Pengertian
Diabetes
Setiap makanan yang kita santap akan diubah menjadi energi oleh tubuh. Dalam lambung dan usus, makanan diuraikan menjadi beberapa elemen dasarnya, termasuk salah satu jenis gula., yaitu glukosa. Jika terdapat gula, maka pankreas menghasilka insulin, yang membantu mengalirkan gula ke dalam sel-sel tubuh. Kemudian, gula tersebut dapat diserap dengan baik dalam tubuh dan dibakar untuk menghasilkan energi.
Ketika seseorang menderita diabetes maka pankreas orang tersebut tidak dapat menghasilkan cukup insulin untuk menyerap gula yang diperoleh dari makanan. Itu yang menyebabkan kadar gula dalam darah menjadi tinggi akibat timbunan gula dari makanan yang tidak dapat diserap dengan baik dan dibakar menjadi energi. Penyebab lain adalah insulin yang cacat atau tubuh tidak dapat memanfaatkan insulin dengan baik.
Insulin adalah hormon yang dihasilkan pankreas, sebuah organ di samping lambung. Hormon ini melekatkan dirinya pada reseptor-reseptor yang ada pada dinding sel. Insulin bertugas untuk membuka reseptor pada dinding sel agar glukosa memasuki sel. Lalu sel-sel tersebut mengubah glukosa menjadi energi yang diperlukan tubuh untuk melakukan aktivitas. Dengan kata lain, insulin membantu menyalurkan gula ke dalam sel agar diubah menjadi energi. Jika jumlah insulin tidak cukup, maka terjadi penimbunan gula dalam darah sehingga menyebabkan diabetes.
Penyebab penyakit kencing manis atau diabetes tergantung pada jenis diabetes yang diderita. Ada 2 jenis diabetes yang umum terjadi dan diderita banyak orang yaitu diabetes tipe 1 dan diabetes tipe 2.
Perbedaannya adalah jika diabetes tipe 1 karena masalah fungsi organ pankreas tidak dapat menghasilkan insulin, sedangkan diabetes tipe 2 karena masalah jumlah insulin yang kurang bukan karena pankreas tidak bisa berfungsi baik.
Diabetes (diabetes melitus) adalah penyakit jangka panjang atau kronis yang ditandai dengan kadar gula darah (glukosa) yang jauh di atas normal. Glukosa sangat penting bagi kesehatan kita karena merupakan sumber energi utama bagi otak maupun sel-sel yang membentuk otot serta jaringan pada tubuh kita.
Indonesia sendiri termasuk dalam 10 negara terbesar
penderita diabetes. Pada tahun 2013, penderita diabetes di Indonesia
diperkirakan mencapai sekitar 8,5 juta orang dengan rentang usia 20-79 tahun
(dikutip dari Federasi Diabetes Internasional). Tetapi kurang dari 50% dari
mereka yang menyadarinya.
Gejala
Diabetes
Sangatlah penting bagi kita untuk
mengetahui gejala awal diabetes. Baik bagi yang berisiko tinggi maupun bagi
yang merasa sehat dan tidak memiliki riwayat atau potensi mengidap diabetes.
Diabetes tipe 1 dapat berkembang
dengan cepat dalam beberapa minggu, bahkan beberapa hari saja. Sedangkan banyak
penderita diabetes tipe 2 yang tidak menyadari bahwa mereka telah mengidap
diabetes selama bertahun-tahun karena gejalanya cenderung tidak spesifik.
Beberapa gejala diabetes tipe 1 dan
tipe 2 meliputi:
·
Sering
merasa haus.
·
Sering
buang air kecil, terutama di malam hari.
·
Rasa
lapar yang ekstrem.
·
Turunnya
berat badan tanpa sebab yang jelas.
·
Berkurangnya
massa otot.
·
Terdapat
keton dalam air seni. Keton adalah produk sampingan dari metabolisme otot dan lemak
yang terjadi ketika produksi insulin tidak cukup.
·
Kelelahan.
·
Pandangan
yang kabur.
·
Luka
yang lama sembuh.
·
Sering
mengalami infeksi, misalnya pada gusi, kulit, vagina, atau salurn kemih.
Apabila
Anda mengalami gejala-gejala tersebut, segera periksakan diri Anda ke dokter.
Pendeteksian sedini mungkin memungkinkan kita untuk mencegah bertambah parahnya
kondisi diabetes kita.
Pemicu
diabetes adalah;
a.
Obesitas.
Tak perlu
menjadi orang gemuk untuk berisiko mengalami DM tipe 2. Ukuran pinggang yang
menggemuk beberapa kilogram dapat menyebabkan DM tipe 2. Seorang wanita
berisiko jika ukuran pinggang mereka lebih dari 80cm. Pria Asia berisiko tinggi
bila ukuran pinggang diatas 90 cm.
b.
Kurang
Tidur.
Jika seseorang
secara teratur kurang dari lima jam sehari memiliki risiko diabetes dua kali
lipat ketimbang mereka yang tidur 7-8 jam sehari.
Diperkirakan, ini karena kurang istirahat akan mengganggu ritme sirkadian tubuh, jam internal yang mengatur tidur alami dan siklus bangun, serta melepas hormon stres yang terlalu banyak.
c.
Kista
ovarium (PCOS).
Sebanyak 10
persen dari penderita Sindrom ovarium polikistik (PCOS) mengembangkan diabetes
tipe dua. Seperti diabetes, PCOS terkait dengan ketidakseimbangan insulin.
Jika ada terlalu banyak insulin dalam darah, ovarium memproduksi hormon testosteron berlebih, yang mengakibatkan gejala seperti pertumbuhan rambut yang berlebihan, jerawat, kenaikan berat badan dan depresi. Kadar insulin yang meningkat akan merusak kedua ovarium dan pankreas serta mengarah ke diabetes.
d.
Mendengkur.
Penelitian Yale
menunjukkan masalah mendengkur lebih parah, membuat peluang kadar gula darah
makin tinggi. Pendengkur berat lebih mungkin untuk mengembangkan diabetes
hingga 50 persen.
Salah satu faktor risiko apnea adalah kelebihan berat badan, yang juga merupakan penanda untuk diabetes tipe 2. Tetapi para ilmuwan menyatakan penurunan saluran udara dapat menyebabkan kenaikan kadar kortisol, yang menyebabkan kadar glukosa naik.
e.
Kehamilan.
Meski menjadi
perdebatan jika kehamilan merupakan faktor pemicu diabetes, ilmuwan menemukan
satu dari 20 wanita hamil mengalami gestational diabetes.
Para wanita hamil ini memproduksi gula ekstra untuk membantu janin tumbuh, mengganggu keseimbangan insulin-glukosa yang normal, dan umumnya membuat bayi lahir dengan ukuran lebih besar.
Walaupun sembuh dengan sendirinya setelah melahirkan, para wanita yang mengalami gestational diabetes berisiko lebih tujuh kali lebih tinggi terkena diabetes di masa depan.
f.
Melewatkan
sarapan.
Penelitian di
Australia menemukan, orang yang melewatkan sarapan cenderung mengalami
penurunan mendadak dalam gula darah di pagi hari, sehingga mereka lebih sering
makan makanan manis.
Hal ini menyebabkan lonjakan gula darah tiba-tiba dan menstimulasi insulin. Akibatnya sel-sel tubuh resisten terhadap efek dari hormon yang memungkinkan terjadinya diabetes.
Pengaruh Hormone
Insulin dan Diabetes
Seluruh sel dalam tubuh manusia
membutuhkan glukosa agar dapat bekerja dengan normal. Kadar zat gula dalam
darah biasanya dikendalikan oleh hormon insulin yang diproduksi oleh pankreas,
yaitu organ yang terletak di belakang lambung.
Tetapi organ pankreas milik
penderita diabetes tidak mampu memproduksi hormon insulin sesuai kebutuhan
tubuh. Tanpa insulin, sel-sel tubuh tidak dapat menyerap dan mengolah glukosa
menjadi energi.
Sekilas
Tentang Diabetes Tipe 1
Penderita diabetes tipe 1 sangat
bergantung kepada insulin karena sistem kekebalan tubuh penderita akan
menyerang dan menghancurkan sel-sel pankreas yang memproduksi insulin. Hal ini
memicu peningkatan kadar glukosa sehingga terjadi kerusakan pada organ-organ
tubuh. Hingga saat ini, penyebab di balik diabetes tipe 1 belum diketahui
secara pasti.
Penderita jenis diabetes ini umumnya
berusia di bawah 40 tahun, biasanya muncul pada masa remaja atau anak-anak.
Karena itu, diabetes tipe 1 juga disebut sebagai diabetes anak-anak.
Diabetes tipe 1 lebih jarang terjadi
dibandingkan dengan diabetes tipe 2. Di antara 10 orang penderita diabetes,
diperkirakan hanya sekitar 1 orang yang mengidap tipe 1.
Selain harus menerima suntikan insulin
setiap hari, penderita diabetes tipe 1 juga disarankan untuk menjaga kadar
glukosa dalam darah agar tetap seimbang. Misalnya dengan menerapkan pola makan
sehat dan menjalani tes darah secara rutin.
Penyakit diabetes tipe 1 sering
disebut Insulin Dependent Diabetes Mellitus atau Diabetes Mellitus yang
Bergantung pada Insulin. Jadi diabetes tipe 1 berkaitan dengan ketidaksanggupan
pankreas untuk membuat insulin. Jadi diabetes tipe ini berkaitan dengan
kerusakan atau gangguan fungsi pankreas menghasilkan insulin.
Penderita penyakit diabetes tipe 1 sebagian besar terjadi pada orang di bawah umur 30 tahun. Itu sebabnya penyakit ini sering dijuluki diabetes anak-anak karena penderitanya lebih banyak terjadi pada anak-anak dan remaja. Pada diabetes tipe 1, pankreas tidak dapat menghasilkan cukup insulin akibat kelainan sistem imun tubuh yang menghancurkan sel yang menghasilkan insulin atau karena infeksi virus sehingga hormon insulin dalam tubuh berkurang dan mengakibatkan timbunan gula pada aliran darah.
Penderita penyakit diabetes tipe 1 sebagian besar terjadi pada orang di bawah umur 30 tahun. Itu sebabnya penyakit ini sering dijuluki diabetes anak-anak karena penderitanya lebih banyak terjadi pada anak-anak dan remaja. Pada diabetes tipe 1, pankreas tidak dapat menghasilkan cukup insulin akibat kelainan sistem imun tubuh yang menghancurkan sel yang menghasilkan insulin atau karena infeksi virus sehingga hormon insulin dalam tubuh berkurang dan mengakibatkan timbunan gula pada aliran darah.
1.
Penyebab diabetes Tipe 1
Karena kekurangan insulin
menyebabkan glukosa tetap ada di dalam aliran darah dan tidak dapat digunakan
sebagai energi. Beberapa penyebab pankreas tidak dapat menghasilkan cukup
insulin pada penderita diabetes tipe 1, antara lain karena:
·
Faktor keturunan atau genetika. Jika
salah satu atau kedua orang tua menderita diabetes, maka anak akan berisiko
terkena diabetes.
·
Autoimunitas yaitu tubuh alergi
terhadap salah satu jaringan atau jenis selnya sendiri—dalam hal ini, yang ada
dalam pankreas. Tubuh kehilangan kemampuan untuk membentuk insulin karena
sistem kekebalan tubuh menghancurkan sel-sel yang memproduksi insulin.
·
Virus atau zat kimia yang
menyebabkan kerusakan pada pulau sel (kelompok-kelompok sel) dalam pankreas
tempat insulin dibuat. Semakin banyak pulau sel yang rusak, semakin besar
kemungkinan seseorang menderita diabetes.
2.
Perawatan Diabetes Tipe 1
Karena pankreas kesulitan
menghasilkan insulin, maka insulin harus ditambahkan setiap hari. Umumnya
dengan cara suntikan insulin. Apakah bisa dengan perawatan secara oral? Tidak
bisa, karena insulin dapat hancur dalam lambung bila dimasukkan lewat mulut.
Cara lain adalah dengan memperbaiki fungsi kerja pankreas. Jika pankreas bisa kembali berfungsi dengan normal, maka pankreas bisa memenuhi kebutuhan insulin yang dibutuhkan tubuh.
Cara lain adalah dengan memperbaiki fungsi kerja pankreas. Jika pankreas bisa kembali berfungsi dengan normal, maka pankreas bisa memenuhi kebutuhan insulin yang dibutuhkan tubuh.
Sekilas
Tentang Diabetes Tipe 2
Diabetes jenis ini disebabkan oleh
kurangnya produksi insulin dalam tubuh atau sel-sel tubuh yang menjadi kurang
sensitif terhadap insulin. Kekurangpekaan sel-sel tubuh ini dikenal dengan
istilah resistensi terhadap insulin.
Gejala pada penderita diabetes tipe
ini biasanya dapat dikendalikan dengan pola makan sehat dan memantau kadar
glukosa dalam darah. Tetapi, tetaplah waspada karena penyakit ini akan terus
berkembang dalam tubuh dan lambat laun Anda akan membutuhkan langkah
pengobatan.
Diabetes tipe 2 sering dihubungkan
dengan obsesitas.
Memang tidak semua orang yang mengidap obesitas akan otomatis
menderita diabetes tipe 2. Tetapi, makin tinggi indeks massa tubuh seseorang,
maka risiko diabetes tipe ini juga meningkat. Diabetes akibat obesitas umumnya
menyerang para manula.
Penyakit
diabetes tipe 2 sering juga disebut Non-Insulin Dependent Diabetes Mellitus
atau Diabetes Mellitus Tanpa Bergantung pada Insulin. Berbeda dengan diabetest
tipe 1, pada tipe 2 masalahnya bukan karena pankreas tidak membuat insulin
tetapi karena insulin yang dibuat tidak cukup.
Kebanyakan dari insulin yang
diproduksi dihisap oleh sel-sel lemak akibat gaya hidup dan pola makan yang
tidak baik. Sedangkan pankreas tidak dapat membuat cukup insulin untuk
mengatasi kekurangan insulin sehingga kadar gula dalam darah akan naik.
Diabetes tipe 2 merupakan jenis diabetes yang sebagian besar diderita. Sekitar 90% hingga 95% penderita diabetes menderita diabetes tipe 2. Jenis diabetes ini paling sering diderita oleh orang dewasa yang berusia lebih dari 30 tahun dan cenderung semakin parah secara bertahap.
Diabetes tipe 2 merupakan jenis diabetes yang sebagian besar diderita. Sekitar 90% hingga 95% penderita diabetes menderita diabetes tipe 2. Jenis diabetes ini paling sering diderita oleh orang dewasa yang berusia lebih dari 30 tahun dan cenderung semakin parah secara bertahap.
1. Penyebab Diabetes Tipe 2
Penyebab
diabetes tipe 2 karena insulin yang dihasilkan oleh pankreas tidak mencukupi
untuk mengikat gula yang ada dalam darah akibat pola makan atau gaya hidup yang
tidak sehat. Beberapa penyebab utama diabetes tipe 2 dapat diringkaskan sebagai
berikut:
·
Faktor
keturunan, apabila orang tua atau adanya saudara sekandung yang mengalaminya.
·
Pola
makan atau gaya hidup yang tidak sehat. Banyaknya gerai makanan cepat saji atau
fast food yang menyajikan makanan berlemak dan tidak sehat.
·
Kadar
kolesterol yang tinggi.
·
Jarang
berolahraga.
·
Obesitas
atau kelebihan berat badan.
Semua
penyebab diabetes tipe 2 umumnya karena gaya hidup yang tidak sehat. Hal ini
membuat metabolisme dalam tubuh yang tidak sempurna sehingga membuat insulin
dalam tubuh tidak dapat berfungsi dengan baik. Hormon insulin dapat diserap
oleh lemak yang ada dalam tubuh. Sehingga pola makan dan haya hidup yang tidak
sehat bisa membuat tubuh kekurangan insulin.
2. Perawatan
Diabetes Tipe 2
Perawatan
diabetes tipe 2 adalah dengan memaksa fungsi kerja pankreas sehingga dapat
menghasilkan insulin lebih banyak. Jika pankreas bisa menghasilkan insulin yang
dibutuhkan tubuh, maka kadar gula dalam darah akan menurun karena dapat diubah
menjadi energi. Dalam banyak kasus, dapat diobati dengan minum pil, paling
tidak pada awalnya, untuk merangsang pankreas agar menghasilkan lebih banyak
insulin. Pil itu sendiri bukan insulin.
Namun pankreas bisa lelah menghasilkan insulin jika terus menerus dipaksa. Cara terbaik untuk mengatasi diabetes tipe 2 adalah dengan diet yang baik untuk mengurangi berat badan dan kadar gula, disertai dengan gerak badan yang sesuai.
Namun pankreas bisa lelah menghasilkan insulin jika terus menerus dipaksa. Cara terbaik untuk mengatasi diabetes tipe 2 adalah dengan diet yang baik untuk mengurangi berat badan dan kadar gula, disertai dengan gerak badan yang sesuai.
Resiko Diabetes Kehamilan
Diabetes juga kerap menyerang para
ibu hamil. Terdapat sebagian wanita yang memiliki kadar glukosa dalam darah
yang sangat tinggi selama masa kehamilan, sehingga tubuh mereka tidak dapat
memproduksi cukup insulin untuk menyerapnya. Diabetes yang dikenal sebagai
diabetes kehamilan ini dapat terjadi pada sekitar 15 hingga 18 orang di antara
100 wanita yang hamil.
Penderita diabetes tipe 1 yang hamil
juga akan memiliki risiko tinggi karena dapat berdampak pada ibu serta janin.
Sangatlah penting bagi penderita diabetes yang sedang hamil untuk menjaga
keseimbangan kadar gula darahnya.
Ibu yang sedang hamil sebaiknya
lebih cermat memantau kadar gula darah pada trimester kedua (minggu 14-26).
Pada masa itulah diabetes kehamilan umumnya berkembang dan kemudian hilang
setelah melahirkan. Meski demikian, risiko diabetes tipe 2 pada wanita yang
pernah mengalami diabetes kehamilan adalah sekitar tiga kali lebih tinggi
dibandingkan populasi pada umumnya.
DAFTAR
PUSTAKA
·
Baughman, DC & Hackley, JC.2000. Keperawatan
Medikal Bedah Brunner & Suddarth.Jakarta: EGC.
·
CIrianto,
Kus. 2004.Struktur dan Fungsi Tubuh Manusia untuk Paramedis. Bandung:
·
Corwin,
Elizabeth. 2001.Buku Saku Patofisiologi.Jakarta: EGC.
·
Guyton. 1996. Fisiologi
Manusia dan Mekanisme Penyakit . Jakarta: EG.
·
Lewis M Sharon, RN, PhD, Heitkemper MC
faan. 2000. Medical Surgical Nursing Ed.5.Mosby.
·
Martinus,
Adrian.2005.1001 Tentang Diabetes.Bandung:Nexx Media.
·
Pearce,
Evelyn C.2007.Anatomi dan Fisiologi Untuk Paramedis.Jakarta:PT Gramedia Pustaka
Utama.
·
Price,
Sylvia A.2005.Patofisiologi volume Edisi 6.Jakarta:EGC.
·
Smeltzer, Suzzanne C.2001. Buku Ajar
Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth Ed.8.Jakarta: EGC.
·
Tambayong, Jan dr. 2001. Anatomi dan
fisiologi untuk keperawatan. EGC.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar