Senin, 10 April 2017

PATENT FORAMEN OVALE



Pengertian Patent Foramen Ovale
Patent foramen ovale (PFO) adalah kondisi dimana lubang atau katup yang terletak di antara bilik (atrium) kanan dan bilik kiri jantung (foramen ovale) tidak menutup setelah bayi dilahirkan. Pada kondisi normal, seharusnya foramen ovale tersebut tertutup secara otomatis setelah bayi keluar dari kandungan.

Saat berada dalam kandungan, bayi belum bisa menggunakan paru-parunya. Mereka mendapatkan darah yang kaya oksigen dan nutrisi dari sang ibu melalui tali pusat (plasenta), untuk kemudian dialirkan langsung ke bilik kanan. Ketika itu, foramen ovale berfungsi membantu mengalirkan darah yang kaya oksigen dari bilik kanan ke bilik kiri jantung, untuk kemudian diteruskan ke serambi kiri dan diedarkan ke seluruh tubuh.

Setelah bayi lahir dan menghirupkan nafas pertama, paru-paru akan mulai berfungsi secara normal, sehingga rute sirkulasi darah di dalam jantung juga berubah. Darah kaya oksigen dari paru-paru akan masuk ke bilik kiri, sehingga tekanan di bilik kiri jantung akan meningkat. Tekanan inilah yang akan menutup foramen ovale. Pada 75 persen kasus, foramen ovale ini gagal menutup. Kondisi inilah yang disebut dengan PFO.
Penyebab atau  Gejala Patent Foramen Ovale
Sejauh ini belum ditemukan apa yang menjadi penyebab pasti seseorang mengalami PFO. Namun berdasarkan hasil penelitian, faktor keturunan dan genetika turut memengaruhi terjadinya PFO.

Banyak pasien tidak menyadari bahwa mereka mengalami PFO karena umumnya penyakit ini tidak menimbulkan gejala sama sekali. Sebagian besar pasien baru sadar bahwa mereka memiliki PFO ketika melakukan pemeriksaan terhadap penyakit lain, seperti stroke atau gangguan jantung lainnya.

Dalam beberapa kasus yang sangat jarang, bayi dengan PFO bisa menunjukkan tanda-tanda seperti kulit menjadi biru ketika menangis atau buang air besar. Tanda-tanda ini biasanya hanya terjadi jika bayi menderita PFO dan penyakit jantung lain. Sedangkan pada orang dewasa, tanda-tandanya bisa berupa migrain parah atau stroke. 
Diagnosis Patent Foramen Ovale
Untuk mendiagnosis PFO, dokter biasanya akan menanyakan beberapa hal tentang gejala yang dialami pasien. Dokter juga mungkin menyarankan pasien menjalani sejumlah tes untuk memeriksa kondisi jantung. Tes itu terdiri dari:
·         Transthoracic echocardiogram.

Untuk mengidentifikasi PFO, ada dua metode pengujian melalui transthoracic echocardiogram, yaitu color flow doppler dan bubble study. Color flow doppler bekerja dengan cara melihat aliran darah dari bilik kanan ke bilik kiri melalui grafik berwarna. Sedangkan bubble study dilakukan dengan menyuntikkan larutan garam steril yang dikocok hingga berbusa dari pembuluh darah vena. Jika terlihat gelembung udara yang bergerak dari bilik kanan ke bilik kiri, itu menandakan bahwa ada celah terbuka di antara kedua bilik (positif PFO).

·         Transesophageal echocardiogram.

Metode pencitraan jantung yang kedua ini dilakukan dengan cara memasukan tabung fleksibel yang dilengkapi dengan transduser melalui mulut pasien. Transduser itu lalu diarahkan ke dalam kerongkongan sampai posisinya sejajar dengan jantung. Metode ini sangat ideal untuk pemeriksaan PFO karena dokter bisa melihat kondisi jantung dengan jarak yang lebih dekat. Metode ini juga lebih sensitif dan mampu menampilkan gambar jantung yang lebih detail dibandingkan color flow doppler dan bubble study.
Pengobatan Patent Foramen Ovale
Pada kebanyakan kasus, PFO tidak memerlukan pengobatan khusus, kecuali bagi para penderita yang mengalami kondisi medis terkait PFO yang dideritanya, seperti misalnya kadar oksigen yang rendah pada darah. Pada kondisi tertentu, dokter menyarankan pasiennya menjalani sejumlah pengobatan untuk menutup PFO, di antaranya:
·         Pemasangan alat penutup.

Tindakan medis ini dilakukan dengan cara menempatkan sebuah alat penutup di ujung kateter (tabung elastis), yang dimasukkan melalui pembuluh darah selangkangan yang diarahkan langsung ke jantung. Metode ini cukup efektif untuk menangani berbagai gangguan jantung.

·         Bedah jantung.

Umumnya metode ini dilakukan pada para penderita penyakit jantung, bukan pengobatan khusus untuk PFO. Namun jika dalam operasi dokter menemukan adanya PFO, dokter akan menutupnya pada saat yang sama.

·         Mengonsumsi aspirin atau warfarin.

Metode menggunakan obat-obatan ini digunakan bukan untuk menutup PFO, melainkan untuk mencegah sekaligus mengatasi gumpalan atau pembekuan darah di dalam jantung.
Kompolikasi Patent Foramen Ovale
Umumnya PFO tidak menimbulkan komplikasi, yang bisa menimbulkan masalah adalah jika sirkulasi darah membentuk gumpalan-gumpalan, sehingga bisa menimbulkan penyakit lain, seperti stroke, migraine,  dan hipoksia. PFO juga berpotensi meningkatkan risiko komplikasi jika terjadi bersamaan dengan sejumlah penyakit lain.
Pada kasus stroke, pasokan darah ke otak terputus akibat penyumbatan oleh gumpalan darah dari jantung. Hal ini menyebabkan kematian sel-sel pada sebagian area di otak. Orang yang memiliki PFO memiliki risiko pembetukan gumpalan darah yang lebih besar, sehingga berpotensi menyebabkan stroke.
PFO diduga juga berpengaruh terhadap migrain. Berdasarkan penelitian, beberapa orang yang pernah menjalani operasi penutupan PFO menyatakan bahwa migrain mereka berkurang secara perlahan. PFO juga bisa menimbulkan hipoksia, yaitu kondisi kurangnya pasokan oksigen bagi tubuh untuk menjalankan fungsi normalnya.
Meskipun demikian, tidak semua orang yang memiliki PFO akan mengalami penyakit-penyakit di atas. Untuk memastikan apakah ada hubungan antara PFO dengan penyakit-penyakit tersebut, penyebab, gejala, termasuk penanganan terhadap penderita PFO, penelitian masih terus dilakukan sampai saat ini.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar