Rabu, 13 Desember 2017

HIPOKSIA



Pengertian Hipoksia

Hipoksia adalah kondisi kurangnya pasokan oksigen di sel dan jaringan tubuh untuk menjalankan fungsi normalnya. Hipoksia merupakan kondisi berbahaya karena dapat mengganggu fungsi otak, hati, dan organ lainnya dengan cepat.

Oksigen yang didapat dari lingkungan saat kita bernapas akan diangkut oleh darah dari paru-paru menuju ke jantung. Jantung akan memompa darah yang kaya dengan oksigen ke seluruh sel tubuh melalui pembuluh darah. Hipoksia dapat terjadi bila terdapat gangguan dalam sistem transportasi oksigen dari mulai bernapas sampai oksigen tersebut digunakan oleh sel tubuh.

Gejala Hipoksia

Gejala hipoksia bisa muncul dan memburuk secara cepat (akut) atau bertahap (kronis). Beberapa gejala yang menyertai hipoksia, di antaranya adalah:

·         Napas pendek dan cepat.

·         Detak jantung cepat.

·         Warna kulit menjadi agak kebiruan atau dapat menjadi merah terang seperti buah ceri, tergantung penyebab dari hipoksianya.

·         Lemas.

·         Menjadi linglung atau bingung.

·         Kehilangan kesadaran.

·         Berkeringat.

·         Batuk.

·         Rasa seperti dicekik.

·         Napas berbunyi (mengi).

Beberapa tanda hipoksia lainnya yang terdapat pada bayi dan anak-anak, antara lain adalah anak menjadi lemas dan lesu, rewel, gusar, tidak fokus, serta gelisah.

Jika Anda mengalami gejala-gejala tersebut, segera temui dokter untuk mendapatkan penanganan. Sekalipun gejala-gejala lanjutan sudah hilang, Anda tetap dianjurkan untuk memeriksakan diri ke dokter.

Penyebab Hipoksia

Beberapa penyebab dari hipoksia, antara lain:

·         Hipoksia hipoksik.

Hal ini terjadi ketika kadar oksigen dalam pembuluh arteri turun. Beberapa penyebab hipoksia hipoksik:

a.       Berada di situasi dengan kadar oksigen rendah, contoh saat kebakaran, tenggelam, dan berada di ketinggian.

b.      Terdapat penyakit paru-paru, seperti asma, pneumonia, edema paru, penyakit paru obstruktif kronis, kanker paru, pneumothorax, dan sleep opnea

c.       Keadaan yang membuat berhenti bernapas, contohnya saat penggunaan obat fentanyl.

·         Hipoksia stagnan atau hipoperfusi.

Keadaan ini terjadi akibat gangguan aliran darah. Hipoperfusi disebabkan oleh:

a.       Gangguan jantung, seperti bradikardia dan fibrilasi ventrikel.

b.      Terhentinya aliran darah arteri ke organ, contohnya pada orang dengan luka tembak atau thrombosis arteri.

·         Hipoksia anemik.

Hipoksia anemik terjadi ketika kemampuan darah yang membawa oksigen berkurang kapasitasnya. Sehingga darah tidak kaya lagi dengan oksigen. Keadaan ini terjadi pada:

a.       Anemia dan kondisi dimana fungsi sel darah merah rusak, seperti pada penyakit methemoglobinemia.

b.      Keracunan karbon monoksida (CO).

·         Hipoksia histotoksik.

Kondisi ini terjadi ketika terjadi gangguan pada sel dalam menggunakan oksigen. Keracunan sianida merupakan salah satu contoh hipoksia histotoksik.

Selain kondisi di atas, peradangan dan sepsis juga dapat mengakibatkan hipoksia. Hipoksia jenis ini disebut cytopathic hypoxia.

Diagnosis Hipoksia

Beberapa cara yang dilakukan oleh dokter untuk mendiagnosis hipoksia pada pasien, yaitu:

·         Pemasangan alat yang disebut pulse oximetry pada jari dan telinga untuk mendeteksi kadar oksigen dalam darah.

·         Pemeriksaan analisis gas darah dengan mengambil sampel darah dari pembuluh arteri.

Hal terpenting ketika dokter mengetahui terdapat hipoksia adalah menentukan penyebab dari hipoksia tersebut. Beberapa pemeriksaan penunjang seperti tes fungsi paru dan pemeriksaan kadar sianida atau CO dalam darah dapat membantu dalam menegakkan diagnosis.

Pengobatan Hipoksia

Jika Anda memiliki kondisi-kondisi yang dapat menyebabkan hipoksia dan merasakan gejala hipoksia, Anda harus segera ke rumah sakit agar segera mendapatkan perawatan yang tepat. 

Mengembalikan pasokan yang optimal ke dalam tubuh dan mengatasi penyebab dari hipoksia merupakan penanganan yang paling penting.

Terdapat beberapa metode penanganan untuk mengembalikan pasokan oksigen yang optimal ke dalam tubuh:

·         Pemberian oksigen tambahan.

Tubuh penderita hipoksia akan dipasok dengan oksigen tambahan, menggunakan selang atau masker yang disambungkan ke tabung oksigen. Semakin cepat kadar oksigen dalam tubuhnya kembali normal, semakin kecil risiko kerusakan organ tubuh.

·         Alat bantu napas atau ventilator.

Saluran pernapasan akan disambungkan dengan mesin ventilator, menggunakan selang yang dimasukkan dari tenggorakan sampai melewati pita suara.

·         Terapi oksigen hiperbarik  (TOHB).

Penderita hipoksia yang disebabkan oleh keracunan karbon monoksida akan dimasukkan ke dalam ruangan bertekanan tinggi (hiperbarik) dengan oksigen murni.

Komplikasi Hipoksia

Hipoksia yang terlambat diatasi dapat mengakibatkan kerusakan sel, jaringan, maupun organ, dan dapat menyebabkan kematian.

Namun hipoksia yang ditangani dengan pemberian oksigen juga dapat menimbulkan komplikasi. Pemberian oksigen secara berlebihan justru dapat meracuni jaringan tubuh (hiperoksia). Hal ini bisa menyebabkan:

·         Katarak.

·         Vertigo.

·         Kejang.

·         Perubahan perilaku.

·         Pneumonia.

Pencegahan Hipoksia

Pencegahan hipoksia dapat dilakukan dengan cara menghindari lingkungan yang dapat menurunkan kadar oksigen atau menggunakan oksigen tambahan dari tabung oksigen sebelum hipoksia muncul. Hipoksia yang disebabkan oleh asma bisa dihindari dengan cara menjalani pengobatan asma sesuai dengan petunjuk yang diberikan oleh dokter.

Terapi tersebut juga bisa membantu pasien mengendalikan asma.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar