diturunkan dari orangtua. Seseorang yang menderita
gangguan metabolik memiliki dua buah gen yang tidak normal, satu dari ayah dan
satu dari ibu. Beberapa gangguan metabolik dapat didiagnosis dengan tes
skrining rutin yang dilakukan saat bayi baru lahir.
Ada ratusan jenis gangguan metabolik yang sudah
diidentifikasi. Beberapa jenis gangguan metabolik yang lebih umum terjadi
adalah:
·
Galaktosemia.
Bayi mengalami sakit kuning, muntah, dan pembesaran hati saat awal
menyusui akibat tubuhnya tidak mampu memecah gula galaktosa dengan baik.
·
Kelainan mitokondria.
Mitokondria merupakan mesin energi di dalam sel tubuh manusia. Gangguan
di dalam mitokondria bisa menimbulkan kerusakan otot.
·
Gangguan penyimpanan lisosom.
Beragam kelainan enzim di dalam lisosom dapat mengakibatkan penumpukan
zat beracun dan menyebabkan beberapa gangguan metabolik seperti sindroma
Hurler, penyakit Fabry, dan penyakit Gaucher.
·
Gangguan penyimpanan glikogen.
Gangguan pada penyimpanan glikogen bisa memicu rendahnya kadar gula
darah, nyeri otot, dan kelemahan tubuh.
·
Penyakit antaksia friedreich.
Gangguan yang berhubungan dengan protein frataksin ini dapat menyebabkan
kerusakan saraf yang menyebabkan penderita tidak mampu berjalan, serta gangguan
fungsi jantung.
·
Phenylketonuria (PKU).
Defisiensi enzim PAH mengakibatkan tingginya kadar fenilalanin dalam
darah, sehingga dapat menyebabkan penderita mengalami keterbelakangan mental.
·
Maple syrup urine disease.
Defisiensi enzim BCKD dapat menyebabkan menumpuknya asam amino dalam
tubuh. Hal ini berakibat pada kerusakan saraf dan urine penderita beraroma
seperti sirup.
·
Gangguan metabolism zat.
Protein yang bertugas mengontrol zat-zat metal dalam tubuh seperti zat
besi dan tembaga mengalami gangguan, sehingga zat-zat tersebut menumpuk pada
hati, pankreas, usus, dan otak.
·
Kelainan peroksisom.
Peroksisom
adalah bagian dari sel yang kaya akan enzim dan berfungsi untuk mengatur
pembuangan zat beracun dalam tubuh. Gangguan pada fungsi enzim ini dapat
menimbulkan beberapa kelainan seperti sindroma Zellweger dan
Adrenoleukodistrofia.
Gejala Gangguan
Metabolik
Gejala yang dirasakan oleh penderita gangguan metabolik
berbeda-beda tergantung dari jenis gangguan metabolik yang diidapnya. Beberapa
gejala umum gangguan metabolik adalah:
·
Nyeri pada perut.
·
Letih dan lesu.
·
Berat badan berkurang.
·
Muntah.
·
Nafsu makan rendah.
·
Tidak normalnya aroma keringat, air liur, urine
atau napas.
·
Keterlambatan perkembangan fisik.
·
Kegagalan untuk meningkatkan berat badan atau
tumbuh.
·
Sakit kuning.
·
Kejang-kejang.
·
Koma.
Gejala-gejala tersebut bisa muncul tiba-tiba atau secara
perlahan. Gejala juga bisa muncul akibat makanan, obat-obatan, dehidrasi, atau
faktor lainnya.
Penyebab Gangguan
Metabolik
Gangguan metabolik umumnya disebabkan oleh suatu kelainan
genetik yang dirwariskan oleh orang tua atau dari beberapa generasi sebelumnya.
Kelainan genetik ini menyebabkan tubuh mengalami gangguan dalam memproduksi
enzim, sehingga jumlah enzim tertentu menjadi kurang atau bahkan tidak diproduksi
sama sekali.
Hilangnya atau rusaknya salah satu enzim ini dapat
mengganggu serangkaian proses kimia yang terjadi dalam tubuh, sehingga zat-zat
beracun gagal dibuang dari tubuh dan menumpuk di dalam aliran darah. Kondisi
inilah yang disebut dengan gangguan metabolik.
Diagnosis Gangguan
Metabolik
Gangguan metabolik biasanya sudah muncul sejak bayi baru
saja dilahirkan, sehingga dapat didiagnosis dengan melakukan tes skrining
rutin. Jika gangguan metabolik gagal dideteksi saat lahir, biasanya tidak akan
didiagnosis hingga penderita merasakan gejalanya untuk pertama kali.
Ketika penderita sudah mengeluhkan gejalanya, tes DNA bisa
dilakukan dokter untuk mendiagnosis sebagian besar gangguan metabolik.
Pengobatan Gangguan
Metabolik
Gangguan metabolik hanya dapat ditangani secara terbatas,
karena sebagian besar jenisnya tidak dapat disembuhkan.
Beberapa prinsip umum yang biasanya diikuti dalam penanganan
gangguan metabolik adalah:
·
Mengurangi atau menghilangkan asupan makanan
atau obat yang tidak dapat diolah tubuh secara normal.
·
Mengeluarkan zat racun yang gagal dikeluarkan
oleh tubuh.
·
Mengganti enzim atau zat kimia lain yang hilang
atau tidak aktif, sehingga metabolisme dapat mendekati normal.
Sedangkan tindakan-tindakan pengobatannya bisa meliputi:
·
Mengonsumsi suplemen pengganti enzim yang dapat
membantu proses metabolisme.
·
Menghilangkan zat hasil metabolisme yang
berbahaya dari darah dengan menggunakan zat kimia tertentu.
·
Diet khusus yang menghilangkan beberapa jenis
nutrisi yang tidak dapat diserap dengan baik oleh tubuh.
Penderita gangguan metabolik dengan tingkat keparahan gejala
yang berat biasanya harus diobati di rumah sakit. Selain itu penderita juga
akan membutuhkan alat-alat penunjang hidup. Dalam kasus seperti ini, perawatan
darurat dan perbaikan fungsi organ akan menjadi fokus utama dokter.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar