Sabtu, 29 April 2017

RABUN JAUH



Pengertian Rabun Jauh

Rabun jauh adalah kondisi mata yang menyebabkan objek yang letaknya dekat terlihat jelas, sementara objek yang letaknya jauh terlihat kabur. Kondisi ini juga disebut dengan istilah miopia.

Tingkat keparahan rabun jauh sangat beragam dan berbeda-beda pada tiap penderita. Pengidap rabun jauh yang ringan umumnya tidak membutuhkan penanganan khusus. Namun, rabun jauh yang tergolong parah akan memengaruhi kemampuan melihat pengidapnya sehingga harus ditangani dengan seksama.

Gejala Rabun Jauh

Gejala rabun jauh dapat terjadi pada siapa saja dan dari segala umur. Tetapi kondisi ini umumnya mulai dirasakan oleh pengidap pada usia sekolah hingga remaja. Berikut adalah gejala-gejala rabun jauh yang seringkali muncul.

·         Pandangan kabur saat melihat objek yang jauh sehingga sering menyipitkan mata, misalnya kesulitan melihat huruf di papan tulis.

·         Sakit kepala atau mata lelah karena mata bekerja secara berlebihan.

·         Frekuensi mengedipkan mata yang berlebihan.

·         Sering menggosok mata.

·         Terlihat tidak menyadari keberadaan objek yang jauh.

Gejala tersebut perlahan-lahan akan makin parah seiring bertambahnya usia dan perkembangan mata. 
Contohnya pada lansia, penurunan kemampuan mata biasanya berhubungan dengan terbentuknya katarak pada lensa mata.

Jika Anda atau anak Anda mengalami penurunan daya penglihatan secara signifikan hingga mengganggu aktivitas sehari-hari, periksakanlah kondisi mata Anda atau anak Anda ke dokter spesialis mata. 

Penyebab dan Faktor Pemicu Rabun Jauh

Pada kondisi normal, kornea mata memiliki bentuk dan ukuran normal yang memungkinkan cahaya untuk masuk dan difokuskan tepat pada retina. Pada penderita rabun jauh, kornea menjadi lebih panjang atau pipih dari kornea mata normal, sehingga cahaya tidak terfokus tepat pada retina melainkan di satu titik di depan retina.

Namun, ukuran kornea bukanlah satu-satunya kemungkinan penyebab. Kerusakan refraktif pada mata merupakan penyebab paling sering yang mendasari kondisi ini. Pada gangguan refraktif, lapisan kornea tidak mulus seperti mata normal, sehingga cahaya yang masuk tidak dapat dibiaskan secaara normal. Cahaya yang masuk ke mata justru terfokus di depan retina, sehingga pandangan jarak jauh menjadi kabur.

Penyebab di balik kerusakan tersebut belum diketahui secara pasti. Para pakar menduga kondisi ini dapat dipicu oleh 2 faktor utama, yaitu keturunan dan pengaruh lingkungan.

Anak-anak dengan orang tua yang mengidap rabun jauh memiliki risiko lebih tinggi untuk mengidap kondisi yang sama. Pengaruh dari lingkungan juga berperan penting, contohnya terlalu sering membaca, menonton televisi, atau menggunakan komputer. 

Diagnosis Rabun Jauh

Rabun jauh umumnya dapat didiagnosis melalui pemeriksaan mata oleh ahli kacamata atau dokter spesialis mata. Prosedur ini meliputi beberapa jenis tes seperti:

·         Mengukur ketajaman visual. Dalam proses ini, dokter mata akan meminta Anda untuk membaca dan menyebutkan tiap huruf atau angka dengan ukuran berbeda-beda pada tabel (diagram Snellen) dari jarak tertentu.

·         Mengecek kesinambungan kinerja di antara kedua mata.

·         Mengukur tekanan dalam bola mata.

·         Retinoskopi untuk melihat reaksi retina terhadap cahaya.

Apabila ada gangguan penglihatan yang terdeteksi, tes-tes tersebut juga sekaligus berfungsi untuk mengukur kacamata atau lensa kontak yang dibutuhkan pasien. Ada 3 poin utama yang biasanya tertera dalam resep kacamata atau lensa kontak pasien, yaitu shperis (s), silinder (cyl), dan axis.

Untuk pengidap rabun jauh, spheris akan menunjukkan angka negatif. Makin tinggi angka negatif yang tertera mengindikasikan kondisi rabun jauh yang makin parah. Contohnya, -3.00 menandakan kondisi yang lebih parah dibandingkan dengan -2.00. Sedangkan silinder dan axis mengindikasikan ada atau tidaknya silinder serta tingkat keparahannya. 

Penanganan Rabun Jauh

Penanganan rabun jauh dilakukan untuk membantu agar cahaya bisa terfokus pada retina. Jenis penanganan yang dipilih tergantung pada usia pasien, tingkat keparahan rabun jauh, serta kondisi kesehatan pasien.

·         Penggunaan kaca mata atau lensa kontak.

Langkah penanganan rabun jauh yang paling sederhana dan terjangkau adalah dengan menggunakan kacamata atau lensa kontak. Pemilihan kacamata serta lensa kontak tergantung pada kebutuhan serta kenyamanan Anda.

Apabila Anda memilih lensa kontak, menjaga kebersihan lensa kontak sangatlah penting agar Anda terhindar dari infeksi mata. Lensa kontak juga sebaiknya dilepas pada saat Anda hendak tidur.

·         Operasi dengan sinar laser.

Proses operasi dengan sinar laser juga dapat menjadi alternatif. Diperkirakan sekitar 90 persen pasien yang menjalaninya merasakan perubahan yang signifikan.

Dalam operasi ini, sinar laser akan digunakan untuk membakar sebagian kecil kornea agar lengkungannya kembali normal. Laser epithelial keratomileusis (LASEK), laser in situ keratectomy (LASIK), dan photorefractive keratectomy (PRK) adalah 3 jenis operasi laser yang dapat menjadi pilihan.

Setelah menjalani LASEK atau LASIK, kemampuan mata Anda akan kembali dalam beberapa jam atau hari. Tetapi pemulihan secara total umumnya memakan waktu hingga sebulan. Sedangkan untuk PRK, proses pemulihan sampai penglihatan kembali stabil dapat berlangsung lebih lama, yaitu hingga beberapa bulan.

Selama masa penyembuhan, kemampuan mata Anda akan mengalami fluktuasi untuk sementara. Contohnya, penurunan kemampuan melihat pada malam hari serta pandangan kabur saat terkena cahaya terang. Tetapi kondisi ini perlahan-lahan akan membaik. Mata Anda juga mungkin akan terasa kering sehingga Anda akan membutuhkan obat tetes mata untuk mengatasinya.

Harap diingat bahwa prosedur ini tidak cocok untuk penderita rabun jauh berusia di bawah 21 tahun karena mata mereka masih dalam tahap perkembangan
LASIK juga hanya bisa dilakukan jika pasien memiliki ketebalan kornea yang cukup. Operasi LASIK pada kornea yang tipis berisiko mengakibatkan kebutaan. Karena itu, pasien dengan kornea yang kurang tebal umumnya dianjurkan untuk menjalani LASEK atau PRK.

Meski demikian, prosedur-prosedur tersebut tidak cocok untuk penderita diabetes, orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah (misalnya penderita HIV), ibu hamil atau menyusui, serta pengidap glaukoma atau katarak.

·         Implantasi lensa buatan.

Alternatif penanganan lainnya adalah implantasi lensa buatan ke dalam mata. Proses ini dilakukan untuk menangani rabun jauh dengan tingkat keparahan tinggi yang tidak bisa ditangani dengan operasi laser. Prosedur ini dapat dilakukan dengan memasukkan lensa buatan tanpa mengeluarkan lensa mata yang asli atau mengganti lensa asli dengan lensa buatan.

Implantasi lensa buatan tanpa mengeluarkan lensa asli disebut juga dengan istilah implantasi lensa phakic. Proses ini umumnya dilakukan untuk pasien berusia muda dengan kemampuan baca yang masih normal. Sedangkan prosedur penggantian lensa biasanya lebih cocok untuk pasien lansia yang juga menderita gangguan atau kerusakan mata yang lain, seperti glaukoma.

Komplikasi yang paling umum terjadi dalam prosedur implantasi adalah penggelapan kapsul posterior, yaitu lensa buatan yang menebal dan menyebabkan pandangan buram. Komplikasi ini sebagian besar terjadi pada jangka waktu beberapa bulan hingga tahun setelah operasi. Selain penggelapan, ada sejumlah potensi komplikasi lain yang meliputi glaukoma, katarak, penurunan kemampuan melihat saat malam, serta penggeseran retina.

Pencegahan Perkembangan Rabun Jauh

Rabun jauh tidak bisa dicegah sepenuhnya. Meski demikian, ada beberapa langkah sederhana yang dapat Anda lakukan untuk melindungi mata sekaligus mengurangi perkembangan kondisi mata Anda. Langkah-langkah tersebut meliputi:

·         Melindungi mata dari sinar matahari. Gunakan kacamata hitam saat bepergian di siang hari.

·         Memeriksakan kesehatan mata secara rutin.

·         Menggunakan kacamata atau lensa kontak dengan ukuran tepat dan sesuai kondisi mata.

·         Mengenali gejala-gejala rabun jauh secara seksama.

·         Menerapkan pola hidup sehat, misalnya berhenti merokok serta meningkatkan konsumsi buah-buahan dan sayuran (khususnya yang kaya vitamin A).

·         Mengontrol penyakit kronis yang diidap, terutama diabetes dan hipertensi.

PUSING



Pengertian Pusing

Pusing adalah istilah yang sering digunakan untuk menggambarkan berbagai sensasi yang dialami, seperti limbung, kehilangan keseimbangan, atau seperti akan pingsan. Pusing dapat dialami oleh berbagai usia, namun umumnya dirasakan oleh orang dewasa.

Pusing bukanlah merupakan suatu penyakit, melainkan gejala dari penyakit lain yang mendasarinya. Karena deskripsi pusing dapat berbeda-beda pada tiap orang, tidak selalu mudah untuk menentukan penyebab yang mendasarinya. Meskipun biasanya bukan merupakan pertanda dari suatu penyakit serius, gejala ini tetap memerlukan pemeriksaan dokter, terutama jika terjadi secara terus-menerus hingga mengganggu kehidupan penderita.

Gejala-gejala Pusing

Gejala pusing sangat beragam, di antaranya:

·         Sensasi mengambang atau kepala terasa berat.

·         Sensasi limbung atau kehilangan keseimbangan.

·         Sensasi seolah-olah kondisi sekeliling bergerak atau berputar (vertigo).

·         Sensasi seperti mau pingsan.

Gejala yang dirasakan ini bisa diperparah dengan berbagai aktivitas seperti berjalan, berubah posisi dari duduk ke berdiri atau sebaliknya, atau dengan gerakan kepala. Terkadang, pusing yang dirasakan dapat terjadi secara mendadak dengan intensitas cukup parah sehingga Anda harus langsung duduk atau berbaring. Gejala yang dirasakan ini juga dapat disertai dengan mual atau muntah.

Meskipun seringkali pusing tidak diakibatkan oleh penyakit yang berbahaya, Anda sebaiknya memeriksakan diri ke dokter apabila pusing yang dialami disertai oleh salah satu gejala di bawah ini: 

·         Sakit kepala mendadak dengan intensitas yang hebat.

·         Muntah terus menerus.

·         Gangguan penglihatan, bicara, atau pendengaran secara mendadak.

·         Leher terasa kaku.

·         Demam tinggi.

·         Pusing setelah mengalami trauma atau cidera otak.

·         Kejang.

·         Mati rasa atau kelemahan pada salah satu bagian tubuh atau lebih.

·         Pingsan.

·         Sesak napas.

Penyebab Pusing

Sulit menemukan penyebab pusing mengingat gejalanya yang tidak jelas. Oleh karena itu, petunjuk penyebab dapat membantu menemukan petunjuk dari  berapa lama gejala pusing bertahan dan gejala yang timbul lainnya. Beberapa faktor penyebab pusing adalah:

·         Masalah sirkulasi peredaran darah.

Pusing bisa berarti Anda merasa seperti tidak seimbang atau mau pingsan. Hal ini dapat terjadi ketika jantung tidak memompa darah secara cukup ke otak. Penyebabnya adalah penurunan tekanan darah yang drastis. Hal ini dapat terjadi saat seseorang duduk atau berdiri terlalu cepat (hipotensi orthostatic). Penyebab lainnya adalah sirkulasi darah yang buruk. Kondisi ini terjadi pada kasus serangan jantung, gangguan ritme detak jantung, dan stroke ringan. Selain itu, perdarahan akut dalam jumlah banyak seperti pada kasus kehamilan ektopik, perdarahan saluran cerna, dan trauma juga dapat menyebabkan kondisi ini.

·         Vertigo.

Vertigo merupakan gangguan keseimbangan yang disebabkan oleh kelainan dalam proses pengiriman sinyal saraf dari mata menuju otak, untuk kemudian diteruskan ke telinga bagian dalam. Dalam hal ini, mata yang menentukan arah peregerakan tubuh mengirim sinyal ke otak melalui saraf indera dengan bantuan telinga bagian dalam yang mendeteksi pegerakan. Ketika sinyal dari telinga bagian dalam tidak selaras dengan sinyal yang diterima otak, maka timbul vertigo  dengan gejala pusing yang berputar  Beberapa hal yang dapat menyebabkan vertigo antara lain:

1.      Infeksi pada saraf vestibular (keseimbangan) yang menimbulkan vertigo secara konstan.

2.      Migrain merupakan vertigo yang terjadi berulang kali dan bisa bertahan beberapa menit hingga beberapa jam. Contohnya rasa pusing yang disebabkan karenaa sensitifitas terhadao cahaya atau suara.

3.      Benign paroxymsmal positional vertigo (BPPV) adalah vertigo yang disebabkan pergerakan kepala secara tiba-tiba, seperti saat berbalik sewaktu tidur.

4.      Penyakit Meniere, yaitu penumpukan cairan pada telinga bagian dalam yang ditandai dengan munculnya vertigo secara mendadak selama beberapa jam. Penyakit ini terkadang diikuti dengan kehilangan pedengaran berkala, telinga berdenging, atau telinga terasa tersumbat.

5.      Stroke serebelum atau tumor.

Penyebab Lain Dari Pusing

Selain faktor-faktor di atas, pusing juga bisa disebabkan oleh:

·         Pengaruh obat-obatan, seperti antikejang, antidepresan, obat penenang dan bius, serta obat penurun tekanan darah.

·         Anemia defisiensi besi.

·         Gangguan saraf, seperti penyakit Parkinson dan sklerosis ganda.

·         Dehidrasi dan cuaca yang terlalu panas.

·         Hipoglikemia (kekurangan zat gula).

Seseorang akan lebih berisiko mengalami pusing, jika:

·         Memiliki riwayat pusing sebelumnya, misalnya memiliki riwayat sakit vertigo.

·         Sudah memasuki usia tua. Orang-orang lansia rentan terhadap kondisi-kondisi kesehatan yang dapat menyebabkan pusing. Selain itu, mereka juga kerap mengonsumsi obat-obatan yang dapat menyebabkan pusing.

Diagnosis Pusing

Selain menanyakan secara detail tentang gambaran gejala pusing yang dirasakan oleh pasien dan menanyakan obat-obatan apa yang dikonsumsi, dokter juga kemungkinan akan melakukan pemeriksaan fisik lengkap, di antaranya:

·         Tes darah untuk mendeteksi adanya infeksi.

·         Pemeriksaan tingkat kelancaran peredaran darah dan kesehatan jantung.

·         Tes keseimbangan, seperti tes pergerakan mata untuk melihat pergerakan mata pada benda bergerak, posturografi untuk melihat bagian tubuh yang diandalkan untuk keseimbangan dan bagian tubuh yang bermasalah terhadap keseimbangan, tes pergerakan kepala untuk mendeteksi vertigo posisional paroksimal benigna, dan tes kursi putar.

Pengobatan Pusing

Pengobatan untuk mengatasi pusing seringkali akan disesuaikan dengan penyakit yang mendasarinya. Salah satu metode pengobatan pusing yang bisa dilakukan oleh dokter adalah melalui pemberian obat.

Dokter dapat memberikan obat pengurang rasa pusing (misalnya golongan antikolinergik), antimual, antikecemasan (misalnya diazepam dan alprazolam), diuretik (terutama untuk penderita penyakit meniere )serta obat untuk mencegah migrain. Dokter juga mungkin akan meresepkan obat golongan antihistamin untuk mengatasi rasa pusing yang disebabkan oleh vertigo.

Selain obat, dokter juga dapat menganjurkan beberapa terapi yang bisa mengatasi pusing. Terapi tersebut antara lain adalah terapi perubahan posisi kepala untuk penderita vertigo (manuver Epley), terapi keseimbangan, dan psikoterapi jika pusing disebabkan oleh gangguan kecemasan.

Selain dengan obat-obatan, dokter mungkin akan menyarankan prosedur operasi untuk beberapa kondisi tertentu. Salah satunya adalah d prosedur labyrinhectomy untuk menangani kasus pusing yang disertai dengan gangguan pendengaran dan tidak berespon terhadap terapi lainIni merupakan operasi pengangkatan organ perasa dan keseimbangan yang terletak di bagian dalam telinga. Organ ini disebut labirin vestibular. Setelah diangkat, maka fungsi keseimbangan akan digantikan oleh telinga yang sehat.

Langkah-langkah Sederhana UntukMengatasi Pusing

Pusing yang tidak disertai gejala lain umumnya tidak membutuhkan penanganan medis. Ada beberapa langkah yang bisa Anda lakukan sendiri untuk mengatasinya, yaitu:

·         Jangan berdiri secara tiba-tiba. Pusing sering muncul akibat Anda berbaring atau duduk lalu berdiri secara tiba-tiba.

·         Batasi konsumsi kafein, minuman keras dan rokok. Unsur-unsur ini dapat memperparah gejala pusing.

·         Banyak minum. Ini dapat menyembuhkan sekaligus mencegah pusing akibat kepanasan dan dehidrasi.

·         Makan secara teratur. Banyak orang yang merasa pusing dan bahkan pingsan karena melewatkan makan pagi.

·         Segera duduk atau berbaring ketika merasa akan pingsan atau kehilangan keseimbangan.