Pengertian Delirium
Delirium adalah gangguan mental serius yang menyebabkan penderita mengalami kebingungan parah dan berkurangnya kesadaran terhadap lingkungan sekitar. Pada fase awal, delirium akan berkembang cukup cepat, dari beberapa jam sampai beberapa hari.
Beberapa faktor yang memperbesar risiko seseorang terkena delirium adalah:
·
Memiliki gangguan otak.
·
Berusia lanjut.
·
Pernah mengalami delirium sebelumnya.
·
Mengalami gangguan penglihatan atau
pendengaran.
Pemulihan penderita delirium tergantung dari kondisi
kesehatan fisik dan mental mereka sebelum mengidap delirium. Penderita delirium
yang memiliki penyakit serius berisiko untuk mengalami beberapa komplikasi
berikut:
·
Turunnya tingkat kesehatan secara umum.
·
Buruknya pemulihan sesudah prosedur
pembedahan.
·
Meningkatnya risiko kematian.
·
Hilangnya kemampuan berinteraksi.
·
Hilangnya kemampuan untuk merawat diri.
Gejala dan Jenis Delirium
Gejala
adalah sesuatu yang dirasakan dan diceritakan oleh penderita. Penderita akan
menunjukkan gejala-gejala setelah ia terkena delirium beberapa jam hingga
beberapa hari. Terkadang, gejala delirium akan memburuk pada malam hari.
Beberapa
gejala umum delirium adalah:
·
Berkurangnya kesadaran terhadap
lingkungan sekitarnya.
Hal ini dapat
menyebabkan ketidakmampuan untuk tetap fokus pada topik atau untuk mengganti
topik pembicaraan, mudah teralihkan oleh hal-hal yang tidak penting, dan suka
melamun sehingga tidak bereaksi terhadap hal-hal yang terjadi di sekitarnya.
·
Kemampuan berpikir yang buruk
(gangguan kognitif).
Hal ini akan
terlihat seperti buruknya daya ingat jangka pendek, disorientasi (tidak
mengetahui di mana dirinya berada), kesulitan berbicara, bicara bertele-tele,
serta kesulitan dalam memahami pembicaraan, membaca dan menulis.
·
Gangguan emosional
Penderita akan
tampak gelisah, takut atau paranoid, depresi, mudah tersinggung, apatis,
perubahan mood mendadak, dan perubahan kepribadian.
·
Perubahan perilaku.
Orang lain akan
melihat penderita delirium mengalami halusinasi, gelisah dan agresif,
mengeluarkan suara mengerang atau memanggil, menjadi pendiam dan menutup diri,
pergerakan melambat, dan terganggunya kebiasaan tidur (jam aktif dan jam tidur
menjadi terbalik).
Berdasarkan gejala yang ditunjukkan penderita,
delirium bisa dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu:
·
Delirium
hiperaktif.
Penderita
akan terlihat gelisah, seringkali berubah mood atau berhalusinasi.
·
Delirium hipoaktif.
Penderita
akan tampak tidak aktif atau mengurangi aktivitas gerak, lesu, kantuk yang
tidak normal, atau tampak linglung.
·
Delirium campuran.
Penderita
akan sering menunjukkan perubahan gejala dari delirium hiperaktif ke delirium
hipoaktif atau sebaliknya.
Penyebab
Delirium
Delirium
bisa disebabkan oleh satu atau lebih faktor. Beberapa faktor yang mungkin
menyebabkan delirium adalah:
·
Beberapa jenis pengobatan atau keracunan
obat.
·
Penyakit kronis atau parah.
·
Penyalahgunaan obat-obatan dan minuman
beralkohol.
·
Gejala putus obat atau putus minuman
beralkohol.
·
Malnutrisi atau dehidrasi.
·
Kondisi medis tertentu.
·
Gangguan tidur atau gangguan emosi
parah.
·
Ketidakseimbangan metabolisme.
·
Demam dan infeksi akut, khususnya pada
anak.
·
Terpapar racun.
·
Rasa sakit.
·
Proses pembedahan atau prosedur medis
lainnya yang melibatkan pembiusan.
Beberapa pengobatan atau kombinasi obat bisa juga
memicu munculnya delirium, yaitu:
·
Obat pereda rasa sakit.
·
Obat penyakit parkinson.
·
Obat tidur.
·
Obat asma.
·
Obat anti alergi.
·
Obat untuk kejang-kejang.
·
Obat untuk gangguan mood, seperti
depresi dan gelisah.
Diagnosis Delirium
Diagnosis merupakan langkah dokter untuk
mengidentifikasi penyakit atau kondisi yang menjelaskan gejala dan tanda-tanda
yang dialami oleh pasien. Ada beberapa pemeriksaan yang akan dilakukan dokter
untuk mendiagnosis delirium, yaitu:
·
Pemeriksaan
kondisi fisik dan neurologis.
Penderita
akan menjalani pemeriksaan fisik untuk memeriksa gangguan medis atau penyakit
yang bisa menyebabkan delirium. Pada pemeriksaan neurologis, dokter akan
mencari penyakit saraf lain atau stroke yang bisa mendasari delirium melalui
pemeriksaan kondisi penglihatan, keseimbangan, koordinasi, dan refleks.
·
Pemeriksaan
kondisi kejiwaan.
Dokter
akan menilai tingkat kesadaran, perhatian, dan daya berpikir penderita melalui
sesi wawancara, pengujian, dan penyaring
·
Pemeriksaan
lainnya.
Dokter
mungkin akan menyarankan penderita untuk menjalani tes darah, urine, dan juga
tes pencitraan otak atau dada.
Pengobatan
dan Pencegahan Delirium
Tujuan
pertama pengobatan adalah untuk menangani penyebab yang memicu munculnya
delirium. Setelah itu, terapi pengobatan akan bertujuan menciptakan lingkungan
yang sesuai untuk penyembuhan tubuh dan menenangkan pikiran penderita.
Dokter
akan mencoba mengurangi atau menghindari penggunaan obat yang bisa memicu
delirium. Namun, dokter tetap meresepkan beberapa obat yang berfungsi
mengontrol rasa nyeri yang dapat memicu delirium.
Perawatan
pendukung juga diperlukan bagi penderita delirium untuk mencegah komplikasi.
Beberapa perawatan pendukung penderita delirium adalah:
·
Melindungi saluran napas.
·
Menyediakan cairan dan nutrisi yang
dibutuhkan tubuh penderita.
·
Membantu penderita yang kesulitan
menggerakkan tubuh.
·
Menangani rasa nyeri yang dialami
penderita.
·
Mencegah penderita kehilangan kendali
atas dirinya.
·
Menghindari pemakaian pengekangan fisik
atau pemakaian tabung kandung kemih.
·
Menghindari banyak perubahan di
lingkungan sekitar penderita.
·
Mendorong adanya interaksi antara
penderita dengan keluarga atau kerabat dekatnya.
Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mencegah
atau tidak memperparah delirium, yaitu:
·
Menghindari faktor-faktor yang berisiko
memicu delirium, misalnya berada di rumah sakit dengan suasana baru, suara
berisik, pemakaian obat bius, pencahayaan kamar atau ruangan yang buruk,
kebingungan.
·
Lakukan kebiasaan tidur yang sehat.
Sediakan kamar dan lingkungan yang tenang, pencahayaan yang baik, termasuk
membantu penderita memiliki aktivitas yang seimbang di siang hari, dapat
membantunya untuk tidur lebih baik di malam hari.
·
Terus berusaha menenangkan atau
mengarahkan penderita agar tidak merasakan banyak perubahan di sekitarnya. Ini
termasuk menaruh barang-barang yang dikenal penderita di sekitarnya, sediakan
jam dan kalender, dan berupaya untuk bicara dengan suara rendah sehingga
penderita tidak terganggu.
·
Menghindari masalah medis dan komplikasi
lainnya, yang juga membantu menurunkan tingkat keparahan delirium. Diet sehat,
obat-obatan tersedia, anjuran untuk berolahraga, dan mengobati kondisi fisik
yang mengarah ke gangguan kesehatan tertentu, semua dapat membantu menurunkan
kekambuhan delirium.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar