Pengertian
Hipoksia
Hipoksia adalah kondisi kurangnya pasokan oksigen di sel dan
jaringan tubuh untuk menjalankan fungsi normalnya. Hipoksia merupakan kondisi
berbahaya karena dapat mengganggu fungsi otak, hati, dan organ lainnya dengan
cepat.
Oksigen yang didapat dari lingkungan saat kita bernapas akan
diangkut oleh darah dari paru-paru menuju ke jantung. Jantung akan memompa
darah yang kaya dengan oksigen ke seluruh sel tubuh melalui pembuluh darah. Hipoksia
dapat terjadi bila terdapat gangguan dalam sistem transportasi oksigen dari
mulai bernapas sampai oksigen tersebut digunakan oleh sel tubuh.
Gejala Hipoksia
Gejala hipoksia bisa muncul dan memburuk secara cepat (akut)
atau bertahap (kronis). Beberapa gejala yang menyertai hipoksia, di antaranya
adalah:
·
Napas pendek dan cepat.
·
Detak jantung cepat.
·
Warna kulit menjadi agak kebiruan atau dapat
menjadi merah terang seperti buah ceri, tergantung penyebab dari hipoksianya.
·
Lemas.
·
Menjadi linglung atau bingung.
·
Kehilangan kesadaran.
·
Berkeringat.
·
Batuk.
·
Rasa seperti dicekik.
·
Napas berbunyi (mengi).
Beberapa tanda hipoksia lainnya yang terdapat pada bayi dan
anak-anak, antara lain adalah anak menjadi lemas dan lesu, rewel, gusar, tidak
fokus, serta gelisah.
Jika Anda mengalami gejala-gejala tersebut, segera temui
dokter untuk mendapatkan penanganan. Sekalipun gejala-gejala lanjutan sudah
hilang, Anda tetap dianjurkan untuk memeriksakan diri ke dokter.
Penyebab Hipoksia
Beberapa penyebab dari hipoksia, antara lain:
·
Hipoksia hipoksik.
Hal ini terjadi ketika kadar oksigen dalam pembuluh arteri turun.
Beberapa penyebab hipoksia hipoksik:
a.
Berada di situasi dengan kadar oksigen rendah,
contoh saat kebakaran, tenggelam, dan berada di ketinggian.
b.
Terdapat penyakit paru-paru, seperti asma,
pneumonia, edema paru, penyakit paru obstruktif kronis, kanker paru,
pneumothorax, dan sleep opnea
c.
Keadaan yang membuat berhenti bernapas,
contohnya saat penggunaan obat fentanyl.
·
Hipoksia stagnan atau hipoperfusi.
Keadaan ini terjadi akibat gangguan aliran darah. Hipoperfusi disebabkan
oleh:
a.
Gangguan jantung, seperti bradikardia dan
fibrilasi ventrikel.
b.
Terhentinya aliran darah arteri ke organ,
contohnya pada orang dengan luka tembak atau thrombosis arteri.
·
Hipoksia anemik.
Hipoksia anemik terjadi ketika kemampuan darah yang membawa oksigen
berkurang kapasitasnya. Sehingga darah tidak kaya lagi dengan oksigen. Keadaan
ini terjadi pada:
a.
Anemia dan kondisi dimana fungsi sel darah merah
rusak, seperti pada penyakit methemoglobinemia.
b.
Keracunan karbon monoksida (CO).
·
Hipoksia histotoksik.
Kondisi
ini terjadi ketika terjadi gangguan pada sel dalam menggunakan oksigen.
Keracunan sianida merupakan salah satu contoh hipoksia histotoksik.
Selain kondisi di atas, peradangan dan sepsis juga dapat
mengakibatkan hipoksia. Hipoksia jenis ini disebut cytopathic
hypoxia.
Diagnosis Hipoksia
Beberapa cara yang dilakukan oleh dokter untuk mendiagnosis
hipoksia pada pasien, yaitu:
·
Pemasangan alat yang disebut pulse oximetry pada jari dan
telinga untuk mendeteksi kadar oksigen dalam darah.
·
Pemeriksaan analisis gas darah dengan mengambil
sampel darah dari pembuluh arteri.
Hal terpenting ketika dokter mengetahui terdapat hipoksia
adalah menentukan penyebab dari hipoksia tersebut. Beberapa pemeriksaan
penunjang seperti tes fungsi paru dan pemeriksaan kadar sianida atau CO dalam
darah dapat membantu dalam menegakkan diagnosis.
Pengobatan Hipoksia
Jika Anda memiliki kondisi-kondisi yang dapat menyebabkan
hipoksia dan merasakan gejala hipoksia, Anda harus segera ke rumah sakit agar
segera mendapatkan perawatan yang tepat.
Mengembalikan pasokan yang optimal ke
dalam tubuh dan mengatasi penyebab dari hipoksia merupakan penanganan yang
paling penting.
Terdapat beberapa metode penanganan untuk mengembalikan
pasokan oksigen yang optimal ke dalam tubuh:
·
Pemberian oksigen tambahan.
Tubuh penderita hipoksia akan dipasok dengan oksigen tambahan,
menggunakan selang atau masker yang disambungkan ke tabung oksigen. Semakin
cepat kadar oksigen dalam tubuhnya kembali normal, semakin kecil risiko
kerusakan organ tubuh.
·
Alat bantu napas atau ventilator.
Saluran pernapasan akan disambungkan dengan mesin ventilator, menggunakan
selang yang dimasukkan dari tenggorakan sampai melewati pita suara.
·
Terapi oksigen hiperbarik (TOHB).
Penderita
hipoksia yang disebabkan oleh keracunan karbon monoksida akan dimasukkan ke
dalam ruangan bertekanan tinggi (hiperbarik) dengan oksigen murni.
Komplikasi Hipoksia
Hipoksia yang terlambat diatasi dapat mengakibatkan
kerusakan sel, jaringan, maupun organ, dan dapat menyebabkan kematian.
Namun hipoksia yang ditangani dengan pemberian oksigen juga
dapat menimbulkan komplikasi. Pemberian oksigen secara berlebihan justru dapat
meracuni jaringan tubuh (hiperoksia). Hal ini bisa menyebabkan:
·
Katarak.
·
Vertigo.
·
Kejang.
·
Perubahan perilaku.
·
Pneumonia.
Pencegahan Hipoksia
Pencegahan hipoksia dapat dilakukan dengan cara menghindari
lingkungan yang dapat menurunkan kadar oksigen atau menggunakan oksigen
tambahan dari tabung oksigen sebelum hipoksia muncul. Hipoksia yang disebabkan
oleh asma bisa dihindari dengan cara menjalani pengobatan asma sesuai dengan
petunjuk yang diberikan oleh dokter.
Terapi tersebut juga bisa membantu pasien mengendalikan
asma.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar