Pengertian
Hepatitis A
Hepatitis A merupakan salah satu penyakit yang dapat
menyerang organ hati dan disebabkan oleh infeksi virus. Jumlah pengidap
penyakit ini di dunia diperkirakan mencapai 1,4 juta jiwa pada tiap tahunnya.
Sementara di Asia Tenggara sendiri, kasus hepatitis A akut menyerang sekitar
400.000 orang per tahun dengan angka kematian hingga 800 jiwa. Sebagian besar
penderita hepatitis A adalah anak-anak.
Tetapi tidak semua pengidap mengalami gejala hepatitis A. Karena itu, penyakit ini kadang sulit untuk disadari. Hanya satu dari 10 penderita hepatitis A di bawah umur enam tahun yang mengalami sakit kuning. Sedangkan pada remaja dan orang dewasa, penyakit ini biasanya menyebabkan gejala yang lebih parah dan sekitar tujuh dari 10 akan mengalami sakit kuning.
Gejala
Hepatitis A
Tidak semua pengidap hepatitis A akan menunjukkan gejala. Karena itu, penyakit ini kadang sulit disadari. Masa sejak masuknya virus sampai muncul gejala hepatitis A membutuhkan sekitar 14-40 hari. Tetapi masa inkubasi yang dialami sebagian besar pengidap penyakit ini sekitar tiga minggu.
Pengidap hepatitis A anak-anak di bawah usia enam tahun cenderung tidak menunjukkan gejala. Hanya satu dari 10 yang mengalami sakit kuning. Sedangkan pada remaja dan orang dewasa, penyakit ini biasanya menyebabkan gejala yang lebih parah dan sekitar tujuh di antara 10 akan mengalami sakit kuning.
Penyebab Hepatitis A
Penyebab penyakit ini adalah virus hepatitis A yang dapat menyebar dengan sangat mudah. Sebagian besar kasus hepatitis A di Indonesia disebabkan oleh konsumsi makanan yang telah terkontaminasi oleh tinja penderita hepatitis A akibat kebersihan yang kurang terjaga. Maka penting bagi kita, terutama anak-anak,
untuk selalu teratur mencuci tangan dan tidak jajan di tempat yang kebersihannya diragukan.
Beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan penyebaran virus ini meliputi:
·
Sanitasi yang buruk.
·
Kurangnya ketersediaan air bersih.
·
Mengonsumsi makanan mentah.
·
Kontak langsung dengan pengidap, misalnya karena hidup serumah.
·
Memakai dan berbagi jarum suntik.
·
Berhubungan seks dengan pengidap, terutama seks anal.
·
Pria yang berhubungan seks dengan sesama jenis.
·
Bekerja di area yang berhubungan dengan kotoran, misalnya selokan.
Langkah utama diagnosis hepatitis A yang disarankan adalah pemeriksaan darah. Indikasi bahwa Anda mengidap hepatitis A adalah jika hasil tes darah Anda menunjukkan adanya reaksi positif antibodi yang diproduksi oleh sistem kekebalan tubuh saat melawan virus ini.
Jika positif mengidap penyakit ini, dokter akan memeriksa kondisi hati Anda melalui tes darah penunjang yang disebut evaluasi fungsi organ hati dan USG.
Penyakit ini tidak memiliki langkah penanganan khusus. Pemulihan hanya bergantung pada sistem kekebalan tubuh yang melenyapkan virus dengan sendirinya. Langkah pengobatan hepatitis A bertujuan meringankan gejala-gejala yang dialami. Langkah-langkah pengobatannya meliputi:
·
Banyak beristirahat. Pengidap hepatitis A pasti
akan mengalami kelelahan, terutama pada awal infeksi.
·
Mengatasi mual-mual dan muntah, misalnya dengan menghindari makanan berlemak
dan makan dengan porsi sedikit. Jika gejala ini tidak berkurang, dokter
biasanya menganjurkan konsumsi obat antimuntah seperti Metocopramide. Obat ini
tersedia dalam bentuk tablet, kapsul, serbuk serta lewat suntikan.
·
Jangan mengonsumsi minuman keras atau obat-obatan yang berdampak pada hati agar
organ hati Anda juga bisa beristirahat. Jika ada obat-obatan tertentu yang
harus Anda gunakan, diskusikanlah dosis atau jenis obat yang aman dengan
dokter.
Berbeda dengan hepatitis B dan C, infeksi hepatitis A umumnya tidak menyebabkan penyakit hati jangka panjang (kronis) dan jarang yang berakibat fatal. Tapi beberapa kelompok seperti manula, orang dengan penyakit kronis seperti diabetes, orang dengan sistem kekebalan tubuh yang menurun seperti penderita HIV dan orang yang telah menderita penyakit hati sebelum terinfeksi hepatitis A lebih rentan untuk mengalami komplikasi. Berikut adalah komplikasi yang bisa terjadi:
·
Resiko mengalami gagal hati.
Komplikasi ini terjadi ketika fungsi hati menurun
drastis. Gagal hati dapat menyebabkan pengidapnya mengalami sakit kuning, mual dan
muntah-muntah. Perubahan fisik juga akan terjadi, misalnya rambut rontok, mudah
lebam dan berdarah seperti mimisan serta munculnya penumpukan cairan pada perut
dan kaki. Penderita gagal hati juga menjadi lebih rentan terhadap infeksi.
Walau jarang terjadi, risiko gagal hati tetap
harus diwaspadai karena perkembangan kondisi pengidapnya perlu terus dipantau
oleh dokter spesialis hati.
·
Risiko kambuhnya Infeksi.
Infeksi hepatitis A terkadang dapat datang
kembali. Kambuhnya hepatitis A bisa terjadi lebih dari satu kali setelah
infeksi pertama.
·
Risiko mengalami kolestasis.
Kolestasis biasanya terjadi pada pengidap
hepatitis A yang berusia lebih tua. Kondisi ini dapat sembuh dengan sendirinya
tanpa pengobatan khusus. Komplikasi ini terjadi ketika cairan empedu menumpuk
di dalam hati. Gejala-gejalanya meliputi penurunan berat badan,demam, sakit
kuning yang tidak kunjung sembuh dan diare.
Pencegahan Hepatitis A
Pencegahan hepatitis A yang utama adalah dengan
menjaga kebersihan. Hal ini dapat dilakukan dengan langkah-langkah mudah
seperti:
·
Selalu mencuci tangan dengan sabun dan
air bersih, contohnya sebelum makan, sebelum mengolah makanan dan setelah ke
toilet.
·
Jangan berbagi barang-barang pribadi
seperti sikat gigi atau handuk.
·
Jangan saling meminjamkan peralatan
makan.
·
Selalu memasak makanan sampai matang dan
merebus air sampai mendidih.
·
Hindari jajan di pedagang kaki lima yang
kebersihannya kurang terjaga.
·
Hindari konsumsi makanan mentah yang
berasal dari perairan yang terkontaminasi, misalnya tiram.
Pencegahan
infeksi hepatitis A juga dapat dicegah melalui vaksinasi yang dilakukan
sebanyak dua kali dengan selang waktu 6-12 bulan. Vaksin ini dianjurkan bagi
mereka yang berisiko tinggi terkena hepatitis A, misalnya pengidap penyakit
hati kronis, pria yang berhubungan seks dengan sesama pria, orang yang sering
menggunakan jarum suntik seperti pengguna obat-obatan terlarang dan orang yang
bekerja di area yang berhubungan dengan kotoran seperti selokan.
Di negara
Indonesia sendiri, vaksin ini tidak termasuk ke dalam imunisasi wajib. Tetapi
telah tersedia dan bisa diberikan mulai dari anak yang berusia dua tahun hingga
orang dewasa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar