Pengertian
Kekurangan Yodium
Kekurangan yodium adalah kondisi yang terjadi ketika
seseorang kurang mendapatkan asupan yodium sehingga tubuh tidak mampu
menghasilkan hormon tiroid secara memadai. Kekurangan yodium berat akan
menyebabkan beberapa masalah kesehatan seperti gondok (goiter),hipotiroidisme,
kretinisme, dan penurunan kesuburan pada wanita. Pada lingkup populasi,
kekurangan yodium berat dapat meningkatkan angka kematian bayi serta
keterbelakangan mental.
Yodium (iodine) merupakan
sebuah senyawa kimia yang tidak mampu diproduksi oleh tubuh. Oleh karenanya,
kecukupan kadar yodium dalam tubuh sangat bergantung dari asupan makanan
sehari-hari.
Di Indonesia sendiri, gangguan akibat kekurangan yodium
masih menjadi salah satu masalah gizi yang paling utama. Kondisi ini seringkali
dijumpai pada daerah pegunungan, di mana konsumsi makanan sehari-hari masih
sangat bergantung pada produksi pangan setempat dengan kondisi tanah yang
miskin yodium.
Gambaran
Kebutuhan Yodium
Yodium merupakan salah satu mineral penting yang dibutuhkan
oleh tubuh dalam jumlah tertentu. Fungsi utama yodium adalah untuk sintesis
hormon di dalam kelenjar tiroid. Sumber utama yodium diperoleh adalah dari
makanan yang mengandung garam atau dari makanan laut.
Kebutuhan yodium harian untuk orang dewasa berkisar antara
0,1-0,15 mg per hari. Detail kebutuhan yodium sesuai kelompok umur berdasarkan
rekomendasi Institut Kedokteran Amerika Serikat dapat dilihat sebagai berikut:
·
Dewasa = 0,15 mg per hari.
·
Wanita hamil = 0,22 mg per hari.
·
Wanita menyusui = 0,29 mg per hari.
·
Anak usia 1-11 tahun = 0,09-0,12 mg per hari.
·
Bayi = 0,11-0,13 mg per hari.
Rata-rata, kebutuhan yodium maksimal untuk orang dewasa
adalah 1,1 mg per hari, dan kurang dari itu untuk anak-anak. Saat ini, sumber
utama yodium adalah garam dapur yang sudah ditambahkan garam yodium. Sedangkan
sisanya berasal dari makanan laut. Perlu diingat bahwa kandungan yodium dalam
tanah sangat sedikit sehingga sulit untuk mendapatkan sayuran dengan kandungan
yodium tinggi. Beberapa jenis makanan bukan dari laut, namun mengandung yodium
tinggi antara lain adalah kuning telur, susu, dan produk dari susu. Kandungan
yodium pada makanan tersebut berasal dari tambahan yodium untuk pakan ternak
(terutama ayam dan sapi).
Daftar makanan dengan kandungan yodium tinggi adalah sebagai
berikut:
·
Garam dapur beryodium.
·
Ikan air laut.
·
Kerang.
·
Rumput laut.
·
Susu sapi dan produk olahannya (keju, yoghurt,
es krim).
·
Telur.
·
Susu kedelai.
·
Kecap.
·
Multivitamin yang mengandung yodium.
Penyakit –penyakit
Akibat Kekurangan Yodium
Yodium dalam makanan akan diserap langsung oleh usus
kemudian disimpan dalam bentuk konsentrat di dalam kelenjar tiroid. Yodium di
dalam tiroid akan digunakan untuk membentuk dua hormon tiroid, yaitu tiroksin
(T4) dan triiodotironin (T3). Kedua hormon ini penting untuk perkembangan
jaringan saraf, perkembangan seksual, pertumbuhan, pengaturan metabolisme
tubuh, suhu tubuh dan energi.
Ketika tubuh mengalami kekurangan yodium, kandungan hormon
T4 dalam darah akan mengalami penurunan. Tubuh akan berusaha menyeimbangkan
keadaan dengan cara mengaktivasi thyroid-stimulating hormone (TSH).
Hormon TSH akan memaksa kelenjar tiroid untuk bekerja lebih keras guna
menghasilkan hormon tiroid. Kerja hormon TSH menyebabkan peningkatan signifikan
pada kadar T3, yang jauh lebih aktif daripada T4 dan membutuhkan lebih sedikit
yodium. Hal tersebut adalah cara tubuh untuk mengimbangi rendahnya produksi T4
karena kekurangan yodium.
Beberapa penyakit yang muncul akibat kekurangan yodium di
dalam tubuh adalah sebagai berikut:
·
Penyakit gondok.
Gondok merupakan penyakit yang
umum yang terjadi akibat kekurangan yodium, dengan gejala berupa pembesaran
pada kelenjar tiroid. Pembesaran kelenjar pada awalnya menyebar (difus) dengan
permukaan yang licin. Jika kekurangan yodium pada seseorang terjadi terus-menerus,
bentuk permukaan kelenjar tiroid yang membesar akan tampak berbenjol-benjol
(nodular). Gondok pada anak-anak umumnya merupakan gondok difus, sedangkan pada
orang dewasa umumnya merupakan gondok nodular. Jika gondok berkembang menjadi
cukup besar, dapat muncul gejala-gejala berikut:
a.
Sakit tenggorokan.
b.
Sesak napas.
c.
Batuk.
d.
Sulit menelan.
·
Hipotiroidisme.
Hipotiroidisme adalah keadaan di mana kelenjar tiroid tidak dapat
mengasilkan hormon yang cukup. Salah satu penyebab keadaan ini adalah adanya
kekurangan yodium berat yang terjadi dalam jangka waktu yang cukup lama.
Kurangnya kadar yodium menyebabkan hormon tiroid, yaitu T3 dan T4, dalam darah
berkurang secara signifikan.Pada orang dewasa, hipotiroidisme dapat diamati
dari gejala-gejalanya. Sedangkan pada anak-anak dan janin, hipotiroidisme dapat
menyebabkan kretinisme, keterlambatan perkembangan sistem saraf pusat,
keterbelakangan mental permanen, kelainan saraf, dan pertumbuhan abnormal.
Gejala hipotiroidisme adalah sebagai berikut:
a.
Lelah atau letih.
b.
Kenaikan berat badan.
c.
Kulit kering.
d.
Sembelit.
e.
Depresi.
f.
Intoleransi terhadap suhu dingin.
g.
Gangguan daya ingat.
h.
Detak jantung melemah.
i.
Gangguan pada pola menstruasi atau mengalami
menstruasi lebih berat dari biasanya.
j.
Nyeri sendi.
Pada anak-anak, gejala hipotiroidisme yang dapat terobservasi dan berbeda
dari gejala hipotiroidisme pada dewasa adalah sebagai berikut:
a.
Pertumbuhan yang buruk (menyebabkan tubuh lebih
pendek dari rata-rata).
b.
Keterlambatan perkembangan gigi tetap.
c.
Keterlambatan perkembangan pubertas.
d.
Gangguan perkembangan mental.
Pada bayi, gejala hipotiroidisme yang dapat terobservasi adalah sebagai
berikut :
a.
Kulit menguning (jaundice).
b.
Sering tersedak.
c.
Lidah yang besar dan terjulur (menonjol).
d.
Wajah seperti membengkak.
Tanpa penanganan medis yang baik, hipotiroidisme dapat menimbulkan
berbagai komplikasi seperti gangguan jantung, gangguan mental, kemandulan (terutama
pada wanita), kelainan pada bayi pasca kelahiran.
·
Kretinisme.
Merupakan kelainan yang muncul akibat kekurangan yodium yang terjadi pada
janin sewaktu masih dalam kandungan. Kretinisme merupakan bentuk kekurangan
yodium yang paling ekstrim pada seseorang. Kretinisme dibagi menjadi dua jenis
yaitu kretinisme neurologis dan kreinisme miksedema.
a.
Kretinisme neurologis.
Disebabkan oleh kekurangan yodium dan hipotiroidisme pada ibu selama
mengandung janin. Ciri-ciri kretinisme neurologis yaitu:
1.
Keterbelakangan mental.
2.
Cara berjalan yang tidak normal.
3.
Bisu-tuli pada anak.
b.
Kretinisme miksedema.
Disebabkan oleh kekurangan yodium dan hipotiroidisme pada ibu hamil,
terutama pada akhir kehamilan atau fase neonatal. Ciri-ciri kretinisme
miksedema yaitu:
1.
Keterbelakangan mental.
2.
Bertubuh pendek.
3.
Gondok pada anak.
4.
Hipotiroidisme pada anak.
·
Keterbelakangan mental.
Secara
global, kekurangan yodium merupakan salah satu faktor keterbelakangan mental
pada anak-anak, terutama di daerah yang rentan mengalami kekurangan yodium,
seperti pegunungan. Meskipun anak yang dilahirkan dari ibu yang mengalami
defisiensi yodium memiliki fungsi tiroid yang normal, mereka cenderung memiliki
kemampuan bahasa dan memori lebih rendah dari rata-rata.
Diagnosis
Kekurangan Yodium
Diagnosis dan deteksi kadar yodium pada ibu hamil dan
anak-anak menjadi semakin penting dewasa ini, terutama di daerah endemik
kekurangan yodium. Deteksi kekurangan yodium pada dua kelompok tersebut cukup
penting mengingat risiko berbagai penyakit yang diakibatkan oleh kekurangan
yodium. Beberapa jenis metode yang dapat digunakan untuk diagnosis kekurangan
yodium adalah sebagai berikut:
·
Pemeriksaan fisik.
Dokter mungkin akan langsung menyadari adanya pembesaran kelenjar tiroid
hanya dengan memeriksa daerah leher penderita. Penderita akan diminta untuk
melakukan gerakan menelan beberapa kali selama pemeriksaan untuk memastikan
kelenjar yang teraba. Kelenjar tiroid akan ikut bergerak naik-turun pada waktu
menelan.
·
Pemeriksaan fungsi tiroid.
Metode diagnosis studi fungsi tiroid adalah dengan cara mengukur kadar
hormon TSH, triiodotironin (T3) dan tiroksin (T4) dalam darah. Pada penderita
kekurangan yodium dan eutiroidisme, kandungan TSH dalam darah umumnya berada
pada level normal atau mengalami peningkatan. Kandungan T3 dalam darah akan
cenderung mengalami peningkatan sedangkan T4 akan mengalami penurunan. Pada
penderita kekurangan yodium ekstrim, baik kandungan T3 maupun T4 akan mengalami
penurunan dari level normal diikuti dengan kenaikan level TSH di atas normal.
·
Studi pemindaian tiroid.
Metode ini menggunakan iodin radioaktif yang disuntikkan untuk memantau
respons tiroid, kemudian dipindai menggunakan ultrasonografi. Diagnosis awal
yang dilakukan sebelum tes ini adalah memantau kadar hormon TSH. Jika kadar TSH
mengalami peningkatan maka tes ini dapat secara relevan digunakan. Pada orang
dengan kadar yodium normal, penyerapan iodin radioaktif oleh tiroid hanya
sedikit terjadi. Sedangkan pada orang yang mengalami kekurangan yodium, akan
terjadi penyerapan iodin radioaktif oleh tiroid dalam jumlah banyak
·
Pemeriksaan yodium pada urin.
Prinsip dari pemeriksaan ini adalah ginjal akan membuang 90% yodium yang
diserap oleh tubuh. Pemeriksaan ini dapat digunakan untuk mendiagnosis apakah
suatu populasi menderita kekurangan yodium atau tidak. Urine yang diambil untuk
diagnosis adalah urine median per 24 jam. Tabel di bawah ini menjelaskan
korelasi antara nilai yodium dalam urine, kemungkinan asupan yodium, serta
kondisi kecukupan yodium pada seseorang.
·
Biopsi.
Untuk
mengambil sampel jaringan kelenjar tiroid dengan menggunakan jarum halus, yang
kemudian akan diperiksa di laboratorium. Prosedur ini dapat dituntun dengan
ultrasonografi untuk menentukan lokasi pasti pengambilan jaringan.
Pengobatan
Kekurangan Yodium
Tujuan dari pengobatan terhadap pasien kekurangan yodium
adalah untuk menghindari morbiditas dan komplikasi akibat kekurangan yodium.
Beberapa jenis pengobatan yang dapat dilakukan untuk mengobati kekurangan
yodium adalah:
·
Observasi.
Pada penderita penyakit gondok, jika ukuran gondok masih kecil dan tidak
menimbulkan masalah serta berfungsi dengan baik, dokter akan melakukan
observasi terlebih dahulu sebelum memberikan pengobatan.
·
Levotiroksin.
Levotiroksin (L-tiroksin) merupakan hormon tiroksin (T4) yang dibuat
secara sintesis sebagai pengganti tiroksin alami. Pemberian levotiroksin
umumnya efektif pada ibu hamil dan anak-anak, namun kurang efektif pada orang
dewasa. Pemberian levotiroksin perlu diawasi penggunaannya karena dikhawatirkan
terjadi tirotoksikosis, di mana kadar T3 dan T4 dalam tubuh sangat tinggi.
·
Kalium lodida (KI).
Kalium iodida merupakan salah satu garam yang sering digunakan untuk
pengobatan kekurangan yodium dan termasuk ke dalam golongan agen antitiroid.
Kalium iodida dapat dikonsumsi dalam bentuk tablet, larutan oral, laruan
intramuskular, atau sebagai suplemen pada makanan dan minuman. Kalium iodida
sering digunakan sebagai suplemen penambah yodium dikarenakan sifatnya yang
mudah diserap oleh usus.
·
Yodium radioaktif.
Yodium radioaktif telah terbukti mampu mengecilkan ukuran gondok eutiroid
hingga 40-60%. Efek samping yang bisa terjadi dari terapi menggunakan yodium
radioaktif adalah hipotiroidisme permanen.
·
Pembedahan tiroidektomi.
Pembedahan
merupakan metode pengobatan standar yang digunakan untuk mengobati gondok
berukuran besar. Gondok yang berukuran besar dapat menyebabkan berbagai
gangguan pada pasien seperti suara parau dan gangguan menelan. Jika gondok
menyebar hingga mediastinum anterior, pembedahan tiroidektomi sangat dianjurkan
meskipun tidak ada gangguan pada tenggorokan pasien. Setelah dilakukan
pembedahan, pasien akan diberikan levotiroksin sebagai pengganti hormon tiroid.
Pencegahan Kekurangan
Yodium
Prinsip pencegahan berbagai penyakit akibat kekurangan
yodium adalah dengan mendapatkan asupan yodium yang cukup sesuai dengan rekomendasi.
Pada level populasi, kekurangan yodium di suatu daerah dapat dicegah dengan
cara menambahkan yodium ke dalam makanan dan minuman. Umunya langkah ini
dilakukan dengan cara menambahkan yodium pada garam meja yang digunakan
sehari-hari. Pada beberapa negara berkembang, tambahan yodium dilakukan dengan
cara injeksi suplemen yodium dalam bentuk minyak.
Penambahan yodium pada suplemen makanan dan minuman harus
sesuai dengan rekomendasi instansi kesehatan terkait. Pada orang dewasa, asupan
yodium sebanyak 0,15 mg perhari sudah cukup untuk menjaga fungsi tiroid dengan
optimal. Cara yang paling mudah untuk menjaga asupan yodium adalah menggunakan
garam beryodium pada makanan. Pada orang vegetarian, selain dengan asupan
yodium dari garam, dapat dianjurkan untuk mengonsumsi sumber yodium lain
seperti susu, produk susu, dan telur.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar