Senin, 31 Oktober 2016

HIDROKEL

Image result for hydrocele images

Pengertian Hidrokel

Hidrokel adalah terkumpulnya cairan di sekeliling testis (buah zakar) di dalam skrotum, yang umumnya tidak sakit dan tidak berbahaya. Hidrokel umumnya terjadi pada bayi yang baru lahir. Kasus hidrokel pada wanita memang ada, namun sangatlah jarang. Kantung cairan ini bisa membuat skrotum (kantung buah zakar) membengkak dan menimbulkan rasa tidak nyaman.

Testis atau buah zakar adalah bagian dari sistem reproduksi pria yang bertugas menghasilkan sperma dan hormon testosteron. Sepasang testis ini menggantung dibawah penis dalam dua lapis kantung yang disebut prosesus vaginalis dan skrotum. Hidrokel umumnya terbentuk di dalam prosesus vaginalis. Pria dewasa penderita hidrokel biasanya merasa tak nyaman karena membengkaknya ukuran skrotum, dan bobotnya juga semakin berat.

Gejala Hidrokeldan Faktor Resiko Hidrokel

Pada banyak kasus, tidak ada gejala-gejala khusus yang menandakan munculnya hidrokel. Namun, kadang ada pula yang merasakan sensasi nyeri, kulit skrotum kemerahan, dan juga terasa penekanan pada bagian pangkal penis. Umumnya rasa sakit terasa ketika ukuran skrotum bertambah besar. Ukuran pembengkakan bisa berubah-ubah dalam sehari. Pada bayi, biasanya pembengkakan hidrokel akan hilang dengan sendirinya.

Anda harus berkonsultasi dengan dokter jika: 

·         Rasa nyeri atau pembengkakan yang tiba-tiba muncul pada skrotum, setelah terjadi trauma pada skrotum.
·         Skrotum tampak mengalami pembengkakan. Temui dokter, untuk memastikan apakah pembengkakan yang terjadi tergolong hidrokel atau yang lainnya.
·         Pada bayi, saat hidrokel tak juga menghilang juga setelah setahun membengkak.

Faktor risiko terjadinya hidrokel meningkat pada :

·         Bayi terutama yang lahir prematur.  Kelahiran bayi dengan hidrokel adalah satu hingga dua bayi diantara 100 kelahiran.
·         Pria dewasa diatas usia 40 tahun. Risiko ini dipengaruhi oleh trauma pada skrotum dan infeksi termasuk penyakit menular seksual.

Penyebab Hidrokel

Penyebab kebanyakan hidrokel tidak diketahui. Tapi pada bayi, hidrokel bisa terbentuk sebelum lahir. Hidrokel juga bisa menjadi tanda adanya celah terbuka antara dinding perut dan skrotum.

Dalam kandungan, kedua testis bayi yang berada di bagian bawah rongga perut akan turun ke dalam skrotum bersama kantung pembungkusnya, prosesus vaginalis. Cairan akan mengisi dan mengelilingi kedua testis di dalam prosesus vaginalis. Normalnya celah yang menghubungkan perut dan skrotum akan tertutup sebelum bayi lahir, atau segera sesudah lahir. Cairan ini biasanya akan terserap secara perlahan pada tahun pertama setelah bayi lahir.

Akan tetapi, cairan bisa saja tetap bertahan setelah celah tertutup (hidrokel nonkomunikan). Ada juga kemungkinan kalau celah tersebut tidak tertutup dan cairan bisa keluar masuk rongga perut (hidrokel komunikan).

Pada orang dewasa, hidrokel bisa muncul sebagai hasil dari cedera atau akibat infeksi pada testis atau epididimis (saluran keluar sperma). Filariasis, sebuah infeksi parasit yang disebabkan oleh cacing Wuchereria bancrofti menjadi penyebab utama hidrokel pada orang dewasa di seluruh dunia. 

Diagnosis Hidrokel

Selain pemeriksaan fisik, dokter mungkin akan menyarankan  tes urine dan darah untuk mengetahui apakah ada infeksi yang memicu hidrokel. Kemudian, dokter juga bisa menyarankan pemeriksaan USG untuk menguji apakah pembengkakan skrotum disebabkan oleh hernia, tumor testis atau sebab yang lainnya.

Tapi sebelum menyarankan untuk mengetes apapun, hal pertama yang akan diperiksa dokter adalah kondisi fisik skrotum dengan cara: 

·         Menyinari bagian belakang skrotum dengan lampu senter hingga cahayanya menembus ke depan (transillumination). Jika ada hidrokel, maka cahaya lampu senter akan mengindikasikan keberadaan cairan bening di sekitar testis.
·         Memeriksa konsistensi bagian skrotum yang membengkak.
·         Menekan perut dan skrotum untuk menguji apakah ada gejala-gejala hernia inguinalis. 

Pengobatan Hidrokel

Pada anak-anak, jika hidrokel masih ada setelah usia dua tahun atau malah timbul rasa nyeri, maka diperlukan tindakan operasi untuk menghilangkannya.

Untuk orang dewasa, hidrokel biasanya juga menghilang dengan sendirinya dalam jangka waktu enam bulan. Oleh karena itu, tindakan medis hanya akan dilakukan jika hidrokel menyebabkan rasa nyeri atau rasa malu penderita. Operasi pembedahan hidrokel (hidrokelektomi) hanya dilakukan jika ukuran hidrokel cukup besar sehingga menyebabkan ketidaknyamanan dan menekan bagian tubuh lainnya.

Usai menjalani hidrokelektomi, dokter biasanya akan menyarankan penderita untuk menggunakan scrotal support strap (sejenis penunjang skrotum yang dipakai setelah celana dalam) dan mengompres skrotum dengan es batu untuk mengurangi pembengkakan. 

Komplikasi Hidrokel

Kesuburan pria tidak akan terpengaruh dengan adanya hidrokel. Tapi, beberapa penyakit serius bisa ditandai dengan munculnya hidrokel. Beberapa penyakit serius itu diantaranya hernia inguinal, yaitu bagian dari usus seseorang terperangkap dalam dinding perut bagian bawah (area lipat paha) yang bisa menimbulkan komplikasi mematikan. Kemudian, hidrokel juga bisa menjadi tanda awal adanya infeksi atau tumor. Baik infeksi atau tumor bisa menurunkan produksi dan fungsi sperma.

HERNIA UMBILIKALIS



Pengertian Hernia Umbilikalis

Tali pusar adalah organ yang menghubungkan ibu dengan janin yang ada di dalam rahimnya. Sari makanan dari tubuh ibu akan mengalir lewat tali pusar ke dalam tubuh janin melalui sebuah lubang kecil pada perut janin, yang biasanya akan tertutup setelah bayi lahir.

Hernia umbilikalis akan terjadi apabila lubang tidak tertutup sempurna, sehingga sebagian usus menonjol keluar. Umumnya, hernia umbilikalis tidak berbahaya dan tidak terasa sakit maupun membuat tidak nyaman. Kondisi ini biasanya dialami oleh bayi, meskipun orang dewasa bisa juga mengalaminya.

Pada bayi, hernia umbilikalis biasanya akan muncul ketika menangis yang menyebabkan pusar bayi menonjol keluar. Beberapa faktor yang meningkatkan risiko terkena hernia umbilikalis adalah:

·         Bayi terlahir prematur.
·         Bobot bayi rendah saat lahir.
·         Obesitas.
·         Mengandung bayi kembar.
·         Wanita, cenderung memiliki risiko terkena hernia umbilikalis lebih besar dibanding pria.

Hernia umbilikalis biasanya akan menghilang dengan sendirinya setelah bayi berumur satu atau dua tahun. 

Tapi terkadang, kondisi ini bisa bertahan lebih lama. Apabila hernia umbilikalis tidak sembuh hingga memasuki usia empat tahun, disarankan untuk menjalani prosedur operasi. Langkah ini juga disarankan pada orang yang mengalami hernia umbilikalis pada usia dewasa.

Gejala Hernia Umbilikalis

Gejala adalah sesuatu yang dirasakan dan diceritakan oleh penderita. Gejala yang tampak pada penderita hernia umbilikalis adalah munculnya benjolan lunak di dekat pusar.

Pada bayi, benjolan ini akan menghilang ketika bayi dalam kondisi diam. Benjolan hernia umbilikalis biasanya akan muncul saat bayi menangis, batuk, tertawa, atau mengejan. Gejala yang sama juga muncul pada orang dewasa yang mengalami hernia umbilikalis. Ditambah, orang dewasa juga akan mengalami rasa tidak nyaman atau pun rasa sakit di bagian pusar.

Berkonsultasilah dengan dokter saat Anda atau bayi mengalami benjolan di perut, terlihat kesakitan (khususnya pada bayi), muntah, atau benjolan mulai membengkak dan berubah warna. 

Penyebab Hernia Umbilikalis

Penyebab hernia umbilikalis pada bayi adalah gagalnya otot-otot perut menutup lubang bekas tali pusar dengan sempurna sesaat setelah lahir. Kegagalan tersebut akan menyebabkan terjadinya hernia umbilikalis di kemudian hari.

Sedangkan beberapa penyebab terjadinya hernia umbilikalis pada orang dewasa adalah: 

·         Tekanan terlalu besar pada bagian perut.
·         Cairan pada rongga perut.
·         Obesitas dan kelebihan berat badan (overweight).
·         Bekas pembedahan perut.
·         Dialisis peritoneal kronis.
·         Kehamilan. Terutama pada kehamilan berulang kali.
·         Batuk kronis.
·         Konstipasi kronis.
·         Pembesaran kelenjar prostat sehingga terdapat gangguan berkemih.

Diagnosis Hernia Umbilikalis

Diagnosis merupakan langkah dokter untuk mengidentifikasi penyakit atau kondisi yang menjelaskan gejala dan tanda-tanda yang dialami oleh pasien. Beberapa tindakan untuk mendiagnosis hernia umbilikalis adalah:

·         Pemeriksaan fisik. Biasanya dokter akan menguji apakah hernia bisa ditekan masuk ke dalam rongga perut kembali. Bisa ada bagian dari isi hernia yang terjebak di kantung hernia dan tidak bisa ditekan masuk kembali, maka kondisi ini bisa berbahaya. Isi hernia umbilikalis adalah bagian dari usus, yang akan kekurangan suplai darah bila terjepit.
·         Tes darah. Bila ada bagian usus yang terjepit, tes darah dapat membantu melihat adanya infeksi.
·         Uji pencitraan. Dokter mungkin akan menjalankan uji pencitraan sinar-X atau ultrasound pada bagian perut untuk memastikan tidak ada komplikasi.

Pengobatan danKomplikasi Hernia Umbilikalis

Pada banyak kasus, lubang yang menyebabkan hernia umbilikalis akan menutup dengan sendirinya  ketika bayi memasuki usia 1 hingga 2 tahun. Bahkan, benjolan pada perut ada yang bisa ditekan agar masuk kembali ke dalam rongga perut.

Langkah yang umumnya dilakukan untuk menangani hernia umbilikalis adalah prosedur pembedahan. Tujuan pembedahan ini adalah untuk memasukkan kembali jaringan yang mengalami hernia ke dalam rongga perut, kemudian menutup lubang pada otot perut.

Namun, dokter baru akan melakukan tindakan pembedahan jika beberapa kondisi berikut terjadi: 

·         Benjolan tidak mengecil setelah satu hingga dua tahun.
·         Benjolan terasa sakit.
·         Diameter benjolan di perut lebih besar dari 1,5 centimeter.
·         Benjolan tidak menghilang saat bayi berusia 3 sampai 4 tahun.
·         Isi hernia terjebak dan tidak bisa kembali ke rongga perut atau usus terjepit.

Komplikasi hernia umbilikalis jarang terjadi pada penderita bayi dan anak-anak. Komplikasi baru akan terjadi jika jaringan perut yang keluar terjepit dan tidak bisa kembali masuk ke rongga perut.

Jaringan perut yang terjepit akan kekurangan suplai darah sehingga bisa menyebabkan munculnya rasa nyeri dan rusaknya jaringan. Jika terus menerus tidak mendapatkan suplai darah, jaringan perut yang terjepit bisa mati dan menimbulkan infeksi berbahaya.

Beberapa gejala yang dirasakan penderita ketika jaringan perut terjepit adalah: 

·         Rasa nyeri parah pada perut ketika tersentuh atau tertekan.
·         Muntah.
·         Demam.
·         Perut menjadi sensitif ketika disentuh.
·         Konstipasi.
·         Muncul benjolan pada perut.
·         Benjolan hernia umbilikalis menjadi kemerahan.

HEPATOMEGALI



 

Pengertian Hepatomegali

Hepatomegali adalah penyakit yang diakibatkan oleh terjadinya pembesaran ukuran organ hati yang melebihi ukuran normalnya. Kondisi ini dapat dipicu oleh penyakit di hati ataupun di luar hati. Hepatomegali harus segera ditangani agar tidak menimbulkan kerusakan fungsi hati yang dapat berdampak kepada peran organ tubuh lainnya, seperti proses pembersihan darah kita dari zat kimia berbahaya.

Penyebab Hepatomegali

Di antara penyebab-penyebab hepatomegali, kasus paling umum yang menjadi pemicu hepatomegali adalah berbagai penyakit dan kondisi berikut:

·         Kanker yang berasal dari hati itu sendiri.
·         Metastasis, kanker di hati yang berasal dari kanker di organ-organ lain.
·         Penyakit hati alkoholik atau Alcoholic liver disease akibat konsumsi minuman beralkohol berlebihan dapat menyebabkan terjadinya penumpukan lemak pada hati. Penyakit yang termasuk dalam penyakit hati alkoholik antara lain hepatitis alkohol, penyakit perlemakan hati alkoholik, dan sirosis.
·         Penyakit perlemakan hati nonalkoholik atau Non-alcoholic fatty liver disease adalah gangguan pada proses metabolisme akibat pola hidup tertentu.
·         Hepatitis A, B, C, D, atau E.

Beberapa kondisi penyakit lain dapat menjadi penyebab hepatomegali, seperti infeksi bakteri dan parasit, berbagai kelainan pada jantung, berbagai kanker, dan kelainan genetik.

Kelainan genetik dapat menyebabkan terjadinya penumpukan lemak, protein, atau zat lain pada organ hati yang bisa berujung kepada terjadinya pembesaran ukuran hati. Kelainan genetik tersebut antara lain penyakit penimbunan glikogen, penyakit Wilson, dan hemokromatosis.

Sebagian jenis kanker, seperti kanker darah, limfoma, dan multiple myeloma juga dapat menjadi pemicu hepatomegali. Berbagai kelainan jantung juga termasuk faktor risiko hepatomegali, antara lain gagal jantung kongestif dan stenosis pada katup jantung. Pada pasien bayi yang baru lahir dan anak-anak, hepatomegali juga dapat disebabkan oleh penyakit gaucher, galaktosemia, malaria, infeksi virus-virus TORCH, talasemia, anemia sel sabit, dan obat-obatan. 

Gejala Hepatomegali

Gejala hepatomegali menjadi makin dirasakan jika mulai terjadi pembesaran ukuran organ hati. Gejala yang muncul dapat bergantung kepada jenis penyakit yang menjadi pemicu kondisi ini sehingga pemeriksaan lebih lanjut akan diperlukan untuk memastikan diagnosis. Berbagai gejala terkait hepatomegali yang dapat timbul antara lain rasa tidak nyaman di area perut bagian kanan atas, kerap muncul perasaan kenyang, mual, nyeri otot, merasa lelah atau lemah, penurunan berat badan, dan kulit atau mata yang berwarna kekuningan.

Diagnosis Hepatomegali

Setelah mengajukan sejumlah pertanyaan, dokter biasanya akan melakukan pemeriksaan fisik terutama pada bagian perut untuk menentukan ada tidaknya hepatomegali. Dokter akan menekan dan meraba area perut bagian kanan di bawah tulang iga. Tujuan dari langkah ini adalah:

·         Mendapatkan perkiraan mengenai ukuran organ hati.
·         Kelembutan dan tekstur benjolan organ

Setelah itu, dokter biasanya akan melakukan pengambilan gambar organ hati menggunakan tes ultrasound, CT scan, atau tes MRI guna mendapatkan pencitraan bentuk organ hati yang lebih jelas.

Tes darah dapat dilakukan untuk mengetahui kadar enzim serta mengindentifikasi jenis virus yang menyebabkan pembesaran organ hati, misalnya virus penyebab hepatitis. Sebagian kecil jaringan hati juga dapat diambil untuk diperiksa kadar lemak atau jumlah sel kanker yang dimilikinya dengan menggunakan ultrasound selama prosedur biopsi. Prosedur lain yang juga mungkin dilakukan tanpa harus melakukan biopsi adalah tes elastografi atau magnetic resonance elastography (MRE). 

Pengobatan Hepatomegali

Penanganan dan pengobatan hepatomegali akan dilihat dari kondisi yang menjadi penyebab munculnya penyakit ini pada penderita. Dengan merawat penyakit yang menjadi pemicu hepatomegali, secara tidak langsung dapat membantu meningkatkan proses penyembuhan hepatomegali. Puasa dari mengonsumsi minuman beralkohol, berolahraga secara rutin, mengurangi berat badan (pada penderita obesitas), dan menerapkan diet makan yang sehat adalah langkah yang disarankan untuk mengurangi risiko penyakit hati alkoholik dan penyakit perlemakan hati nonalkoholik.

Pencegahan Hepatomegali

Diet sehat untuk mengurangi risiko terkena hepatomegali atau penyakit hati dapat dimulai dengan menambahkan sayur-sayuran, buah-buahan, dan biji-bijian ke dalam menu makanan Anda. Perhatikan instruksi saat mengonsumsi obat, vitamin, maupun suplemen. Pertahankan berat badan ideal dengan berkonsultasi terlebih dahulu kepada dokter sebelum memulai rangkaian perawatan. Batasi juga penggunaan obat antiserangga yang berbahan kimia secara berlebihan, seperti insektisida, khususnya pada ruangan yang tidak memiliki sistem ventilasi yang proporsional.