Selasa, 26 Desember 2017

KEKURANGAN YODIUM



Pengertian Kekurangan Yodium

Kekurangan yodium adalah kondisi yang terjadi ketika seseorang kurang mendapatkan asupan yodium sehingga tubuh tidak mampu menghasilkan hormon tiroid secara memadai. Kekurangan yodium berat akan menyebabkan beberapa masalah kesehatan seperti gondok (goiter),hipotiroidisme, kretinisme, dan penurunan kesuburan pada wanita. Pada lingkup populasi, kekurangan yodium berat dapat meningkatkan angka kematian bayi serta keterbelakangan mental.

Yodium (iodine) merupakan sebuah senyawa kimia yang tidak mampu diproduksi oleh tubuh. Oleh karenanya, kecukupan kadar yodium dalam tubuh sangat bergantung dari asupan makanan sehari-hari.

Di Indonesia sendiri, gangguan akibat kekurangan yodium masih menjadi salah satu masalah gizi yang paling utama. Kondisi ini seringkali dijumpai pada daerah pegunungan, di mana konsumsi makanan sehari-hari masih sangat bergantung pada produksi pangan setempat dengan kondisi tanah yang miskin yodium.

Gambaran Kebutuhan Yodium

Yodium merupakan salah satu mineral penting yang dibutuhkan oleh tubuh dalam jumlah tertentu. Fungsi utama yodium adalah untuk sintesis hormon di dalam kelenjar tiroid. Sumber utama yodium diperoleh adalah dari makanan yang mengandung garam atau dari makanan laut.

Kebutuhan yodium harian untuk orang dewasa berkisar antara 0,1-0,15 mg per hari. Detail kebutuhan yodium sesuai kelompok umur berdasarkan rekomendasi Institut Kedokteran Amerika Serikat dapat dilihat sebagai berikut:

·         Dewasa = 0,15 mg per hari.

·         Wanita hamil = 0,22 mg per hari.

·         Wanita menyusui = 0,29 mg per hari.

·         Anak usia 1-11 tahun = 0,09-0,12 mg per hari.

·         Bayi = 0,11-0,13 mg per hari.

Rata-rata, kebutuhan yodium maksimal untuk orang dewasa adalah 1,1 mg per hari, dan kurang dari itu untuk anak-anak. Saat ini, sumber utama yodium adalah garam dapur yang sudah ditambahkan garam yodium. Sedangkan sisanya berasal dari makanan laut. Perlu diingat bahwa kandungan yodium dalam tanah sangat sedikit sehingga sulit untuk mendapatkan sayuran dengan kandungan yodium tinggi. Beberapa jenis makanan bukan dari laut, namun mengandung yodium tinggi antara lain adalah kuning telur, susu, dan produk dari susu. Kandungan yodium pada makanan tersebut berasal dari tambahan yodium untuk pakan ternak (terutama ayam dan sapi).

Daftar makanan dengan kandungan yodium tinggi adalah sebagai berikut:

·         Garam dapur beryodium.

·         Ikan air laut.

·         Kerang.

·         Rumput laut.

·         Susu sapi dan produk olahannya (keju, yoghurt, es krim).

·         Telur.

·         Susu kedelai.

·         Kecap.

·         Multivitamin yang mengandung yodium.

Penyakit –penyakit Akibat Kekurangan Yodium

Yodium dalam makanan akan diserap langsung oleh usus kemudian disimpan dalam bentuk konsentrat di dalam kelenjar tiroid. Yodium di dalam tiroid akan digunakan untuk membentuk dua hormon tiroid, yaitu tiroksin (T4) dan triiodotironin (T3). Kedua hormon ini penting untuk perkembangan jaringan saraf, perkembangan seksual, pertumbuhan, pengaturan metabolisme tubuh, suhu tubuh dan energi.

Ketika tubuh mengalami kekurangan yodium, kandungan hormon T4 dalam darah akan mengalami penurunan. Tubuh akan berusaha menyeimbangkan keadaan dengan cara mengaktivasi thyroid-stimulating hormone (TSH). Hormon TSH akan memaksa kelenjar tiroid untuk bekerja lebih keras guna menghasilkan hormon tiroid. Kerja hormon TSH menyebabkan peningkatan signifikan pada kadar T3, yang jauh lebih aktif daripada T4 dan membutuhkan lebih sedikit yodium. Hal tersebut adalah cara tubuh untuk mengimbangi rendahnya produksi T4 karena kekurangan yodium.

Beberapa penyakit yang muncul akibat kekurangan yodium di dalam tubuh adalah sebagai berikut:

·         Penyakit gondok.

Gondok  merupakan penyakit yang umum yang terjadi akibat kekurangan yodium, dengan gejala berupa pembesaran pada kelenjar tiroid. Pembesaran kelenjar pada awalnya menyebar (difus) dengan permukaan yang licin. Jika kekurangan yodium pada seseorang terjadi terus-menerus, bentuk permukaan kelenjar tiroid yang membesar akan tampak berbenjol-benjol (nodular). Gondok pada anak-anak umumnya merupakan gondok difus, sedangkan pada orang dewasa umumnya merupakan gondok nodular. Jika gondok berkembang menjadi cukup besar, dapat muncul gejala-gejala berikut:

a.       Sakit tenggorokan.

b.      Sesak napas.

c.       Batuk.

d.      Sulit menelan.

·         Hipotiroidisme.

Hipotiroidisme adalah keadaan di mana kelenjar tiroid tidak dapat mengasilkan hormon yang cukup. Salah satu penyebab keadaan ini adalah adanya kekurangan yodium berat yang terjadi dalam jangka waktu yang cukup lama. Kurangnya kadar yodium menyebabkan hormon tiroid, yaitu T3 dan T4, dalam darah berkurang secara signifikan.Pada orang dewasa, hipotiroidisme dapat diamati dari gejala-gejalanya. Sedangkan pada anak-anak dan janin, hipotiroidisme dapat menyebabkan kretinisme, keterlambatan perkembangan sistem saraf pusat, keterbelakangan mental permanen, kelainan saraf, dan pertumbuhan abnormal. Gejala hipotiroidisme adalah sebagai berikut:

a.       Lelah atau letih.

b.      Kenaikan berat badan.

c.       Kulit kering.

d.      Sembelit.

e.      Depresi.

f.        Intoleransi terhadap suhu dingin.

g.       Gangguan daya ingat.

h.      Detak jantung melemah.

i.         Gangguan pada pola menstruasi atau mengalami menstruasi lebih berat dari biasanya.

j.        Nyeri sendi.

Pada anak-anak, gejala hipotiroidisme yang dapat terobservasi dan berbeda dari gejala hipotiroidisme pada dewasa adalah sebagai berikut:

a.       Pertumbuhan yang buruk (menyebabkan tubuh lebih pendek dari rata-rata).

b.      Keterlambatan perkembangan gigi tetap.

c.       Keterlambatan perkembangan pubertas.

d.      Gangguan perkembangan mental.

Pada bayi, gejala hipotiroidisme yang dapat terobservasi adalah sebagai berikut :

a.       Kulit menguning (jaundice).

b.      Sering tersedak.

c.       Lidah yang besar dan terjulur (menonjol).

d.      Wajah seperti membengkak.

Tanpa penanganan medis yang baik, hipotiroidisme dapat menimbulkan berbagai komplikasi seperti gangguan jantung, gangguan mental, kemandulan (terutama pada wanita), kelainan pada bayi pasca kelahiran.

·         Kretinisme.

Merupakan kelainan yang muncul akibat kekurangan yodium yang terjadi pada janin sewaktu masih dalam kandungan. Kretinisme merupakan bentuk kekurangan yodium yang paling ekstrim pada seseorang. Kretinisme dibagi menjadi dua jenis yaitu kretinisme neurologis dan kreinisme miksedema.

a.       Kretinisme neurologis.

Disebabkan oleh kekurangan yodium dan hipotiroidisme pada ibu selama mengandung janin. Ciri-ciri kretinisme neurologis yaitu:

1.       Keterbelakangan mental.

2.       Cara berjalan yang tidak normal.

3.       Bisu-tuli pada anak.

b.      Kretinisme miksedema.

Disebabkan oleh kekurangan yodium dan hipotiroidisme pada ibu hamil, terutama pada akhir kehamilan atau fase neonatal. Ciri-ciri kretinisme miksedema yaitu:

1.       Keterbelakangan mental.

2.       Bertubuh pendek.

3.       Gondok pada anak.

4.       Hipotiroidisme pada anak.

·         Keterbelakangan mental.

Secara global, kekurangan yodium merupakan salah satu faktor keterbelakangan mental pada anak-anak, terutama di daerah yang rentan mengalami kekurangan yodium, seperti pegunungan. Meskipun anak yang dilahirkan dari ibu yang mengalami defisiensi yodium memiliki fungsi tiroid yang normal, mereka cenderung memiliki kemampuan bahasa dan memori lebih rendah dari rata-rata.

Diagnosis Kekurangan Yodium

Diagnosis dan deteksi kadar yodium pada ibu hamil dan anak-anak menjadi semakin penting dewasa ini, terutama di daerah endemik kekurangan yodium. Deteksi kekurangan yodium pada dua kelompok tersebut cukup penting mengingat risiko berbagai penyakit yang diakibatkan oleh kekurangan yodium. Beberapa jenis metode yang dapat digunakan untuk diagnosis kekurangan yodium adalah sebagai berikut:

·         Pemeriksaan fisik.

Dokter mungkin akan langsung menyadari adanya pembesaran kelenjar tiroid hanya dengan memeriksa daerah leher penderita. Penderita akan diminta untuk melakukan gerakan menelan beberapa kali selama pemeriksaan untuk memastikan kelenjar yang teraba. Kelenjar tiroid akan ikut bergerak naik-turun pada waktu menelan.

·         Pemeriksaan fungsi tiroid.

Metode diagnosis studi fungsi tiroid adalah dengan cara mengukur kadar hormon TSH, triiodotironin (T3) dan tiroksin (T4) dalam darah. Pada penderita kekurangan yodium dan eutiroidisme, kandungan TSH dalam darah umumnya berada pada level normal atau mengalami peningkatan. Kandungan T3 dalam darah akan cenderung mengalami peningkatan sedangkan T4 akan mengalami penurunan. Pada penderita kekurangan yodium ekstrim, baik kandungan T3 maupun T4 akan mengalami penurunan dari level normal diikuti dengan kenaikan level TSH di atas normal.

·         Studi pemindaian tiroid.

Metode ini menggunakan iodin radioaktif yang disuntikkan untuk memantau respons tiroid, kemudian dipindai menggunakan ultrasonografi. Diagnosis awal yang dilakukan sebelum tes ini adalah memantau kadar hormon TSH. Jika kadar TSH mengalami peningkatan maka tes ini dapat secara relevan digunakan. Pada orang dengan kadar yodium normal, penyerapan iodin radioaktif oleh tiroid hanya sedikit terjadi. Sedangkan pada orang yang mengalami kekurangan yodium, akan terjadi penyerapan iodin radioaktif oleh tiroid dalam jumlah banyak

·         Pemeriksaan yodium pada urin.

Prinsip dari pemeriksaan ini adalah ginjal akan membuang 90% yodium yang diserap oleh tubuh. Pemeriksaan ini dapat digunakan untuk mendiagnosis apakah suatu populasi menderita kekurangan yodium atau tidak. Urine yang diambil untuk diagnosis adalah urine median per 24 jam. Tabel di bawah ini menjelaskan korelasi antara nilai yodium dalam urine, kemungkinan asupan yodium, serta kondisi kecukupan yodium pada seseorang.

·         Biopsi.

Untuk mengambil sampel jaringan kelenjar tiroid dengan menggunakan jarum halus, yang kemudian akan diperiksa di laboratorium. Prosedur ini dapat dituntun dengan ultrasonografi untuk menentukan lokasi pasti pengambilan jaringan.

Pengobatan Kekurangan Yodium

Tujuan dari pengobatan terhadap pasien kekurangan yodium adalah untuk menghindari morbiditas dan komplikasi akibat kekurangan yodium. Beberapa jenis pengobatan yang dapat dilakukan untuk mengobati kekurangan yodium adalah:

·         Observasi.

Pada penderita penyakit gondok, jika ukuran gondok masih kecil dan tidak menimbulkan masalah serta berfungsi dengan baik, dokter akan melakukan observasi terlebih dahulu sebelum memberikan pengobatan.

·         Levotiroksin.

Levotiroksin (L-tiroksin) merupakan hormon tiroksin (T4) yang dibuat secara sintesis sebagai pengganti tiroksin alami. Pemberian levotiroksin umumnya efektif pada ibu hamil dan anak-anak, namun kurang efektif pada orang dewasa. Pemberian levotiroksin perlu diawasi penggunaannya karena dikhawatirkan terjadi tirotoksikosis, di mana kadar T3 dan T4 dalam tubuh sangat tinggi.

·         Kalium lodida (KI).

Kalium iodida merupakan salah satu garam yang sering digunakan untuk pengobatan kekurangan yodium dan termasuk ke dalam golongan agen antitiroid. Kalium iodida dapat dikonsumsi dalam bentuk tablet, larutan oral, laruan intramuskular, atau sebagai suplemen pada makanan dan minuman. Kalium iodida sering digunakan sebagai suplemen penambah yodium dikarenakan sifatnya yang mudah diserap oleh usus.

·         Yodium radioaktif.

Yodium radioaktif telah terbukti mampu mengecilkan ukuran gondok eutiroid hingga 40-60%. Efek samping yang bisa terjadi dari terapi menggunakan yodium radioaktif adalah hipotiroidisme permanen.

·         Pembedahan tiroidektomi.

Pembedahan merupakan metode pengobatan standar yang digunakan untuk mengobati gondok berukuran besar. Gondok yang berukuran besar dapat menyebabkan berbagai gangguan pada pasien seperti suara parau dan gangguan menelan. Jika gondok menyebar hingga mediastinum anterior, pembedahan tiroidektomi sangat dianjurkan meskipun tidak ada gangguan pada tenggorokan pasien. Setelah dilakukan pembedahan, pasien akan diberikan levotiroksin sebagai pengganti hormon tiroid.

Pencegahan Kekurangan Yodium

Prinsip pencegahan berbagai penyakit akibat kekurangan yodium adalah dengan mendapatkan asupan yodium yang cukup sesuai dengan rekomendasi. Pada level populasi, kekurangan yodium di suatu daerah dapat dicegah dengan cara menambahkan yodium ke dalam makanan dan minuman. Umunya langkah ini dilakukan dengan cara menambahkan yodium pada garam meja yang digunakan sehari-hari. Pada beberapa negara berkembang, tambahan yodium dilakukan dengan cara injeksi suplemen yodium dalam bentuk minyak.

Penambahan yodium pada suplemen makanan dan minuman harus sesuai dengan rekomendasi instansi kesehatan terkait. Pada orang dewasa, asupan yodium sebanyak 0,15 mg perhari sudah cukup untuk menjaga fungsi tiroid dengan optimal. Cara yang paling mudah untuk menjaga asupan yodium adalah menggunakan garam beryodium pada makanan. Pada orang vegetarian, selain dengan asupan yodium dari garam, dapat dianjurkan untuk mengonsumsi sumber yodium lain seperti susu, produk susu, dan telur.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar