Pengertian Bligted Ovum
Blighted ovum (anembryonic gestation) atau kehamilan anembryonic adalah
kehamilan yang tidak mengandung embrio. Kondisi ini adalah salah satu penyebab
umum kehamilan terhenti dengan sendirinya, yaitu sebuah kondisi yang lebih
dikenal dengan istilah keguguran.
Blighted ovum biasanya terjadi oleh karena kelainan kromosom pada fetus yang sedang berkembang. Tubuh ibu akan menghentikan kehamilan ketika menyadari adanya kelainan tersebut. Selain kelainan kromosom, pembelahan sel yang tidak sempurna juga dapat mengakibatkan blighted ovum. Kualitas sel telur dan sperma juga bisa menyebabkan adanya kelainan kromosom yang pada selanjutnya dapat menyebabkan blighted ovum.
Gejala Bligted Ovum
Ada kemungkinan
bagi seseorang yang mengalami blighted
ovum pada tahap awal kehamilan merasa bahwa dirinya sedang
mengalami kehamilan secara normal. Hal ini dikarenakan blighted ovum memiliki gejala yang sama dengan kehamilan,
seperti haid yang terlambat disertai hasil tes kehamilan yang positif. Pasien
dapat terus merasa dalam keadaan hamil hingga terjadi pendarahan dari vagina.
Waspadai gejala
selain pendarahan yang dapat menjadi tanda-tanda keguguran, yaitu volume
menstruasi yang lebih banyak dari biasanya, kram pada daerah perut serta
munculnya flek. Segera hubungi dokter jika Anda mengalami gejala ini untuk
mendapatkan diagnosis dan penanganan yang tepat.
Diagnosis Bligted
Ovum
Dokter biasanya
akan mencari tahu level hormon hCG (human
chorionic gonadotropin) utnuk memastikan adanya kehamilan. Hormon ini
dihasilkan oleh plasenta dan levelnya dapat terus bertambah hingga beberapa
waktu. Dokter juga akan melakukan tes USG untuk memastikan kantong kehamilan
yang telah terbentuk, berisi embrio atau tidak. Biasanya dokter akan melakukan
USG kembali sepuluh hari setelah tes USG pertama untuk memantau perkembangan
embrio dan kondisi kehamilan.
Untuk memastikan
diagnosis Blighted Ovum,
kantong kehamilan dan embrio harus memenuhi beberapa kriteria ukuran, yaitu
diameter 25 mm atau lebih untuk kantong kehamilan dan tidak memiliki kantung yolk sac (ovum) atau embrio. Gambaran
lainnya adalah ketika embrio memiliki panjang lebih dari 15 mm namun tidak
memiliki aktivitas jantung yang sehat.
Penanganan
Bligted Ovum
Salah satu
prosedur penanganan yang dilakukan setelah seseorang didiagnosis blighted ovum adalah dengan membuka
kemudian mengangkat embrio dan jaringan plasenta yang tidak berkembang dari
dalam rahim. Prosedur ini dinamakan dilatase dan kuretase. Selain itu,
obat-obatan dapat digunakan sebagai pilihan selain prosedur operasi. Kedua cara
tersebut memiliki efek samping kram perut.
Pasien yang
mengalami blighted ovum perlu mempelajari dan mengetahui bahwa dia
bukanlah penyebab dari keguguran yang dialaminya. Dirinya sendiri harus
menyadari bahwa keguguran adalah proses alami yang tidak bisa dicegah ketika
tubuh mendeteksi ketidaknormalan pada proses kehamilan. Dengan memahami hal
ini, kesehatan tubuh dan jiwa pasien dapat kembali pulih dengan cepat.
Pencegahan
Bligted Ovum
Blighted ovum
biasanya terjadi satu kali pada sebagian besar perempuan. Sayangnya pada
sebagian besar kasus, kondisi ini tidak dapat dicegah. Bagi sebagian perempuan
yang pernah mengalami blighted ovum dapat tetap memiliki kandungan yang
sehat pada kehamilan selanjutnya. Anda dan pasangan dapat melakukan tes genetik
untuk mendeteksi adanya kelainan yang berisiko terulangnya keguguran.
Saling menjaga
kesehatan Anda dan pasangan juga merupakan salah satu bentuk pencegahan awal
yang dapat dilakukan bersama. Merencanakan dan melalui proses kehamilan
bersama-sama akan menyediakan dukungan yang berarti bagi satu sama lain.
Hindari juga faktor-faktor risiko dari merokok dan disarankan untuk
menghentikan konsumsi minuman beralkohol selama mengandung.
DAFTAR PUSTAKA
·
Bobak. (2005). Buku Ajar Keperawatan Maternitas.
Jakarta:EGC.
·
Doenges, Marilynn E, Mary Frances Moorho
use. 2001. Rencana Perawatan Maternal/Bayi
Edisi 2. Jakarta : EGC.
·
Saifuddin, Abdul Bari. 2002. Buku Ajaran Nasional Pelayanan
Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta : YBP-SP.
·
Mansjoer, Arif Dkk. 2002. Kapita Selekta Kedokteran Edisi
Ketiga. Jakarta : Media Aesculapius.
·
Mitayani. 2009. Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta :
Salemba Medika.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar