Pengertian
Penyakit Celiac
Celiac bukanlah alergi atau intoleransi tubuh terhadap gluten. Penyakit ini merupakan kondisi autoimun di mana tubuh salah mengenali senyawa yang terkandung di dalam gluten sebagai ancaman bagi tubuh. Maka sistem kekebalan tubuh menyerangnya dan mengenai jaringan tubuh yang sehat.
Jika sistem kekebalan tubuh terus-menerus menyerang
jaringan tubuh yang sehat, maka bisa menimbulkan peradangan yang merusak
dinding usus. Dan pada akhirnya mengganggu proses penyerapan nutrisi dari
makanan.
Gejala
Penyakit Celiac
Gejala adalah sesuatu yang dirasakan
dan diceritakan oleh penderita. Gejala paling umum yang dirasakan penderita
penyakit celiac adalah diare. Hal ini terjadi karena ketidakmampuan sistem
pencernaan menyerap nutrisi dari makanan secara sempurna (malabsorpsi).
Ketidakampuan tubuh menyerap nutrisi
membuat tinja mengandung tingkat lemak yang tinggi. Kotoran yang dikeluarkan
penderita penyakit celiac akan berbau tidak sedap, berminyak, dan berbusa.
Gejala lain yang biasa dirasakan penderita penyakit celiac adalah:
·
Nyeri pada perut.
·
Perut kembung.
·
Perubahan frekuensi buang air besar,
serta perubahan warna dan bentuk kotoran.
·
Turunnya berat badan.
·
Kelelahan.
·
Kesemutan dan mati rasa pada ujung jari
tangan dan kaki, akibat rusaknya sistem saraf.
·
Muntah.
·
Pembengkakan pada tangan, telapak kaki,
lengan serta tungkai kaki, yang disebabkan menumpuknya cairan di jaringan
tubuh.
·
Rusaknya kepadatan tulang.
·
Rusaknya lapisan gigi.
·
Ruam pada kulit yang terasa gatal dan
lecet (dermatitis herpetiformis).
·
Nyeri pada sendi.
·
Gangguan keseimbangan tubuh.
·
Gangguan fungsi limpa.
·
Nyeri ulu hati.
Gejala yang biasanya dirasakan oleh bayi penderita
penyakit celiac adalah:
·
Rasa sakit.
·
Diare kronis.
·
Perut kembung.
·
Turunnya berat badan hingga kegagalan
tumbuh-kembang.
Sedangkan pada anak-anak penderita penyakit celiac,
gejala yang mungkin dirasakan adalah:
·
Konstipasi.
·
Diare.
·
Tinggi tubuh di bawah rata-rata.
·
Pubertas terlambat.
·
Gangguan neurologi, seperti ADHD,
ketidakmampuan belajar, sakit kepala, dan koordinasi otot yang buruk.
Penyebab
dan Faktor Penyakit Celiac
Penyakit celiac disebabkan oleh
reaksi tidak normal dari sistem kekebalan tubuh penderita terhadap gluten. Ini
merupakan contoh penyakit autoimun. Namun, penyebab pasti dari reaksi tidak
normal sistem kekebalan tubuh ini masih belum diketahui sampai saat ini.
Karena menganggap gluten sebagai
ancaman, maka sistem imun tubuh akan memproduksi antibodi.
Zat antibodi ini
akan membuat bulu-bulu halus (villi) di permukaan usus menjadi rusak, sehingga
proses penyerapan nutrisi dari makanan menjadi tidak sempurna.
Terkadang, penyakit celiac baru
aktif untuk pertama kalinya sesudah prosedur pembedahan, ketika kehamilan dan
kelahiran, karena infeksi virus atau gangguan emosional parah. Berikut ini
beberapa faktor yang meningkatkan risiko seseorang menderita penyakit celiac:
·
Faktor keturunan.
Jika
memiliki anggota keluarga yang mengidap penyakit celiac, maka risiko untuk
terkena penyakit celiac juga lebih besar.
·
Faktor lingkungan.
Seseorang
yang pernah mengalami infeksi sistem pencernaan, seperti infeksi rotavirus,
saat masih anak-anak akan memiliki risiko lebih besar terkena penyakit celiac.
·
Kondisi kesehatan.
Beberapa
penyakit seperti diabetes tipe 1, kolitis ulseratif, gangguan saraf, down
syndrome, sindrom Turner, sindrom Sjorgen, dan penyakit autoimun bisa
meningkatkan risiko terkena penyakit celiac.
Diagnosis
Penyakit Celiac
Diagnosis merupakan langkah dokter untuk
mengidentifikasi penyakit atau kondisi yang menjelaskan gejala dan tanda-tanda
yang dialami oleh pasien. Ada beberapa prosedur diagnosis yang akan dijalankan
dokter jika pasien dicurigai mengidap penyakit celiac, yaitu:
·
Tes fisik.
·
Tes darah.
Meningkatnya
kadar beberapa zat dalam darah bisa mengindikasikan reaksi kekebalan tubuh
terhadap gluten
·
Biopsi.
Jika
hasil tes darah pasien positif terkena penyakit celiac, maka dokter akan
memasukkan endoskop ke dalam usus untuk mengambil sampel jaringan usus guna
diperiksa di laboratorium.
·
Endoskopi kapsul.
Pasien
akan menelan kamera nirkabel seukuran kapsul vitamin untuk mengambil
gambar-gambar kondisi seluruh usus kecil dari dalam.
·
Biopsi kulit.
Jika
pasien terlihat mengidap dermatitis herpetiformis, maka diperlukan pengambilan
sampel kulit untuk memastikannya.
·
DEXA scan.
Dalam
beberapa kasus penyakit celiac, pasien akan menjalani pemeriksaan kepadatan
tulang dengan DEXA scan.
Pengobatan
Penyakit Celiac
Untuk menangani penyakit celiac,
biasanya dokter akan menyarankan penderita untuk menghindari makanan yang
mengandung gluten dengan menjalankan program diet bebas gluten. Hal ini
dilakukan untuk mencegah rusaknya dinding usus dan gejala diare serta nyeri
perut.
Selain pada makanan, gluten juga
bisa terdapat pada obat-obatan, vitamin, bahkan lipstik. Beberapa makanan alami
yang BEBAS gluten dapat dikonsumsi, contohnya daging dan ikan; sayuran dan
buha; produk olahan susu seperti keju, mentega, dan susu; kentang; beberapa
jenis tepung bebas gluten seperti tepung beras, tepung jagung, tepung kedelai,
dan tepung kentang; dan nasi
Program diet bebas gluten juga mampu
menghilangkan ruam gatal (dermatitis herpetiformis) dari kulit penderita,
ditambah dengan pemberian obat-obatan. Dokter juga umumnya meresepkan
obat-obatan steroid untuk meredakan peradangan usus kecil.
Untuk bayi penderita penyakit
celiac, jangan berikan makanan yang mengandung gluten sebelum ia berusia enam
bulan. Biasanya, ASI dan semua susu formula bayi bebas dari kandungan gluten.
Pada beberapa kasus, penyakit celiac
bisa menyebabkan kerja limpa kurang efektif sehingga penderita rentan terkena
infeksi. Oleh karena itu, penderita membutuhkan vaksinasi ekstra seperti:
·
Vaksin flu.
·
Vaksin Haemophillus influenza type B dan
meningitis C (HiB-MenC) yang melindungi dari sepsis, pneumonia, dan meningitis.
·
Vaksin pneumokokus.
Dokter juga akan menyarankan penderita untuk
mengonsumsi suplemen vitamin dan mineral. Hal ini untuk menjamin penderita
mendapatkan semua nutrisi yang dibutuhkan.
Komplikasi
Penyakit Celiac
Jika penyakit celiac tidak ditangani atau tetap
mengonsumsi makanan yang mengandung gluten, maka ada beberapa komplikasi yang
bisa diidap penderita yaitu:
·
Malabsorpsi dan malnutrisi.
Tubuh
penderita tidak bisa menyerap sempurna nutrisi yang bisa mengakibatkan anemia
defisiensi zat besi, osteoporosis, turunnya berat badan, pertumbuhan terhambat,
kelelahan, pusing, dan kebingungan.
·
Intertilitas dankeguguran.
Kurangnya
kalsium dan vitamin D bisa menyebabkan gangguan pada organ reproduksi.
·
Intoleransi laktosa.
Penderita
akan berisiko intoleransi laktosa karena tubuhnya kekurangan enzim untuk
mencerna laktosa, yang biasanya ditemukan pada produk susu seperti keju, susu,
atau yogurt.
·
Kanker.
Penderita
penyakit celiac memiliki risiko lebih besar terkena kanker usus dan limfoma
usus.
·
Berat badan bayi lahir rendah.
Risiko
ini lebih tinggi pada ibu hamil dengan penyakit celiac yang tidak terkontrol.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar