Pengertian
Jerawat
Jerawat adalah masalah kulit yang ditandai dengan munculnya
bintik-bintik pada beberapa bagian tubuh, seperti wajah, leher, punggung, dan
dada. Bintik-bintik tersebut dapat berkisar mulai dari yang ringan, seperti komedo hitam dan komedo putih, hingga
bintik-bintik parah yang berisi nanah dan kista. Biasanya bintik-bintik yang
tergolong parah tersebut akan meninggalkan bekas luka.
Sebagian besar kasus jerawat terjadi pada seseorang yang
berusia di bawah 28 tahun. Terutama bagi remaja, mereka sangat rentan terkena
jerawat pada usia 14-19 tahun.
Meskipun jerawat dapat menghilang dengan sendirinya seiring
pertumbuhan usia, namun pada sebagian kasus, masih ada yang mengalami masalah
jerawat di pertengahan usia 20-an. Wanita usia 20-an tahun lima kali lebih
berisiko mengalami hal tersebut dibandingkan pria usia 20-an tahun.
Gejala
Jerawat
Bagian tubuh yang biasa ditumbuhi jerawat adalah wajah. Hal
ini dialami oleh sebagian besar orang yang berjerawat. Selain pada wajah,
jerawat juga bisa tumbuh pada bagian punggung dan ini dialami lebih dari
setengah orang yang berjerawat. Yang terakhir adalah jerawat yang tumbuh pada
bagian dada. Diketahui bahwa sekitar 15 persen dari orang-orang yang berjerawat
mengalami jerawat di dada.
Selain munculnya bintik-bintik, kulit juga menjadi berminyak
saat kita berjerawat, bahkan bisa terasa sakit atau panas apabila disentuh. Ada
enam jenis bintik jerawat, di antaranya papula, pustula, komedo hitam, komedo
putih, nodul, dan kista. Papula adalah benjolan kecil yang terasa menyakitkan.
Ukurannya kecil dengan warna merah dan tekstur lunak. Sedangkan pustula adalah
benjolan kecil yang pada ujungnya terdapat penumpukan nanah.
Komedo hitam adalah bintik berwarna hitam yang biasanya
muncul di area sekitar hidung. Warna hitam tersebut bukan berasal dari debu
atau pun kotoran, melainkan pigmentasi yang terjadi di dalam lapisan pada
folikel rambut. Sedangkan komedo putih memiliki tekstur yang lebih keras. Ini
disebabkan oleh akumulasi sebum yang mengeras di dalam pori-pori kulit. Jika
dilihat sekilas, bintik komedo putih hampir serupa dengan komedo hitam.
Nodul dan kista termasuk kategori jerawat parah. Nodul
adalah benjolan besar yang terbentuk di balik permukaan kulit dengan tekstur
keras dan terasa menyakitkan. Sama seperti nodul, benjolan kista juga berukuran
besar, namun berisi nanah. Sekilas kista tampak seperti bisul. Umumnya jerawat
kista dapat meninggalkan bekas luka permanen di wajah setelah sembuh.
Penyebab
Jerawat
Jerawat dapat muncul ketika folikel rambut tersumbat oleh
percampuran sel kulit mati, kotoran, dan sebum (zat yang diproduksi kelenjar
minyak yang berfungsi mencegah kekeringan pada kulit). Kemudian, dapat terjadi
infeksi bakteri yang menyebabkan peradangan pada daerah sumbatan tersebut.
Pada kasus komedo hitam, sumbatan folikel tersebut membuka
pori-pori kulit. Sebaliknya pada kasus komedo putih, sumbatan folikel tersebut
berada tidak jauh di bawah permukaan kulit dan menciptakan tonjolan. Jerawat
biasa dan komedo sebenarnya tidak boleh dianggap enteng karena kondisi tersebut
bisa berkembang menjadi jerawat parah, misalnya berkembang menjadi pustula,
papula, nodul, atau bahkan kista apabila sumbatan folikel turut dijangkiti oleh
bakteri kulit.
Ada beberapa faktor yang dapat memicu atau meningkatkan
risiko seseorang mengalami jerawat, di antaranya:
·
Perubahan hormon.
Diperkirakan bahwa jerawat yang terjadi pada orang-orang dewasa
disebabkan oleh perubahan kadar hormon. Delapan dari sepuluh kasus jerawat pada
orang dewasa, terjadi pada wanita, karena wanita lebih sering mengalami
perubahan hormon pada masa-masa tertentu, yaitu ketika menstruasidan kehamilan.
Jerawat kerap muncul pada sebagian wanita menjelang periode menstruasi.
Sedangkan pada wanita hamil, jerawat biasa muncul pada tiga bulan pertama
kehamilan. Bagi wanita yang mengalami kondisi yang disebut sindrom ovarium
polikistik, selain munculnya jerawat, naiknya berat badan serta munculnya kista
kecil di dalam ovarium juga bisa terjadi.
·
Masa puberitas.
Hal ini biasanya dialami oleh remaja. Pada masa pubertas, produksi sebum
oleh kelenjar minyak akan meningkat seiring dengan tingginya produksi hormon
testosteron. Dan terkadang, produksi sebum tersebut melebihi kuantitas yang
dibutuhkan oleh kulit.
·
Efek samping penggunaan kosmetik.
·
Iritasi akibat benda yang dikenakan.
Bintik jerawat juga bisa muncul akibat gesekan atau tekanan dari material
yang kita pakai terhadap kulit secara terus-menerus. Contohnya bintik yang
muncul di kening akibat terlalu sering mengenakan ikat kepala dan bintik di
punggung akibat rutin memakai ransel.
·
Kecanduan merokok.
·
Stres.
·
Efek samping obat-obatan.
Hal ini biasanya terjadi pada penggunaan obat lihium, steroid, dan
antiepilepsi. Suplemen vitamins B2, B6, dan B12 juga dapat menyebabkan efek
samping berupa jerawat.
·
Keturunan.
Jika
kita memiliki orang tua yang pernah yang bermasalah dengan jerawat, maka kita
berisiko besar mengalami hal yang sama. Bahkan tingkat keparahan jerawat bisa
saja lebih tinggi terutama sebelum memasuki usia dewasa. Selain itu, apabila
orang tua kita masih memiliki masalah dengan jerawat, maka kita juga berisiko
mengalami hal yang sama meski sudah memasuki usia dewasa.
Banyak yang tidak terlalu memahami jerawat, meski itu
merupakan salah satu masalah pada kulit yang dialami sebagian besar orang. Pemahaman
yang kurang lengkap sering kali memunculkan sejumlah anggapan yang tidak masuk
akal mengenai jerawat, misalnya:
·
Seseorang akan tertular oleh jerawat yang
dialami oleh orang lain.
·
Meremas komedo adalah cara terbaik untuk
menghilangkan jerawat. Padahal, meremas jerawat hanya akan membuat gejalanya
makin parah, bahkan dapat meninggalkan bekas luka.
·
Aktivitas seksual dapat berdampak kepada
kemunculan jerawat.
·
Jerawat disebabkan oleh pola makan yang buruk.
·
Kebersihan yang buruk atau kulit yang kotor
dapat menyebabkan jerawat.
·
Berjemur baik secara alami dan buatan, dapat
mengobati gejala jerawat.
Semua anggapan di atas tidak benar. Satu hal penting
mengenai kebersihan kulit, yaitu kebersihan kulit tidak berkaitan dengan
munculnya jerawat karena jerawat timbul akibat reaksi biologis yang terjadi di
balik permukaan kulit. Justru kondisi kulit kita akan memburuk jika kita
mencuci muka lebih dari dua kali sehari ketika sedang berjerawat.
Belum ada bukti secara pasti bahwa berjemur di bawah sinar
matahari atau berjemur dengan teknik buatan dapat mengobati jerawat. Banyak
obat jerawat yang justru membuat kulit kita menjadi lebih sensitif terhadap
sinar. Akibatnya paparan sinar bisa menyebabkan kulit rusak, bahkan risiko
kanker kulit bisa meningkat.
Menurut informasi dari sejumlah situs, pasta gigi dapat
mengeringkan jerawat. Meski pasta gigi memang mengandung zat antibakteri, namun
pasta gigi juga mengandung zat yang dapat membuat kulit mengalami iritasi dan
rusak. Oleh sebab itu, penggunaan pasta gigi untuk mengobati jerawat tidak
disarankan. Apoteker atau dokter bisa memberikan saran mengenai pengobatan yang
jauh lebih aman dan efektif.
Diagnosis
Jerawat
Ada empat tingkatan yang dapat digunakan untuk mengukur
keparahan jerawat, antara lain tingkat pertama atau ringan, tingkat kedua atau
menengah, tingkat ketiga atau cukup parah, dan yang terakhir adalah tingkat
keempat atau parah.
Pada tingkat pertama, biasanya jerawat yang tumbuh hanya
sebatas komedo putih atau hitam dengan sedikit papula dan pustula. Pada tingkat
kedua, ada sejumlah papula dan pustula yang umumnya muncul pada wajah saja.
Pada tingkat keparahan ketiga, papula dan pustula yang muncul sudah terbilang
banyak, termasuk di bagian dada serta punggung. Tingkat keparahan ini juga
ditandai dengan munculnya beberapa nodul. Pada tingkat keparahan teratas, yaitu
tingkat keempat atau berat, pustula dan nodul terlihat memenuhi berbagai bagian
tubuh, dan disertai rasa sakit.
Dokter akan menanyakan beberapa hal mengenai jerawat Anda
termasuk obat-obatan atau suplemen yang Anda konsumsi. Dokter biasanya mampu
mendiagnosis jerawat hanya dengan memeriksa kulit penderita. Pemeriksaan ini
meliputi pemeriksaan tipe-tipe jerawat yang muncul pada wajah atau bahkan pada
punggung dan dada jika ada. Selain itu, dokter juga akan menentukan seberapa
tinggi tingkat keparahan jerawat berdasarkan inflamasi yang terlihat dan jumlah
jerawat. Setelah pemeriksaan dilakukan, barulah rencana penanganan bisa dibuat.
Pemeriksaan yang sifatnya lebih progresif untuk kasus
jerawat jarang dilakukan, terkecuali pada beberapa kasus tertentu. Misalnya
pada wanita yang mengalami masalah jerawat secara tiba-tiba dalam kehidupan
dewasanya. Dalam hal ini kemungkinan dokter akan melakukan tes darah dan
pemeriksaan USG untuk memastikan apakah pasien wanita terkena sindrom ovarium
polikistik yang menyebabkan ketidakseimbangan hormon dan berimbas pada
munculnya jerawat.
Pengobatan
Jerawat
Pengobatan jerawat kadang-kadang membutuhkan waktu
berbulan-bulan, tergantung seberapa parah jerawat yang dialami.
Anda bisa mengobati sendiri jerawat ringan yang berupa
bintik-bintik, komedo putih, dan komedo hitam dengan menggunakan krim atau gel
yang mengandung benzoil peroksida. Krim atau gel tersebut dapat Anda beli tanpa
resep dokter. Berikut ini adalah beberapa saran yang berguna bagi Anda yang
berjerawat.
·
Gunakan sabun atau pembersih wajah ringan, serta
air hangat untuk membersihkan area yang berjerawat. Sebaiknya hindari
menggunakan air yang terlalu panas atau dingin karena bisa membuat jerawat
makin parah.
·
Jangan terlalu sering mencuci area kulit yang
berjerawat karena hal tersebut hanya akan memperparah iritasi, cukup cuci dua
kali dalam sehari.
·
Atur rambut sebisa mungkin agar tidak mengenai
wajah dan keramas rambut secara rutin agar selalu bersih.
·
Jangan mencoba menghilangkan komedo dengan
cara menekannya karena justru akan memperparah dan meninggalkan bekas luka.
·
Jangan pakai kosmetik atau rias wajah secara
berlebihan. Sebaiknya gunakan produk kosmetik berbasis air yang tidak memiliki
efek menghalangi pori-pori kulit.
·
Bersihkan seluruh rias wajah sebelum tidur.
·
Jika Anda memiliki kulit kering, pakailah
pelembap berbasis air yang tidak mengandung unsur parfum.
Jika Anda sedang mengobati jerawat, sebaiknya jangan
mengharapkan hasil singkat karena prosesnya bisa berlangsung hingga tiga bulan.
Kesabaran dan ketahanan sangat dibutuhkan selama proses tersebut.
Jika area yang teriritasi meluas, serta muncul papula dan
pustula dalam jumlah banyak, serta tidak kunjung sembuh walau sudah diobati
sendiri, segera periksakan diri ke dokter. Dokter biasanya akan memberi Anda
resep obat.
Obat jerawat yang biasanya dibeli melalui resep dokter
meliputi antibiotik topikal, retinoid topikal, pil KB kombinasi untuk wanita,
tablet isotretinoin, tablet antibiotik, dan asam azelaic.
Dokter bisa saja merujuk Anda kepada dokter spesialis kulit
jika muncul nodul yang menyakitkan, selain adanya papula dan pustula dalam
jumlah besar pada dada, punggung, serta wajah.
·
Mengatasi jerawat dengan retinoid topical.
Selain mencegah tersumbatnya folikel rambut oleh sel-sel kulit yang mati,
retinoid topikal juga mampu mengurangi produksi sebum pada kelenjar minyak.
Obat-obatan retinoid topikal yang umum dipakai adalah tretinoin dan adapalene, tersedia dalam
bentuk krim dan gel. Obat ini biasanya dipakai sekali sebelum tidur, yaitu 20
menit setelah Anda mencuci wajah.
Ada beberapa hal yang perlu diwaspadai sebelum memakai obat ini. Bagi
wanita hamil, retinoid topikal patut dijauhi karena dapat menyebabkan cacat
lahir. Selain itu, pakailah obat ini sesuai takaran dan lindungi kulit yang
teriritasi dari paparan sinar ultraviolet matahari yang berlebihan.
Biasanya pengobatan ini dijalani dalam jangka waktu enam minggu. Namun
untuk mencegah jerawat muncul kembali, Anda mungkin disarankan untuk terus
menggunakan obat ini dengan frekuensi yang jarang.
Dokter kadang menyarankan penggunaan retinoid topikal yang dikombinasikan
dengan dapsone untuk hasil yang lebih efektif. Namun kombinasi obat ini
berpotensi menyebabkan efek samping pada sebagian penggunanya, yaitu kulit
menjadi kering dan kemerahan.
·
Mengatsi jerwat dengan benzoid peroksida.
Benzoil peroksida mampu mencegah kulit mati menyumbat folikel rambut dan
membunuh bakteri yang dapat menginfeksi folikel yang tersumbat. Obat ini
dipakai pada area wajah yang berjerawat pada 20 menit sesudah Anda mencuci
muka. Benzoil peroksida tersedia dalam bentuk gel dan krim.
Gunakan obat ini sesuai takaran yang dianjurkan. Penggunaan yang terlalu
berlebihan bisa menyebabkan kulit mengalami iritasi. Beberapa efek samping yang
timbul dari penggunaan obat ini di antaranya menimbulkan sensasi gatal,
menyengat, dan panas pada kulit. Selain itu, kulit juga bisa mengeras dan
mengering, bahkan menjadi kemerahan dan mengelupas.
Hindari terlalu sering terpapar sinar ultraviolet matahari saat memakai
benzoil peroksida karena obat ini dapat menyebabkan kulit Anda lebih sensitif
terhadap sinar tersebut. Obat ini juga memiliki efek memutihkan, jadi sebisa
mungkin jangan sampai terkena baju atau rambut Anda.
Tidak perlu khawatir terhadap efek samping yang ada karena pada umumnya
akan hilang dengan sendirinya setelah pengobatan selesai.
Untuk menghilangkan seluruh jerawat, biasanya benzoil peroksida dipakai
selama enam minggu. Namun setelahnya, ada penderita yang mungkin disarankan
untuk terus menggunakan obat ini dengan frekuensi pemakaian yang lebih jarang
dalam mencegah jerawat kembali.
·
Mengatasi jerawat dengan asam azelaic.
Asam azelaic mampu menyingkirkan
kulit mati dan membunuh bakteri jerawat. Obat ini biasa dijadikan alternatif
bagi mereka yang tidak ingin menjalani pengobatan dengan retinoid topikal atau
benzoil peroksida karena efek sampingnya yang terasa menjengkelkan dan
mengganggu. Obat ini tidak membuat pemakainya sensitif terhadap sinar matahari.
Namun bukan berarti obat asam azelaic tidak
memiliki efek samping. Efek samping tetap ada walau lebih ringan. Beberapa efek
samping penggunaan asam azelaic dapat
menjadikan kulit kemerahan dan kering. Kadang-kadang kulit juga terasa gatal,
panas, atau perih.
Asam azelaic tersedia dalam bentuk
gel atau krim, biasanya dipakai dua kali sehari atau sekali sehari bagi mereka
yang memiliki kulit yang lebih sensitif. Khasiat awal obat ini baru akan
terlihat sebulan setelah digunakan.
·
Mengatsi jerawat
dengan atibiotik topikal.
Antibiotik topikal mampu membunuh bakteri pada kulit yang dapat
menginfeksi folikel rambut yang tersumbat. Obat ini tersedia dalam bentuk
cairan atau gel.
Ada beberapa efek samping yang bisa timbul melalui pengobatan ini, meski
hal tersebut jarang terjadi. Efek samping tersebut dapat menjadikan kulit
kemerahan dan terasa panas, kulit mengalami iritasi ringan, dan
kadang-kadang mengelupas.
Antibiotik topikal umumnya digunakan sekali hingga dua kali dalam sehari.
Biasanya pengobatan ini dilakukan selama 6-8 minggu. Setelah jangka waktu
tersebut, pemakaian obat ini harus dihentikan agar bakteri pada wajah tidak
berbalik menjadi kebal terhadap obat ini sehingga infeksi bisa bertambah atau
jerawat makin parah.
·
Tablet antibiotic untuk mengobati jerawat yang
lebih parah.
Untuk tingkat keparahan jerawat yang tinggi, penanganan bisa dilakukan
dengan memadukan obat-obatan topikal bersama tablet antibiotik. Pemulihan
biasanya baru akan terlihat setelah enam minggu pengobatan, tergantung reaksi
dari masing-masing pengguna. Bahkan ada yang pemulihannya baru terlihat setelah
4-6 bulan.
Pada sebagian besar kasus jerawat yang parah, dokter akan meresepkan
sejenis antibiotik yang disebut tetrasiklin. Namun biasanya obat ini tidak
diberikan kepada wanita yang sedang hamil atau menyusui. Sebagai obat pengganti
bagi wanita hamil, dokter akan menyarankan antibiotik yang disebut dengan
eritromisin karena lebih aman untuk digunakan.
Selain dapat membuat kulit Anda sensitif terhadap sinar ultraviolet dari
matahari, tetrasiklin juga dapat menjadikan pil kontrasepsi menjadi kurang
efektif selama beberapa minggu pertama pengobatan. Biasanya Anda dianjurkan
menggunakan alat kontrasepsi lain, seperti kondom, selama menjalani pengobatan
ini.
·
Mengobati jerawat dengan antiandrogen.
Apabila antibiotik tidak bisa meredakan jerawat, pemberian antiandrogen
kemungkinan akan dipertimbangkan oleh dokter. Obat ini bekerja dengan cara
menghalangi efek androgen pada kelenjar sebaceous. Salah satu contoh obat
androgen adalah spironolactone.
·
Isotretinoin untuk mencegah tersumbatnya folikel
rambut.
Isotretinoin adalah obat jerawat berbentuk tablet. Obat ini mampu
mencegah tersumbatnya folikel rambut dan menurunkan jumlah bakteri pada kulit.
Selain itu isotretinoin juga membantu mengurangi produksi sebum di kelenjar
kulit. Isotretinoin juga dapat meredakan bengkak di dalam bintik jerawat dan
mengurangi kemerahan di sekitar kulit yang terinfeksi.
Sebagian besar pengguna obat isotretinoin membutuhkan waktu 4-6 bulan
sebelum hasilnya terlihat. Selama 7-10 hari pertama pengobatan, jerawat akan
terlihat makin menyebar. Jangan khawatir, kondisi semacam ini dianggap normal
pada masa awal pemakaian.
Terlepas dari sejumlah keunggulan di atas, obat ini juga menyimpan
berbagai efek samping. Oleh karena itu, penggunaan isotretinoin hanya
disarankan bagi yang mengalami jerawat yang sudah parah dan tidak bisa pulih
dengan pengobatan lain. Dengan kata lain, hanya diberikan kepada mereka yang
pengobatannya khusus diresepkan oleh dokter spesialis kulit. Sejumlah efek
samping dari pengobatan isotretinoin meliputi:
a.
Perubahan kadar gula dalam darah.
b.
Peradangan, kekeringan, dan keretakan yang
terjadi pada kulit, bibir, serta sekitar lubang hidung.
c.
Adanya darah pada urine.
d.
Blepharitis atau radang kelopak mata.
e.
Konjungtivitas atau radang serta iritasi mata.
Beredar sejumlah isu bahwa pengguna isotretinoin mengalami perubahan suasana
hati. Meski belum ada bukti mengenai hal tersebut, ada baiknya Anda melakukan
tindakan pencegahan. Tanyakan kepada dokter jika Anda merasa tertekan atau
cemas, bersikap agresif, atau memiliki bayangan untuk bunuh diri setelah
memulai pemakaian isotretinoin.
Efek samping lain dari pengobatan isotretinoin yang lebih jarang terjadi
adalah penyakit ginjal, radang pankreas, dan hepatitis atau radang hati. Oleh
sebab itu Anda disarankan untuk melakukan tes darah sebelum atau selama
menjalani pengobatan ini untuk menghindari ketiga risiko efek tersebut.
Efek samping terakhir dari pengobatan isotretinoin yang sangat
dikhawatirkan wanita hamil adalah kelainan pada janin yang dikandung. Obat ini
juga sebaiknya dihindari oleh mereka yang sedang menyusui.
Jika Anda wanita yang tengah memasuki usia subur, sebaiknya gunakan satu
atau dua metode kontrasepsi selama satu bulan sebelum pengobatan dimulai,
selama pengobatan berjalan, dan selama satu bulan setelah pengobatan usai.
Meski Anda telah memakai metode kontrasepsi, Anda masih perlu melakukan tes
kehamilan sebelum, selama, dan sesudah pengobatan. Begitu juga bagi mereka yang
tengah hamil atau merasa dirinya sedang hamil, dilarang untuk menggunakan
isotretinoin.
Segera hubungi dokter spesialis kulit jika Anda merasa sedang hamil saat
menggunakan pengobatan isotretinoin.
·
Terapi hormon bagi wanita menstruasi yang
mengalami jerawat.
Dampak positif dari pengobatan terapi hormon sering kali dirasakan wanita
berjerawat, terutama jika jerawat tersebut muncul selama masa menstruasi
atau jika berkaitan dengan masalah hormon, seperti sindrom ovarium polikistik.
Jika Anda belum menggunakan pengobatan tersebut, biasanya dokter akan
menyarankan Anda menggunakan pil KB kombinasi. Umumnya pada wanita, pil KB
kombinasi dapat membantu memulihkan jerawat meski bisa memakan waktu hingga
satu tahun sebelum terlihat hasil sepenuhnya.
·
Pilihan terapi non obat lainya.
Selain menggunakan obat-obatan, ada beberapa teknik pengobatan jerawat
lainnya. Teknik pengobatan ini dapat dilakukan sendiri atau bersamaan dengan
konsumsi obat.
Yang pertama adalah chemical peels. Dalam
metode ini, kulit yang berjerawat
akan dikelupas dengan tujuan menumbuhkan lapisan kulit baru. Pada prosesnya, chemical peels melibatkan bahan
kimia, yaitu asam salisilat.
Terapi menggunakan ekstraktor komedo juga dapat dilakukan. Sesuai
namanya, metode yang dibantu dengan alat khusus ini diperuntukkan menghilangkan
komedo.
Injeksi steroid yang bertujuan menghilangkan jerawat nodul dan kista juga
mungkin dilakukan. Melalui teknik ini, dokter tidak perlu melakukan operasi
pengangkatan, melainkan hanya dengan menyuntikan obat-obatan steroid pada kulit
yang bermasalah.
Teknik
lainnya adalah terapi fotodinamik (disebut juga terapi sinar). Melalui metode
ini, jerawat dihilangkan dengan cara membunuh bakteri penyebab inflamasi dengan
menembakkan sinar.
Komplikasi
Jerawat
Bekas luka atau jaringan parut merupakan komplikasi jerawat
yang umum terjadi. Ada tiga jenis jaringan parut pada kasus jerawat. Pertama
adalah jaringan parut yang terbentuk di balik kulit dan menyebabkan permukaan
kulit tampak bergulir tidak merata. Bentuk jaringan parut kedua adalah yang
berbentuk lonjong atau menyerupai kawah. Dan yang ketiga adalah jaringan parut
dengan bentuk berlubang menyerupai bekas tusukan jarum.
Tiap jenis jerawat dapat mengakibatkan jaringan parut, tapi
jenis yang paling sering meninggalkan bekas adalah nodul dan kista. Jaringan
parut timbul dari jerawat yang pecah akibat dicabut atau ditekan secara
sengaja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar